• Tidak ada hasil yang ditemukan

Periode terbentuknya Pancasila

N/A
N/A
Astrid Nadia Alimah

Academic year: 2023

Membagikan "Periode terbentuknya Pancasila"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1. Periode terbentuknya Pancasila dibagi menjadi tiga, yaitu periode pengusulan Pancasila, periode perumusan Pancasila, dan periode pengesahan Pancasila. Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing periode :

a) Periode pengusulan Pancasila

Perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. Sidang tersebut menampilkan beberapa pembicara, yaitu Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo. Keempat tokoh tersebut menyampaikan usulan tentang dasar negara menurut pandangannya masing-masing. Usulan Ir. Soekarno diantarannya adalah Nasionalisme atau Kebangasaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan yang berkebudayaan. Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno, dan kemudian dibentuk Panitia Sembilan yang bertugas menampung usul-usul seputar calon dasar negara.

b) Periode perumusan Pancasila

Hal terpenting yang mengemukakan dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 – 16 Juli 1945 adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Sila pertama Piagam Jakarta

“Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk – pemeluknya. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Pemerintah Pendudukan Jepang di Jakarta mengeluarkan maklumat berisi pertengahan agustus 1945 akan dibentuk PPKI, panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19 Agustus 1945, dan direncanakannya 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan.

c) Periode pengesahan Pancasila

Sehari setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yakni 18 Agustus 1945, PPKI bersidang untuk menentukan dan menegaskan posisi bangsa Indonesia dari semula bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka.

2. Alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia adalah :

(2)

- Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia

Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia melalui peran agama – agama besar, seperti peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil inkulturasi, yaitu proses perpaduan berbagai elemen budaya dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadikan masyarakat berkembang secara dinamis. Akulturasi adalah perubahan besar yang terjadi sebagai akibat dari kontak antarkebudayaan yang berlangsung lama.

- Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologi bangsa.

- Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

Pancasila dikatakan sebagai padangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata.

- Pancasila sebagai jiwa bangsa

Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia.

Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.

- Pancasila sebagai perjanjian luhur

Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri negara sebagai dasar negara Indonesia.

Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

(3)

3. Persaman Piagam Jakarta dan Pancasila

Piagam Jakarta dan Pancasila memiliki persamaan yaitu memuat 5 rumusan dasar negara Indonesia yang sah. Lebih tepatnya pada paragraf keempat dan terakhir dari Piagam Jakarta terkandung 4 butir sila yang sama persis dengan 4 sila dalam Pancasila yakni sila kedua sampai kelima Pancasila. Dengan kata lain, Piagam Jakarta mengandung lima sila yang menjadi bagian dari ideologi Pancasila. Namun, Piagam Jakarta dan Pancasila juga memiliki perbedaan yaitu pada sila pertama Piagam Jakarta tercantum frasa “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” yang dikenal dengan sebutan “tujuh kata” yang pada akhirnya dihapus dari sila pertama Pancasila. Jadi pada Pancasila sila pertama berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”

sedangkan pada Piagam Jakarta sila pertamanya berbunyi “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Alasan dirubahnya Sila ke-1 pada Piagam Jakarta

Penghapusan tujuh kata tersebut diusulkan oleh Mohammad Hatta dikarenakan pada malam hari tanggal 17 Agustus 1945, seorang opsir kaigun (Angkatan Laut) Jepang mendatangi Hatta dan mengabari bahwa kelompok nasionalis beragama Kristen di Indonesia Timur menolak tujuh kata tersebut karena dianggap diskriminatif terhadap penganut agama minoritas, dan mereka bahkan menyatakan lebih baik mendirikan negara sendiri di luar Republik Indonesia jika tujuh kata tersebut tidak dicabut.

4. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :

a) Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tata tertib hukum Indonesia. Dengan demikian, Pancasila merupakan asas kerohanian hukum Indonesia yang dalam Pembukaan Undang - Undang Negara Republik Indonesia dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.

b) Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945.

c) Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis).

(4)

d) Mengandung norma yang mengharuskan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara memegang teguh cita-cita rakyat yang luhur.

5. Menurut saya Pendidikan Pancasila penting untuk dipelajari dikarenakan perannya yang sangat penting untuk membangun jiwa nasionalis dan bermoral bagi peserta didik.

Pancasila sebagai dasar negara mengandung nilai-nilai yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehidupan kampus merupakan awal dari pembentukan karakter seorang mahasiswa. Lewat Pendidikan Pancasila peserta didik (mahasiswa) diharapkan dapat menyerap nilai-nilai moral Pancasila yang mendukung pengembangan karakter yang bermoral dan pancasialis dalam pemikiran, sikap, dan tindakan. Mahasiswa sebagai calon intelektual muda sudah seharusnya dibekali dengan nilai-nilai moral di dalam Pancasila agar kedepannya budaya Pancasila dan jiwa nasionalisme tidak luntur dan hilang dalam dirinya. Dan yang saya rasakan saat memasuki dunia perkuliahan ini adalah Pendidikan Pancasila itu memang sudah seharusnya dipelajari agar jiwa nasionalisme saya sebagai warga negara Indonesia masih ada dan makin membara. Jika nilai-nilai Pancasila yang tertanam pada setiap peserta didik hilang dikarenakan tidak mempelajari Pendidikan Pancasila maka sudah pasti akan menimbulkan masalah-masalah baru bangsa Indonesia, seperti hilangnya sikap toleransi dan lain sebagainya. Maka dari itu sangat penting untuk mempelajari Pendidikan Pancasila.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu keputusan sidang PPKI adalah mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dalam Pembukaan Alinea IV mencantumkan sila-sila Pancasila

Kedudukan Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara Indonesia, makna isi Pembukaan UUD 1945, Kedudukan. Pembukaan UUD 1945

Sidang kedua BPUPKI menentukan perumusan dasar negara yang akan merdeka sebagai hasil kesepakatan bersama. Anggota BPUPKI dalam masa sidang kedua ini ditambah enam

Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional Dokuritzu Zyunbi Tioosakay Membahas mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang badan penyelidik yang

Perenungan yang berkembang dalam diskusi-diskusi sejak sidang BPUPKI sampai ke pengesahan Pancasila oleh PPKI, termasuk salah satu momentum untuk menemukan Pancasila sebagai

Pancasila yang tercantum dalam alinea IV Pembukaan Pancasila yang tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan hasil kesepakatan PPKI yang UUD 1945 merupakan

BPUPKI merupakan lembaga yang berperan penting dalam proses perumusan Pancasila baik sidang 1 maupun sidang ke 2. Sedangkan PPKI berperan untuk menyempurnakan

Selanjutnya pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang pertama BPUPKI, Ir. Soekarno sebagai salah satu anggota BPUPKI mengusulkan Dasar Negara Indonesia Merdeka