• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA (2)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA

Kesepakatan

FLEGT license

Indonesia dengan Uni

Eropa dalam sudut pandang Politik Luar Negeri

Bebas Aktif

Nama

: Nuri Aisyatur Rodiyah Hanani

NIM

: 1151004087

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

(2)

ABSTRAK

Penulis menyusun tulisan ini dimana pada bagian analisa dimulai dengan menguraikan bagaimana kesepakatan penandatangan FLEGT license ( merupakan hasil dari perjanjian FLEGT Voluntary Partnership Agreement tentang status ekspor kayu legal dari negara mitra VPA) antara Indonesia kepada Uni Eropa dikaji melalui kacamata politik luar negeri bebas aktif, yang bermakna bebas melakukan kerjasama dengan aktor-aktor dari seluruh dunia (dalam hal ini adalah Uni Eropa) dan aktif yang bermakna aktif dalam roda perdagangan dunia (dalam hal ini adalah produksi kayu) serta beberapa sektor dikaji dengan teori rational choice teori yang menjadi salah satu teori dalam kajian politik luar negeri Indonesia, diantaranya adalah menimbang adanya cost and benefit yang menjadi kandasan teori rational choice mengenai Indonesia dan Uni Eropa menerbitkan FLEGT license ini. Kajian ini menjadi rumusan masalah pertama. Di dalam tulisan ini juga di sajikan pembahasan tentang dampak positif eksportir kayu Indonesia ke kawasan negara Uni Eropa diantaranya adalah kemudahan barang produk kayu dari Indonesia untuk masuk kedalam kawasan negara-negara Uni Eropa serta ada juga dampak negatif dari adanya FLEGT license terhadap produksi dalam negeri khususnya pengusaha kecil dan menengah yang pada akhirnya terancam karena sulit untuk mendapatkan FLGET license. Kajian ini menjadi rumusan masalah dalam penyusunan tulisan ini. dari penjabaran tersebut dapat ditemukan beberapa poin penting dalam mengkaji penerbitan FLEGT license ini, dan juga saran berupa ke ikutcampuran pemerintah dalam beberapa aspek pada lisensi FLEGT ini dimaksudkan agar semua kalangan dapat merasakan manfaat adanya FLEGT license.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

(3)

sedangkan feedback yang didapat oleh negara tidak ada (dalam hal perekonomian) namun yang menikmati hanya segelintir oknum tertentu. Sedangkan pembalakan liar yang tidak di reboisasi lagi akan berdampak pada masalah lingkungan yang nantinya terjadi bencana alam yang fatal.

Pada tanggal 15 November 2016, Forest Law Enforcment, Governance, and Trade atau FLEGT license telah berlaku, yang merupakan hasil dari perjanjian FLEGT vulontary Partnership Agreement yang ditandatangani pada tanggal 30 September 2013 dan berlaku sejak 1 Mei 2014.1

Salah satu langkah yang diambil Indonesia ini termasuk kedalam salah satu wujud politik luar negeri Indonesia, dimana Indonesia melakukan hubungan dengan aktor di luar negeri untuk mencapai kepentingan dalam negeri. Seperti yang kita tau, Politik Luar Negeri Indonesia adalah Politik bebas aktif yang sudah di aplikasikan sejak awal Indonesia memilih untuk “menjadi bebas dan aktif”, sehingga saya tertarik untuk mengkaji bagaimana hubungan antara kebijakan Indonesia dalam menerbitkan FLEGT license jika ditelaah dari sudut pandang Politik Luar negeri, inilah yang membuat saya mengambil judul “Kesepakatan

FLEGT license antara Indonesia dengan Uni Eropa dalam sudut pandang Politik Luar Negeri bebas aktif”.

2. Tujuan Penulisan

Penulisan ini memiliki tujuan untuk mengetahui tentang kesepakatan FLEGT license Indonesia Uni Eropa dari sudut pandang Politik Luar Negeri Indonesia serta manfaat dan kerugian apa saja yang akan dialami Indonesia setelah adanya kesepakatan tersebut.

