ETIKA PRAKTEK TEKNOLOGI PENDIDIKAN
“MENCIPTAKAN” DALAM MEMFASILITASI BELAJAR DAN
MENINGKATKAN KINERJA
TUGAS MATA KULIAH ETIKA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Siti Masitoh, M.Pd.
Oleh Edi Purnomo Ari Yuda Lusiandri
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Etika Praktek Teknologi Pendidikan “Menciptakan” dalam Memfasilitasi Belajar dan Meningkatkan Kinerja
A. Pendahuluan
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Dengan demikian, kode etik profesi mengatur perilaku keprofesian dari setiap individu. Dan individu itu harus mematuhinya selama dia berada dalam lingkup profesi tadi.
Etika profesi merupakan hubungan manusia dengan sesamanya dalam satu lingkup profesi serta bagaimana mereka harus menjalankannya profesinya secara profesional agar diterima oleh masyarakat yang menggunakan jasa profesi tersebut. Dengan etika profesi diharapkan para profesional dapat bekerja sebaik mungkin serta dapat mempertanggung jawabkan tugas yang dilakukannya dari segi tuntutan pekerjaannya.
adanya pelanggaran yang dilakukan individu ataupun kelompok. Etika profesional tidak secara langsung mengontrol dan tidak bisa memaksa perilaku seseorang menjadi baik. Hal ini tergantung bagaimana pemahaman setiap orang. Sebuah organisasi memiliki kode etik yang berfungsi sebagai tanda status profesional.
Untuk menjadi seseorang yang profesional, seseorang yang melakukan pekerjaan dituntut untuk memiliki beberapa sikap sebagai berikut:
1. Komitmen Tinggi
Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya.
2. Tanggung Jawab
Seorang profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri. memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kemamapuan dengan menciptakan, memanfaatkan, dan memproses pengelolaan teknologi yang sesuai dan sumber belajar (Januszewski.2008:1).
Praktek Etik, Praktek merupakan kegiatan yang tidak bertentangan
dilakukan, seperti kode etik dalam suatu pekerjaan. Komite Etika AECT telah menjadi trend kerja untuk meningkatkan kewaspadaan etika professional diantara anggota AECT. Kode etik professional dari AECT termasuk prinsip “berniat memberi bantuan anggota secara individu atau kolektif dalam memelihara hubungan professional tingkat tinggi“. Dalam AECT, kode Etik dibedakan menjadi 3 kategori yaitu: Komite individu, seperti perlindungan hak untuk mendapatkan materi dan hasil untuk dilindungi keselamatan dan kesehatan pada profesional; komite social, seperti kejujuran penuh pada pernyataan publik berdasarkan masalah pendidikan atau adil dan praktek yang patut dengan sumbangan pelayanan pada profesi.; dan komite profesi, seperti meningkatkan pengetahuan profesioal; dan keterampilan memberikan ketepatan kredit untuk bekerja dan publikasi ide.
Etika mewajibkan teknolog pendidikan untuk mempertimbangkan peserta didik mereka, lingkungan untuk belajar, dan kebutuhan, kearifan masyarakat ketika mereka mengembangkan praktik-praktik mereka. Mengingat siapa yang disertakan, yang dibelajarkan, dan siapa yang berwenang merupakan isu-isu baru dalam desain dan pengembangan solusi pembelajaran, tapi sikap etis menegaskan bahwa teknologi pendidikan masih mempertanyaan area praktik mereka dengan cara yang lebih tradisional dalam konstruk efisiensi atau efektivitas.
mungkin. Etika kontemporer menugaskan para teknolog pendidikan untuk memperhatikan peserta didik, lingkungan belajar, kebutuhan, masyarakat ketika mengembangkan praktek.
Kode etik AECT dibagi menjadi tiga kategori yaitu komitment kepada
individu, seperti perlindungan terhadap hak mengakses materi dan usaha
untuk melindungi kesehatan dan keselamatan professional; komitment kepada
masyarakat, seperti pernyataan jujur publik berhubungan dengan
masalah-masalah pendidikan, praktek yang jujur dan merata dengan memberikan pelayanan kepada profesi; dan komitment kepada profesi, seperti peningkatan pengetahuan dan kecakapan professional dan memberikan penghargaan yang tepat untuk pekerjaan serta ide-ide yang dipublikasikan. Masing-masing tiga bidang utama tersebut telah mencatat beberapa komitmen yang membantu menginformasikan pendidikan teknologi professional yang berhubungan dengan tindakan-tindakan yang tepat, tanpa mamperhatikan kontek ataupun perannya. Pertimbangan diberikan untuk mereka yang bekerja sebagai peneliti, professor, konsultan, designer (perancang), pimpinan sumber-sumber belajar, sebagai contoh untuk membantu membentuk perilaku professional dan etika perilaku.
kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu merupakan bagian vital dalam menentukan norma perilaku professional dalam setiap bidang.
