• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI MAKRO PERDAGAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENGANTAR EKONOMI MAKRO PERDAGAN (1)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI

DI SUSUN OLEH :

1.MARIA MELANI NDORA ( 14310029 ) 2. FARIANI LA ODE DAI ( 15310007) 3. HARTINI ( 15310027 )

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

(2)

BAB I

PENDAHUALUAN A.Latar Belakang

Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yangmempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhanmanusia. Masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional .Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro misalnya menyangkut masalah jual beli secara internasional yang salingdisebut dengan ekspor-impor. Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakansalah satu topik dalam analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupunkesempatan kerja masalah ini merupakan topik makro.

Dapat ditarik kesimpulan dari uraian diatas adalah pada prinsipnya ada duafaktor yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.

B.Manfaat dan Tujuan

(3)

BAB II PEMBAHASAN

PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASIA. A. Perdagangan Luar Negeri

1 .Pengertian Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri adalah perdagangan yang terjadi di luar negeri,kegiatan perdagangan luar negeri ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi, masing-masing pasar yang saling berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupunkesempatan kerja.Selain itu, permintaan akan sesuatu barang ditentukan oleh pendapatan kita dapat menduga bahwa ada hubungan antara pendapatan satunegara dengan pembelian barang luar negeri (impor). Jika pendapatan naik,maka pembelian barang-barang dan jasa (dari dalam Negeri maupun impor)dapat mengalami kenaikan ada 3 aspek dari peranan perdagangan luar negeridalam perekonomian yaitu:

 Keuntungan yang dapat di peroleh sesuatu Negara dari melakukan perdagangan luar negeri.

 Kebujakan membatasi perdagangan dan proteksi dalam perdagangan luar negeri.

 Mengenai globalisasi.

(4)

Perbedaan harga inilah yang menjadi pangkal timbulnya perdaganganantar negara. Dan perbedaan harga bukanlah hanya ditimbulkan oleh karenaadanya perbedaan ongkos produksi, tetapi juga karena perbedaan dalam pendapatan serta selera permintaan akan sesuatu barang sangat ditentukan olehselera dan pendapatan. Selera dapat memainkan peranan penting dalammenentukan permintaan akan sesuatu barang antara berbagai negara. Apabila persediaan suatu barang di satu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan, negara tersebut dapat mengimpor dari negara lain.Untuk suatu barang tertentu faktor selera dapat memegang peranan penting. Misalnya: mobil, rokok, pakaian, meskipun satu negara tertetu telahdapat menghasilkan barang-barang tersebut, namun kemungkinan besar impor dari negara lain dapat terjadi. Hal ini dikarenakan faktor selera, dimana penduduk negara tersebut lebih menyukai barang-barang buatan negara lain.

2.Keuntungan Melakukan Perdagangan

Berikut adalah pandangan para ahli ekonomi/mazhab di masamerkantalisme dan klasik mengenai sumbangan perdagangan luar negerikepada masyarakat

.Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab merkantilis yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup di sekitar abad keenam belas dan ketujuh belas, berpendapat bahwa perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaanuntuk sesuatu negara. Menurut mereka, suatu negara dapat mempertinggikekayaannya dengan cara menjual barang-barangnya keluar negeri.

(5)

perdaganganluar negeri. Berdasarkan kepada teori Ricardo tersebut, negara – negaradigalakkan menjalankan sistem perdagangan bebas/free trade.

Yang dimaksudkan perdagangan bebas adalah sistem perdagangan luar negeri dimana setiap Negara melakukan perdagangan tanpa ada halangan perdagangan.

3.Keuntungan Dari Spesialisasi Dengan Menggunakan Contoh Angka

Telah dinyatakan bahwa dengan mengadakan spesialisasi dan selanjutnyamelakukan perdagangan luar negeri, dua keuntungan akan diperoleh oleh setiapnegara, keuntungan itu adalah:

a. Faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dengan lebih efisien. b. Penduduk Negara itu akan dapat menikmati lebih banyak barang-barang. Keuntungan yang terwujud itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. sumsi-asumsi yang digunakan

Di dalam menunjukkan keuntungan yang didapat dari perdaganganluar negeri biasanya digunakan dalam dua cara : yaitu denganmenggunakan angka-angka dan dengan menggunakan grafik.

