• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INOVASI PRODUK YANG BERDAYA SAING CYPHO JELLY DRINK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN INOVASI PRODUK YANG BERDAYA SAING CYPHO JELLY DRINK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 38

PENGEMBANGAN INOVASI

PRODUK YANG BERDAYA SAING CYPHO JELLY DRINK

Casnan1) 2), M. Syamsul Maarif 1) Yandra Arkeman1) 1Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta IPB Bogor

2STKIP Muhammadiyah Kuningan, JABAR casnan.ipb@gmail.com

ABSTRAC

Beverage industry is a segment of the food industry wich is quite the trend these days. The industry is rapidly innovate, make changes, and have more buzzing dynamics than the other segments. Beverage industry was seen easier to adopt scientific concepts regarding food ingridien functionality when compared to other food industries. Beverage industry is no longer producing beverages to satisfy thirst, but many offer the concepts and features diverse functionality. Eggplant Netherlands (Cyphomandra betecea Sendt.) Rich in provitamin A good for eye health and vitamin C to treat thrush and increase endurance. Essential minerals, such as potassium, phosphorus and magnesium were able to keep and maintain good health. High fiber of the dutch eggplant benefit prevent cancer and constipation. And one of the advantages of other dutch eggplant is capable of lowering high blood pressure. Beverage industry needs to be developed as the Indonesian original product that utilizes local commodities dutch eggplant is Cypho Jelly Drink beverages functional raw materials based local eggplant netherlands (Cyphomandra betecea Sendt.) lowering high blood pressure.

Keyword: Chypo Jelly Drink, Innovation, Competitiveness, Functional Beverages.

ABSTRAK

Industri minuman merupakan segmen industri pangan yang cukup tren dewasa ini. Industri ini cepat melakukan inovasi, melakukan perubahan, dan mempunyai dinamika yang lebih berdengung apabila dibandingkan dengan segmen yang lain. Industri minuman pun terlihat lebih mudah mengadopsi konsep ilmiah mengenai fungsionalitas ingridien pangan apabila dibandingkan dengan industri pangan lainnya. Industri minuman tidak lagi memproduksi minuman untuk menghilangkan rasa haus, tetapi banyak menawarkan konsep dan fitur fungsionalitas yang beraneka. Terung Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) kaya akan provitamin A yang bagus untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk menghobati sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Serat yang tinggi di dalam terong belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit. Dan salah satu keunggulan terung belanda lainnya adalah mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Industri minuman yang perlu dikembangkan sebagai produk asli indonesia yang memanfaatkan komoditas lokal terong belanda yaitu Cypho Jelly Drink Minuman Fungsional Berbasis Bahan Baku Lokal Terong Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) Penurun Tekanan Darah Tinggi.

(2)

Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 39

1.

PENDAHULUAN

Industri minuman merupakan segmen industri pangan yang cukup tren dewasa ini.. Industri ini cepat melakukan inovasi, melakukan perubahan, dan

mempunyai dinamika yang lebih

berdengung apabila dibandingkan dengan segmen yang lain[7][11][14]. Industri minuman pun terlihat lebih mudah mengadopsi konsep ilmiah mengenai fungsionalitas ingridien pangan apabila dibandingkan dengan industri pangan lainnya. Industri minuman tidak lagi

memproduksi minuman untuk

menghilangkan rasa haus, tetapi banyak

menawarkan konsep dan fitur

fungsionalitas yang beraneka.[2]

Beberapa ahli menyatakan bahwa fenomena dengung yang terjadi di industri minuman masih dalam taraf permulaan dan pertumbuhan yang sangat cepat.

Aneka produk minuman banyak

ditawarkan, umumnya di dalam

formulasinya menggunakan ingridien “baru” seperti rempah-rempah, vitamin, mineral, asam amino dan/atau aneka jus buah dan sayuran; misalnya jus manggis, delima, dan lain-lain. Aneka kategori produk minuman baru pun dimunculkan; seperti sports and performance drinks, energy drinks, ready to drink (RTD)-teas, enhanced fruit drinks, soy beverages bahkan ada pula enhanced water. Semua itu bisa dikategorikan sebagai minuman fungsional.

Fenomena bisnis minuman sangat menarik untuk dicermati[12]. Faktor pendorong utama dari fenomena ini adalah tumbuhnya pengetahuan dan kesadaran konsumen atas pentingnya gaya

hidup sehat ditambah dengan

meningkatnya pengetahuan tentang manfaat rempah dan aneka ingridien alami lainnya.

