• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Bahan ajar IPA berbasis Lea

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Bahan ajar IPA berbasis Lea"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

LEARNING CYCLE 3-E PADA BAHAN KAJIAN MATERI DAN

PERUBAHANNYA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER I SESUAI KURIKULUM 2013

Dyta Ferdiana, Parlan, Dedek Sukarianingsih Universitas Negeri Malang

Email: dyta.ferdiana@yahoo.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa bahan

ajar IPA berbasis Learning Cycle 3-E pada bahan kajian materi dan

perubahannya untuk SMP kelas VII semester I sesuai kurikulum 2013. Prosedur penelitian pengembangan ini mengadaptasi model pengembangan yang direkomendasikan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974) yakni four D model atau model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu:

Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Untuk tahap Disseminate (penyebaran) tidak dilakukan karena masih terbatas pada tahap uji coba produk. Produk hasil pengembangan divalidasi oleh 4 validator ahli dan dilakukan uji keterbacaan oleh 10 orang peserta didik. Hasil validasi bahan ajar menunjukkan kriteria kelayakan sebesar 85% untuk buku siswa dan 83,5% untuk buku guru. Uji keterbacaan peserta didik menunjukkan kriteria kelayakan sebesar 90%. Oleh karena itu, bahan ajar hasil pengembangan sangat layak untuk diimplementasi

-kan dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: bahan ajar, learning cycle, materi dan perubahannya

ABSTRACT: This research was aimed to produce teaching material based on

learning cycle 3-E of matter and its change for junior high school grade VII

semester I appropriate with 2013 curriculum. The procedure of this research was adapted from the development model which recomended by Thiagarajan, Semmel, and Semmel (1974), that is four D model or 4-D model. There are 4

steps on this research, that was define, design, develop and disseminate. For the disseminate step was not been done because it only limited on trial step. Product of the research was validated by 4 expert validators and read tested by 10 students. The result of validation of teaching material show the rating criteria is 85% for student’s book and 83,5% for teacher’s book. Read test by students show the rating criteria 90%. Therefore, the teaching material which was developed are very good in all rating criteria, so this teaching material can be implemented in learning process.

Keyword: teaching material, learning cycle, matter and its change

Kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas mendorong pemerintah untuk melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melakukan perbaikan dan perubahan terhadap kurikulum. Penyempurnaan kurikulum yang saat ini dilakukan pemerintah adalah penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.

(2)

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimak

-sud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengkomunikasikan, dan memben

-tuk jejaring un-tuk semua mata pelajaran. Agar kurikulum 2013 dapat di implementasikan dengan baik, dibutuhkan beberapa kunci sukses. Salah satu kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar (Mulyasa, 2013:49). Bahan ajar termasuk dalam kate

-gori sumber belajar. Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 dapat dicapai dengan pengembangan bahan ajar yang sistem penyajiannya menggunakan pende

-katan dan model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013.

Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pendekatan pembe

-lajaran kontekstual (contextual teaching and learning), bermain peran, pembela

-jaran partisipatif (participative teaching and learning), belajar tuntas (mastery

learning), dan pembelajaran kontruktivisme (constructivism teaching and

learning). Pendekatan pembelajaran konstruktivisme menekankan pada proses

membangun (to construct) pengetahuan peserta didik. Pengetahuan dibangun di dalam diri peserta didik secara mandiri melalui interaksi dengan lingkungannya yang akan diproses melalui pengalaman–pengalaman belajar untuk memperoleh pengetahuan baru.

Salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah daur belajar 3 fase atau Learning Cycle (LC) 3-E. Lawson (1995) mengembang

-kan Learning Cycle 3-E yang tahapannya sebagai berikut: exploration, concept

introduction, dan concept application. Pada model ini, tahap conceptintroduction

dan concept application masing-masing disebut dengan explanation dan elabora

-tion, sehingga Learning cycle 3 fase sering dijuluki LC 3-E (Exploration,

Explanation, dan Elaboration). Tahap-tahap pembelajaran pada Learning Cycle

ini bertujuan untuk membangun konsep pemikiran pada peserta didik sehingga diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep pada diri peserta didik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.

METODE

Model penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Development

Reseach) yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa bahan ajar. Bahan

ajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan ajar IPA berbasis Learning

Cycle 3-E pada bahan kajian perubahan materi untuk SMP kelas VII semester I.

