• Tidak ada hasil yang ditemukan

teori nativisme dalam pendidikan docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "teori nativisme dalam pendidikan docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PSIKOLOGI BELAJAR

TENTANG

KONSEPSI TEORI NATIVISME DALAM

PRAKTEK PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH

NURHAIDAH NIRM : 20131804096

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

SUNAN GIRI BIMA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

berbagai macam aliran atau teori dikemukakan dalam sangkut paut pembelajaran atau suatu

keberhasilan dalam pendidikan. Dari berbagai permasalahn itu muncul beberapa teori yang

sering dikenal dalam pensisikan yaitu empirisme, nativisme dan konvergensi. Ketiga teori ini

mempunyai penertian dan saling berlatar belakangan. Namun edalam pembahasan makalah

ini, kita hanya akan membahas tentang teori nativisme, dimana pengertian atau isi dari dari

teori tersebut adalah “perkembangan individu itu ditentukan oleh pembawaan atau dasar

kekuatan kodrat yang dibawa sejak lahir. Semua perkembangan iyu hanya akan dipengaruhi

oleh pembawaan sejak lahir dan pengaruh-pengaruh dari luar seperti lingkungan tidak bisa

mempengaruhi perkembangan anak tersebut. Tentu sangat jelas teori nativisme ini berlatar

belakang berbeda dengan teorinya empirisme yang mempunyai konsep bahwa perkembangan

individu ditentukan oleh pengalaman, sedang dasar sama sekali tidak memainkan peranan.

Dalam suatu proses pendidikan, anak akan mempunyai ketergantungan dengan

pembawaannya itu sendiri. Dalam arti kata bahwa seseorang akan berhasil dalam pendidikan

dari ketergantungan pembawaannya. Jika dalam pembawaannya tersebut memiliki bakat jahat

maka anak akan menjadi jahat, begitu juga sebaliknya jika dari bawaannya ia memiliki bakat

baik maka anak akan menjadi baik. Oleh karena itu dalam menyelenggarakan suatu

pendidikan harus disesuaikan dengan bakat yang dibawanya agar mempunyai hasil baik dan

tidak akan sia-sia.

Banyak contoh yang terjadi disekeliling kita yaitu suatu keberhasilan berasal dari bawaannya

sejak lahir. Contohnya seperti seorang anak yang memiliki seni musik yang berasal dari orang

(3)

kemampuan mereka kepada anaknya dan kemampuan anak akan bisa lagi melebihi

kemampuan orang tuanya.

B. Rumusan Masalah

Dari berbagai permasalah dalam latar belakang tersebut, dapat kita ambil suatu permasalahn

yaitu :

1. Bagaimana pengaruh dan konsep teori nativisme dalam praktek pendidikan ?

2. Bagaimana pandangan pendidikan terhadap teori nativisme tersebut ?

C. Tujuan

Dari pembahasan isi makalah ini bertujuan agar kita mengetahui pengaruh dan konsep dari

teori nativisme dalam praktek pendidikan dan menjadikan hal dasar kita yang sebagai

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengaruh Dan Konsep Teori Nativisme Dalan Praktek Pendidikan

Telah cukup banyak dibicarakan hal-ikhwal tentang pendidikan, baik kaitannya dengan

hakikat kehidupan manusi, maupun kaitannya dengan kebudayaan sebagai produk dari proses

pendidikan. Pada saat manusia mengalami tahap perkembangan, naik secara fisik maupun

rohaninya dalam proses pendidikan, muncullah pertanyaan mendasar tentang faktor yang

paling berpengaruh terhaap perkembangan itu. Apakah faktor bakat dan kemampuan diri

manusia itu sendiri, atau faktor dari luar diri manusia, ataukah kedua-dunya itu secara

bersama-sama. Dari faktor pertamalah timbul teori yang disebut sebagai teori nativisme.

Nativisme berasal dari kata “nativus” artinya pembawaan.

Teori nativisme dikenal juga dengan teori naturalisme atau teori pesimisme. Teori ini

berpendapat bahwa manusia itu mengalami pertumbuhkembangan bukan karena faktor

pendidikan dan intervensi lain diluar manusia itu, melainkan ditentukan oleh bakat dan

pembawaannya. Teori ini berpendapat bahwa upaya pendidikan itu tidak ada gunanya san

tidak ada hasilnya. Bahkan menurut teori ini pendidikan it upaya itu justru akan merusak

perkembangan anak. Pertumbuhkembangan anak tidak perlu diintervensi dengan upaya

pendidikan, agar pertumbuhkembangan anak terjadi secara wajar, alamiah, sesuai dengan

kodratnya.