Dinamika bisnis minuman

fungsional ini bisa dilihat dari angka

pertumbuhannya. Euromonitor,

melaporkan bahwa dari 2003 sampai 2008, penjualan global industri minuman fungsional akan meningkat mencapai 37%. Pada tahun 2006 penjualan

minuman fungsional di AS mencapai angka US$21.3bn dan di pasar Eropa mencapai US$8bn. The Nielsen Indonesia menyebutkan bahwa pertumbuhan RTD di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 33,8% . Indonesia sebenarnya kaya akan potensi ingridien yang bisa digunakan untuk mengembangkan aneka minuman fungsional. Indonesia juga mempunyai koleksi minuman tradisional yang bisa masuk kategori minuman fungsional ini. Sebut saja bandrek dan bajigur. Kekhasan nilai etnis dan eksotisnya juga dapat menjadi nilai jual tersendiri di pasar internasional. Suatu potensi yang perlu digarap dengan lebih serius.

Terong Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) adalah salah satu komoditi

lokal Indonesia yang banyak

dikembangkan di daerah Sumatera terutama di Sumatera Utara, Garut, dan Kuningan. Komodoti ini memiliki tingkat produktivitas yang cukup tinggi. Terung Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) kaya akan provitamin A yang bagus untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk menghobati sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Serat yang tinggi di dalam terong belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit. Dan salah satu keunggulan terung belanda lainnya adalah mampu menurunkan tekanan darah tinggi.[1]

2. METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan data sekunder dengan metode deskriptif kualitatif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Daya Saing Produk Cypho Jelly

Drink

(3)

Inovasi produk jely drink (C

kemampuan produsen untu suatu komoditas dengan m dan ongkos produksi sehingga pada harga-ha internasional tetap dapat

yang mencukupi,

mempertahankan kelanj

G

Gambar

Pengembangan ind berkembang pada umumn kondisi di Negara lebih Selatan, Jepang, Sin mengangkat keterpuruk negaranya karena peran s dan inovasi.[19].

Cypho Jelly D berbasis bahan baku lokal (cyphomandra betecea s minuman fungsional ak daya saing yang lebih dikarenakan minuman Cy tidak hanya menghilang tetapi dapat menurunkan tinggi. Minuman Cypho Je aspek sosial akan be masalah kesehatan, sehing

y drink (Casnan dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1 anjutan kegiatan

produksinya dan mampu pertumbuhannya [17][18].

Tiga model penciptaan produk atau (1) model linier seder linier revisi dan (3) rantai.[14][15]

Gambar 1. Model linier sederhana dan linier revis

bar 2. Model hubungan-rantai inovasi (chain-linked

industri di Negara mnya mengadopsi bih maju. Korea ingapura dapat rukan ekonomi n sains, teknologi

Drink minuman kal terong belanda sendt.) sebagai akan mempunyai h tinggi, hal ini Cypho Jelly Drink ngkan rasa haus an tekanan darah Jelly Drink secara berdampak pada ingga akan mudah

diterima oleh konsum

minuman Cypho

menggunakan teknologi sehingga mudah untuk d kecil ataupun besar. minuman Cypho Jell dijadikan sebagai pelu menguntungkan. Minum Drink menggunakan ba belanda yang merupakan Indonesia sebagai upay dan memelihara kearifan 3.2. Inovasi Bisnis Produk Cypho Business Mod dasar pemikiran bag perusahaan menciptaka dan menangkap nilai.

tri ISSN: 1411-6340 40

pu memperpanjang

l inovasi bagi au proses baru yaitu, derhana, (2) Model ) model hubungan

visi

ed model)

(4)

Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 41

*Masyarakat Indonesia semua Kalangan (Anak-anak, Dewasa, dan Orang tua)

*Masyarakat Internasional.

* Website

* Pameran Makanan

* Direct selling

* Sales Office *kaya akan

provitamin A yang bagus untuk kesehatan mata,

*vitamin C untuk menghobati sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh,

*Serat yang tinggi di dalam terong belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit,

*menurunkan tekanan darah tinggi.

