POLITEKNOSAINS
MODIFIKASI SALURAN OLI KE MEKANISME KATUP HUBUNGANNYA DENGAN PENURUNAN SUHU OLI MESIN
PADA SEPEDA MOTOR 4 TAK
Taufiq Hidayat1), Teguh Wiyono2)
1)
Jurusan Teknik Mesin, UNU Surakarta 2)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Pratama ulia Surakarta
ABSTRACT
This study is an assessment of the cooling process is carried out by the oil that goes into the valve mechanism . The purpose of this research is to increase the percentage of heat uptake by the oil so that the engine temperature is measured in the oil in the engine oil into a charter down . Method of implementation of this study was the preparation , setting tool , performance testing tools , data retrieval and data processing , data retrieval memvariabelkan speed ( 0-30 km / h and 0-60 km / h ) with the distance set to 5 km , tool modification and set 2 kinds of used oil . The results of the implementation of the research themes through a reduction in engine temperature finned oil channel modification by providing a bypass channel pasa channel before entering the cylinder head or valve mechanism on motor vehicles ' Honda WIN ' with 2 types modif tool showed that by extending the cooling area will get a reduction in signifilkan fluid that will directly affect the temperature of the engine and the heat losses from the combustion engine oil absorbed can be improved . Engine temperature is measured at the engine charter space modif I can conclude with a decrease of 27.58 % in the speed of the motorcycle at 0-30 km / h and 15:31 % at motorcycle speed of 0-60 km / hour . Modif Tool II at a speed of 0-30 km / h 21.38 % decline and at a speed of 0-60 km / h for 10.22 % . Distance specified for data retrieval is 5 Km
Keywords : Motorcycle , oil cooling , oil channels .
PENDAHULUAN
Dampak dari sistem
pendinginan yang tidak optimal pada sebuah mesin otomotif adalah terjadinya over heating (suhu
berlebihan), akibat langsung dari kondisi seperti ini adalah didahului dengan mesin mati. Akibat yang sangat fatal dari kondisi ini adalah
komponen mesin terjadi
POLITEKNOSAINS
gagal operasional dan kerusakan karena mesin menyatu (nyingset) bisa terjadi. Solusi apabila terjadi mesin mati karena suhu mesin yang over heating adalah mendiamkan terlebih dahulu sampai dingin dan
larangan keras melakukan
perbaikan saat suhu mesin masih tinggi. Pada sepeda motor sistem
pendinginannya memakai
pendinginan sirip dan udara, berbeda dengan mesin mobil yang mengadopsi pendinginan sistem paksa, namun demikian untuk era sekarang mesin sepeda motor
sudah dilengkapi dengan
pendinginan paksa maupun oil coolled (untuk cc sekitar 125 cc).
Salah satu faktor yang
menyebabkan proses pendinginan pada sirip tidak optimal adalah terjadinya tahanan termal (Rth),
pembentukan faktor pengotoran ini biasanya terjadi akibat kotoran debu dan oli mesin yang rembes. Pada mesin otomotif komponen lain yang memegang peranan dalam proses pendinginan adalah keberadaan oli sebagai pelumas, fungsi oli selain sebagai pelumas adalah sebagai pendingin. Besaran
serapan oli terhadap panas akibat pembakaran ± 6 persen (New-Step) [2] dari total kerugian panas. Sistem pelumasan yang ada pada sepeda motor adalah: pompa oli →
filter oli dalam → kepala
silinder/mekanisme katup. Tetapi pada sepeda motor tertentu dari filter oli dalam terpecah menjadi
dua yaitu ke kepala
silinder/mekanisme katup dan
silinder blok, sementara apabila pelumasan ke blok tidak memakai sistem tekan maka sistem yang biasa dipakai adalah sistem cawuk dengan memanfaatkan profil ujung big end. Peningkatan kualitas pendingian oleh oli terhadap mesin dilakukan dengan pendinginan pada oli tersebut dengan penambahan luasan permukaan pada saluran tersebut. Contoh profil saluran oli menuju beban adalah pada saluran oli ke mekanisme katup (Honda
WIN), saluran oli ke blok
silinder/piston (Suzuki shougun). Modifikasi yang dilakukan adalah modifikasi saluran bersirip pada Honda WIN dengan memotong alur dan dialirkan pada alat modif.
