• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia (2)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“SEJARAH PERKEMBANGAN

BAHASA INDONESIA”

RAIASAH MEGA AMALIYAH

02144107

TADRIS BAHASA INGGRIS 4

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) WATAMPONE

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Salawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang.

Makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia” berisi mengenai sejarah dan peristiwa – peristiwa penting yang menyangkut dengan perkembangan bahasa Indonesia.

Makalah ini terbentuk atas bantuan berbagai pihak dan berbagai sumber yang tersedia.

Semoga makalah ini mampu memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca, khususnya para mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone.

Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga penulis meminta masukan dari pembaca demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Watampone, September 2014

(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……….. iii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 LATAR BELAKANG ……….………1

1.2 RUMUSAN MASALAH ………... 2

1.3 TUJUAN PENULISAN ………. 2

BAB II PEMBAHASAN ……….. 3

2.1 SEJARAH PENYEBARAN BAHASA MELAYU ……. 4

2.1.1 Bahasa Melayu dalam Berbagai Prasasti ………... 4

2.1.2 Bahasa Melayu dalam Berbagai Surat Kerajaan ……… 5

2.2 PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU KE BAHASA INDONESIA ……….………. 5

2.3 PERISTIWA YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA ……….. 7

BAB III PENUTUP ……… 11

3.1 SIMPULAN ……… 11

3.2 SARAN ………... 11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia” dan pada UUD yang tercantum dalam pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa negara ialah bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara beratus – ratus bahasa Nusantara yang masing – masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa ibu.

Bahasa Indonesia adalah hasil pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu. Sutan Takdir Alisjahbana menguraikan bahwa negeri kita yang terdiri atas beribu – ribu pulau ini, telah selayaknya mempunyai jumlah bahasa dan dialek yang sangat banyak. Namun bahasa dan dialek yang jumlahnya banyak itu sebagian besar termasuk dalam satu rumpun bahasa yaitu bahasa Melayu, sedangkan sebagian lagi termasuk dalam rumpun yang lebih besar, yaitu rumpun bahasa yaitu bahasa Austronesia atau bahasa Melayu Polinesia.

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan – peninggalan, misalnya:

a. Tulisan yang terdapat pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380 M.

b. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, pada tahun 683. c. Prasasti Talang Tuo, di Palembang, pada tahun 684. d. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada tahun 686.

(5)

S. Takdir Alisjahbana menerangkan bahwa bahasa yang menjadi perhubungan umum atau “lingua franca” di negeri kita pada waktu itu adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu telah menjadi bahasa umum di Asia Tenggara berabad – abad lamanya, meskipun bahasa Melayu bukan bahasa yang terbesar di kepulauan kita. Kedudukan bahasa Melayu yang istimewa ini disebabkan karena : (a) letak geografis yang istimewa, (b) menjadi bahasa perhubungan bagi seluruh kekuasaan politik kerajaan Sriwijaya, Aceh, dan Malaka.

Bahasa Melayu sebagai lingua franca telah memenuhi fungsinya sebagai bahasa dalam perdagangan, bahasa dalam politik, dan lain – lain. Fungsi bahasa Melayu seperti itu berlangsung sampai akhir zaman penjajahan Belanda dan pejanjahan Jepang. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa bahasa Melayu telah menjadi bahasa umum di negeri kita. Gubernur Jenderal Ruchusson turut mengakuinya. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar bahasa Melayu dijadikan bahasa pengantar di sekolah – sekolah, sebab bahasa Melayu merupakan lingua franca di seluruh kepulauan dan dipakai oleh bangsa yang berbeda – beda seperti : bangsa Arab, Cina, Jawa, dan lain – lain. Sewajarnyalah bahwa pada akhirnya bahasa Melayu itu terangkat kedudukannya menjadi bahasa nasional.

Kongres pemuda Indonesia yang pertama pada tahun 1926 telah membuktikan kesadaran dan semangat para pemuda Indonesia akan perlunya pembinaan bahasa dan kesusasteraan Indonesia, dan pada tanggal 28 Oktober 1928 diadakan kongres pemuda yang kedua. Dalam kongres ini dikumandangkan sumpah pemuda, dan nama bahasa Melayu diganti dengan bahasa Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah penyebaran Bahasa Melayu?

2. Bagaimana perkembangan Bahasa Melayu ke Bahasa Indonesia?

3. Peristiwa – peristiwa penting apa yang terjadi dalam perkembangan Bahasa Indonesia?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui sejarah penyebaran Bahasa Melayu di Indonesia.

(6)

3. Mengetahui peristiwa – peristiwa yang melatarbelakangi perkembangan Bahasa Indoensia.

BAB II

(7)

2.1 SEJARAH PENYEBARAN BAHASA MELAYU 2.1.1 Bahasa Melayu dalam Berbagai Prasasti

Berdasarkan sumber – sumber sejarah yang sampai saat ini sudah ditemukan, para ahli arkeologi dan sejarah berkesimpulan bahwa bahasa Melayu ternyata sudah dipakai di Indonesia sekurang – kurangnya sejak abad ke – 7 dalam wujud Bahasa Melayu kuno.