* Website

* Pameran Makanan

* Direct selling

* Pameran Makanan

* Direct selling

* Spanduk/Famplet

* Iklan Televisi/Radio * Website

* Tester

* Brand : Bir Pletok

* Proses Produksi

* Pengemasan

* Penjualan

* Manajemen Keuangan * Membuka

Cabang Pemasaran

* Bekerja sama dengan agen pengiriman barang

*

Website/online ordering

* Biaya Proses Produksi

(Pembuatan,Pengemas an)

adalah gambar relasi antara keuntungan dan sumber daya perusahaan serta kegiatan dilakukan untuk memperoleh dan menciptakan nilai yang membuat

perusahaan mampu menghasilkan

keuntungan[8].

Business Model Canvas

adalah

metode

visual

menggambarkan

bagaimana suatu perusahaan membuat

dan melakukan bisnis. Visualisasi

dengan kanvas lebih komunikatif, hal

ini akan menampilkan "bahasa" lebih

sederhana untuk dimengerti. Ilustrasi

dan imajinasi dari model bisnis

diuraikan dalam model "kanvas"

sebagai alat untuk model bisnis yang

akan dilakukan oleh perusahaan

[20]

.

Perusahaan dapat memiliki lebih dari

satu model bisnis yang masing-masing

dapat digambarkan sebagai "Model

bisnis kanvas

Cypho Jelly Drink

Minuman Fungsional Berbasis Bahan

Baku Lokal Terong Belanda

(Cyphomandra betecea Sendt.) Penurun Tekanan Darah Tinggi.

".

(5)

Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 42 4.2. Inovasi Produk Cypho Jelly

Drink

4.2.1. Definisi Kualitas

Pengertian kualitas dari lima pakar TQM[6]. Menurut Juran, Kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. menurut Crosby (1979), kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan, menurut Deming (1982), kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen, menurut Feigenbaum (1982), kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Menurut Garvin (1988), kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.

4.2.2. Dimensi Kualitas

Menurut

Garvin,

ada

9

(sembilan) dimensi kualitas dari suatu

produk

[6]

,

antara

lain

adalah

:

Performance, yaitu Kesesuaian produk

dengan fungsi utama produk itu sendiri

atau karakteristik operasi dari suatu

produk.

Contoh :

Pada produk

Cypho

Jelly Drink

memiliki

performance

membuat konsumen tertarik untuk

membelinya walaupun belum minum

produk tersebut.

Features, yaitu Ciri

Khas produk yang membedakan dari

produk

lain

yang

merupakan

karakteristik pelengkap dan mampu

menimbulkan kesan yang baik bagi

pelanggan. Contoh :

Adapun

features

yang ditawarkan pada produk

Cypho

Jelly Drink

adalah dengan menciptakan

banyak variasi rasa dan pantas disajikan

untuk acara formal atau pun non

formal.

Realibility,

meliputi

Kepercayaan

pelanggan

terhadap

produk karena kehandalannya atau

karena kemungkinan rusaknya rendah.

Contoh :

diharapkan

Cypho Jelly Drink

tidak hanya unggul dari segi rasa tapi

juga ketahanannya terhadap suhu dan

kondisi alam/lingkungan yang dapat

mempengaruhi

kerusakan

produk

tersebut.

Confermance,

adalah

Kesesuaian produk dengan syarat atau

ukuran tertentu atau sejauh mana

karakteristik desain dan operasional

memenuhi standar yg telah ditetapkan.

Contoh :

Cypho Jelly Drink

ini rasanya

disesuikan

sesuai

dengan

SNI.

Durability, adalah Tingkat keawetan

produk atau lama umur produk. Contoh

:

Dikemas

secara

baik,

mudah

penyimpanannya dan tidak mencemari

lingkungan.

Serviceability

adalah

kemudahan pelayanan dan informasi

mengenai produk baik dari esensi,

manfaat

dan

kemudahan

dalam

menggunakan. Contoh : Produk

Cypho

Jelly Drink

perlu memberikan layanan

customer care

dan informasi bagi para

konsumen mengenai kandungan nurisi,

khasiat hingga cara pengolahan praktis

untuk berbagai macam variasi masakan.

Hal

ini

juga

digunakan

untuk

mengumpulkan

voice of customer

agar

produk

bisa

selalu

melakukan

improvement

sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan pelanggan.

Aesthetics,

yaitu Keindahan atau daya tarik produk.