Gambar 1. Bagian Nipel Penutup Kepala Silinder Dan Cover Standart Dan Modifikasi
POLITEKNOSAINS
Penelitian guna memperbaiki
proses pendinginan mesin dengan memodifikasi saluran oli menuju ke sistem permesinan telah dilakukan oleh Suparmin Tedjo, dkk (2006) [3] menyatakan bahwa dengan perubahan saluran bersirip dari pabrikan ke modifikasi (custem) mampu menurunkan suhu mesin sebesar 18oC. Penelitian lain dilakukan oleh Sunardi, dkk (2007)
[4] yang juga dengan tema
penurunan suhu mesin dengan pengkondisisan saluran oli yang masuk ke sistem mekanisme katup dengan melakukan modifikasi sirip dimana saluran oli yang tertanam dalam block dimunculkan di luar
dengan memodifikasi dapat
disimpulkan bahwa penurunan dari suhu mesin/sirip kepala silinder sebesar (4.25 – 18.5)oC. Motor 125 cc pada sistem pelumasan sudah
mengadopsi pemakaian
pendinginan oli (oil coolled), sementara pada cc yang berkisar 100 tidak ditemukan. Muhammad
Saifudin, dkk (2007) [5]
memanfaatkan oil coolled pada sepeda motor Honda WIN dalam
penelitiannya, hasil dari
penelitiannya juga menunjukan penurunan suhu mesin sebesar 1-15oC. Cara lain guna penurunan suhu mesin juga dapat dilakukan pada mobil yaitu pengkondisian pendinginan pada filter oli luar ditambah dengan sirip dengan jumlah tertentu. Taufiq Hidayat,
dkk (2005) [6] melakukan
penelitian dengan memanfaatkan sirip guna mendinginkan filter oli luar pada sebuah mobil, hasil dari penelitiannya dapat disimpulkan dengan penambahan sirip pada filter oli luar mampu menurunkan suhu mesin sebesar 6oC dan 12.14oC.
MODEL II MODEL I
POLITEKNOSAINS
METODE PENELITIAN Sumber Data
Populasi : Sepeda motor
Sampel : Suhu mesin
Subyek/model :
Tahapan Penelitian,
SELESAI MULAI PERSIAPAN PENGAMBILAN
DATA PENGOLAHAN DATA UJI KINERJA
ALAT
SETTING ALAT
Model I
Model II Pendingin
POLITEKNOSAINS
Proses Pengambilan Data,
PENGKONDISIAN KUALIATAS OLI PENGENDARA KECEPATAN DATA
(DIULANG 3 X)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.Saluran Standart (oli lama)
N0 S Km
V Km/J
SUHU (0C) T 1 (carter)
1. 5 30
76.00 74.50 76.25
2. 5 60
78.00 76.00 76.00
Tabel 2. Saluran Model 1 (oli lama)
NO S Km
V Km/J
SUHU (0C) T 1 (carter)
1. 5 30
53.00 56.00 55.50
2. 5 60
62.00 69.00 63.75
Tabel 3. Saluran Model 2 (oli lama)
NO S Km
V Km/j
SUHU (0C) T 1 (carter)
1. 5 30
65.00 66.00 65.00
2. 5 60
70.00 72.00 71.50
Hasil-hasil yang didapat pada pengambilan data tersebut
diatas dengan dilakukan
pengulangan pengambilan data
sebanyak 3 kali tampak terjadi
penyimpangan data cukup
signifikan. Fenomena
penyimpangan data dari
pengamatan saat pengambilan data
adalah kondisi lingkungan
khususnya suhu lingkungan dan adanya hembusan angin. Kondisi
alam dan hembusan angin
menjadikan pendinginan paksa
terhadap saluran oli maupun mesin itu sendiri.