3. Rumusan Masalah

 Bagaimanakah dari sudut pandang politik luar negeri bebas aktif Indonesia memandang kesepakatan FLEGT license antara Indonesia dengan Uni Eropa?

(4)
(5)

KERANGKA TEORI

1. Indonesia

Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak pulau baik besar maupun kecil. Terletak di garis khatulistiwa, memiliki menfaat tersendiri bagi negara yang berpenduduk sekitar 25 juta jiwa yang berada di kawasan Asia bagian Tenggara ini. Indonesia tergolong kedalam negara yang beriklim tropis dan hanya ada dua musim yang melewati, yakni musim hujan dan musim kemarau dimana hal tersebut berdampak pada jenis hutan di Indonesia. Jenis hutan yang sering dijumpai adalah hutan hujan tropis. Walaupun ada beberapa wilayah yang jenis hutannya adalah hutan musim, sabana maupun stepa. Salah satu produk yang dihasilkan oleh hutan adalah adalah produksi kayu. Kayu merupakan salah satu potensi ekspor nasional yang cukup menjanjikan.

Hingga saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang berperan penting dalam eksportir kayu di perdagangan kayu internasional. Menurut badan pusat statistik, hingga tahun 2013 beberapa janis kayu yang dihasilkan oleh Indonesia adalah bubur kertas, Kayu gergajian, kayu chip, kayu bulat, papan tipis, serta kayu lapis. Namun, data ekspor kayu dari 2012 ke 2013 mengalami penurunan2, dikarenakan oleh banyak aspek, salah satunya adalah illegal trade yang prakteknya sedang marak di dunia perdagangan saat ini.

2. Uni Eropa

Uni Eropa adalah Organisasi Supranasional yang menaungi 28 negara independen yang letaknya berada diwilayah Eropa dimana tinggal sekitar 507,4 juta warga dalam batas wilayahnya. Ke 28 negara tersebut adalah Belgia, Jerman, Perancis, Italia, Luksemburg, Belanda, Denmark, Irlandia, Inggris Raya, Yunani, Spanyol, Portugal, Austria, Finlandia, Swedia, Republik Ceko, Estonia, Siprus, Latvia, Lithuania, Hongaria, Malta, Polandia, Slovenia, Slowakia, Bulgaria, Rumania dan Kroasia3. Uniknya,

2 Badan Pusat Statistik Negara perihal data ekspor produk kayu tahun 2013

(6)

negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa, kedaulatan negara independen, akan tetapi mereka menggabungkan kedaulatan mereka, dengan demikian memperoleh kekuatan dan pengaruh kolektif yang lebih besar. Dalam praktiknya, penggabungan kedaulatan berarti bahwa Negara-Negara Anggota mendelegasikan sebagian kuasa mereka dalam hal pengambilan keputusan kepada lembaga-lembaga bersama yang telah didirikan sehingga keputusan untuk masalah-masalah tertentu yang melibatkan kepentingan bersama dapat diambil secara demokratis pada tingkat Eropa.

Negara-Negara Anggota terikat di dalam Uni Eropa dengan serangkaian traktat yang telah mereka tandatangani. Semua traktat ini harus disepakati oleh masing-masing Negara Anggota dan kemudian diratifkasi baik oleh parlemen nasional atau melalui referendum. 4

3. FLEGT license

FLEGT license menjamin bahwa kayu dari Perjanjian Kemitraan Sukarela (Voluntary Partnership Agreement) negara telah dipanen, diolah dan diekspor sesuai dengan hukum nasional. FLEGT license melayani kebutuhan kontrol perbatasan dan tidak dimaksudkan sebagai label produk.

Otoritas FLEGT license di negara mitra VPA mengeluarkan FLEGT license untuk pengiriman produk kayu atau kayu yang diekspor ke Uni Eropa, disediakan sistem verifikasi yang menyatakan bukti bahwa kiriman secara hukum sesuai.

