• Tidak ada hasil yang ditemukan

sistem hukum sosialis dan sosialis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sistem hukum sosialis dan sosialis "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Sistem hukum sosialis berasal dari hukum Uni Soviet yang dikembangkan

sejak 1917, dimana pada tahun ini terjadi Revolusi Oktober yang mengakhiri

pemerintahan kerajaan rusia. Hukum ini mengalami penyebaran melalui politik

demokrasi rakyat ke Negara-negara di Eropa dan Asia. Pokok sistem hukum

sosialis adalah hukum yang dijiwai ajaran Marxis-Lenimisme yang dianut oleh

para pakar hukum di Uni Soviet serta ajaran meterialisme dan teori evolusi

dimana dikatakan bahwa meteri merupakan satu-satunya benda nyata di dunia

ini.1

Menurut R. Sardjono,2 hukum di Negara-negara sosialis dimaksudkan

untuk membangun masyarakat baru, untuk menunjang terjadinya masyarakat baru

sesuai dengan ajaran Marxisme yang fundamental berlainan dengan keadaan

sebelumnya dimana faktor ekonomi merupakan faktor utama dan faktor penentu

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam arti bahwa segala sesuatunya

harus tunduk kehendak penguasa yang bertugas memimpin tranformasi dari

susunan masyarakat lama kearah terciptanya masyarakat baru yang dijiwai oleh

ajaran komunis yang mengutamakan asas kolektivitas dalam bentuknya yang

mutlak. Akibatnya hubungan individu menjadi berkurang sebab semuanya

menjadi publik. Dengan demikian yang diutamakan adalah kepentingan umum

dan kepentingan Negara.

Menurut hukum sosialis, hukum merupakan suatu alat untuk menekan

kelas tertindas yaitu kepentingan dan ketidakadilan. Hukum yang adil berarti

menyerukan suatu ideologi. Fungsi hukum sosialis bukan untuk mengekspresikan

konsep keadilan tertentu, tetapi mengorganisasi kekuatan-kekuatan ekonomi

bangsa dan mentranformasikan tingkah laku dan sikap warga Negara. Dengan

1

H. Abdul Manan, Aspek-Aspek Pengubah Hukum. (Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006). hal, 53

2

(2)

demikian Negara-negara yang menganut sistem hukum sosialis ini hanya

mengenal konsep hukum publik sedangkan hukum privat tidak ada3. Sistem

hukum sosialis yang berbasis doktrin komunis mengabaikan prinsip-prinsip

keadilan moral. Doktrin hukum sosilais berbasis pada doktrin marxisme

mengajarkan bahwa hukum sebenarnya adalah suatu struktur yang melayani

kepentingan-kepentingan ekonomi. Bagi kaum marxisme hukum adalah alat

kebijaksanaan bagi mereka yang memerintah. Hukum yang berlaku di Uni Soviet

tidak memiliki nilai absolut pada dirinya.4

Ajaran Marxisme Lenisme menolak prinsip pembagian kekuasaan dalam

system pemerintahannya. Seluruh kekuasaan terkonsentrasi di tangan pemegang

kekuasaan tertinggi, kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudisial dijalankan secara

eksukutif oleh pemegang kekuasaan tertinggi.

3

Menurut Van Apeldoorn, hokum public adalah hokum yang mengatur kepentingan umum, sedangkan hokum privat adalah hokum yang mengatur kepentingan khusus atau pribadi. Chainur Arrasjid, Dasar-Dasar Ilmu Hukum. (Jakarta: Sinar Grafika, 2006). hal. 98