Contoh :

Selain diciptakan dengan

berbagai macam rasa juga dikemas

dengan kemasan yang cantik sehingga

dapat menarik keingian pelanggan

untuk ingin tahu dan membeli. Safety,

yaitu bebas dari bahaya. Contoh :

Cypho

Jelly

Drink

dikemas

menggunakan bahan yang aman dan

tidak

mencemari

lingkungan.

Perception,

yaitu Fanatisme konsumen

akan merek suatu produk tertentu

karena citra atau reputasi produk itu

sendiri. Contoh :

produk

Cypho Jelly

Drink

yang sesuai dengan keinginan

dan

harapan

konsumen

sehingga

fanatisme pelanggan akan muncul

dengan sendirinya.

Agar produk bisa diterima oleh

masyarakat

dan

dapat

terus

berkelanjutan, maka 14 poin deming

yang

menjadi

pegangan

dalam

(6)

Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 43

Adapun 14 poin deming dan rencana

implementasinya

adalah

sebagai

berikut:

1.

Buat tujuan yang konstan ke arah

perbaikan.

Rencana Implementasi :

Merancang produk yang kualitasnya

selalu bisa diterima dan sesuai

dengan kebutuhan konsumen. Selalu

melakukan perbaikan secara terus

menerus baik dalam kualitas maupun

variasi

produk

sesuai

dengan

kemajuan zaman, teknologi dan

kebutuhan. Sehingga produk yang

dihasilkan akan selalu menjadi yang

terbaik untuk sekarang, besok dan

yang akan datang.

2.

Mengadopsi filosofi baru.

Rencana Implementasi :

Menerapkan Filosofi

Total Quality

Management

dalam menjalankan

bisnis. Menanamkan kepada seluruh

jajaran organisasi mulai dari top

manajemen hingga pelaksana bahwa

mutu adalah yang terpenting, maka

secara

sadar

dan

ikhlas

para

karyawan harus menerapkan bekerja

dengan kualitas dan dengan performa

terbaik. Pelanggan adalah raja,

sehingga kebutuhan atau keinginan

dan harapan pelangganlah yang

menjadi tujuan pertama dan utama

dalam menjalankan bisnis, tanpa

mengabaikan tekanan dari para

kompetitor.

3.

Berhenti tergantung pada

Inspeksi/pemeriksaan.

Rencana Implementasi :

Inspeksi adalah sesuatu yang mahal

dan tidak dapat diandalkan, karena

tidak dapat meningkatkan kualitas

hanya

menemukan

kurangnya

kualitas. Oleh karena itu kualitas

dibangun mulai dari bahan baku

masuk hingga produk sampai ke

tangan konsumen. Hilangkan segala

macam

kesalahan

bukan

hanya

mencari

kesalahan

dengan

menggunakan

metode

kendali

statistik.

4.

Gunakan pemasok tunggal untuk

setiap satu item.

Rencana Implementasi :

Dengan melihat pemasok sebagai

mitra bisnis bukan pesaing, maka

kewajiban kita untuk mendorong

mereka untuk selalu meningkatkan

kualitas mereka agar barang yang

dikirim

sesuai

dengan

standar

kualitas yang telah kita inginkan.

Berikan kepada mereka

training

dan

informasi tentang standar dan detail

produk yang akan mereka kerjakan

serta berikan mereka kepercayaan

bahwa mereka mampu memenuhi

standar kita.

5.

Perbaikan secara terus menerus.

Rencana Implementasi :

Terus meningkatkan sistem dan

proses. Deming mempromosikan

pendekatan

Plan - Do – Check - Act

untuk

memproses

analisis

dan

perbaikan. Menekankan pelatihan

dan pendidikan sehingga semua

orang dapat melakukan pekerjaan

mereka lebih baik. Gunakan kaizen

sebagai model untuk mengurangi

limbah

dan

meningkatkan

produktivitas,

efektivitas,

dan

keamanan.

6.

Gunakan pelatihan di tempat

kerja.

Rencana Implementasi :

Pelatihan di tempat kerja dilakukan

untuk melatih konsistensi karyawan

dalam membantu mengurangi variasi

kualitas.

Pelatihan

juga

akan

membangun pengetahuan umum para

karyawan

dan

memperdalam

pemahaman peran mereka dalam

perusahaan. Selain itu mendorong

para karyawan untuk selalu belajar

satu dengan lainnya dan menanamkan

budaya kerja tim yang efektif.