Sumber tertulis tertua mengenai pemakaian bahasa Melayu kuno ini adalah prasasti Kedukan Bukit, Sumatera Selatan. Prasasti yang ditulis dalam huruf Pallawa ini bertarikh 605 saka (683 M). Prasasti ini berisi perjalanan seorang petinggi yang bergelar Dapunta Hyang. Dia bersama bala tentaranya mengadakan perjalanan ke suatu daerah yang namanya tidak disebutkan.

Selain prasasti Kedukan Bukit, ditemukan pula prasasti Talang Tuwo (684 M) dan prasasti Kota Kapur (686 M).

Penemuan lain menemukan bahwa dua abad berikutnya persebaran bahasa Melayu kuno sudah mencapai Jawa dengan ditemukannya prasasti Gandasuli (Temanggung, Jawa Tengah) yang ditulis dalam aksara Jawa Kuno dan berangka tarikh 832 M, inskripsi Bukateja (Purbalingga, Jawa Tengah) tahun 840 M, dan prasasti Kebun Kopi (Bogor, Jawa Barat) tahun 932 M.

Dari prasasti – prasasti yang bertarikh dari abad ke – 7 sampai abad ke – 14 dapat diketahui bahwa pemakaian bahasa Melayu kuno sudah terbentang dari Sumatera ke Jawa. Persebarannya sampai ke Jawa memerlukan waktu kira – kira satu abad mengingat keadaan alam dan pengangkutan waktu itu.

(8)

Kira – kira pada abad ke – 15 tradisi menuliskan pesan atau laporan di atas batu tampaknya sudah mulai ditinggalkan. Dengan berakhirnya masa penulisan di atas batu atau lempengan logam seperti emas dan tembaga, maka sumber sejarah tertulis beralih ke lontar atau kertas.

Kedatangan orang – orang Eropa ke Indonesia sedikit banyak ikut menyebarkan pemakaian bahasa Melayu. Orang – orang Portugis yang mula – mula datang ke Indonesia, baik untuk keperluan dagang maupun untuk keperluan penyebaran agama Katolik, memakai bahasa Melayu sebagai bahasa perantara pada waktu mereka berhubungan dengan pembesar – pembesar di Indonesia.

Begitupun dengan orang Belanda yang menggunakan bahasa Melayu di dalam urusan perdagangan dan kebudayaan, termasuk penyebaran agama Protestan. Bahasa Melayu yang mereka gunakan adalah Bahasa Melayu Riau.

Bahasa Melayu pada abad ke – 16 dan sesudahnya banyak memperlihatkan pengaruh bahasa Arab yang masuk ke Indonesia pada abad ke – 13 bersama – sama dengan masuknya agama Islam. Demikianlah bahasa Melayu sudah mulai dipakai secara internasional dalam arti dipakai sebagai alat komunikasi anatara pembesar – pembesar kerajaan – kerajaan di Indonesia dengan orang – orang asing.

2.2 PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU KE BAHASA INDONESIA

(9)

Sebagai bahasa perantara antarsuku bahasa Melayu sudah cukup memiliki perbendaharaan kata dan struktur untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dasar. Tetapi sesudah bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa nasional dan benar – benar harus menjalankan tugasnya sebagai bahasa nasional, sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan politik, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan semua kegiatan budaya bangsa Indonesia modern lainnya, terasa semakin perlu adanya ragam bahasa sesuai dengan tuntutan dan tugas – tugasnya yang semakin bertambah itu. Bahasa Indonesia yang tumbuh dari bahasa Melayu, yang mulanya hanya merupakan bahasa perhubungan antaretnis dan bahasa lingua franca, tiba – tiba dibebani tugas yang amat sarat. Sehingga bahasa Indonesia harus memperluas diri sehingga sesuai dengan tuntutan masyarakt modern yang berwawasan nasional. Untuk memenuhi kebutuhannya akan kata – kata, ungkapan – ungkapan, dan peristilahan baru, bahsa Belanda dan kemudian bahasa Inggris merupakan sumber utamanya. Bahasa – bahasa daerah dan bahasa Melayu klasik juga merupakan sumber untuk memperoleh kata – kata dan ungkapan untuk keperluan pengertian – pengertian yang semakin bertamabah dan beragam.

Dengan bersumberkan bahasa asing dan bahasa daerah, keperluan akan ragam bahasa untuk komunikasi formal dapat dipenuhi. Untuk keperluan yang kurang formal, seperti untuk bahasa percakapan sehari – hari, nampaknya bahasa daerah yang menjadi sumber terpenting untuk ragam bahasa ini.

Di dalam tahun 60-an seorang pengamat, Benedict Anderson (1966), menggambarkan perkembangan bahasa Indonesia menurut dua arah, perkembangan ke arah kromonisasi dan ngokonisasi. Bahasa Indonesia mengembangkan kata – katanya dengan memanfaatkan bahasa Jawa dan Sansekerta yang datang melalui bahasa Jawa kuno seperti kata – kata seperti

(10)

bahwa bahasa Indonesia berkembang menjadi bahasa kromo, sedangkan bahasa Indonesia variasi berlaku sebagai ngokonya.