Prosedur penelitian pengembangan ini mengadaptasi model pengembangan yang direkomendasikan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974) yakni four D

model atau model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu: Define

(pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Dalam penelitian pengembangan ini, hanya dilakukan tiga tahap yakni define (pendefinisian), design (perancangan), dan develop (pengembangan). Tahap keempat yaitu penyebaran (disseminate) tidak dilakukan karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, sehingga penelitian pengembangan ini hanya terbatas pada langkah uji coba produk.

Produk hasil pengembangan ini diuji kelayakannya dengan cara melaku

(3)

penelitian ini adalah 2 orang dosen dan 2 orang guru IPA SMP, sedangkan subyek uji coba produk ini adalah sepuluh orang peserta didik SMP Negeri 1 Bululawang Kabupaten Malang. Jenis data yang diperoleh dari hasil validasi berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai rata-rata yang

diperoleh dari angket validasi yang disusun dengan skala Likert 1 sampai 5. Data kualitatif berupa komentar dan saran dari validator terhadap bahan ajar yang dikembangkan.

Hasil angket penilaian dengan skala Likert dianalisis menggunakan teknik analisis persentase rata-rata. Penentuan makna dari hasil analisis persentase terse

-but menggunakan jenjang kriteria kelayakan. Persentase 0 % - 20 % merupakan

kriteria tidak layak, 21% - 40 % kurang layak (revisi), 41% - 60 % Cukup Layak,

61% - 80 % layak, dan 81-100% adalah kriteria sangat layak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Tahap Define

Tahap pendefinisian merupakan tahapan awal dalam pengembangan. Tahap pendefinisian ini meliputi analisis awal dan analisis kebutuhan peserta didik. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap bahan ajar yang sudah ada di lapangan. Berdasarkan hasil analisis pada bahan ajar yang sudah ada ini, menunjukkan bahwa dibutuhkan bahan ajar untuk SMP pada bahan kajian materi dan perubahannya yang sesuai dengan kurikulum 2013.

Langkah yang dilakukan selanjutnya pada tahap analisis awal adalah mengkaji Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 yang digunakan sebagai panduan pengembangan bahan ajar. KI dan KD tersebut tercantum pada Lampiran Permendikbud No.68 Tahun 2013. Dari KI dan KD tersebut dihasilkan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan dikembangkan dalam produk bahan ajar serta tugas-tugas yang perlu dilaksanakan peserta didik.

Hasil Tahap Design

(4)

Bahan ajar ini berbasis pada model pembelajaran learning cycle 3-E sehingga dalam kegiatan pembelajarannya terdiri dari tiga fase, yakni fase eksplorasi, fase pengenalan konsep dan fase aplikasi konsep. Di dalam fase-fase

pembelajaran terdapat unsur-unsur pendekatan ilmiah (scientific approach) yakni

mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Berikut adalah contoh penyajian bagian-bagian bahan ajar. Bagian pendahuluan dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan berisi tentang sekilas materi yang akan dipelajari, yaitu hubungan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari,

sehingga peserta didik tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tiap bab yang disajukan dalam bahan ajar. Bagian selanjutnya adalah fase-fase learning cycle

3-E. Di dalam fase-fase pembelajaran terdapat unsur-unsur pendekatan ilmiah

(scientific approach) yakni mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan

mengkomunikasikan. Fase eksplorasi merupakan fase pertama dalam learning

cycle 3-E, fase eksplorasi bertujuan untuk mengajak peserta didik memikirkan

konsep-konsep yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan melalui

(5)

Gambar 2. Lembar Fase Eksplorasi Bagian Kegiatan Mengamati

Kegiatan selanjutnya dalam fase eksplorasi adalah menanya. Lembar fase eksplorasi bagian kegiatan menanya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Lembar Fase Eksplorasi Bagian Kegiatan Menanya

Kegiatan menanya merupakan kegiatan menanyakan hal-hal yang ingin

diketahui dari kegiatan mengamati. Agar memudahkan peserta didik dalam mem

-buat pertanyaan, diberikan satu contoh pertanyaan. Setelah kegiatan menanya, kegiatan terakhir pada fase eksplorasi adalah kegiatan mencoba. Kegiatan menco

(6)