C. Komitment Sebagai “Pencipta” Teknologi Pendidikan
Profesi Teknologi pendidikan bukanlah merupakan profesi yang bersifat netral, tetapi merupakan profesi yang memihak, yaitu memihak pada kepentingan pebelajar, agar mereka memperoleh kemudahan untuk belajar. Karena itu, penerapan teknologi pendidikan pasti mempengaruhi komponen-komponen lain dalam sistem pendidikan. Pengaruh ini pada gilirannya akan membawa akibat terhadap kelembagaan dan tanggung jawab pendidikan. Seterusnya akan mempengaruhi ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan.
Ciri utama dalam profesi teknologi pendidikan adalah adanya etika, pendidikan dan latihan yang memadai, serta pengabdian yang terus menerus. Tujuan etika teknologi pendidikan ini secara umum adalah:
1. Melindungi dan memperjuangkan kepentingan peserta didik. 2. Melindungi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. 3. Melindungi dan membina diri serta sejawat profesi dan.
4. Mengembangkan kawasan dan bidang kajian teknologi pendidikan. Seperti teknologi pada umumnya, teknologi pendidikan pada kawasan
creating (yang menyangkut berbagai aktifitas tergantung pada pendekatan
dan profesi akan menghasilkan suatu fasilitas yang dapat membantu pebelajar menuju ke arah yang positif.
Sebaliknya, teknolog teknologi pendidikan pada kawasan creating
dilakukan tanpa memperhatikan etika dan dilandasi komitmen terhadap individu, masyarakat, dan profesi akan menghasilkan suatu fasilitas yang dapat yang negatif bahkan meracuni.
D. Masalah Etika Profesi
Bidang garapan atau disebut pula praktek teknologi pendidikan meliputi segala sesuatu dimana ada masalah belajar yang perlu dipecahkan. Mereka yang berprofesi atau bergerak dalam bidang teknologi pendidikan atau singkatnya disebut Teknolog Pendidikan, harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan tugas profesionalnya yang utama yaitu terselenggaranya proses belajar bagi setiap orang, dengan dikembangkan dan digunakannya berbagai sumber belajar selaras dengan karakteristik masing-masing pebelajar
(learners) serta perkembangan lingkungan. Karena lingkungan itu senantiasa
berubah, maka para Teknolog Pendidikan harus senantiasa mengikuti perkembangan atau perubahan itu, dan oleh karena itu ia dtuntut untuk selalu mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, termasuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah:
1. Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya.
2. Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan.
3. Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang jahat dari anggota-anggota tertentu.
4. Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral-moral dari komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU etika profesi dalam pelayanannya.
5. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.
6. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum atau undang-undang. Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya.
Standar perubahan tadi berdampak pada etika hukum hak cipta, serta prosedur pemanfaatan penggandaan secara benar. Selain itu, kegiatan oknum tertentu
(hackers) memungkinkan mereka memasuki data base orang lain secara tidak
sah, serta membuat dan menyebarkan virus komputer. Hal ini memang merupakan masalah baru yang harus diantisipasi. Tentu saja pelanggaran tersebut dapat diajukan ke pengadilan seperti kebiasaan pelanggaran kode etik.
DAFTAR RUJUKAN
AECT. 1986. Devinisi Teknologi Pendidikan: Satuan Tugas Definisi dan
Terminologi AECT (terjemahan, Yusufhadi Miarso dkk). Jakarta: Rajawali.
Januszewski, A & Molenda. 2008. Educational Teknologi: A devinition with
Commentary. New York: Taylor &Francis Group.LCC.
Luppicini, R. (2005). A Systems Definition of Educational Technology in Society.
Journal Educational Technology & Society, 8 (3), 103-109. [Online]
Tersedia: http://www.ifets.info/journals/5_3/6.pdf [15 September 2010] Surani, Dewi dkk. 2011. Praktek Teknologi Pembedilajaran. Makalah.
http://tpmuntirta.blogspot.com/2011/11/praktek-teknologi-pembelajaran. html. Diunduh 28 April 2014.
Suryani, Sri. 2014. Etika Profesional Teknologi Pendidikan. Makalah.