• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi Sumber Daya Manusia untuk Log (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kompetensi Sumber Daya Manusia untuk Log (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kompetensi Sumber Daya Manusia untuk Logistik Pelabuhan

di PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur

Rika Ampuh Hadiguna, Regina Yulinda Sari

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas Universitas Andalas Kampus Limau Manis, Padang, 25163

Email: hadiguna@ft.unand.ac.id

Abstrak

Standar kompetensi merupakan faktor penunjang keberhasilan dari tujuan suatu organisasi. Kompetensi sumber daya manusia yang tergambar dengan baik, akan membantu suatu organisasi untuk menentukan standar kerja dan harapan yang ingin dicapai dan dijadikan sebagai alat seleksi karyawan yang dapat memaksimalkan produktivitas suatu organisasi. Standar kompetensi yang dimiliki oleh PT Pelindo II, telah merepresentasikan kemampuan karyawan dibidang pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Proses manajemen sumber daya manusia pada PT Pelindo I Cabang Teluk Bayur diatur seluruhnya pada kantor pusat PT Pelindo II di Jakarta. Sehingga kompetensi yang ada pada PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur merupakan kompetensi yang ditetapkan pada kantor pusat. PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur memiliki struktur organisasi yang fungsional. Ada tujuh divisi yang dimiliki oleh PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur, sedangkan ada empat divisi yang bertanggungjawab terhadap kegiatan logistik dan pelabuhan, yaitu divisi Kepanduan, Divisi Perencanaan dan Pengendalian, Divisi Usaha Terminal dan Divisi Terminal Peti Kemas. Keempat divisi ini akan saling berkoordinasi dalam melaksanakan kegiatannya dalam hal meningkatkan pelayanan di Pelabuhan Teluk Bayur. kegiatan pelayanan Pelabuhan Teluk Bayur merupakan karakteristik dari kegiatan logistik, yaitu berupa transportasi dan penyimpanan. Perancangan standar kompetensi pada bidang logistik dan pelabuhan sebenarnya telah ada penelitian yang melakukannya, penelitian ini dilakukan di pelabuhan Taiwan dan Vietnam. Penelitian ini membandingkan kompetensi logistik dan pelabuhan pada sumber daya manusia. Anatomi kompetensi yang dikumpulkan oleh peneliti sebelumnya menemukan beberapa kelompok kompetensi, yaitu dari segi operasi pelabuhan, teknik kepelabuhanan, urusan logistik dan manajemen pelabuhan. Berdasarkan hal ini, diperlukan standar kompetensi bidang logistik dan pelabuhan pada PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur yang disesuaikan dengan anatomi kompetensi yang dihimpun oleh peneliti sebelumnya. Penetapan standar kompetensi ini perlu dilakukan mengingat PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur sebagai operator pelabuhan Teluk Bayur, yang merupakan salah satu pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo II, yang menjadi pusat kegiatan perekonomian di Sumatera Barat, tidak hanya disinggahi oleh kapal-kapal domestik namun juga oleh kapal dari negara lain.

Keywords: Anatomi kompetensi, Standar Kompetensi, Logistik, Pelabuhan, Sumber Daya Manusia

Pendahuluan

Logistik merupakan salah satu aktivitas penting yang mendukung tingkat perekonomian suatu negara yang meliputi pengiriman, penerimaan, pergudangan, dan pendistribusian. Pelabuhan dijadikan sebagai salah satu pusat kegiatan logistik di Indonesia, karena bentuk geografis dari Indonesia yang berupa kepulauan. Selain itu, negara Indonesia juga terletak di jalur perdagangan internasional, yang menjadi tempat persinggahan kapal-kapal perusahaan asing. Keadaan ini membuat Indonesia berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam hal logistik. Adapun pelayanan logistik pada pelabuhan berupa kegiatan transportasi dan penyimpanan (warehouse). Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan

pencapaian kinerja perusahaan adalah profil

kompetensi jabatan dan karyawannya. Kompetensi merupakan salah satu alat untuk memprediksi keberhasilan kerja seseorang pada suatu jabatan. Pendekatan kompetensi mampu mengenali lebih jauh mengenai motif, watak dan konsep diri yang mendasari seseorang untuk dapat mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya secara maksimal dalam bekerja. Untuk itu diperlukan identifikasi kompetensi pekerjaan untuk mengukur kemampuan seseorang, karena jika belum memiliki kompetensi yang diharapkan untuk suatu jabatan, maka dapat

dilakukan tindakan seperti pelatihan ataupun

pemindahan jabatan (mutasi).