4

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Hukum

Begitu banyak pengertian dari sistem hukum, oleh karena itu dalam tulisan

ini akan dipergunakan pengertian sistem hukum yang dikemukakan oleh Sudikno

Mertokusumo, bahwa sistem adalah tatanan atau kesatuan yang utuh yang terdiri

dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang berkaitan erat satu sama lain yaitu

kaedah dan pernyataan tentang apa yang seharusnya sehingga sistem hukum

merupakan sistem normatif. Dengan kata lain sistem hukum adalah kumpulan

unsur-unsur yang ada dalam interaksi satu sama lain yang merupakan satu

kesatuan yang terorganisasi dan kerjasama ke arah tujuan kesatuan.5 Menurut

Paul Bellefroid, seorang ahli hukum Vlaam, Belanda, professor di Nijmegen,

berpendapat bahwa sistem hukum adalah suatu rangkaian kesatuan

peraturan-peraturan hukum, yang disusun secara teratur menurut asas-asasnya.6

Lahirnya suatu sistem hukum yang kemudian dipergunakan di suatu

Negara tidak lepas sejarah tradisi (hukum) dan budaya (hukum) legal culture

yang dianut pada masyarakat tersebut. Bagi masyarakat yang menganggap

prakrik-praktik kebiasaan yang melembaga dan kemudian menjelma menjadi

hukum, maka sistem hukumnya menjadi tradisi sistem hukum tidak tertulis

sebagai bagian spirit of the people suatu bangsa. Sebaliknya ketika tradisi dan

budaya tata tulis telah menjadi semangat kepastian hukum suatu bangsa, maka

sistem hukumnya menjelma menjadi sistem hukum tertulis yang dikodifikasikan.

Berangkat dari latar belakang itulah kemudian lahirlah bermacam-macam

sistem hukum di dunia yang mengikuti tradisi dan budaya masyarakat itu.

Menurut Rene David dalam bukunya Major Legal System in The World

Today, penelitian secara mondial dengan cara perbandingan hukum

memperlihatkan gambaran sebagai berikut:

5

Sudikno Mertokusumo. Penemuan Hukum. (Yogyakarta: Liberty, 2009). hal 18

6

(4)

1. Sistem hukum Romawi Jerman (Romano Jerman) yang lazim dikenal

dengan Civil Law dianut oleh negara Eropa Kontinental.

2. Sistem hukum Common Law yang dianut oleh negara Anglo Saxon.

3. Sistem hukum Socialist law.

4. Sistem hukum berdasarkan agama dan hukum kebiasaan (adat).7

Sedangkan menurut Prof A.G.Chloros dapat dikelompokkan kedalam 3 sistem yaitu:

1. Common Law,

2. Civil Law

3. Socialist Law

Namun mengingat semakin pesatnya rasa entitas dan unity suatu Negara

terkait dengan keinginan untuk memiliki satu sistem hukum dalam kemajemukan,

maka lahir pula sistem hukum Masyarakat Eropa yang memiliki karakter yang

berbeda.

B. Istilah dan Pengertian Perbandingan Hukum

Terdapat berbagai istilah asing mengenai perbandingan hukum, antara

lain: Comparative law, Comparative Jurisprudence, Foreign Law (istilah inggris);

Drit Compare (istilah prancis); Rechtsvergelijking (istilah belanda) dan

Rechtsverglenchung atau Vergleichende Rechlehre (istilah jerman).

Di dalam Black’s Law Dictionary dikemukakan, bahwa Comparative

Jurusprudence ialah suatu studi mengenai prinsip-prinsip ilmu hukum dengan

melakukan perbandingan berbagai macam sistem hukum (the study of principles

of legal sciene by the comparision of various systems of law).

Ada pendapat yang membedakan antara Comparative Law dengan Foreigh

Law, yaitu:

7

(5)

1. Comparative Law, mempelajari berbagai sistem hukum asing dengan

maksud untuk membandingkan.