B. Keuntungan mutlak dan keuntungan berbandingan

(6)

 Keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh oleh sesuatunegara dari mengkhususkan kegiatannya kepada memproduksikan barang-barang dengan efisiensi yang lebih tinggi dari negara – negaralain.

 Keuntungan berbanding dapat diartikan sebagai keuntungan yangdiperoleh oleh suatu negara dari mengkhususkan (melakukanspesialisasi) dalam memproduksikan barang-barang yang mempunyaiharga relative yang lebih rendah dari negara lain

4.Keuntungan Perdagangan Dalam Grafik

Gambaran secara grafik mengenai keuntungan dari perdagangan perluditerangkan secara dua tahap. Dalam tahap pertama ditunjukkan keadaan yangmenunjukkan keadaan sebelum perdagangan. Pada tahap kedua ditunjukkan keadaan sesudah dilakukan perdagangan.

B Proteksi dan Pembatasan Perdagangan 1.Pengertian Proteksi

Proteksi merupakan perlindungan dalam perdagangan atau industri.Tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barangimpor. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tarif, quota dan sebagainya.Proteksi bisa berbentuk:a

Pengenaan Tarif

Pengertian tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu Negara. Tarif digolongkanmenjadi:

(7)

2. Bea transito adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barangyang melalui wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa barangtersebut sebagai tujuan akhirnya adalah negara lain

3. Bea impor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barangyang masuk dalam custom area suatu negara dengan ketentuan bahwanegara tersebut sebagai tujuan akhir

b.Quota

Pengertian Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yangmasuk (Quota impor) dan keluar (Quota ekspor).

c.Pelanggaran Impor

Seandainya suatu Negara melarang impor barang A, maka industridalam negeri yang memproduksikan atau merakitbarang A akanmemperoleh proteksi. Dalam hal ini proteksi bersifat mutlak bagi indiustri barang A dalam negeri.

d.Subsidi

Dengan adanya subsidi, produsen dalam negeri bisa menjual barangnyalebih murah, sehingga bisa bersaing dengan barang impor. Subsidi yangdiberikan bisa dalam berbagai bentuk, misalnya:

1) Subsidi langsung berupa sejumlah uang tertentu 2) Subsidi per unit produksi.

2.Faktor – Faktor yang Mendorong Proteksi

(8)

artinya dalam pembangunan negara dan kemakmuran perekonomian negara. Ada beberapa tujuan penting dari proteksi:

a.Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran. b.Mendorong perkembangan industri baru c.Mendiversifikasikan perekonomian

d.Menghindari kemerosotan industri – industri tertentu e.Memperbaiki neraca pembayaran

f.Menghindari neraca pembayaran g.Menghindari dumping

h.Menambah pendapatan pemerintah 3.Alat pembatasan perdagangan

(9)

B. GLOBALISASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI 1.Definisi Globalisasi

Globalisasi adalah satu konsep yang sering dinyatakan orang pada masaini, tetapi yang menyatakan dan pembahasnya mempunyai pengertian yang berbeda mengenai konsep tersebut. Globalisasi dapat didefinisikan sebaga

peningkatan dalam saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatanekonomi diantara berbagai negara.

Untuk lebih memahami makna definisi perhatikan dua contoh salingketergantungan dalam aspek ekonomi berikut: pertama, efek dari berlakunyakemunduran ekonomi di Amerika Serikat, Jepang dan Negara-negara Eropa, perkembangan investasi asing yang pesat dalam beberapa tahun belakangan inidi Indonesia menimbulkan efek buruk kepada prospek kerkembangan investasiasing dan pertumbuhan ekonomi di negara – negara lain, seperti misalnya dinegara – negara Asia Tenggara.