(2)

akan membantu suatu organisasi untuk menentukan standar kerja dan harapan yang ingin dicapai, dijadikan sebagai alat seleksi karyawan dan dapat

memaksimalkan produktivitas suatu organisasi.

Menurut Spencer (1993), kompetensi haruslah memiliki tiga kategori, yaitu pengetahuan atau prosedur dari suatu pekerjaan (teknikal), keahlian manajerial dan karakteristik kepribadian seseorang. Hal ini maksudnya adalah kompetensi mampu

memperlihatkan kecakapan seseorang dalam

menterjemahkan kemampuannya ditempat kerjanya secara efektif.

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) merupakan perusahaan negara yang mengatur jalannya kegiatan di pelabuhan. Saat ini PT Pelindo dijadikan sebagai operator pelabuhan, sehingga yang dulunya hanya sebagai pengawas saja, namun sekarang fungsinya telah berubah mengatur segala jalannya kegiatan di pelabuhan. PT Pelindo ini tersebar diseluruh Indonesia dan terbagi atas Pelindo I-IV. Pelabuhan Teluk Bayur yang berada di Sumatera Barat dikelola oleh PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur dengan kantor pusat di Jakarta. Sebagai operator Pelabuhan Teluk Bayur, PT Pelindo akan mengatur seluruh kegiatan operasional dan kegiatan administrasi di Teluk Bayur.

Selain itu, menurut Dirgantari & Siswanto (2011), suatu standar kompetensi sumber daya manusia yang fokus pada pada bidang tertentu, seperti bidang kegiatan logistik misalnya, haruslah berdasarkan kriteria-kriteria yang diperlukan dalam menjalankan kegiatannya, sehingga dapat membedakan kinerja antara satu pelaku jabatan dengan pelaku jabatan lainnya. Pelabuhan Teluk Bayur sebagai salah satu kunci perekonomian dan melayani kegiatan logistik di Pelabuhan tentunya harus memiliki karakteristik sebagai pelaku logistik, khususnya pada sumber daya manusianya.

Beberapa penelitian mengenai perancangan standar kompetensi sumber daya manusia untuk kegiatan logistik dan pelabuhan telah banyak dilakukan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahn & McLean (2008), perancangan kompetensi sumber daya manusia untuk Pelabuhan Busan di Korea Selatan memperoleh enam kelompok kompetensi dan

enam belas subgrup kompetensi. Penelitian

berikutnya dilakukan oleh Thai & Lirn (2012) mengenai perbandingan kompetensi yang dibutuhkan pada pelabuhan di Vietnam dan Taiwan. Penelitian ini Penelitian ini menampilkan standar kompetensi yang dibutuhkan oleh pelaku logistik di pelabuhan. Standar kompetensi ini diperoleh dari berbagai penelitian sebelumnya, termasuk penelitan yang dilakukan oleh Ahn & McLean (2008). Kompetensi yang diambil dari penelitian Thai & Lirn (2012) tersebut kemudian

dikelompokkan menjadi beberapa subgrup

kompetensi logistik dan pelabuhan.

Penetapan kompetensi ini dinilai sangat penting untuk menjaga stabilitas kinerja suatu organisasi. Menurut Puspitasari (2009), kompetensi dibutuhkan untuk evaluasi pekerjaan, rekrutmen dan seleksi, memmperkuat nilai dan budaya perusahaan dan manajemen karier. Sehingga jika diterapkan pada Pelabuhan Teluk Bayur, tentunya akan dapat memberikan arahan pada sistem manajemen dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada bidang logistik dan kepelabuhanan Teluk Bayur.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara kepada beberapa orang atasan pada empat divisi PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur, yaitu Divisi Kepanduan, Divisi Perencanaan dan Pengendalian Operasi, Divisi Usaha Terminal dan Divisi Terminal Peti Kemas. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui sistem perekrutan, orientasi dan kenaikan jabatan karyawan pada PT Pelindo II cabang Teluk Bayur.