2. Foreigh Law, mempelajari hukum asing dengan maksud semata-mata

mengatahui sitem hukum asing itu sendiri dengan tidak secara nyata

bermaksud untuk membandingkannya dengan sistem hukum yang

lain.8

Perbandingan hukum adalah metode perbandingan yang diterapkan dalam

ilmu hukum. Perbandingan hukum bukanlah ilmu hukum, melainkan hanya suatu

metode studi, suatu metode untuk meneliti sesuatu, suatu cara kerja, yakni

perbandingan. Metode untuk membanding-bandingkan aturan hukum dari

berbagai sistem hukum tidak mengakibatkan perumusan aturan-aturan yang

berdiri sendiri.9

C. Sistem Hukum Sosialis

Sistem hukum sosialis adalah hukum dari Negara Negara yang

pemerintahannya secara resmi memandang Negara tersebut sebagai sosialis atau

bergerak dari kapitalisme menuju sosialisme, dan menganggap sebuah

masyarakat komunistik sebagai tujuan puncaknya10.

Hukum oleh pemerintahnya atau pemimpinnya digunakan sebagai sarana

dalam merencanakan dan mengorganiasikan struktur ekonomi dan sosial

tersebut, dan ia hanya sekedar bagian dari struktur idiologis yang mengontrol

realitas materi dari sarana produksi; ia ditentukan dan didefinisikan dalam

kaitannya dengan fungsi politisnya. Bahwa seluruh cita hukum berkaitan dengan

negara dan karena itu merupakan sarana dengan mana mereka yang mengawasi

alat-alat produksi tetap mengawasi mereka yang dicabut hak miliknya. Dengan

8

Barda Nawawi Arief, Perbandiangn hukum pidana. (Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada, 2003). hal, 3

9

Ibid. hal, 4

10

(6)

berpindahnya pemilikan alat-alat produksi ketangan masyarakat, individu akan

dilibatkan, seperti halnya negara dan hukum, yang dibenarkan hanya oleh

kebutuhan dengan paksaan11.

Sumber hukum dalam sistem hukum sosialis adalah: Keputusan Tertinggi

para penguasa berupa produk kebijaksanaan pemerintah atau negara. Intinya:

tidak ada sumber hukum yang resmi, yang jelas:

1. Hukum adalah penguasa negara

2. Hukum membela Rakyat proletar

Quegley merangkum fitur-fitur hukum sosialis sebagai berikut :

1. Hukum sosialis diprogramkan untuk lenyap secara perlahan-lahan

bersamaan dengan hilangnya hak kepemilikan privat dan kelas-kelas

sosial serta transisi menuju sebuah tatanan sosial komunistik,

2. Negara-negara sosialis didominasi oleh sebuah partai politik tunggal,

3. Di dalam sistem sosialis hukum disubordinasikan untuk menciptakan

sebuah tatanan ekonomi baru dimana didalamnya hukum privat di

absorbsi oleh hukum publik,

4. Hukum sosialis memiliki sebuah karakter pseudo religius,

5. Hukum sosialis lebih bersifat prerogatif ketimbang normatif,

Kelompok Negara yang mempergunakan sistem hukum sosialis adalah

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :

1. Yurisdiksi sosialis yang lebih tua, seperti Polandia, Bulgaria,

Hungaria, Cekoslowakia, Romania, Albania, RRC, Korea Utara,

Vietnam, Mongolia dan Kuba ;

2. Kelompok Hukum Sosialis yang baru adalah Kamboja, Laos,

Muzambik, Angola, Somalia, Ethiopia, Ghana.

11

(7)

D. Perbedaan antara Civil Law dan Socialist Systems

Kebanyakan sarjana hokum barat berpendapat bahwa bentuk keluarga

hokum sosialis terpisah dari keluarga hokum sipil. Bagaimana pun juga,

pemikiran mereka yang meyakini bahwa socialist law adalah bentuk sederhana

dari anggota civil law atau subspecies dari civil law. Banyak sarjana

mengidentifikasi perbedaan antara socialist law. Ini adalah sebagai rangkuman

dari Quigley:

1. Socialist law diprogramkan untuk menjauhkan keburukan yang tidak

muncul dari kepemilikan pribadi dan kelas sosial dan perubahan ke

aturan sosial umum,

2. Negara-negara sosialis di dominasi oleh satu partai politik,

3. Dalam system sosialis, hokum adalah subornasi untuk menciptakan

aturan ekonomi, dimana hokum privat diserap oleh hukum publik,

4. Socialist law mempunyai karakter religious-palsu,

5. Socialist law adalah prerogative hukum normatif.

E. Persamaan antara Civil Law dan Socialist Systems

Banyak persamaan antara civil law dengan socialist system. Quigley

menyebutkan adanya asas inquisitor dalam proses peradilan, codes dan melewati

proses legislasi/regulasi adalah sebagai bentuk dasar dari perbuatan hokum,

pembagian hukum kedalam kategori hukum sipil dan metode penyelidikan

kejahatan. Dia juga menambahkan bahwa socialist legal system mempunyai

institusi civil law yang berguna, metodologi dan organisasi. Lebih lanjut dia

mengacu pada hasil pengamatan Hazard bahwa keluarga hukum dan tujuan code

civil pada hubungan perseorangan tidak membedakannya dari Negara-negara civil

law lainnya.

Quigley berpendapat, sesungguhnya meskipun terdapat perbedaan yang

signifikan antara civil law dan socialist law, ketika seseorang memperhatikan

Soviet atau socialist law dari perspektif global, perbedaan ini tidak dapat

menghapus identitas dasar socialist law sebagai bagian dari tradisi civil law. Dia

(8)

menggeser socialist law dari tradisi civil law, dan berpikir sebaliknya

mengabaikan hubungan kesejarah antara socialist law dan civil law dan

melanjutkan hubungan socialist law di dalam aturan-aturan, metode-metode,

institusi dan prosedur pada civil law.

Perundang-undangan Soviet dengan sangat jelas dipengaruhi oleh

rancangan perundang-undangan German, Rusia, dan Swiss pada tahun 1913.

Tujuan jelas untuk mamadukan kodifikasi Jerman yang terbaik dengan tujuan

tinggi kodifikasi Prancis. Karena dengan civil law system, para sarjana hukum

menetapkan sebuah nilai intelektual yang sangat besar sebagai sumber hukum

diseluruh Negara komunis. Karena demikian sedikit putusan pengadilan yang

dilaporkan di hampir seluruh Negara-negara sosialis, ahli hukum atau penulis

doktrin bertindak menulis legas opinion mereka terhadap putusan pengadilan tidak

hanya member kenyataan yang nyata dan peraturan, tetapi juga latar belakang dan

penjelasan konsekuensi dari putusan.

Dengan kata lain, para sarjana hukum mempunyai peranan yang sangat

penting dalam menganalisa, mengembangkan doktrin hukum. Mereka selalu

mempunyai peranan penting dalam melatih seluruh anggota yang mendalami

profesi hukum dan sebagian besar akan praktisi hukum, mereka akan menjadi

orang yang menguasai hukum. Para anggota diberi pelatihan dan pendidikan

hukum dalam penafsiran, konsultasi dalam perbuatan Undang-undang.

F. Masyarakat dan sistem sosialnya

Masyarakat mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh

karena itu, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut syarat agar manusia itu bisa

bertahan hidup di dunia ini, hal itu sangat menyangkut dengan sejahteraan

rakyatnya setampat.

Apabila kita sudah mulai bicara mengenai manusai sebagai makhluk

(9)

kebutuhan manusia. Deminsi ini adalah demensi sosial dalam kehidupan sosial.

Ada beberapa unsur diantaranya sebagai berikut:

1. Ketertiban

2. Sistem sosial

3. Lembaga-lembaga sosial

4. Pengandalian sosial/sanksi

Mengenal suatu keteraturan, itulah sesungguhnya yang merupakan tulang

punggung dari timbulnya hubungan-hubungan sosial yang bagaikan mengalir

dengan tertib, dengan demikian ketertiban tampil sebagai unsur pertama yang

membentuk suatu sistem sosial. Sistem sosial dapat kita sebut sebagi suatu cara

mengorganisasi kehidupan orang dalam masyarakat. Sehingga masyarakat dapat

memahami sebagaiman yang di harapkan oleh masyarakat dan orang lain.

