Sistem Penunjang Keputusan - GRR Page 21
BAB III
DECISION SUPPORT SYSTEM
Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan / SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik
kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk
masalah semi-terstruktur. Secara khusus, SPK didefinisikan sebagai sebuah sistem
yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam
memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun
usulan menuju pada keputusan tertentu.
Konsep DSS diperkenalkan kira-kira pada kurun waktu 1970-an. Pada kurun
waktu tersebut DSS masih dalam proses Research dan Development. Sedangkan
aplikasinya secara meluas dimulai pada kira-kira akhir tahun 1980-an dan awal
tahun 1990-an. Dan pada masa yang akan datang DSS masih akan berkembang
terus dan memerlukan berbagai perbaikan dan penyempurnaan yang disesuaikan dengan
keperluan dan perkembangan teknologi informasi. Di antara perkembangan DSS
yang akan terjadi dimasa yang akan datang meputi aspek-aspek: integrated architecture, connectivity, document data dan intelligence.
A. Definisi SPK
Definisi DSS sampai saat ini masih tergantung kepada dari sudut mana DSS
tersebut dipandang. Namun pada umumnya DSS bisa didefinisikan dengan
melibatkan aspek-aspek sebagai berikut:
Sistem yang berbasais komputer
Membantu memecahkan masalah seorang manager
Masalah semi terstruktur
Interaktif di antara sistem dan manager
Menggunakan analisis data
Kedua aspek yang terakhir adalah berasasakankan aplikasi teknologi yang kemudian
Sistem Penunjang Keputusan - GRR Page 22
B. T ujuan DSS
Menurut Peter G. W. Keen dan Michael S. Scott Morton mengemukakan bahawa
perinsip dasar konsep DSS adalah struktur masalah, dukungan keputusan dan
efektivitas keputusan.
Dari ketiga konsep tersebut maka disusunlah tujuan DSS, sebagai berikut:
DSS dapat membantu manger dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah
semi struktural,
DSS dapat mendukung terhadap penilaian manager
DSS dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi seorang manager dalam mengambil
suatu keputusan.
Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus:
(1) sederhana, (2) robust, (3) mudah untuk dikontrol, (4) mudah beradaptasi, (5)
lengkap pada hal-hal penting, (6) mudah berkomunikasi dengannya.
C. Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Beberapa karakteristik dari SPK, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi
2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi
3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan
4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model
5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal
6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis
7. Menggunakan beberapa model kuantitatif
Kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah sistem pendukung keputusan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi
terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari
manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.
3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.
Sistem Penunjang Keputusan - GRR Page 23
5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design,choice dan
implementation.
6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.
7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.
8. Kemudahan melakukan interaksi sistem.
9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.
10.Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
11.Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan.
12.Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.
Disamping berbagai kemampuan dan karakteristik seperti dikemukakan diatas,
sistem pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain:
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan yang sebenarnya.
2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan dasar
serta model dasar yang dimilikinya.
3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan
biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang
digunakannya.
4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh
manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan perangkat
keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan
berpikir.
Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan dari
sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani penyelesaian masalah.
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti,
2002):
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang
kompleks
2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi
yang berubah-ubah
Sistem Penunjang Keputusan - GRR Page 24
berbeda secara cepat dan tepat
4. Pandangan dan pembelajaran baru
5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja
7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM)
8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat
dan dengan sedikit usaha
10.Meningkatkan produktivitas analisis
D. Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1. DataManagement
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS).
2. ModelManagement
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan
analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui
subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
E. Tipe Desicision Support System
Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan Data-drivenDSS. 1. Model Driven-DSS
Merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi
organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh
Sistem Penunjang Keputusan - GRR Page 25
informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan
berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan
tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan.
Contoh dari model-driven DSS ini yang dipergunakan diperusahaan pelayaran yaitu voyage estimating decision support systems.
kemampuan/kapabilitas untuk menghitung rincian pelayaran baik untuk
masalah keuangan maupun perhitungan teknis.
Penghitungan aspek keuangan meliputi biaya untuk pelayaran (bahan
bakar, upah pekerja, dan modal yang dibutuhkan), tarif angkut untuk
berbagai tipe pengiriman kargo, dan biaya pelabuhan.
Rincian teknis meliputi faktor- faktor yang berhubungan dengan masalah pelayaran, seperti: kapasitas kargo, kecepatan, jarak, konsumsi
bahan bakar dan kebutuhan air, serta pola bongkar muat.
Sistem ini dapat menjawab berbagai pertanyaan, seperti: Kapal mana
yang digunakan untuk memberikan keuntungan yang maksimum? Berapa
kecepatan optimal yang dapat memaksimumkan keuntungan? Apa
tipe dari bongkar muat yang optimal?
DSS ini dapat dioperasikan dalam sebuah desktop komputer yang menyajikan
sistem menu yang membuat pengguna mudah untuk memasukkan data atau
mendapatkan informasi.