Otoritas perizinan mengambil dua pendekatan dalam mengeluarkan izin FLEGT:

 Basis pengiriman. Otoritas perizinan menerbitkan izin atas dasar

consignment-by-consignment, setelah sebelumnya sudah memeriksa bahwa setiap kiriman kayu telah memenuhi persyaratan sistem jaminan legalitas.

(7)

 Basis Operator. Jika otoritas perizinan puas tentang sebuah operator tertentu, seperti prosesor kayu, dapat mengontrol legalitas kayu sesuai dengan persyaratan dari sistem jaminan legalitas, si otoritas mengeluarkan semua kiriman dari perusahaan itu dengan lisensi FLEGT5.

Setelah sistem lisensi FLEGT bisa digunakan, Lembaga Uni Eropa pengontrol perbatasan, akan memeriksa produk-produk dari negara mitra VPA yang tercantum dalam lampiran VPA pada lingkup produk. Produk disertai dengan lisensi FLEGT yang diizinkan untuk memasuki pasar Uni Eropa. Jika tidak disertai dengan lisensi FLEGT, pihak yang berwenang tidak akan membiarkan produk tersebut untuk memasuki pasar. Dengan memastikan bahwa hanya kayu legal memasuki pasar Uni Eropa, kontrol Uni Eropa memperkuat upaya negara mitra VPA untuk menghilangkan pembalakan liar.

4. Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Menurut Rosenau, pengertian kebijakan luar negeri yaitu upaya suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya.6 Menurut Coplin, politik luar negeri setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: kondisi politik dalam negeri, kemampuan ekonomi dan militer, serta lingkungan internasionalnya.7

Asal mula doktrin Politik Luar Negeri Indonesia dicetuskan oleh proklamator Indonesia Muhammad Hatta pada rapat KNIP di Yogyakarta 2 september 1948. Politik luar negeri bebas aktif oleh Muhammad Hatta dipilih sebagai aksi politik Indonesia dilatarbelakangi oleh pada pasca Perang Dunia II, dunia terbagi menjadi bipolar yakni blok barat (Amerika

5 Official Website of European Forest Institute, FLEGT LICENSING,

2014http://www.euflegt.efi.int/flegt-licensing access on 16 November 2016 at 04:39 PM 6 James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. World Politics: An Introduction. (New

York: The Free Press, 1976.) 27

(8)

Serikat) dan blok Timur (Uni Soviet) dan Indonesia tidak di kedua pihak8. Muhammad Hatta memaknai kata ‘bebas’ sebagai sesuatu yang bukan tidak memihak, namun tidak mengikat. Sedangkan istilah “aktif” berarti upaya untuk bekerja lebih giat guna menjaga perdamaian dan meredakan ketegangan kedua blok.9

Arah politik Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antarnegara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama intemasional bagi kesejahteraan rakyat. Di samping itu, dengan telah disahkannya Undang--undang No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, maka Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan politik luar negeri RI selalu merujuk pada ketentuan ketentuan termaksud dalam UU tersebut.10

PEMBAHASAN

Bagaimanakah dari sudut pandang Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia memandang kesepakatan FLEGT license Indonesia Uni Eropa?

FLEGT license yang di terbitkan oleh Uni Eropa adalah salah satu langkah Uni Eropa untuk melindungi pasar kayu eropa dengan banyak aktor di dunia. FLEGT license khususnya melindungi perdagangan kayu dari sesuatu yang ilegal karena pada dasarnya perdagangan ilegal sangatlah merugikan aktor asli dalam hal ini Uni Eropa. Indonesia memutuskan untuk mengambil FLEGT license dan bekerja sama dengan Uni Eropa karena Indonesia sadar bahwa antara Indonesia maupun Uni

8 Leo Suryadinata, Indonesia‟s Foreign Policy under Suharto: Aspiring to International Leadership (Singapore: Times Academic Press, 1997).

9 Ganewati Wuryandari (Ed). 2008. “Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politik Domestik”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 43.