Gambar 4.Lembar Fase Eksplorasi Bagian Kegiatan Mencoba

Fase ke dua dalam learning cycle 3-E adalah fase pengenalan konsep. Fase pengenalan konsep merupakan fase dalam Learning Cycle yang berisi uraian materi yang berupa penjelasan konsep. Pengenalan konsep bertujuan agar konsep yang telah dimiliki peserta didik di awal pada kegiatan eksplorasi sama dengan konsep umum yang disepakati. Pada fase ini juga dibahas hasil percobaan yang diperoleh peserta didik dari kegiatan mencoba, sehingga peserta didik dapat memahami hal-hal yang telah diamati pada kegiatan mencoba. Lembar fase

pengenalan konsep dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Lembar Fase Pengenalan Konsep

(7)

sehari-hari. Kegiatan mengkomunikasikan merupakan kegiatan mengkomunikasi

-kan hasil kegiatan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Lembar fase aplikasi konsep bagian kegiatan mengasosiasi dan mengkomunikasikan dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.

Gambar 6.Lembar Fase Aplikasi Konsep Bagian Kegiatan Mengasosiasi

Gambar 4.8Lembar Fase Aplikasi Konsep Bab 1 Bagian Kegiatan Mengkomunikasikan

Hasil Tahap Develop

(8)

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil validasi bahan ajar menunjukkan kriteria kelayakan sebesar 85% untuk buku siswa dan 83,5% untuk buku guru. Uji keterbacaan peserta didik menunjukkan kriteria kelayakan sebesar 90%. Kesimpulan dari hasil validasi dan hasil uji keterbacaan menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis Learning Cycle 3-E untuk SMP pada bahan kajian materi dan perubahannya sesuai Kurikulum 2013 ini sangat layak pada berbagai kriteria sehingga dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Saran

Pengembangan bahan ajar berbasis Learning Cycle 3-E pada bahan kajian materi dan perubahannya sesuai kurikulum 2013 ini terbatas sampai tahap uji coba produk saja, sebaiknya dilakukan tahap lebih lanjut yakni uji efektifitas produk bahan ajar berbasis Learning Cycle 3-E pada bahan kajian materi dan perubahannya sesuai kurikulum 2013. Selain itu, perlu pengembangan bahan ajar dengan materi lain, sehingga dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan belajar peserta didik pada proses pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Lawson, A. E. (1995). Science Teaching and Development of Thinking. Belmont, CA, USA:Wadsworth.

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. (Online), (http:// http://www.4shared.com/get/ LZRBh80j/06_B_Salinan_Lampiran_Permendi.html?simpleLogin=true&s tartDownload=true). Diakses 16 April 2014.

Thiagarajan, S., Semmel, D.S & Semmel, M.I. 1974. Instructional Development

for Training Teachers of Exceptional Children. Blommington: Indiana

Gambar

Gambar 1. Bagian Pendahuluan
Gambar 2. Lembar Fase Eksplorasi Bagian Kegiatan Mengamati
Gambar 4. Lembar Fase Eksplorasi Bagian Kegiatan Mencoba
Gambar 6. Lembar Fase Aplikasi Konsep Bagian Kegiatan Mengasosiasi

Referensi

Dokumen terkait

Endraswara (2003:145) menjelaskan bahwa suatu karya sastra dapat digolongkan sebagai suatu sastra lisan jika memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut: (1) karya sastra

Berangkat dari keprihatinan itu dan ingin andil menyehatkan masyarakat, lima mahasiswa Universitas Airlangga berhasil membuat produk, namanya Nitrosamin Tes Kit (Nisa Kit),

Pada rasio likuiditas, dari kelima perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dinilai baik dalam likuiditasnya

(1998) menyatakan bahwa bibit yang ditanam pada lubang tanam yang digali dalam bentuk parit dengan kedalaman 79 cm menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan

Pemanfaatan hasil samping sebagai sumber energi dapat membentuk sistem proses produksi tertutup (Gambar 5) yaitu model produksi mandiri energi dan air yang dapat memenuhi

Hasil dari penelitian ini adalah film animasi 2D berjudul Ande ande Lumut yang dapat memperkaya hasil karya buatan dalam negeri di bidang perfilman dan animasi1. Kata kunci :

Olga kokee olevansa suomalainen negatiivisten suomalaisten piirteiden (masentuneisuus ja pihiys) kautta. Nämä stereotyyppiset ominaisuudet tuovat esille sen, miten

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1 mendeskripsikan upaya peningkatan hasil belajar dan 2 meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Demangan menggunakan