7.

Melaksanakan Kepemimpinan.

Rencana Implementasi :

Maksud

dari

melaksanakan

kepemimpinan

disini

adalah

(7)

Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 44

manajer untuk lebih memahami

pekerjaan dan proses yang mereka

gunakan. Bukan hanya mengawasi

namun memberikan dukungan dan

kepercayaan kepada para karyawan

agar mereka dapat bekerja dengan

sebaik-baiknya juga memberikan apa

yang benar-benar karyawan inginkan

agar mereka bisa bekerja dengan

sebaik-baiknya.

Supervisor

dan

manajer bukan polisi tapi pelatih atau

mentor yang dapat menekankan

pentingnya manajemen pertisipasi dan

kepemimpinan. Mereka juga dituntut

untuk mencari cara agar dapat

mengelola potensi-potensi yang ada

dengan baik tidak hanya fokus pada

target atau quota.

8.

Hilangkan rasa takut.

Rencana Implementasi :

Keterbukaan

komunikasi

dan

kejujuran dari para pimpinan dapat

menghilangkan

rasa

takut

dari

karyawan.

Membiarkan

semua

karyawan mengetahui bahwa tujuan

perusahaan adalah mencapai kualitas

yang terbaik. Dengan begitu mereka

terpanggil bahwa mereka adalah

bagian/tim untuk mencapai tujuan

perusahaan tersebut. Mereka tidak

takut dalam mengekspresikan ide-ide

untuk

membantu

menyelesaikan

masalah yang ada dan sebagai

pimpinan

wajib

memberikan

penghargaan agar mereka semua

selalu terdorong untuk mencari cara

yang lebih baik lagi. Jika terjadi

kesalahan sebagai pimpinan jangan

langsung

menyalahkan

karyawan

sebelum tahu benar dimana letak

kesalahannya.

9.

Meruntuhkan penghalang antar

departemen.

Rencana Implementasi :

Membangun

Konsep

“Pelanggan

Internal” artinya bahwa

masing-masing

departemen

mengakui

pengguna

output

dari departemen lain

begitu pula sebaliknya. Ini pun dapat

diartikan bahwa semua departemen

adalah

suatu

tim

yang

tidak

terpisahkan untuk membangun dan

mencapai

visi/tujuan

bersama.

Sehingga mereka hanya fokus pada

kolaborasi,

konsensus

bukan

kompromi atau permusuhan.

10.

Singkirkan slogan yang tidak

jelas.

Rencana Implementasi :

Hapuslah slogan desakan dan target

serta tingkatkan produktivitas tanpa

menambah beban kerja. Berikan

kesadaran bagi setiap pekerja akan

pentingnya mutu produk melalui

perbaikan secara terus menerus pada

setiap tahapan proses. Pemberian

kesadaran tidak cukup hanya dengan

slogan, pengumuman atau publikasi

lainnya

namun

pimpinan

terjun

langsung

memberikan

semangat

kepada

semua

pekerja

untuk

perbaikan mutu produk.

11.

Hapuskan standar kerja yang menggunakan kuota numerik.

Rencana Implementasi :

Mutu produk tidak diukur dengan

nilai

semata

namun

diukur

berdasarkan

tingkat

kepuasan

pelanggan.

Dalam

pengembangan

produk, perubahan bukanlah sesuatu

yang tabu untuk dilakukan, bahkan

justru

perubahan

harus

terus

dilakukan

seiring

dengan

meningkatnya kebutuhan pelanggan.

12.

Menghilangkan hambatan untuk

kebanggaan kerja

Rencana Implementasi :

Hilangkan

kendala-kendala

yang

(8)

Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 45

13.

Melaksanakan pendidikan dan

perbaikan diri

Rencana Implementasi :

Mempersiapkan diri pada perubahan

dan tantangan yang akan datang

maka diperlukannya pengetahuan

dan keterampilan baru. Maka

setiap

karyawan

diberikan

kesempatan untuk meningkatkan

keterampilan dan pengetahuannya

agar dapat segera beradaptasi

dengan perubahan sehingga roda

bisnis dapat terus berjalan dan

lebih baik lagi.

14.

Membuat “transformasi”

pekerjaan setiap orang.

Rencana Implementasi :

Menempatkan setiap orang dalam tim

kerja

terstruktur

agar

dapat

melakukan suatu transformasi.