2. data-driven DSS,
menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem
informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan
dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang
bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk
memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau
Sistem Penunjang Keputusan - GRR Page 26
F. Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan - Group DecisionSupport Systems (GDSS)
Sudah merupakan suatu fakta yang sangat lazim bahwa para pimpinan (manajer)
suatu instansi jarang sekali dapat memecahkan masalahnya sendirian. Komite, tim
kerja, tim proyek dan gugus tugas yang banyak dibentuk dalam organisasi
pemerintahan merupakan pendekatan kelompok untuk pemecahan masalah. GDSS
merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif untuk memudahkan
pencapaian solusi oleh sekelompok pengambil keputusan atas permasalahan yang
sifatnya tidak terstruktur. GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap
kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lebih dari
satu orang (kelompok orang). Permasalahan yang perlu digarisbawahi untuk
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekelompok orang antara lain adalah
banyaknya para pengambil keputusan, waktu yang harus dialokasikan, dan
meningkatnya peserta yang ada. GDSS memberikan dukungan pada pemecahan
masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi
bagi anggota yang tergabung dalam kelompok.
Pada tiap keadaan para anggota kelompok dapat bertemu pada waktu yang
bersamaan atau berbeda. Pertemuan dalam waktu yang sama biasanya disebut
rapat, pertemuan/meeting, sedangkan pada waktu yang berbeda komunikasi dilakukan
melalui surat elektronik (e-mail).
Penggunaan GDSS mampu untuk mengatasi berbagai masalah atau potensi masalah
yang mungkin akan timbul.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan GDSS ini, antara lain
adalah:
1. Meningkatkan perencanaan awal, yaitu untuk membuat diskusi atau
pertemuan menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Meningkatkan partisipasi, sehingga setiap peserta dari berbagai latar belakang
dapat memberikan kontribusinya dengan optimal.
3. Menciptakan iklim yang lebih terbuka dan kolaboratif, yaitu tanpa membuat
pihak yang tingkatannya lebih rendah merasa takut dan terancam. Dan juga
tidak membuat pihak yang tingkatannya lebih tinggi mendominasi jalannya
Sistem Penunjang Keputusan - GRR Page 27
4. Setiap ide yang ditawarkan bebas dari kritik, memungkinkan peserta rapat,
pertemuan/meeting mengkontribusikan ide atau pendapatnya tanpa takut untuk
dikritik.
5. Evaluasi yang objektif, menciptakan atmosfir di mana suatu ide akan dievaluasi
secara objektif dan tidak memandang siapa yang memberikan ide
tersebut.
6. Menghasilkan ide organisasi, yaitu bagaimana tetap memfokuskan pada
tujuan rapat, pertemuan/meeting, mencari cara yang paling efisien
untuk mengorganisir ide yang dihasilkan dalam sesi
brainstorming, dan mengevaluasi ide dalam batasan waktu yang paling sesuai.
7. Menetapkan prioritas dan mengambil keputusan, yaitu mencari cara untuk
menampung seluruh pemikiran dalam pengambilan keputusan.
8. Dokumentasi hasil rapat, pertemuan/meeting, sehingga seluruh peserta dapat memperoleh dokumen yang lengkap dan terorganisir yang dibutuhkan
untuk melanjutkan pekerjaan dari projek atau aktivitas yang dievaluasi.
9. Mampu melakukan akses informasi eksternal, yang memungkinkan
ketidaksepakatan yang signifikan dan faktual dapat diselesaikan dengan
tepat waktu, sehingga memungkinkan meeting dapat terus dilanjutkan dan
produktif.
10.Menghasilkan notulen hasil diskusi, sehingga pihak yang tidak dapat
berpartisipasi langsung dapat tetap memahami hasil dan isi dari meeting.
Permasalahan yang mungkin timbul dalam GDSS adalah
karena digunakannya berbagai metode baru untuk mengorganisir dan
melaksanakan rapat, pertemuan/meeting maka mungkin ada keengganan atau
penolakan di awal dari penggunaan GDSS ini. Berbagai teknik seperti teknik fasilitasi,
brainstorming, dan atmosfir yang terbuka dan transparan harus mulai dikembangkan sebagai langkah awal untuk menggunakan GDSS ini.
Dalam pemanfaatan GDSS ini, maka beberapa alat dalam perangkat lunak yang
dibutuhkan di sini, antara lain adalah:
1. Kuesioner Elektronik; alat ini membantu untuk membuat perencanaan awal
Sistem Penunjang Keputusan - GRR Page 28
membantu memastikan bahwa informasi yang penting tidak
terlewatkan.
2. Sarana Diskusi Elektronik; memungkinkan kelompok orang yang
terlibat untuk secara bersama dan tanpa diketahui (tetap terjaga
kerahasiaannya) untuk mengkontribusikan ide atau pemikirannya atas topik
yang dibahas dalam kelompok.
3. Pengelola Ide; memudahkan integrasi yang diorganisir dan sintesa ide yang
dihasilkan selama proses brainstorming.
4. Alat Pembuat Kuesioner; mendukung fasilitator dan pimpinan
kelompok untuk pengumpulan informasi, sebelum maupun selama proses
penetapan prioritas.
5. Alat untuk voting; memberikan kemudahan dengan menyediakan metode atau teknik untuk penetapan prioritas atau voting.
6. Alat identifikasi dan analisa stakeholder; menggunakan pendekatan yang terstruktur untuk mengevaluasi dampak usulan yang timbul di organisasi
dan mengidentifikasi serta menilai dampak potensial dari proyek yang
diusulkan.
7. Alat pernyataan kebijakan; menyajikan dukungan yang terstruktur untuk
pengembangan kesepakatan atas penggunaan kata-kata dalam pernyataan
kebijakan.