Selain itu, hasil wawancara ini juga akan diperoleh proses bisnis PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur. Data sekunder juga perlukan yaitu berupa dokumen uraian tugas dan persyaratan jabatan tingkat manajerial pada PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur. Setelah memperoleh semua data tersebut, dilakukan analisis kompetensi yang diperoleh dari PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur dan dibandingkan dengan standar kompetensi yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Thai dan Lirn (2012).

Hasil dan Pembahasan

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) merupakan perusahaan milik negara yang melayani urusan kepelabuhanan, untuk itu PT Pelindo saat ini menjadi operator Pelabuhan. PT Pelindo ini terbagi atas empat berdasarkan wilayah yang diurusnya. Untuk di Sumatera Barat, khususnya Pelabuhan Teluk Bayur, diatur oleh PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur. Ini merupakan kantor cabang, dengan kantor pusat berada di Jakarta, Pelabuhan Tanjung Priok.

(3)

oleh kantor pusat PT Pelindo.

PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur memiliki struktur organisasi yang fungsional. Ada tujuh divisi yang dimiliki oleh PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur, sedangkan ada empat divisi yang bertanggungjawab terhadap kegiatan logistik dan pelabuhan, yaitu divisi Kepanduan, Divisi Perencanaan dan Pengendalian, Divisi Usaha Terminal dan Divisi Terminal Peti Kemas. Keempat divisi ini akan saling berkoordinasi

dalam melaksanakan kegiatannya dalam hal

meningkatkan pelayanan di Pelabuhan Teluk Bayur. Bentuk pelayanan pelabuhan pada PT Pelindo II cabang Teluk Bayur, berupa :

1. Bongkar muat barang

2. Pengiriman ke gudang

3. Penumpukan barang di lapangan atau di gudang

4. Transportasi barang oleh pemiliki barang

Secara tidak langsung, kegiatan pelayanan Pelabuhan Teluk Bayur tersebut merupakan karakteristik dari kegiatan logistik, yaitu berupa transportasi dan penyimpanan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan logistik pelabuhan berupa penyimpanan dan transportasi. Oleh karena itu, keempat divisi yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan divisi yang melayani kegiatan logistik. Secara umum kegiatan operasional pelabuhan Teluk Bayur melakukan kegiatan operasional berupa bongkar muat barang dan menyediakan gudang. Kegiatan bongkar muat dimulai dari kapal datang berlabuh menunggu kegiatan bongkar dan muat di dermaga. Kapal pandu akan datang membuat dokumen mengenai kapal yang datang. Kemudian, kapal akan bersandar ketika dermaga telah kosong dan akan dijemput oleh kapal pandu. Kegiatan bongkar muat akan dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat yang ada di Pelabuhan Teluk Bayur. Selama kegiatan bongkar muat berlangsung, supervisor akan mengawasi kegiatan dan mengatur kelancaran kegiatan. Barang-barang yang dibongkar dari kapal, akan disimpan sementara dalam gudang yang ada di Pelabuhan Teluk Bayur hingga pemilik barang tersebut mengambilnya.

Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting menunjang keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Thai & Lirn (2012) mengenai kompetensi yang dibutuhkan oleh sumber daya manusia yang bergerak di bidang logistik dan pelabuhan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Thai dan Lirn ini diperoleh ada empat grup kompetensi bidang logistik dan pelabuhan dan 27 kompetensi.