Pimpinan harus menjadi “leader

manager” bukan “boss manager”.

Seorang “leader manager” akan

berusaha

mengkomunikasikan

pandangannya selalu berusaha

mengembangkan

kerjasama,

meluangkan waktu dan tenaga

untuk sistem sehingga dengan

adanya contoh nyata, pekerja

menyadari cara untuk melakukan

pekerjaan

yang

berkualitas.

Pimpinan

harus

terjun

memberikan contoh yang baik

bagi semua komponen tentang

bagaimana meningkatkan mutu

melalui proses produksi yang

efektif.

4.2.3. Perspektif Kualitas

Setelah diketahui dimensi kualitas, harus diketahui bagaimana perspektif kualitas, yaitu pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan kualitas suatu produk. Menurut Garvin adanya lima alternatif perspektif kualitas yang digunakan, yaitu transcendental approach, product-based approach, user-based approach, manufacturing-based approach, value-based approach.[5]

4.2.4. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah respons

pelanggan terhadap evaluasi

ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.[5][9]

4.2.5. Quality Function Deployment

(QFD)

QFD artinya penyebaran atau

pengembangan fungsi suatu produk/jasa.

QFD dapat digunakan untuk

menerjemahkan kebutuhan pelanggan kedalam spesifikasi teknis tertentu.[6] Menurut Heizer dan Render Quality Function Deployment (QFD) yaitu berkaitan dengan (1) menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan dan (2) menerjemahkan keinginan pelanggan pada desain yang ditargetkan.[5] Idenya adalah untuk memahami keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi proses alternatif. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari QFD. Manfaat-manfaat tersebut antara lain 1) Fokus Pada Pelanggan, 2) Efisiensi Waktu, 3) Orientasi kerjasama tim, 4) Orientasi pada dokumentasi.[5]

4.2.6. Rumah Kualitas (House of

Quality)

Rumah kualitas merupakan teknik grafis untu menjelaskan hubungan antara keinginan pelanggan dan produk atau jasa. Rumah Kualitas bagian dari proses quality function deployment yang menggunakan sebuah matriks perencanaan untuk menghubungkan “keinginan” pelanggan

dengan “bagaimana” perusahaan

melakukan sesuatu untuk

memenuhi “keinginan” tersebut.[4]

(9)

Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 46 Bagian A : Berisi data atau

informasi yang diperoleh dari hasil penelitian tentang kebutuhan dan keinginan konsumen. Bagian B : Berisi tiga jenis data, pertama tingkat kepentingan keinginan konsumen, kedua data tingkat kinerja produk atau jasa perusahaan dan produk pesaing, ketiga tujuan strategis (nilai target) untuk produk dan jasa. Keempat, diukur besarnya rasio perbaikan (improvement). Kelima, sales point, keenam, menetapkan bobot (weight) dari setiap atribut jasa. Dan yang terakhir adalah dengan melakukan normalisasi terhadap bobot. Bagian C : Berisi respon teknis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan. Data ini diturunkan berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai keinginan konsumen. Bagian D : Berisi penilaian manajemen mengenai kekuatan hubungan antara eleme-elemen yang terdapat pada bagian respon teknis terhadap kebutuhan konsumen yang dipengaruhinya. Kekuatan hubungan dinyatakan dengan menggunakan simbol tertentu. Bagian E :Menunjukkan korelasi antar respon teknis yang satu dengan respon teknis yang lain. Korelasi antara kedua respon teknis tersebut ditunjukkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Bagian F : Berisi tiga jenis data, yaitu: 1).Urutan prioritas respon teknis, 2).Informasi hasil perbandingan kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan terhadap kinerja produk pesaing, 3).Target kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang baru dikembangkan.

4. KESIMPULAN

Pengembangan Inovasi produk minuman sebagai produk asli indonesia yang memanfaatkan komoditas lokal terong belanda yaitu Cypho Jelly Drink Minuman Fungsional Berbasis Bahan Baku Lokal Terong Belanda (Cyphomandra betecea Sendt.) Penurun Tekanan Darah Tinggi, yang mampu berdaya saing dan dan menjadi produk unggulan dalam negeri berkelas internasional.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Deny Supriharti, Elimasni, dan Emita Sabri. 2007. Identifikasi karyotipe terung belanda (solanum betaceum cav.) Kultivar berastagi sumatera utara. Jurnal Biologi Sumatera, Januari 2007, hlm. 7 – 11. Vol. 2 No. 1. ISSN 1907-5537 [2]Foss, J.Nicolai. (2000). Strategy,

Bargaining, and Business Organization: Some thoughts on the transaction cost, Fondations of Firm Strategy. Frederiksberg Denmark: Copenhagen Business School.