(9)

Erlopa menghadapi masalah di situasi yang sama. Dengan adanya license kayu ilegal yang khusus disediakan oleh sebuah organisasi, juga memiliki dampak keuntungan tersendiri bagi negara yang salah satu tumpuan ekonominya adalah dari ekspor kayu yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Politik Luar negeri Indonesia yang sudah dianut dari zaman pasca kolonial telah membuktikan kepada dunia bagaimana Indonesia juga ikut dalam kegiatan internasional, yang buktinya terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia keempat salah satunya yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia.11

Dalam kajian kerjasama antar Indonesia dan Uni Eropa konsentrasi

FLEGT license yakni Indonesia mengadakan hubungan dengan sebuah organisasi besar, dan bukanlah antar negara. Hal ini tidak masalah, mengingat bentuk dunia yang multipolar sekarang ini aktor-aktor politik di dunia sudah tidak datang dari individual state actor saja, melainkan salah satunya adalah IGO (Intergovernmental Organization), contohnya adalah PBB dan Uni Eropa.12 Tindakan Indonesia tersebut sudah bisa dianggap termasuk kedalam aksi politik luar negeri bebas aktif, bebas dalam arti Indonesia bisa saja melakukan hubungan atau kerjasama dengan siapapun dan dimanapun selama tidak melanggar hukum Internasional. Aktif dalam hal ini adalah Indonesia aktif melakukan kerjasama perdagangan yang membuat indonesia aktif dalam kancah internasional, dalam hal ini bidang ekonomi. Yang paling penting adalah untuk mencapai kepentingan nasional Indonesia. Mengapa lisensi kayu ilegal dianggap penting untuk mencapai kepentingan nasional? Saya akan menggunakan pandangan rational choice theory dimana ciri-ciri teori ini adalah:

 Seluruh kebijakan dibuat secara hati-hati untuk mencapai tujuan yang serius (specific goals)

 Untung rugi sebuah kebijakan sudah diukur secara seimbang dengan memperhatikan -cost and benefit- nya

11 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alenia keempat

(10)

 Solusi terbaik diantara a, b, c, d dan seterusnya akan diambil sebagai keputusan

Ini bermakna bahwa dengan menyepakati lisensi FLEGT ini termasuk keputusan yang paling tepat diantara opsi lainnya dan dianggap memiliki keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan aktor-aktor terkait.

Jika kita mengambil dari sudut pandang cost and benefit, karena Indonesia termasuk negara dengan eksportir kayu terbesar yang dimana perdagangan kayu juga memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian. Jikalau tidak ada pengawalan yang ketat, maka peluang adanya illegal trade ke negara lain termasuk negara-negara di eropa akan lebih besar. Ini merugikan indonesia karena dengan adanya trade illegal, hasil dari trade tersebut tidak akan masuk kedalam kas negara sementara sumber daya alam terkuras habis, hal ini bisa disebut dengan cost > benefit dari perspektif negara. Untuk membalikkan keadaan, Indonesia mulai mencari cara, agar usaha yang dikeluarkan tidak menenggelamkan benefit nya karena rasio yang cukup jauh, salah satunya adalah menandatangani FLEGT license ini. Memang pada kebijakan dalam negeri telah ditetapkan mengenai perdagangan kayu ilegal, namun dengan adanya FLEGT license ini, dapat memperkuat kebijakan dalam negeri. Di lain pihak, Uni Eropa telah menyediakan license tersebut, sehingga Indonesia menganggap hal tersebut menjadi sebuah kolaborasi yang tepat untuk mengurangi perdagangan kayu ilegal.