Telah dibahas pada sebelumnya bahwa teori nativisme berpendapat tentang perkembangan

individu ditentukan oleh faktor bawan sejak lahir, serta faktor lingkungan kurang

berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Menganalisis dari pendapat

tersebut, anak yang dilahirkan dengan bawaan yang baik akan mempunyai bakat yang baik

(5)

belajar atau pendidikan,. Faktor-faktor yang lainnya seperti lingkungan tidak berpengaruh

sama sekali dan hal itu juga tidak bisa diubah oleh kekuatan pendidikan. Pendidikan yang

diselenggarakan merupakan suatu usaha yang tidak berdaya menurut teori tersebut, karena

anak akan menetukan keberhasilan dengan sendirinya bukan melalui sebuah usaha

pendidikan. Walaupun dalam pendidikan tersebut diterapkan dengan keras maupun secara

lembut, anak akan tetap kembali kesifat atau bakat dari bawaannya. Begitu juga dengan

faktor lingkungan, sebab lingkungan itu tidak akan berdaya mempengaruhi perkembangan

anak.

Dalam teori nativisme telah ditegaskan bahwa sifat-sifat yang dibawa dari lahir akan

menentukan keadaannya. Hal ini dapat diklaim bahwa unsur yang paling mempengaruhi

perkembangan anak adalah unsure genetic individu yang diturunkan dari orang tuanya.

Dalam perkembangannya tersebut anak akan berkembang dalam cara yang terpola sebagai

contoh anak akan tumbuh cepat pada masa bayi, berkurang pada masa anak, kemudian

berkembang fisiknya dengan maksimum pada masa remaja dan seterusnya.

Menurut teori nativisme ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

manusia yaitu :

1. Faktor genetik

Orang tua sangat berperan penting dalam faktor tersebut dengan bertemunya atau

menyatunya gen dari ayah dan ibu akan mewariskan keturunan yang akan memiliki bakat

seperti orang tuanya. Banyak contoh yang kita jumpai seperti orang tunya seorang artis dan

(6)

2. Faktor kemampuan anak

Dalam faktor tersebut anak dituntut untuk menemukan bakat yang dimilikinya, dengan

menemukannya itu anak dapat mengembangkan bakatnya tersebut serta lebih menggali

kemampuannya. Jika anak tidak dituntut untuk menemukannya bakatnya, maka anak tersebut

akan sulit untuk mengembangkan bakatnya dan bahkan sulit untuk mengetahui apa

sebenarnya bakat yang dimilikinya.

3. Faktor pertumbuhan anak

Faktor tersebut tidak jauh berbeda dengan faktor kemampuan anak, bedanya yaitu disetiap

pertumbuhan dan perkembangannya anak selalu didorong untuk mengetahui bakat dan

minatnya. Dengan begitu anak akan bersikap responsiv atau bersikap positif terhadap

kemampuannya.

Dari ketiga faktor tersebut berpengaruh dalam perkembangan serta kematangan pendidikan

anak. Dengan faktor ini juga akan menimbulkan suatu pendapat bahwa dapat mencipatakan

masyarakat yang baik.

Dengan ketiga faktor tersebut, memunculkan beberapa tujuan dalam teori nativisme, dimana

dengan faktor-faktor yang telah disampaikan dapat menjadikan seseorang yang mantap dan

mempunyai kematangan yang bagus.

Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :

(7)

Dengan faktor yang kedua tadi, diharapkan setelah menemukan bakat yang dimiliki, dapat

dikembangkan dan akan menjadikan suatu kemajuan yang besar baginya.

2. Menjadikan diri yang berkompetensi.

Hal ini berkaitan dengan faktor ketiga, dengan begitu dapat lebih kreatif dan inovatif dalam

mengembangkan bakatnya sehingga mempunyai potensi dan bisa berkompetensi dengan

orang lain.

3. Mendorong manusia dalam menetukan pilihan.

Berkaitan dengan faktor ketiga juga, diharpkan manusia bersikap bijaksana terhadap apa yang

akan dipilih serta mempunyai suatu komitmen dan bertanggung jawab terhadap apa yang

telah dipilihnya.

4. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang.

Artinya dalam mengembangkan bakat atau potensi yang dimiliki, diharapkan terus selalu

dikembangkan dengan istilah lain terus berperan aktif dalam mengembangkannya, jangan

sampai potensi yang dimiliki tidak dikembangkan secara aktif.

5. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki.

Banyak orang bisa memaksimalkan bakatnya, karena dari dirinya sudah mengetahui

(8)

Melihat dari tujuan-tujuan itu memang bersifat positif. Tetapi dalam penerapan di praktek

pendidikan, teori tersebut kurang mengenai atau kurang tepat tanpa adanya pengaruh dari luar

seperti pendidikan. Dalam praktek pendidikan suatu kematangan atau keberhasilan tidak

hanya dari bawaan sejak lahir. Akan tetapi banyak faktor-faktor yang dapat

mempengaruhinya seperti lingkungan. Dapat diambil contoh lagi yaitu orang tua yang tidak

mampu dan kurang cerdas melahirkan anak yang cerdas daripada orang tuanya. Hal tersebut

tidak hanya terpaut masalah gen, tetapi ada dorongan-dorongan dari luar yang mempengaruhi

anak tersebut.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, sekarang ini yang ada dalam praktek

pendididkan tidak lagi memperhatikan apakah manusia memiliki bakat dari lahir atau tidak,