2.Faktor – Faktor yang Mewujudkan Globalisasi a.Perkembangan politik dunia

b.Semakin pentingnya praktek pasar bebas c.Perkembangan perusahaan multinasional

d.Berkembangnya investasi keuangan ke berbagai Negara

(10)

3.Keuntungan dan Kerugian Globalisasi a.Keuntungan Globalisasi

 Produksi dunia dapat ditingkatkan

 Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara  Meluaskan pasar untuk hasil produksi dalam negeri

 Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

3.Keuntungan dan Kerugian Globalisasi a.Keuntungan Globalisasi

 Produksi dunia dapat ditingkatkan

 Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara  Meluaskan pasar untuk hasil produksi dalam negeri

 Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik  Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

b.Kerugian Globalisasi

(11)

 Sektor keuangan semakin tidak stabil

 Memperbudak prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

• Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi b.Kerugian Globalisasi • Menghambat pertumbuhan sektor industri manufaktur

• Memperburuk keadaan neraca pembayaran • Sektor keuangan semakin tidak stabil

• Memperbudak prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

C. PENGERTIAN PROTEKSI

Proteksi perdagangan merupakan sebuah upaya dari pemerintah suatu negara untuk melindungi produk-produk dalam negerinya dari serbuan produk asing dalam melakukan perdagangan internasional. Ada dua alasan kuat yang mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme, yaitu melindungi perekonomian domestik dari tindakan negara atau perusahaan asing yang tidak adil, dan melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry). Proteksi perdagangan yang diterapkan oleh suatu negara seringkali menimbulkan protes dari negara lain yang ingin menerapkan perdagangan bebas.

(12)

negerinya tidak kalah bersaing dengan barang impor.

Proteksi perdagangan ini biasanya dilakukan oleh negara-negara berkembang walaupun tidak menutup kemungkinan negara-negara maju pun melakukan hal serupa. Contohnya Indonesia yang telah menerapkan beberapa kebijakan proteksi perdagangan, seperti pelarangan ekspor rotan mentah, pengenaan bea keluar untuk komoditas tambang mentah dan pengaturan impor holtikultura. Belakangan ini juga banyak kalangan di Indonesia yang khawatir akan menjamurnya produk-produk Cina seiring dengan diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Area yang dapat mengancam industri dalam negeri.

 FAKTOR – FAKTOR YANG MENENTUKAN PROTEKSI

Pemberian proteksi diantara masing – masing karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :

1. Responsibility ( Tanggung Jawab)

Semakin tinggi jabatan seorang karyawan dalam suatu perusahan, semakin besar pula tanggung jawab yang diembannya. Semakin tinggi tanggung jawab yang diemban oleh seorang, semakin tinggi pula proteksi yang diberikan oleh perusahaan.

2. Skill (Keahlian)

(13)

Karyawan yang lebih mengandalkan kemampuan kerja otak atau mental, misalnya analis, programmer, marketer, atau akuntan. Kelas pekerja seperti ini sering disebut dengan “White Collar” kelas pekerja ini biasanya memperoleh tingkat proteksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas pekerja yang lebih mengandalkan kekuatan fisik (Blue Collar).

4. Physical Effort (Kemampuan Fisik)

Karyawan yang lebih mengandlakan kekuatan fisik (Blue Collar), misalnya satuan pengaman (Satpam), petugas kebersihan atau pekerja bangunan. Biasanya proteksi yang diberikan oleh perusahaan kepada mereka lebih difokuskan dalam bentuk perlindungan atas keselamatan kerja.

5. Work Condition (Kondisi Kerja)

Kondisi kerja yang diharapkan oleh pekerja untuk satu bidang industri sering kali berbeda. Sebagai contoh, kondisi kerja bagi pekerja dibidang perminyakan, yang bekerja di lepas pantai akan berbeda dengan kondisi kerja di darat. Semakin berat kondisi kerja yang dihadapi oleh pekerja, semakin tinggi program proteksi yang diterapkan.

6. Government Rule (Peraturan Pemerintah)

(14)

 Bentuk-bentuk Proteksi

Bentuk-bentuk proteksi sekurang-kurangnya ada empat bentuk yang kita jumpai dalam praktek adalah:

1. Tarif (tariffs) atau bea masuk barang-barang impor.

Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean (costum area). Sementara itu, barangbarang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk.

Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri, mempunyai maksud memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan persentase tertentu dari harga barang yang diimpor.

Tujuan tarif ini adalah untuk melindungi produksi dalam negeri terhadap barang-barang luar negeri dan sekaligus menjadi pendapatan suatu negara. Barang-barang-barang mewah seperti barang elektronik, mobil, mesin-mesin dikenakan biaya cukai yang tinggi tetapi barang-barang yang termasuk bahan pokok yang sangat diperlukan oleh penduduk tentunya dikenakan tarif terendah agar tidak menjadi beban bagi penduduk. Ada beberapa macam penggolongan tarif dalam perdagangan internasional, antara lain sebagai berikut :

1. Tarif tunggal (Single Column Tariff). Tarif ini memberlakukan persentase yang sama untuk

(15)

2. Tarif Umum/ Konvensional (General/ Conventional Tariff). Tarif ini menetapkan persentase yang berbeda antara negara satu dengan yang lain.