Tabel 1. Standar Kompetensi Logistik dan Pelabuhan

Kompetensi Subgrup Kompetensi Operasi muatan pada tiap stasiun Operasi dari kapal kontainer

Perencanaan kapal berlabuh

Menguasai dua atau lebih bahasa asing

(Sumber: Thai & Lirn, 2012)

Adapun empat grup kompetensi yang diperoleh adalah operasi pelabuhan, teknik kepelabuhanan,

urusan yang berkaitan dengan logistik dan

manajemen pelabuhan. Kompetensi operasi

(4)

kapal berlabuh hingga dilakukannya proses bongkar muat dari dermaga ke lapangan atau gudang dan perencanaan penanganan kargo dan kargo yang berbahaya. Semuanya perlu dimiliki oleh karyawan yang bertanggungjawab dalam hal kegiatan logistik dan pelabuhan. Pelabuhan Teluk Bayur juga memiliki divisi yang berhubungan dengan operasi pelabuhan. Kegiatan yang dilakukan berupa perencanaan operasi dan pelaksanaannya diatur oleh keempat divisi yang telah disebutkan diatas. Kegiatan perencanaan operasi kapal dan barang diatur oleh divisi Perencanaan dan Pengendalian Operasi. Sedangkan untuk kegiatan bongkar muat sendiri akan dilaksanakan oleh divisi usaha terminal dan divisi terminal peti kemas. Sedangkan yang akan menangani kapal akan berlabuh adalah divisi Kepanduan. Sehingga dapat dilihat bahwa kompetensi yang dijelaskan diatas dibutuhkan oleh tiap divisi yang bertanggung jawab atas kegiatan logistik dan pelabuhan.

Kelompok kompetensi berikutnya yaitu teknik kepelabuhanan berupa kecakapan pada teknis di pelabuhan, seperti penanganan peralatan, prosedur operasi peralatan, penyelesaian masalah teknis dan

perawatan perbaikan peralatan. Kelompok

kompetensi ini identik dengan kecakapan dalam menggunakan peralatan untuk kegiatan bongkar muat, seperti material handling dan peralatan untuk penambatan kapal. Pelabuhan Teluk Bayur juga mengutamakan kesiapan alat untuk kegiatan bongkar muat barang. Oleh karena itu, kompetensi ini juga diperlukan oleh karyawan yang bertanggungjawab atas kegiatan logistik dan Pelabuhan Teluk Bayur. PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur memiliki divisi yang bertugas dalam hal perawatan peralatan bongkar muat dan divisi yang akan bertanggungjawab atas operasi peralatan.

Kelompok kompetensi berikutnya yaitu berupa urusan logistik. Menurut Ghiani et al (2004), konteks

logistik adalah organisasi, pergerakan, dan

penyimpanan dari material dan manusia. Sedangkan domain dari aktivitas logistik adalah menyediakan sistem dengan produk yang tepat, di lokasi yang tepat, pada waktu yang tepat (right product, in the

right place, at the right time) dengan

mengoptimasikan pengukuran performansi yang diberikan dan memenuhi kualifikasi yang diberikan.

Berdasarkan pandangan logistik tersebut, maka kecakapan yang dimiliki untuk urusan logistik tentunya yang berkaitan dengan penyimpanan, pergudangan dan transportasi. Begitu juga dengan Pelabuhan Teluk Bayur, memiliki lapangan dan gudang untuk meletakan barang sementara sampai kegiatan muat dilakukan atau sampai barang dijemput oleh pemilik barang. Kecakapan yang harus dimiliki

tentunya bagaimana mengatur gudang dan lapangan pada Pelabuhan Teluk Bayur selalu terorganisir dengan baik dan sesuai dengan jenis barang yang disimpan. Selain itu, ada kompetensi mengenai manajemen kontrak dan purchasing. Kecakapan ini berhubungan dengan interaksi karyawan dengan pelanggan pengguna jasa Pelabuhan Teluk Bayur.

Kelompok kompetensi berikutnya adalah mengenai manajemen pelabuhan. Berdasarkan kecakapan yang harus dimiliki oleh kelompok kompetensi berikut ini

adalah kemampuan dalam berkomunikasi,

bekerjasama dan kesesuaian dengan target organisasi.