[3]Hitt, Michael,A, et al. (1996). Strategic Management: Competitiveness and Globalization. New York: West Publishing Company.

[4] Heizer, Jay & Render, Barry. 2005. Operations Management. Buku I. Jakarta : Salemba Empat.

[5] Fandy Tjiptono. 1997. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Andi Offset

[6] Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : Ghalia Indonesia. [7]Rogers, E.M., 2003. Diffusion of

Innovations 5th edition, Free Press. New York.

[8]Damanpour, 1991. Organizational Innovation: A Meta-Analysis of Effects of Determinants and Moderators. The Academy of Management Journal Vol. 34, No. 3 (Sep., 1991), pp. 555-590.

[9]Kuusisto, J. & M. Meyer (2003) Insights into Services and Innovation in the Knowledge Intensive Economy. Report. Helsinki: Technology Review – National Technology Agency. .

[10] Kotler, Philip. 1987. "Broadening the Concept of Marketing Still Further: The Megamarketing Concept." In Contemporary Views on Marketing Practice, edited by Leonard-Barton. [11] Danampaour dan Evan, 1984.

Diffusion-of-innovations; Organizational-change; Public-libraries-United-States; Performance-level; Libraries-Automation.

(10)

Inovasi produk jely drink (Casnan dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 47

[12] Damanpour, 1996. Analysis About Determinants Of Organizational Innovation.

[13] Kim et al, 1998. Inhibitory Cerebello-Olivary Projections and Blocking Effect in Classical Conditioning. Science 23 January 1998: Vol. 279 no. 5350 pp. 570-573 DOI: 10.1126/science.279.5350.570. [14] Hadjimonalis, Anthanasios., Keith

Dickson. 2000. Innovation Strategies of MEs in Cyprus, A Small

Developing Country. International Small Business Journal Vol. 18 No. 4 Page :62-79

[15] Ciptono. W. S, (2006), A Sequential Model Of Innovation

Strategy-Company Non- Financial

Performance Links, Gajah Mada International journal of Bussiness, 8, 2, pp. 137-178

[16] Vastag, G. 2000. “The theory of perform a nice frontiers”, dalam Journal of Operations Management , Vol 18, hlm 353-360

[17] Porter, M. E. 1990. Competitive Advantage of Nations. New York: The Free Press

[18] Li, Y. dan S. Deng. 1999. “A methodology for competitive advantage analysis and strategy form ulation: an example in a transitional economy”, dalam European Journal of Operational Research, Vol. 118, Issue 2, October, hlm 259-270 [19]Zuhal. 2010. Knowledge & Innovation.

Flatform Kekuatan Daya Saing. PT. Gramedia.

Gambar

Gambar  3. Model Bisnis Kanvas
Gambar  . House of Quality (HOQ)

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi pengetahuan dan persepsi masyarakat secara umum pada kategori rendah, merupakan akibat keterbatasan penyebarluasan informasi. RTRW dan RDTR. Namun sebenarnya

MACROMEDIA “ PHONICS 1A ” SOFTWARE TO IMPROVE THE STUDENTS’ PRONUNCIATION ABILITY ” (A Classroom Action Research at The First Grade Students of SMK Diponegoro Salatiga in

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah apakah ada perbedaan yang signifikan antara efektivitas

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa praktek sewa-menyewa pohon mangga di Desa Cipanas Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon tidak sesuai dengan Hukum

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kandungan kimia dan toksisitas akut dari ekstrak etanol daun balik angin (Mallotus sp) terhadap larva Artemia salina Leach

DAFTAR HADIR PESERTA UJIAN. Kode Mata

Berdasarkan wawancara dengan guru matematika disekolahan tersebut, menyatakan bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika belum maksimal dikarenakan

kelengkapan peralatan praktik setelah di rata-rata didapatkan prosentase keseluruhan angket kelengkapan peralatan praktik sebesar 70,8%, se- hingga dapat disimpulkan