3. Tarif Preferensi ( Preferential Tariff). Tarif ini memiliki persentase yang lebih rendah, bahkan untuk komoditi tertentu bisa nol persen, karena ada hubungan khusus antara negara pengimpor dengan negara pengekspor.

Ada beberapa macam penggolongan bea dalam perdagangan internasional, antara lain sebagai berikut :

a. Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju ke negara lain.

b. Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang hanya melewati negara tersebut karena tujuan akhirnya negara lain (sebagai transit).

c. Bea impor (impor duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang masuk dalam daerah pabean suatu negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.

4. Kuota (quota), barang-barang yang diijinkan yang boleh di impor tetapi secara terbatas.

Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari luar negeri.Barang-barang yang boleh di impor tetapi terbatas seperti, barang yang dapat dihasilkan atau diproduksi oleh negara itu sendiri tetapi dianggap tidak mencukupi untuk konsumsi dalam negeri seperti misalnya, barang-barang kosmetik, sepatu,dan barang-barang mewah lainnya.

a. Kuota Impor

(16)

1) Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.

2) Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan. 3) Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.

4) Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri.

Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. b. Kuota Ekspor

Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara lain :

1) mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap berbahaya;

2) menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;

3) mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.

Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas perdagangan penting.

Tujuan diberlakukannya kuota di antaranya :

(17)

2). untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang cukup;

3). untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai stabilitas harga di dalam negeri.

5. Pelarangan Impor

Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam negeri.

6. Pelarangan Ekspor

Pelarangan ekspor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang keluarnya barang-barang ke luar negeri, dengan tujuan untuk menghindari kelangkaan barang-barang, sebab apabila suatu barang itu langka, maka harga barang tersebut akan menjadi tinggi. 7. Subsidi

Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya produksi perunit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri dapat menjual barangnya yang lebih murah dan bisa bersaing dengan barang impor. Setiap pemerintah ingin mendorong produksi buatan dalam negerinya sendiri, upaya pemerintah pada umumnya untuk meningkatkan produksi lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri dengan misalnya menetapkan peraturan-peraturan bahwa bahan-bahan baku atau sebagian produk harus menggunakan produk dalam negeri, maka dengan demikian pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada industi dalam negeri agar bisa berkembang menjadi industri yang besar. Pemberian subsidi oleh pemerintah kepada industri dalam negeri biasanya berupa:

(18)

• Subsidi per-unit produksi misalnya berupa bahan bakar/mentah dengan harga murah dan kemudahan-kemudahan lainnya

8. Premi

Premi adalah kebijakan pemerintah menambahkan dana dalam bentuk uang kepada produsen yang berhasil mencapai target-target tertentu. Misalnya jumlah produksi dapat lebih banyak. Premi dalam kebijakan perdagangan internasional berupa kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan daiam meningkatkan ekspornya. Misalnya, penghargaan untuk kualitas barang yang memenuhi standar kualitas ekspor, penyederhanaan prosedur ekspor, biaya ekspor yang murah, dan penyediaan fasilitas pelabuhan ekspor yang memadai.

9. Deskriminasi Harga

Suatu negara dikatakan melakukan damping jika mengekspor hasil produksinya ke suatu negara dengan harga yang lebih rendah daripada harga di dalam negeri. Misalnya, Jepang menjual mobil-mobilnya ke Indonesia dengan harga yang murah, padahal harga mobil dengan merek dan tipe yang sama di Jepang sendiri harganya mahal. Kebijakan menaikkan harga di dalam negeri ini biasanya dirujukan unruk menutupi kerugian yang mungkin terjadi di luar negeri.

Dalam menjalankan kebijakan ini, harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain sebagai berikut :

(19)

Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan dis¬kriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar ne¬geri lebih murah dan pada di dalam negeri. Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu :

- Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar dan pada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.

- Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen da¬lam negeri tidak dapat membeli barang dan luar negeri.