Ada empat faktor yang menjadi penyebab bahasa Melayu, diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut :

a) Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa penghubung dan bahasa perdagangan.

b) Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa jawa (ngoko, kromo) atau perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam bahasa sunda (kasar, lemes). c) Suku Jawa, suku Sunda, dan suku – suku yang lain dengan sukarela menerima

bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

d) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

2.3 PERISTIWA YANG BERKAITAN DENGAN BAHASA INDONESIA

Tahun – tahun penting yang mengandung arti sangat menentukan dalam sejarah perkembangan bahasa Melayu / Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:

 Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A Van Ophusijen dan dimuat dalam kitab logat Melayu.

 Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku bacaan yang diberi nama Commissie Voor De Volkslectuur (taman bacaan rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi balai pustaka. Balai pustaka menerbitkan buku – buku novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku – buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

(11)

 Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya pujangga baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan – kawan.

 Pada tanggal 2-28 Juni 1938 dilangsungkan kongres bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres di Solo ini dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan kita saat itu.

 Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-undang 1945, yang salah satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

 Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik (ejaan Soewandi) sebagai pengganti ejaan van Ophuisjen yang berlaku sebelumnya.

 Kongres bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober 2 November 1954 adalah juga salah satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa negara itu.

 Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pedoman umum pembentukan istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.

 Tanggal 12 Oktober 1972 No. 156/P/1972 (Amran Halim Ketua) menyusun buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan berupa pemaparan Kaidah Ejan yang lebih luas.

(12)

pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1908, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

 Kongres bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada 21 – 26 November 1983. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusanya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum dalam garis-garis besar haluan negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.

 Kongres bahasa Indonesia V juga diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober – 3 November 1988. Kongres ini dihadiri oleh kira – kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh nusantara dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres ini ditandai dengan dipersembahkannya karya besar pusat pembinaan dan pengembangan bahasa kepada pecinta bahasa di nusantara, yaitu berupa (1) kamus besar bahasa Indonesia, dan (2) tata bahasa baku bahasa Indonesia.

 Kongres bahasa Indonesia VI diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1993. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa di Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancannegara (Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan America Serikat). Kongres ini mengusulakn agar pusat pembinaan dan pengembangan bahasa ditingkatkan statusnya menjadi lembaga bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya undang – undang bahasa Indonesia.

 Kongres bahasa Indonesia VII diselenggarakan di hotel Indonesia Jakarta pada tanggal 26 – 30 Oktober 1988. Kongres ini mengusulkan dibentuknya badan pertimbangan bahasa dengan ketentuan sebagai berikut:

(13)
(14)

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapatkan disimpulkan hal – hal sebagai berikut:

a. Bahasa Melayu sudah ada sejak abad ke – 7 di daerah Sumatera dan mulai menyebar ke Jawa pada abad ke – 9. Di mana bahasa Melayu digunakan dalam prasasti dan menulis surat kerajaan.

b. Salah satu alasan bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa Indonesia adalah karena bahasa Melayu merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa penghubung dan bahasa perdagangan.

c. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat – saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.

3.2 SARAN

Adapun saran yang mampu diberikan penulis adalah sebagai berikut: a. Sebagaimana yang kita ketahui bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa

Melayu. Sebagai bangsa yang besar selayaknyalah kita menghargai nilai – nilai sejarah tersebut dengan tetap menghormati bahasa Melayu.

b. Sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

(15)
(16)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA. Jakarta: Balai Pustaka.

http://atmawiharja.wordpress.com/kebahasaan/sejarah-singkat-perkembangan-bahasa-indonesia/ (diakses pada tanggal 26 September 2014).

http://josepmunthe.blogspot.com/2010/02/makalah-perkembangan-bahasa

indonesia.html (diakses pada tanggal 26 September 2014).

http://karinarisaf.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia.html

(diakses pada tanggal 26 September 2014).

http://kartikaade.wordpress.com/2009/10/17/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/ (diakses pada tanggal 26 September 2014).

http://sekeping-episode-kehidupan.blogspot.com/2012/06/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html (diakses pada tanggal 26 September 2014).

Referensi

Dokumen terkait

bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia karena pada masa itu bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan bahasa yang beraneka pula, telah menyadari bahwa akan

33 Matlamat utama pembinaan dan perancangan bahasa Melayu adalah untuk A mengatur kemasukan pengaruh bahasa asing ke dalam bahasa Melayu B menentukan bahasa Melayu dapat

• Suku Jawa, Sunda, dan suku-suku yang lain dengan suka rela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.. • Bahasa Melayu sudah diajarkan

Bahasa pijin ini disebut Melayu pasar sebagai alternatif dari Melayu Tinggi yang berstandar, bertata bahasa formal, yang digunakan sebagai bahasa resmi di kerajaan,

Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai menggunakan bahasa

Fungsi lainnya adalah bahasa indonesia sebagai identitas bangsa dan sebagai alat pemersatu dan penghubung antar daerah, hal tersebut dikarenakan

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara

Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa Indonesia Di dalam kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai  Lambang