melainkan kemauan atau usaha yang dilakukan oleh manusia tersebut untuk kemajuan yang

besar bagi dirinya. Memang secara teoritis pendidikan tidaklah berpengaruh atau tidak

berdaya dalam membentuk atau mengubah sifat dan bakat yang dibawa sejak lahir. Kemudian

potensi kodrat menjadi cirri khas pribadi anak dan bukan dari hasil pendidikan. Terlihat jelas

bahwa anatara teori nativisme dan pendidikan tidak mempunyai hubungan serta tidak saling

terkait antara yang satu dengan lainnya. Oleh sebab itulah aliran atau teori nativisme ini

dianggap aliran pesimistis, karena menerima kepribadian anak sebagaimana adanya tanpa

kepercayaan adanya nilai-nilai pendidikan yang dapat ditanamkan intuk merubah

kepribadiannya.

B. Pandangan Pendidikan Terhadap Teori Nativisme

Sebelumnya telah disinggung mengenai teori nativisme tersebut, pendidikan tidak bisa

mengubah atau mempengaruhi perkembangan anak dan dengan adanya pendidikan akan

merusak perkembangan anak tersebut. Melihat hal tersebut muncul pandangan dengan

(9)

pendidikan baik itu pendidikan yang bersifat keras maupun lembut, dan walaupun diberikan

pendidikan maka akan menjadikannya suatu hal yang sia-sia.

Pendidikan sangatlah diperlukan oleh setiap manusia, karena tanpa pendidikan tidak akan

bisa berkembang walaupun dari bawaan sejak lahir sudah memiliki potensi.

Fungsi pendidikan yaitu memberikan dorongan atau menggandeng manusia untuk menjadi

lebih naik serta dengan adanya pendidikan dapat lebih lagi memaksimalkan, mengembangkan

segala potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki. Selain dari itu juga pendidikan tidak

hanya harus kepada akademik saja melainkan harus memperhatikan kegiatan-kegiatan yang

bisa juga untuk menjadi wadah dalam mengembangkan dan menyalurkan bakat anak diluar

(10)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat kita simpulkan bahwa isi dari teori nativime adalah perkembangan individu ditentukan

oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan baik itu didalamnya suatu pendidikan

kurang berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Kemudian pendidikan

dianggap suatu hal yang sia-sia karena pendidikan tidak akan dapat merubah kodrat bawaan

tersebut.

Selain dari iru terdapat beberapa faktor dan tujuan yang dicapai dari teori nativisme tersebut

dan saling terkait sehingga menghasilkan masyarakat yang baik. Selain itu pendidikan tidak

diperlukan dalam pembentukan kepribadian seseorang, sehingga antara pendidikan dan teori

tersebut tidak berhubungan.

B. Saran

Dalam penulisan isi makalh ini terdapat beberapa kekurangan serta kesalahan yang

dikarenakan kurangnya referensi atau pengetahuan yang terbatas. Untuk itu perlu adanya

saran agar dalam isi makalah tersebut bisa lebih baik dari sebelumnya dan menjadi suatu

(11)

DAFTAR PUSTAKA

http://aharianto8.blogspot.com/2009/02/beberapa-konsepsi-dan-aliran-pokok_10.html

http://meilanikasim.wordpress.com/2008/12/01/aliran-teori-dan-pilar-pilar-dalam-pendidikan/ http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/nativisme-empirisme-dan-naturalisme

Referensi

Dokumen terkait

Apabila seseorang memiliki sikap yang menyenangkan terhadap suatu objek maka individu tersebut akan mendekati objek tersebut, begitu juga sebaliknya apabila

Orang tua mempunyai amanah yang sangat besar dalam mendidik anak-anaknya. Jika baik tarbiyahnya maka sholehlah anak tersebut. Namun jika sebaliknya, akan

Rogers percaya manusia secara wajar mempunyai keinginan untuk belajar, keinginan ini dapat dilihar dengan keingintahuan yang sangat dari seorang

Meskipun kemudian perempuan bisa memperoleh kemajuan yang lebih melalui pendidikan bukan berarti hal tersebut akan buruk juga baik kaum laki-laki, malah sebaliknya dengan

Anak yang hidup dilingkungan dengan kondisi moral yang baik maka dapat membentuk karakter yang baik, begitu pula sebaliknya jika anak hidup dilingkungan dengan kondisi yang kurang

Jika suatu perusahaan memiliki kinerja yang baik maka harga saham dari perusahaan tersebut juga akan meningkat begitu juga sebaliknya, jika suatu perusahaan memiliki kinerja yang kurang

Dalam hadits dinyatakan bahwa anak itu dilahirkan dalam keadaanfitrah, dan orang tuanyalah yang akan membawanya kepada Yahudi, Nasrani atau Majusi.Hal tersebut mengindikasikan bahwa

Ali Imran [3]: 159 Sebaliknya, ketika anak melihat kedua orang tuanya memberikan contoh yang baik dalam segala hal, maka secara otomatis prinsip kebaikan yang diajarkan tersebut akan