Hal positif dan negatif bagi indonesia setelah adanya kesepakatan FLEGT license

Ketika sebuah negara VPA mulai menerbitkan FLEGT license, negara-negar anggota UE tidak lagi akan mengizinkan produk-produk yang terdaftar didalam VPA untuk masuk ke UE kecuali disertai dengan lisensi FLEGT. Indonesia menjadi negara pertama yang menandatangani

(11)

panjang sejak tahun 2007. indonesia mempertahankan kerjasama ini karena beberapa manfaaat yang akan didapat oleh Indonesia, diantaranya adalah: Dengan adanya FLEGT license, Ekspor ke negara-negara uni eropa meningkat. Secara rasional, negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa akan lebih mempercayai ekspor kayu dari Indonesia, sehingga pengiriman atau ekspor kayu ke negara Uni Eropa akan lebih potensial dan terbuka lebar. Contohnya adalah dalm menyambut peluncuran ekspor perdana produk kayu olahan berlisensi FLEGT, pengusaha Indonesia yang dikoordinir oleh APKINDO (Asosiasi Panel Kayu Indonesia) telah mengirimkan kayu bersertifikat FLEGT ke Belgia dan Inggris pada tanggal 15 November 2016 melalui pelabuhan Tanjung Priok.13 dan juga regulasi yang sudah diatur, sehingga mempermudah kayu Indonesia masuk ke kawasan negara Uni Eropa. Dengan adanya FLEGT license, produk kayu dan mebel dari Indonesia akan masuk yang namanya jalur hijau tanpa terkena inspeksi lagi, sehingga tidak akan kehilangan ongkos ditangah jalan. Terlebih lagi negara-negara barat yang notabene negara maju adalah negara-negara yang tipe perekonomiannya adalah barang jadi sehingga membutuhkan impor barang mentah yang nyatanya kebanyakan disediakan oleh negara berkembang seperti Indonesia sekarang. Bisa dikatakan ini adalah sebuah peluang yang cukup terbuka lebar bagi Indonesia untuk lebih berpartisipasi dalam sirkulasi perekonomian Eropa.

Namun, di setiap keputusan atau kebijakan pasti ada dampak positif dan negatif nya. Dalam hal kesepakatan perihal FLEGT license ini, karena sebelumnya harus melakukan sertifikasi, yang bermakna pasti akan merogoh kocek juga, pada akhirnya sama saja menghabiskan dana yang sama dan bahkan bisa lebih, walaupun tidak ada ongkos inspeksi lagi, namun tetap saja, tidak ada perubahan. Ditambah lagi pengadaan sertifikat tersebut dianggap sulit didapat. Industri dalam negeri bisa jadi terkena dampaknya pula. Dengan adanya regulasi dan sertifikat khusus, maka usaha kecil tidak bisa berekspansi keluar negeri (dalam hal ini

(12)

kawasan Eropa) dikarenakan jika mereka tetap bermain di pasar dalam negeri, kenyataan bahwa pasar dalam negeri masih dikuasai oleh barang impor membuat usaha kecil dan menengah ini bahkan tidak bisa bersaing dengan barang impor, meski laris manis di negara orang, produk kayu lokal kalah bersaing dengan barang impor, terbukti konsumen dalam negeri lebih menyukai produk dari China karena alasannya lebih murah. Sehingga menurut saya, harus ada campur tangan pemerintah untuk mengatasi hal ini, contohnya menghimpun perusahaan-perusahaan kecil ini dan membantu mereka dalam mendapatkan regulasi FLEGT license

sehingga perusahaan-perusahaan kecil juga bisa merasakan manfaat

FLEGT license dan mengekspor produk kayu mereka ke kawasan Uni Eropa. Pemerintah juga bisa membantu dengan menekan produk impor masuk ke dalam negeri agar persaingan antara produk lokal dengan produk impor akan lebih kecil sehingga konsumen dalam negeri akan memilih menggunakan kayu lokal.

KESIMPULAN

Tindakan Indonesia menyepakati lisensi FLEGT dengan Uni Eropa sudah bisa dianggap termasuk kedalam aksi politik luar negeri bebas aktif, bebas dalam arti Indonesia bisa saja melakukan hubungan atau kerjasama dengan siapapun dan dimanapun selama tidak melanggar hukum Internasional. Aktif dalam hal ini adalah Indonesia aktif melakukan kerjasama perdagangan yang membuat indonesia aktif dalam kancah internasional, dalam hal ini bidang ekonomi.