 TUJUAN KEBIJAKAN PROTEKSI 1. memaksimalkan produksi dalam negeri; 2. memperluas lapangan kerja;

3. memelihara tradisi nasional;

4. menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan;

5. menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung pada negara lain.

6. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran. 7. Mendorong perkembangan industri baru 8. Mendiversifikasikan perekonomian

9. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu 10. Memperbaiki neraca pembayaran

(20)

12. Menghindari dumping

13. Menambah pendapatan pemerintah

 KONSEP DAN PRAKTIK PROTEKSI

Proteksi meliputi tarif dan nontarif melalui tarif bea masuk, digolongkan atas dua jenis, yakni tarif nominal dan tarif efektif. Tarif nominal dinyatakan beberapa% dari nilai impor (fob), sedangkan tarif efektif dihitung dengan mengetahui lebih dulu nilai tambah suatu komoditi, yang dapat diciptakan di dalam negeri dan nilai tambah komoditi itu di pasar internasional. Kemudian, dihitung persentase perbedaannya. Proteksi nontarif dapat berupa pelarangan impor, membatasi impor, rintangan-rintangan administrasi, dan lisensi impor.

Kebijakan tarif dan nontarif ini berkaitan dengan variabel-variabel ekonomi lainnya, seperti pendapatan pemerintah, harga barang-barang di dalam negeri, termasuk dalam hal bahan baku, kurs mata uang di dalam negeri dan luar negeri, teknologi produksi, kesempatan kerja, dan berkaitan pula dengan produksi sektor pertanian dan efisiensi industri. Tingkat tarif yang relatif tinggi untuk barang-barang konsumsi akan mengurangi daya saing, sedangkan bagi bahan baku, akan menimbulkan harga yang relatif tinggi, dan sukar mendapat daya saing. Dalam batas waktu tertentu proteksi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi jika terus-menerus akan merugikan ekonomi di dalam negeri karena setiap komoditi akan mengalami masa jenuh. Produksi di dalam negeri relatif lebih banyak tersedia, sedangkan harganya relatif mahal maka kemampuan daya beli tidak naik sebagaimana diharapkan. Hal ini dapat menimbulkan keadaan under-capacity yang lebih tinggi, dan makin mendorong ekonomi biaya tinggi

(21)

Tarif atas barang impor meningkatkan harga barang yang dihasilkan oleh produsen dalam negeri. Dampak ini kerap merupakan tujuan utama dari tarif untuk melindungi produsen dalam negeri terhadap persaingan impor yang harganya lebih murah. Besarnya perlindungan ini biasanya dinyatakan dalam persentase dari harga yang berlaku jika perdagangan berlangsung dengan bebas. Pembatasan impor gula, misalnya, dapat meningkatkan harga yang diperoleh produsen gula Amerika sebesar 45 persen.

Pengukuran demikian sepintas lalu tampaknya merupakan pengukuran gamblang dalam kasus tarif: jika jenis tarifnya berbentuk pajak ad valorem yang besarnya proporsional terhadap nilai impor, tingkat tarif itu sendiri niscaya mengukur besarnya proteksi; jika jenis tarifnya adalah spesifik, dengan membagi tarif dengan harga netto setelah tarif menghasilkan angka yang sama dengan tarif ad valorem. Ada dua masalah dalam menghitung tingkat proteksi dengan cara sederhana di atas. 1. Jika asumsi negara kecil buka merupakan pertimbangan yang akurat, maka sebagian dampak tarif akan menurunkan harga ekspor dan sebagian lagi berupa peningkatan harga Domestik, dan dampak dari kebijakan perdagangan terhadap harga ekspor terkadang sangat berarti. Dalam teori (meskipun jarang terjadi dalam kenyataan) sebetulnya bisa saja terjadi di mana tarif sebetulnya bisa menurunkan harga yang diterima produsen dalam negeri.