Tabel 4. Hubungan V, jenis alat dan suhu
V (Km/j)
Jenis alat ∆1
(%)
∆2
(%) Std Modif
I
Modif II
0-30 75.58 54.83 59.42 27.45 21.38 0-60 76.67 64.93 68.83 15.31 10.22
Gambar 3: Hubungan Suhu Mesin dan Alat 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Standart Modif I Modif II
V 30
V 60 V30 V60
V30
POLITEKNOSAINS
Saluran modifikasi antara modif 1 dan 2 perbedaannya adalah pada jumlah lilitan sifat pendingin untuk modif 1 terbuka sedang modif 2 tertutup, jumlah lilitan yang lebih banyak mempengaruhi dari aliran oli dalam saluran untuk terjadi perpindahan panas lebih
lama. Kalor yang dilepas
dipengaruhi oleh bahan media besaran dimensi media dan waktu
kontak proses perpindahan
panasnya. al ini sama dengan apa yang disampaikan dalam penelitian Taufiq Hidayat bahwa pemakaian sirip pada jumlah yang lebih akan mempengaruhi
kemampuan pelepasan panas
melalui sirip. Bahan juga
mempengaruhi performa
perpindahan panas. Penelitian yang dilakukan adalah penambahan sirip pada filter oli luar mobil kijang
“ROVER”. Beban mesin akan
meningkat seiring dengan
peningkatan rpm (New-Step), hal
ini juga tampak pada hasil
penelitian bahwa dengan
meningkatnya rpm (kecepatan
mesin) maka panas mesin juga akan meningkat. Hal ini juga sama seperti hasil penelitian dari Suparmin Tedjo bahwa dengan penambahan jumlah sirip yang
berbetuk lingkaran akan
mempengaruhi dari kemampuan untuk terjadinya penurunan suhu mesin yang diukur pada sirip
kepala silinder. Perbedaan
penurunan suhu apabila memakai alat modif 1 pada V 30 sebesar 27.58 % per 5 Km, sedangkan pada
V 60 sebesar 15.31 % per 5 Km. Sedangkan pada pemakaian alat modif II pada kecepatan 0-30 km/j sebesar 21.38% dan pada kecepatan sepeda motor 0-60 Km/j sebesar 10.22%
KESIMPULAN
Hasil dari pelaksanaan penelitian dengan tema penurunan suhu mesin melalui modifikasi
saluran oli bersirip dengan
memberikan saluran bypass pasa saluran sebelum masuk ke kepala silinder atau mekanisme katup pada
kendaran bermotor „Honda WIN‟
dengan 2 jenis modif alat
didapatkan hasil bahwa dengan memperluas area pendinginan akan
mendapatkan penurunan fluida
yang signifilkan sehingga secara langsung akan mempengaruhi suhu mesin dan kerugian akibat panas pembakaran yang terserap oli mesin dapat ditingkatkan. Suhu mesin yang diukur pada ruang carter mesin dapat disimpulkan dengan midif I penurunan sebesar 27.58% pada V: 0-30 dan 15.32% pada V:0-60 pada jarak 5 Km.
DAFTAR PUSTAKA
Rochmadi, J. dkk, 2005, Laporan
PDM: Pengaruh
Penembahan Sirip Pada Filter Oli Luar Terhadap Tingkat Penurunan Suhu Engine Pada Mobil, Nomer kontrak:
POLITEKNOSAINS
..., New-step. Training Manual, Toyota Astar motor.
Tedjo S. dkk, 2006, Laporan PDM: Studi Modifikasi Fin Saluran Oli Ke Silinder/Piston Hubungannya Dengan Tingkat Penurunan Suhu Engine Sepeda Motor,
Nomor:
162/SP3/PP/DP2M/II/2006, TANGGAL 01 PEBRUARI 2006.
Sunardi dkk, 2007, Laporan PDM: Studi Modifikasi Fin Spiral Saluran Oli Ke Sistem Mekanisme
Katup Hubungannya Dengan Tingkat Penurunan Suhu Engine Sepeda Motor, Nomor:
006/SP2H/PP/DP2M/III/2007 . LP3M POLSA. 29 Maret 2007.
Saifudin M. dkk, 2007, Laporan PDM: Studi Kajian Penambahan Saluran Bersirip/Radiator Jenis Horizontal Pada Sepeda Motor Terhadap Tingkat Perubahan Suhu Engine,
Nomor:
006/SP2H/PP/DP2M/