(13)

Hal positif dari lisensi FLEGT ini adala Ekspor ke negara-negara uni eropa meningkat. Secara rasional, negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa akan lebih mempercayai ekspor kayu dari Indonesia, sehingga pengiriman atau ekspor kayu ke negara Uni Eropa akan lebih potensial dan terbuka lebar, juga regulasi yang sudah diatur, sehingga mempermudah kayu Indonesia masuk ke kawasan negara Uni Eropa. Selain itu, produk kayu dan mebel dari Indonesia akan masuk yang namanya jalur hijau tanpa terkena inspeksi lagi, sehingga tidak akan kehilangan ongkos ditangah jalan.

Sedangkan hal negatif nya adalah karena sebelumnya harus melakukan sertifikasi, yang bermakna pasti akan merogoh kocek juga, pada akhirnya sama saja menghabiskan dana yang sama dan bahkan bisa lebih, walaupun tidak ada ongkos inspeksi lagi, namun tetap saja, tidak ada perubahan. Selain itu, kenyataan bahwa pasar dalam negeri masih dikuasai oleh barang impor membuat usaha kecil dan menengah ini bahkan tidak bisa bersaing dengan barang impor, meski laris manis di negara orang, produk kayu lokal kalah bersaing dengan barang impor.

SARAN

Untuk menekan dampak negatif yang telah dijabarkan tadi sebaiknya ada intervensi dari pemerintah menghimpun perusahaan-perusahaan kecil ini dan membantu mereka dalam mendapatkan regulasi

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Sharp, Paul ‘Diplomatic Theory of International Relations;Cambridge Studies in International Relations’ (New York:Cambridge University Press, 2009)

William D. Coplin, Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis, Edisi ke-2,( Bandung: Sinar Baru, 1992),

Leo Suryadinata, Indonesia‟s Foreign Policy under Suharto: Aspiring to International Leadership (Singapore: Times Academic Press, 1997).

Ganewati Wuryandari (Ed). Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politik Domestik (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008)

Rosenau, James N. Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. World Politics: An Introduction. (New York: The Free Press, 1976)

Kementerian Luar Negeri Indonesia ‘Indonesia dan Uni Eropa terbitkan Forest Law Enforcment, Governance, and Trade license’ www.kemlu.go.id

Badan Pusat Statistik Negara perihal data ekspor produk kayu tahun 2013

European Union official website, ‘SEKILAS UNI EROPA’, 2015

www.eeas.europa.eu

Official Website of European Union, ‘THE EU IN BRIEF’,

https://europa.eu/european-union/about-eu/eu-in-brief_en

Official Website of European Forest Institute, FLEGT LICENSING, 2014

http://www.euflegt.efi.int/flegt-licensing

Yani, Yanyan Mochamad. “Perspektif-Perspektif Politik Luar Negeri: Teori dan Praksis”. 2012

(15)

Referensi

Dokumen terkait

This description is arranged into the research form under the title ‘ Literary Analysis on Moral Value and Language style in the Humorous Stories of Nasreddin a Man Who Never

Sistem dianggap air dangkal jika kedalaman fluida jauh lebih kecil daripada panjang gelombangnya atau persaman air dangkal hanya berlaku untuk gelombang yang

Hasil pengujian menunjukkan penerapan algoritma Negascout pada permainan Checkers menghasilkan jumlah node yang lebih sedikit dan waktu pencarian yang lebih singkat

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh pola asuh dan

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap

Hal yang kurang baik dari perspektif FLEGT adalah bahwa dua kelompok produk Indonesia – kayu gergajian dan venir – juga muncul dalam daftar yang memperoleh kerugian terbesar

VPA Indonesia - Uni Eropa berpijak pada Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang mampu melakukan verifikasi bahwa kayu dan produk kayu yang dihasilkan dan diproses di Indonesia

Sistem-sistem pengendalian Indonesia bukan saja mencakup legalitas tetapi juga memiliki sebuah mekanisme untuk melakukan sertifikasi bahwa suatu operasi hutan memang