Informasi ini diberikan oleh suatu sistem petunjuk-petunjuk dalam masyarakat

yang disebut sebagai norma-norma soaial.

Lembaga adalah sebagai penyedia wadah yang mengadakan aturan-aturan

untuk mengembangkn nila-nilai yang berhubungan dengan kegiatan bersangkutan,

seperti menyelenggarakan kehidupan keluarga, menyebarkan pendidikan,

mempertahankan dan menyelenggarakan keadilan dan sebagainya.

Lembaga-lembaga yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut disebut

sebagailembaga sosial.12

12

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Ade Maman, Suherman. Pengantar Perbandingan Sistem Hukum .Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada. 2006

Arief, Barda Nawawi. Perbandiangn hukum pidana. Jakarata: PT. Raja Grafindo

Persada. 2003

Arrasjid, Chainur. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. 2006

De Cruz, Peter. Perbandingan Sisitem Hukum (Common Law, Civil Law dan

Socialist Law). Bandung: Nusa Media. 2010

Friedmann,W. Teori & Filsafat Hukum. Jakarta: Rajawali. 1990

Manan, H. Abdul. Aspek-Aspek Pengubah Hukum. Jakarta: Kencana Prenada

Media. 2006

Mertokusumo, Sudikno. Penemuan Hukum. Yogyakarta: Liberty. 2009

Muslehudin ,Muhammad. Philosophy of Islamic Law and the Orientalist, A

Comparitive Study of Islamic Legal System, terjemahan Yudian Wahyudi

Asmin, Tiara Wacara. Yogyakarta: Tiara Wacana. 1992

Rahardjo, Satjipto. ILMU HUKUM . Bandung: Percetakan Offset Alumni.1982

Sardjono, H.R. Bunga Rampai Perbandingan Hukum Perdata. Jakarta: Ind Hill

Co. 1991

Sardjono, R. Perbandingan Hukum Perdata. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas

Muhamadiyah. 1985-1986

Referensi

Dokumen terkait

V�� Dicey, Pengantar Studi Hukum Konstitusi , Penerbit Nusa Media, �andung 2007 hlm�� 127; lihat juga Peter de Cruz, Perbandingan Sistem Hukum Cammon Law, Civil Law dan

Pada sistem hukum eropa kontinental pandangan hakim tentang hukum adalah lebih tidak tekhnis, tidak terisolasi dengan kasus tertentu sedang pada sistem hukum anglo

hukum Anglo-saxon common law tradition hukum antar golongan conflict of laws hukum antar tata hukum comparative law hukum antar tata hukum conflicts of laws. hukum bisnis

pprbandingan Sistem Hiikiim: Common Law, Civil Law dan Socialist Peter de Cruz, 2010,'. Lmv Nusa

Secara grand theory , sistem hukum civil law yang dianut oleh Indonesia merupakan bagian dari teori hukum Barat (modern) dimana di dalam teori ini memiliki tujuan

Perbedaan Sistem Hukum Eropa Kontinental Dengan Sistem Hukum Anglo Saxon a.Sistem Hukum Eropa Kontinental Sistem hukum Eropa kontinental biasa disebut dengan istilah "civil law"atau

Secara grand theory, sistem hukum civil law yang dianut oleh Indonesia merupakan bagian dari teori hukum Barat modern dimana di dalam teori ini memiliki tujuan hukum untuk keadilan,

Pada saat masa kemerdekaan di tahun 1960 Negara Somalia memiliki empat sistem hukum yang berbeda, yaitu Common Law Inggris, hukum Italia, hukum Islam syari’ah, dan hukum adat Somalia..