Adapun kelompok kompetensinya adalah

perencanaan strategis pelabuhan, penguasaan dalam bidang sistem informasi, produktivitas pelabuhan, kemampuan dalam mengadaptasi perubahan budaya

organisasi, kemampuan berkomunikasi dan

menguasai bahasa asing. Tiap organisasi tentunya memiliki tujuan strategis, begitu juga dengan Pelabuhan Teluk Bayur juga memiliki tujuan sesuai dengan misinya yaitu memberikan jasa kepelabuhanan secara handal dengan mutu pelayanan kelas dunia. Hal ini tentunya sejalan dengan kompetensi yang diperlukan karyawan PT Pelindo II Cabang Teluk

Bayur dalam rangka meningkatkan kualitas

pelayanannya.

Keempat kelompok kompetensi yang ditampilkan oleh Thai & Lirn (2012) tersebut tentunya perlu disesuaikan dengan kompetensi yang dibutuhkan pada Pelabuhan Teluk Bayur karena merupakan kompetensi untuk Pelabuhan di Taiwan dan Vietnam. Perlu beberapa penyesuaian dengan sistem pelabuhan yang diterapkan di PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur. Dengan adanya standar kompetensi untuk PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur dapat membuat kinerja sumber daya manusia menjadi lebih baik dan tentunya dapat meningkatkan kinerja logistik pada Pelabuhan Teluk Bayur.

Kesimpulan

(5)

Oleh karena itu, diperlukan perancangan standar kompetensi untuk karyawan yang bertanggung jawab atas kegiatan logistik dan pelabuhan di PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur dalam rangka peningkatan kualitas karyawannya. Selain itu diperlukan juga penempatan kompetensi tersebut pada tiap divisi yang dijelaskan sebelumnya, yaitu Divisi Kepanduan, divisi Perencanaan dan Pengendalian Operasi, divisi Usaha Terminal dan Divisi Terminal Peti Kemas. Hal ini diperlukan untuk menetapkan karyawan sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya., agar tujuan dari tiap divisi dapat tercapai untuk mencapai tujuan organisasi.

Ucapan Terima kasih

Penelitian ini didanai oleh Program Penelitian Hibah Bersaing DP2M DIKTI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan kontrak Nomor: Dipa-023.04. 2.415061, tanggal 5 Desember 2012.

Referensi

Ahn, Y-S. & McLean, G. N. Competencies for Port and Logistics Personnel: An Application of Regional Human Resource Development. 9(4), Asia Pacific Education Review (2008).

Dirgantari, P. D. & Siswanto, J. Rancangan Model

Kompetensi Sumber Daya Manusia Bidang

Teknologi Informasi di Direktorat Teknologi

Informasi dan Komunikasi UPI. Konferensi

Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk

Indonesia. 14-15 Juni 2011, Bandung.

Ghiani, G., Laporte, G., & Musmanno, R. Introduction to Logistics Systems Planning and Control. England: John Wiley (2004).

Puspitasari, Dwi Endang. Analisis Pengaruh

Pengembangan Karier Berbasis Kompetensi Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai. Skripsi. Institut Pertanian Bogor (2008).

Spencer, L.M., Jr., & Spencer, S.M. Competence at Works: Models for Superior Performance. New York: Wiley (1993).

Gambar

Tabel 1. Standar Kompetensi Logistik dan Pelabuhan

Referensi

Dokumen terkait

Menerapkan perilaku beriman kepada malaikat Allah dan makhluk gaib lainnya seperti jin, iblis, dan setan dalam fenomena

Hasil dari penelitian tersebut ternyata dengan moderator menghasilkan nilai R Square yang berbeda dimana R Square dengan menggunakan moderator menjadi lebih besar

[r]

Perkembangan fisik Kota Baubau pada tahun 1996 sampai dengan 2011, terjadi perkembangan permukiman yang cenderung mengarah ke bagian perbukitan, hal ini yang menunjukan

Apabila pada saat pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data maka perusahaan tersebut akan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan jika

- Penilaian bagi nasabah yang tidak dapat berkerjasama dengan baik dengan bank dalam hal penyerahan beberapa dokumen yang terkait Daftar yang dimiliki oleh Bank BTN

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui.

Untuk itu diperlukan sebuah aplikasi yang dapat membantu perpustakaan agar pelayanannya dapat berjalan dengan lebih baik, lebih cepat, dan lebih efisien. Visual Basic adalah salah