2. Tarif bisa menimbulkan dampak yang berbeda di setiap tahapan produksi suatu barang.

 ALASAN PROTEKSI

1. Melindungi Industri dalam negeri yang masih baru ( The infant-industry argument)

(22)

3. Mencegah dumping

4. Mencegah over-specialization

5. Mengurangi defisit neraca pembayaran nasional

6. Melindungi industri-industri yang penting untuk pertahanan.

4. CONTOH KASUS

Penetapan Anti-Dumping oleh Korea Selatan Terhadap Produk Kertas Indonesia

Salah satu kasus yang terjadi antar anggota WTO kasus antara Korea dan Indonesia, dimana Korea menuduh Indonesia melakukan dumping woodfree copy paper ke Korsel sehingga Indonesia mengalami kerugian yang cukup besar. Tuduhan tersebut menyebabkan Pemerintah Korsel mengenakan bea masuk anti dumping (BMAD) sebesar 2,8 persen hingga 8,22 persen terhitung 7 November 2003. dan akibat adanya tuduhan dumping itu ekspor produk itu mengalami kerugian. Ekspor woodfree copy paper Indonesia ke Korsel yang tahun 2002 mencapai 102 juta dolar AS, turun tahun 2003 menjadi 67 juta dolar.

(23)

produk kertas Indonesia ke Korsel dengan ketentuan PT Pabrik kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Pindo Deli dan PT Indah Kiat diturunkan sebesar 8,22% dana untuk April Pine dan lainnya 2,80%. Dan Indonesia mengadukan masalah ini ke WTO tanggal 4 Juni 2004 dan meminta diadakan konsultasi bilateral, namun konsultasi yang dilakukan pada 7 Juli 2004 gagal mencapai kesepakatan.

Karenanya, Indonesia meminta Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement Body/DSB) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) membentuk Panel dan setelah melalui proses-proses pemeriksaan, maka DSB WTO mengabulkan dan menyetujui gugatan Indonesia terhadap pelanggaran terhadap penentuan agreement on antidumping WTO dalam mengenakan tindakan antidumping terhadap produk kertas Indonesia. Panel DSB menilai Korea telah melakukan kesalahan dalam upaya membuktikan adanya praktek dumping produk kertas dari Indonesia dan bahwa Korea telah melakukan kesalahan dalam menentukan bahwa industri domestik Korea mengalami kerugian akibat praktek dumping dari produk kertas Indonesia.

 Penyelesaian Sengketa a. Forum

Indonesia membawa permasalahan ini kepada WTO. b. Putusan

(24)

BAB III PENUTUP • Kesimpulan

Perdagangan luar negeri merupakan perdagangan yang kegiatannyamenjual dan membeli (transaksi) benda antar negara. Dalam konteks inicara umum akan ditunjukan beberapa keuntungan dari perdagangan luar negeri dan secara spesifik dan dengan lebih terperici akan ditunjukkankeuntungan yang akan diperoleh dari spesialiSsasi, yaitu apabila kegiatanekonomi negara dikhususkan kepada memproduksi barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri.

 Proteksi merupakan kebijakan perdagangan luar negeri yang dilakukansuatu negara yang pada dasarnya menghambat kemasukan berbagai jenis barang impor dengan menggunakan berbagai alat untuk melaksanakankebijakan perlindungan (proteksi) seperti pajak impor (tarif), kuota danhambatan bukan tarif.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/3891512/PERDAGANGAN_LUAR_NEGERI

https://diahsafit3blogku.blogspot.com/2017/10/ekonomi-proteksi-dalam-perdagangan.html

Referensi

Dokumen terkait

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,.. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk dikaji melalui suatu studi mikro, bagaimanakah pengambilan keputusan suami-istri keluarga petani dalam menentukan jumlah keluarga

Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan ( Study Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

 Apabila tugas yang memenuhi ceklis modul dikumpulkan lebih dari 30 menit sesudahnya, maka hasil produk adalah B (setara dengan nilai 61-70). Pengumpulan Modul 3

Perusahaan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Pompengan Jeneberang SUL-SEL di dalam usahanya untuk meningkatkan hasil produktivitas kerja para karyawannya,

Kegiatan pelatihan dilakukan secara langsung melalui praktek teknis, dimonitor langsung oleh pihak LPPM Unram. Sebe-lum pelatihan tersebut dilaksanakan, tim pelaksana

Ketiga berdasarkan AHP, strategi yang merupakan prioritas utama dalam peningkatan efektivitas program SMD adalah melalui penguatan sumber daya manusia SMD dan

Dari berbagai sumber yang telah penulis temukan disebutkan bahwa Gerwani merupakan suatu organisasi perempuan yang berjuang dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik