• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Sistem Trading pada Kompetisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Sistem Trading pada Kompetisi"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

BAB I

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan kehidupan yang semakin modern, tentu saja tidak

bijaksana membiarkan harta yang kita miliki hanya tertanam di lahan investasi

yang tidak memberikan return yang tertinggi. Apalagi membiarkan harta yang kita miliki hanya tersimpan tak bergerak dibrankas atau disimpan dengan return

bunga yang cenderung kecil. Dalam dunia investasi kita sering mendengar istilah

high risk - high return, low risk - low return, khususnya dalam investasi saham. Jika investor ingin mendapatkan return yang besar, maka ia harus berani untuk

menghadapi risiko yang besar dan jika investor tidak berani untuk menghadapi

risiko, investor tersebut harus bisa menerima return yang tidak besar. Namun, pasti seluruh investor akan mengharapkan return semaksimal mungkin dengan risiko seminimum mungkin.

Kita mengenal dua jenis risiko dalam investasi, yaitu risiko sistematis dan

risiko tidak sistematis. Risiko sistematis mengacu pada risiko pasar yang

disebabkan oleh faktor – faktor yang dapat mempengaruhi hampir semua

perusahaan seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga,

dan kondisi politik. Hal tersebut bisa mempengaruhi harga saham – saham turun,

walaupun secara fundamental saham – saham ini mempunyai kondisi yang baik.

Sedangkan risiko tidak sistematis mengacu pada risiko yang unik pada setiap

perusahaan, contohnya mogok kerja pada suatu perusahaan yang dapat

menyebabkan berkurangnya pendapatan perusahaan.

Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang

sangat pesat terutama setelah pemerintah melakukan berbagai regulasi di bidang

keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah

menyadari bahwa perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik

bagi mereka, dan sekaligus memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan

(2)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Dalam investasi saham pada bursa saham atau lebih dikenal trading saham

kematangan ekonomi pemain saham dibagi menjadi dua kelompok yaitu investor

dan trader (speculator) (Dominic, 2008 :1). Investor menanamkan uangnya di saham karena meihat reputasi perusahaan di balik saham tersebut. Sedangkan

seorang trader menanamkan uangnya di saham tanpa memperhatikan perusahaan

dibalik tersebut. Investor lebih tenang dalam bermain saham karena memiliki

tujuan investasi jangka panjang.

Kita mungkin sudah banyak mendengar rumor dan cerita tentang

fenomena di pasar saham, dimana seseorang yang awalnya secara finansial biasa

saja dapat menjadi milioner dalam waktu singkat setelah berinvestasi di pasar

saham. Tokoh-tokoh dunia seperti Warren Buffet, Chris Gardner, William

J.O’niel, Benjamin Graham, dan tokoh-tokoh lainnya hanya segelintir orang yang berhasil sukses di pasar saham.

Rumor diatas merupakan sebuah penggambaran sederhana dari

ketidaktahuan mayoritas investor di pasar saham tentang investasi yang mereka

geluti. Fakta menarik menunjukkan bahwa 85% dari pemula hilang dari peredaran

pada tahun pertama ialah karena tidak mempersiapkan diri dengan benar,

contohnya : dengan memahami medan anda dalam berinvestasi. Coba bayangkan

dengan hanya bermodalkan mimpi dan iming-iming semata banyak orang berani

mempertaruhkan seluruh uang tabungannya, yang didapatkan dengan bersusah

payah dalam hidupnya di pasar saham. Padahal seperti kita ketahui bersama pasar

saham sejatinya adalah sebuah instrumen investasi yang memliki resiko paling

tinggi dibanding dengan instrumen lainnya. Sebegitu tingginya resiko investasi

yang ada di pasar saham sehingga 85% dari investor baru yang terjun kedalamnya

mengalami kegagalan di tahun pertamanya. Apakah kita harus sama seperti

kebanyakan orang tersebut? Tentu tidak.

Sebagaimana pasar pada umumnya yang menjual barang yang

diperjualbelikan untuk saling berinteraksi antar sesama manusia dalam memenuhi

kebutuhan. Pada pasar saham, barang yang diperjualbelikan bukanlah barang yang

umumnya ditemui seperti pasar tradisional atau swalayan, namun barang yang

(3)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

disebut dengan saham. Setiap lembar saham yang diperjualbelikan mewakili

jumlah persentase kepemilikan sehingga semakin banyak saham yang akan dibeli

oleh investor maka semakin besar pula porsi kepemilikan investor tersebut pada

sebuah perusahaan. Sebagai contoh dapat kita lihat dari seorang investor yang

membeli 100 lembar saham sebuah perusahaan yang memiliki total 1000 lembar

saham (setiap lembar yang dimiliki oleh investor mewakili 0,1% dari total modal

perusahaan) dari contoh diatas maka dapat kita katakan bahwa investor tersebut

pemilik perusahaan dengan persentase 10%. Untuk pasar saham Indonesia, proses

penjualan dan pembelian dilakukan dalam satuan lot yang terdiri dari 500 lembar

saham sebuah perusahaan.

Apakah yang investor dapatkan ketika membeli sebuah saham? Disadari

maupun tidak ternyata pada setiap lembar saham yang diperjualbelikan di pasar

saham terdapat sebuah nilai, dan nilai inilah yang didapatkan oleh seseorang

investor ketika ia membeli selembar saham. Adapun besar kecilnya nilai dari

sebuah saham sangat tergantung kepada kondisi perusahaan yang diwakili oleh

saham tersebut. Semakin besar keuntungan yang diberikan oleh sebuah

perusahaan maka semakin tinggi nilai dari saham perusahaan tersebut, karena

keuntungan perusahaan pada akhirnya akan meningkatkan nilai modal

perusahaan. Demikian sebaliknya kondisi merugi yang diderita sebuah perusahaan

`akan menurunkan nilai dari saham perusahaan tersebut karena jumlah kerugian

secara otomatis akan mengurangi jumlah modal yang ada pada perusahaan yang

memiliki laba cenderung akan naik dari tahun ke tahun, sementara harga saham

dari perusahaan yang merugi akan mengalami penurunan seiring berkurangnya

modal yang dimiliki. Konsep inilah yang menjadi dasar paling utama dari

pergerakan harga sebuah saham di pasar saham.

Namun rupanya mayoritas investor tidak mengetahui konsep sederhana

tersebut dan dari sinilah permasalahan muncul. Ketidaktahuan akan konsep

tersebut membuat kebanyakan investor di pasar saham membeli sebuah saham

tanpa memperhatikan lagi kondisi perusahaan yang akan dibelinya. Rumor, isu,

keserakahan dan rekomendasi pihak lain adalah alasan umum bagi kebanyakan

(4)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

aneh karena dari penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa sama sekali tidak ada

kaitan antara nilai sebuah saham dengan rekomendasi seseorang. Apalagi rumor

atau keserakahan kita. Sehingga tidaklah mengherankan apabila sering kita jumpai

mereka yang menderita kerugian atas investasinya karena menggunakan metode

pembelian seperti ini (menggunakan rumor, isu, dan rekomendasi). Padahal pada

sisi lain ada cara termudah untuk memiliki investasi yang menguntungkan di

pasar saham, cara tersebut adalah “hanya” dengan membeli perusahaan yang

untung. Itu saja, sama sekali tidak sukar. Namun rupanya tidak banyak orang yang

melakukannya karena mereka lebih suka berkutit pada hal-hal yang sukar.

Untuk dapat melakukan investasi/trading yang berhasil di pasar modal,

maka kita harus mempersiapkan diri dengan baik. Terutama mengetahui caranya

bagaimana berinvestasi atau trading secara benar. Urutannya adalah sebagai

berikut:

 Menentukan tujuan dari investasi dan trading. Tanpa adanya tujuan kita

tidak tahu kita akan pergi kemana.

 Mengetahui kekuatan kelemahan diri kita untuk mencapai tujuan tersebut.

 Mengetahui peluang-peluang serta tantangan apa saja yang ada disekitar kita dalam mencapai tujuan tersebut.

 Selanjutnya bagaimana kita dapat memanfaatkan kekuatan serta peluang

yang kita miliki dan bagaimana mengatasi kelemahan dan

tantangan-tantangan yang kita hadapi.

 Memiliki serta menguasai ilmu-ilmu investasi serta trading di pasar modal

yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita bertransaksi di pasar modal.

Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar berinvestasi di pasar modal

 Pergunakan dana lebih (excess fund)

 Dapatkan informasi mengenai produk investasi sebelum mengambil

keputusan berinvestasi (product knowledge)

 Disiplin melakukan target investasi baik profit maupun cut loss

 Jangan menempatkan seluruh dana investasi pada satu jenis instrument

(5)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Berdasarkan penjelasan diatas tentu para pembaca setuju bahwa

investasi di pasar saham ternyata bukanlah sebuah “rocket science” seperti

yang banyak orang bayangkan. Tanpa disadari oleh banyak orang kunci

keberhasilan berinvestasi di pasar saham justru adalah konsep tentang

saham itu sendiri.. Nah sekarang anda telah memiliki kunci keberhasilan

berinvestasi di pasar saham, pertanyaannya adalah maukah anda

menggunakan kunci ini untuk mulai berinvestasi?? Hanya anda yang akan

(6)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

BAB II

ISI

2.1 PASAR SAHAM & SIKLUS

Bicara tentang pasar saham, apakakah siklus yang terjadi di pasar saham?

Sama seperti di kehidupan nyata yang memilki banyak siklus dari yang terkecil

seperti hari, minggu, dan bulan hingga yang terbesar seperti tahun, dekade dan

abad maka pasar saham pun memiliki beragam siklus didalamnya. Siklus

terpendek yang ada di pasar saham adalah siklus harian, dimana faktor rumor dan

keserakahan manusia memainkan peranan penting dalam gerakan siklus ini,

sementara siklus terbesar yang akan ditemui oleh seorang investor di pasar saham

adalah siklus yang terjadi karena kondisi ekonomi atau yang kita kenal sebagai “ground cycle” dengan rentang waktu 8-10 tahun sekali. Berikut adalah gambaran berbagai siklus yang terjadi di pasar saham dimulai dari yang terpendek hingga

yang terpanjang.

Gambar 2.1 Grand Cycle GRAND CYCLE

YEARLY

MONTHLY

(7)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Satu hal yang menarik dari gambaran diatas adalah perbedaan tenaga

penggerak yang dimilki oleh setiap siklus. Pada siklus harian harga saham

digerakkan lebih oleh karena “feer and greed” dari setiap investor yang ada di

dalamnya. Sedangkan pada siklus monthly maka faktor kebijakan pemerintah seperti inflasi dan suku bunga adalah hal yang sangat penting bagi pergerakan

siklus ini. Pada sisi lain siklus yearly juga memiliki faktor penggerak yang sangat berbeda seperti yaitu kondisi keuangan perusahaan seperti yang tercermin dalam

laporan keuangan yang dipublikasikan setiap 3 bulan sekali, dan yang terakhir

adalah siklus grand cycle yang tenaga penggeraknya adalah perubahan kondisi daya beli masyarakat dan hubungannya dengan perputaran ekonomi. Itulah empat

siklus utama yang terjadi di pasar saham berserta faktor penggerak, dengan

menggunakan contoh sederhana, yang membuat siklus tersebut dapat terjadi.

Mengetahui Tujuan Anda

Lalu apakah pentingnya mengetahui siklus-siklus tersebut? Tujuan terutama bagi investor untuk mengetahui siklus yang ada pada pasar saham adalah

agar ia dapat menyesuaikan pola gerakan dalam siklus tersebut dengan tujuan

investasinya. Sebagai contoh bagi investor berjangka pendek yang memiliki

tujuan investasi untuk mendapatkan pendapatan bulanan maka itu berarti ia harus

memperhatikan siklus harian dalam keputusan investasinya dan bukan siklus

bulanan apalagi “grand cycle” yang terjadi setiap 10 tahun sekali. Siklus tersebut

dipilih karena melalui siklus itulah ia akan dapat meraih tujuan investasinya dan

bukan pada siklus tahunan dengan faktor pendorong yang jelas berbeda. Dengan

menggunakan dasar dari tujuan dan faktor penggerak tersebut kemudian investor

dapat menentukan strategi dan alat analisa yang cocok untuk ia dapat meraihnya

tujuan investasinya. Sebagai contoh untuk investor yang bergerak dalam siklus

harian, dengan faktor penggerak utama adalah “feer and greed”, maka ia dapat

(8)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Sementara pada sisi lain, seorang investor dengan tujuan investasi

memiliki dana pensiun pada 20 tahun mendatang maka jelas adalah kebodohan

baginya jika ia bergerak dalam siklus harian atau bulanan. Siklus yang tepat bagi

investor dengan tujuan investasi seperti ini adalah dengan menggunakan siklus “grand cycle” dan berselancar seiring perubahan ekonomi yang terjadi pada siklus tersebut. Adapun contoh dari gerakan “grand cycle” terlihat seperti pada

gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Siklus Grand Cycle

 Pemulihan - kemakmuran :

Produksi melimpah, Investasi melimpah, Bunga rendah, Likuiditas mudah,

over investment, dan harga barang naik.

 Kemakmuran - kontraksi :

Harga barang kemahalan, Daya beli turun, Kredit batuk, Perang tarif antar

negara export-import.

 Kontraksi - resesi :

Likuiditas seret, Bunga tinggi, Kredit macet, Pabrik kurangi produksi,

Pengangguran bertambah, Harga makin murah.

 Resesi - pemulihan

Harga murah, Daya beli bergairah kembali, investment mulai lagi. Kemakmuran

Pemulihan

kontraksi Pemulihan

(9)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Atau dengan kata lain bagi investor yang berinvestasi untuk tujuan jangka

panjang seperti dana pensiun makan penurunan san kenaikan yang terjadi di pasar

saham pada siklus harian bukanlah hal yang utama. Karena bagaimanapun hal

tersebut hanya akan menjadi “noise”saja dalam perjalanan investasinya.

Nah sekarang pertanyaannya adalah dimanakah anda? Tentu jawaban dari

pertanyaannya tersebut sangat erat kaitannya dengan tujuan investasi anda sendiri.

Jika anda belum menentukan tujuannya anda berinvestasi maka tidak ada gunanya

kita mengetahui seluruh siklus yang ada di pasar saham, karena anda malah akan

dibuat bingung dengan segala pertentangan yang ada didalamnya. Tetapi

sebaliknya jika anda telah mengetahui tujuan investasi anda maka pengetahuan

anda akan siklus di pasar saham akan membantu anda untuk dapat berselancar

dengan nikmat yang pada akhirnya mengantarkan anda menjadi pemenang di

pasar saham. Jadi apakah tujuan investasi anda?

2.2

Diversifikasi

Gambar 2.3 Diversifikasi

Diversifikasi dalam investasi merupakan sebuah strategi untuk

mengamankan investasi engan cara menyusun portofolio dengan memperhatikan

tingkat keamanan dan beberapa jenis invesment investasi. Instrumen investasi

seperti saham, reksa dana, deposito, dan property memiliki karakteristik yang

berbeda dan bereaksi berbeda terhadap situasi perekonomian. Mendiversifikasi

portofolio dalam beberapa instrument dapat mengurangi resiko sobat dalam

(10)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Krisis ekonomi di tanah air tahun 1998 menjadi pelajaran berharga. Pada

saat itu banyak bank yang ditutup sehingga kepercayaan masyarakat terhadap

bank jatuh pada titik terendah. ATM dan kantor layanan penuh sesak oleh orang

yang hendak menarik uang tabungannya. Rush yang terjadi telah menyebabkan

banjir likuiditas di pasar. Hal tersebut diperparah dengan kenaikan harga – harga

yang memicu inflasi.

Untuk mengerem dampak sistemik, pemerintah menjamin dana

masyarakat di bank dan menetapkan suku bunga tinggi. Kebijakan ini merangsang

masyarakat untuk kembali menyimpan uang di bank, terlebih bunga deposito saat

itu sempat mencapai 60%. Dengan tingkat suku bunga seperti itu, sudah tentu

pasar saham akan mengalami goncangan karena likuiditas mengalir ke luar bursa,

mengarah kepada instrumen yang memiliki return besar tanpa resiko seperti

deposito. Selain itu bursa properti dan dunia usaha juga akan lesu karena

kekurangan likuiditas akibat tingginya bunga kredit. Coba bayangkan jika dalam

situasi seperti itu seorang investor tidak cepat melihat tanda – tanda zaman, maka

dapat dipastikan kerugian sudah didepan mata. Disini diversifikasi menjadi

penting, walaupun return relatif berkurang tetapi keamanan investasi sobat relatif

aman.

Tetapi perlu diketahui bahwa mendeversifikasi investasi bukan hanya

menaruh investasi dalam beberapa instument saja. Seorang investor yang jeli

dapat menginvestasikan tetap pada saham. Justru ada peluang disitu karena harga

– harga sedang jatuh. Kuncinya pada pemilihan saham yang memiliki karakteristik yang saling tidak mempengaruhi dan memiliki tendensi yang

bertolak belakang terhadap kondisi perekonomian. Sebagai contoh, saham

perusahaan jasa penerbangan, grosir, dan bidang hiburan memiliki karakter bisnis

yang berbeda. Memang sebagian nilai saham akan menurun, tetapi sebagian

menguat sehingga secara keseluruhan akan baik – baik saja.

Diversifikasi bukan menghilangkan risiko, tetapi dapat mengurangi risiko

(11)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma 2.3 INVESTMENT AND RISK MANAGEMENT

Investasi merupakan kegiatan yang telah dilakukan manusia sejak zaman

dahulu kala. Adapun kegiatan investasi yang pertama kali dilakukan oleh nenek

moyang kita di masa lampau adalah dengan cara menyimpan kelebihan hasil yang

didapat pada masa panen untuk dapat digunakan ketika masa panceklik tiba.

Kemudian ketika peradaban telah mengenal uang maka kegiatan investasi

bergeser kepada usaha manusia untuk mendapatkan status kepemilikan dengan

cara mengumpulkan emas dan tanah. Tipe investasi atas emas dan tanah tersebut

merupakan awal kemunculan tuan – tuan tanah (landlord) yang dalam proses selanjutnya menjadi cikal bakal lahirnya kerajaan – kerajaan di dunia. Bagaimana

dengan masa sekarang ini ? Instrument investasi apakah yang saat ini ditawarkan

oleh sistem ekonomi dunia ? Dan apakah langkah yang harus kita lakukan agar

investasi kita aman dan berkembang ?

Secara umum sistem ekonomi dunia saat ini telah berada pada tahapan

keempat dari masa sejarahnya. Tahap pertama dimulai ketika manusia

menggunakan “BARTER” sebagai sarana perdagangan yang selanjutnya diikuti oleh tahapan kedua dimana uang mulai diperkenalkan sebagai alat tukar. Selanjutnya kolonialisasi (yang merupakan cikal bakal globalisasi) mengantarkan

umat manusia kepada tahapan ketiga dimana pada masa itu banyak negara

(khususnya Eropa) mulai memperkenalkan surat hutang sebagai alat pemerintah

untuk mengumpulkan dana dari masyarakat sekaligus sebagai sara investasi. Di

tahapan ketiga ini ekonomi mulai diperkenalkan dengan konsep bunga (return)

dimana investor menentukan besarnya return berdasarkan resiko yang harus mereka tanggung. Tahapan terakhir (tahapan keempat) muncul seiring

diciptakannya komputer di tahun 1960-an yang memungkinkan manusia untuk

melakukan transaksi keuangan secara elektronik tanpa memerlukan lagi dokumen

fisik seperti pada tahapan sebelumnya. Adapun efek langsung dari penerapan

transaksi elektronik tersebut adalah banjirnya likuiditas yang membuat ekonomi

berputar lebih cepat dan lebih besar sehingga memunculkan banyak orang kaya

(12)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

instrument investasi konvensional (emas dan tanah) tidak lagi cukup untuk

menampung seluruh uang yang ada (likuiditas). Agar dunia tidak tenggelam

dalam likuiditas yang dibuatnya sendiri maka secara alami lahirlah berbagai

macam instrument investasi modern dengan profil resiko yang tinggi tetapi

disertai tawaran imbal hasil yang juga menggiurkan. Beberapa instrument

investasi modern tersebut diantaranya adalah pasar saham, pasar Forex, pasar

komoditas, dan pasar subprime. Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa

seluruh instrumen investasi modern yang ada saat ini tercipta semata-mata karena

likuiditas yang berlebih sehingga apabila karena satu dan lain hal likuiditas dunia

mengalami gangguan maka mau tidak mau instrumen investasi modernlah yang

akan terpukul terlebih dahulu.

Bagaimana dengan Indonesia? Hal yang sama juga kita jumpai pada negeri

ini dimana perkembangan teknologi informasi telah membuat Indonesia turut

dibanjiri likuiditas. Jumlah likuiditas yang bertambah tersebut pada akhirnya

menjadi bahan bakar dari munculnya beragam instrumen investasi yang saat ini

ditawarkan. Secara umum saat ini di Indonesia terdapat tiga pilihan utama bagi

seorang investor untuk menanamkan uangnya. Ketiga pilihan tersebut adalah

pasar uang, pasar hutang, dan pasar modal.

Satu hal penting yang perlu menjadi perhatian setiap investor adalah fakta

bahwa setiap pilihan investasi yang kita jumpai selalu memilki karakter resioko

dengan potensi keuntungan tersendiri. Semakin besar iming-iming keuntungan

yang ditawarkan oleh sebuah instrumen investasi makan akan semakin besar juga

potensi kerugian yang dapat menimpa kita (HIGH RISK HIGH RETURN).

Jadi bagaimana, apakah itu berarti kita harus menghindari pasar saham

karena resiko yang tinggi tersebut? Tentu tidak, investor yang berkepala dingin

tentu tidak akan menyia-nyiakan sebuah potensi keuntungan yang ditawarkan

oleh pasar saham. Sebagai seorang investor yang bijak maka kita harus dapat

menjembatani antara potensi return dan resiko lainnya sehingga dalam jangka panjang kita akan dapat memilki sebuah investasi yang menguntungkan dengan

(13)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Berikut adalah 3 hal yang dapat dilakukan oleh seorang investor untuk

menjembatani antara resiko dan peluang pasar yang memiliki profil resiko tinggi

seperti pasar saham.

Planning: Langkah ini dilakukan sebelum anda mulai berinvestasi.

Hal-hal yang perlu direncanakan diantaranya adalah pemilihan saham yang

akan dibeli, jumlah modal yang akan digunakan, jangka waktu investasi,

dan target keuntungan yang anda kehendaki. Dengan memiliki

perencanaan di awal transaksi makan investor akan berinvestasi dengan

lebih santai yang pada akhirnya akan menguntungkan secara emosional

dan pikiran.

Monitoring: Kegiatan ini dilakukan setelah transaksi dilakukan. Kegiatan

monitoring tidak perlu dilakukan setiap hari, atau bahkan setiap menit,

cukup pantau perubahan-perubahan dasar yang sedang terjadi saja.

Sebagai contoh dari kegiatan monitoring dalah pemantauan kondisi

ekonomi Indonesia serta pasar modal secara umum (trend jangka panjang)

dan memantau kinerja keuangan dari perusahaan yang sahamnya kita beli

(trend jangka menengah). Dengan pemantauan secara berkala tersebut

maka seorang investor akan terhindar dari rasa frustasi akibat gerakan

fluktuasi harian yang sering kali justru akan menimbulkan kerugian bagi

investor.

Find Way out: Langkah terakhir ini adalah kegiatan penutupan transaksi

yang telah kita awali. Setiap investor yang berinvestasi di instrumen

beresiko tinggi harus selalu menyiapkan dua buah way out skenario atas investasinya. Pertama adalah Way Out skenario ketika investasi tersebut telah untung dan kedua Way Out skenario ketika investasi merugi. Contoh skenario ketika untung misalnya dengan menjual sejumlah modal dari

investasi sehingga sisa yang ada pada saham tersebut hanyalah keuntungan

saja atau dengan menjual setengah dari seluruh saham yang dibeli.

Sementara contoh skenario pada masa kerugian salah satunya adalah

segera menjual saham tersebut pada posisi rugi terkecil sehingga jumlah

(14)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Penerapan ketiga hal diatas secara konsisten akan membuat seseorang

investor dapat tenang meskipun ia berinvestasi di instrumen yang beresiko tinggi.

Dengan kata lain ketika kita dihadapkan pada sebuah peluang keuntungan yang

besar maka usahakanlah agar kita dapat mengelola resikonya terlebih dahulu.

2.4 ANALISIS TEKNIKAL

Merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengevaluasi saham

dengan berbasis pada data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan

saham, seperti harga saham dan volume trannsaksi.

Satu dasawarsa terakhir, analisis teknikal sangat popular di pasar saham.

Mulai dari investor, analis, pengamat besar, bahkan manajer investasi, sering

menyertakan analisis teknikal dalam setiap kesempatan. Analisis teknikal ini

merupakan upaya memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati

perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Secara

singkat, analisis teknikal dapat dikatakan sebagai analisis sekuritas dengan

menggunakan grafik harga dan volume historis.

Analisis teknikal digunakan untuk mengetahui tren atau kondisi psikologis

sebuah pasar. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk

menentukan kapan akan membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar

dari pasar), dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun

menggunakan analisis grafis. Beberapa indikator teknis yang sering dipergunakan

adalah moving average, stochastic oscillator, relative strength index, volume perdagangan, dan lain-lain. Sedangkan pola-pola chart yang sering digunakan

antara lain head and shoulders, double tops, triple tops, dan ascending and descending triangles.

2.4.1 Konsep dalam Technical Analysis

(15)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

jangka panjang oleh emosi investasi yang dilakukan public. Emosi ini

mencerminkan tingkat antisipasi dan tingkat perkembangan aktivitas

ekonomi di masa mendatang dan sikap para investor terhadap aktvitas

tersebut.

2. Price move in trend. Pasar keuangan bergerak dalam tren yang disebabkan oleh adanya perubahan sikap dan ekspektasi investor

terhadap siklus bisnis. Analisis teknikal mencoba untuk

mengidentifikasikan titik belok (turning point) dari price tren secara rata-rata yang diakibatkan oleh kekuatan dan kelemahan laten struktur

pasar. Tren dari optimisme investor mempengaruhi pergerakan harga.

Aspek emosi dapat dilihat dari empat dimensi, yaitu price, time,

volume, dan breadth. Perubahan harga merefleksikan tingkat

perubahan sikap investor. Waktu mengukur panjangnya siklus

psikologi investor. Makin lama seorang investor untuk

bergerak dari elemen bullish ke bearish, makin besar pula pergerakan harga tersebut menuju ke satu arah. Volume merefleksikan intensitas perubahan sikap investor. Breadth, mengukur lamanya emosi investor. Analisis teknikal mengukur dimensi psikologi dalam berbagai cara.

Kebanyakan indikator memonitor dua atau lebih aspek secara simultan.

Tidak ada satu indikator pun yang dapat mengekspektasikan sinyal

dari semua perubahan tren, maka amat perlu untuk menggunakan

sejumlah indikator secara bersama-sama untuk membangun consensus

mengenai apa yang akan terjadi.

2.4.2 Grafik

Candlestick

Candlestick adalah metode yang dikembangkan oleh Homma Munahea

pada abad ke 16 di Jepang. Sedangkan orang yang mempopulerkan grafik

candlestick di dunia barat yaitu Steven Nison. Grafik candlestick menampilkan harga permbukaan tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan.

(16)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma Gambar 2.4 Candlestick

Berikut ini bentuk-bentuk dasar dari Candlestick:

Gambar 2.5 Bentuk Candlestick

Beberapa pola dasar dari Candlestick:

1. White Candlestick adalah sinyal bullish dimana harga penutupan lebih

tinggi dibandingkan harga pembukaan, sedangkan panjang body

mencerminkan jarak pergerakan harga.

2. Black Candlestick adalah sinyal bearish dimana harga penutupan lebih rendah dari pembukaan.

3. Long Lower Shadow adalah sinyal bullish, yaitu harga setelah pembukaan lebih rendah tetapi ketika akhir perdagangan harga bergerak

mencapai titik tertinggi dan ketika penutupan harganya lebih tinggi

dibandingkan harga pembukaann. Semakin jauh shadow maka sinyal itu

semakin kuat.

4. Long Upper Shadow adalah sinyal bearish, yaitu harga setelah pembukaan lebih tinggi tetapi ketika akhir perdagangan harga bergerak

mencapai titik terendah dan ketika penutupan harganya lebih rendah

dibandingkan harga pembukaan. Semakin jauh shadow maka sinyal itu

(17)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

5. Hammer adalah sinyal bullish dalam tren turun dan menjadi sinyal bearish pada dalam tren naik.

6. Inverted Hammer adalah sinyal pembalikan dari tren tetapi harus dikonfirmasi oleh satu chart setelahnya.

7. Spinning Tops White adalah candlestick yang tidak memberikan sinyal apapun, harus dikonfirmasi oleh chart berikutnya.

8. Spinning Tops Black adalah candlestick yang tidak memberikan sinyal apapun, harus dikonfirmasi oleh chart berikutnya.

9. Doji adalah candlestick yang tidak memberikan sinyal apapun, harus dikonfirmasi oleh chart berikutnya.

10.Long Legged Doji adalah sinyal pembalikan dari titik puncak pergerakan harga saham,

11.Dragonfly Doji adalah harga penutupan sama dengan pembukaan tetapi setelah melalui penurunan harga yang tajam. Merupakan sinyal reversal

tetapi akan lebih akurat jika bertemu dengan Marubozu White sehingga

menjadi pola Bullish Engulfing.

12.Gravestone Doji terbentuk ketika harga penutupan sama dengan pembukaan tetapi harga berusaha menuju titik tertinggi. Apabila terdapat

pada dasar pola menjadi sinyal pembalikan harga.

13.Marubozu White adalah dominan bullish trade sehingga tren cenderung

bullish.

14.Marubozu Black adalah dominan bearish trade sehingga tren cenderung

bearish.

Reversal Pattern

Pola reversal atau pembalikan arah, merupakan keuntungan terbesar

bertransaksi menggunkan Candlestick berdasarkan kunci utamanya yaitu POSISI. Dengan mengetahui kapan waktu yang tepat bagi harga untuk berbalik arah, akan

menempatkan transaksi kita pada waktu, tempat, dan harga yang tepat.

Untuk mengetahui dan mempertegas bahwa terjadi pola reversal, maka

harus dilihat tren berbalik sebelumnya. Bullish Reversal memerlukan downtrend

(18)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Arah tren dapat dtentukan dengan menggunakan trend lines, moving average, atau aspek lain dari analisis teknikal. Berikut ini ilustrasi gambar pola-pola candlestick dalam bullish pattern dan bearish pattern:

Gambar 2.6 Bullish Pattern

(19)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma 2.4.3 Indikator

Ichimoku Kinko Hyo

Ichimoku Kinko Hyo (selanjutnya akan disebut Ichimoku saja), berarti grafik keseimbangan dalam sekilas atau “Equilibrium chart at a glance” merupakan indikator pada analisa teknikal yang digunakan oleh pedagang saham dan komoditas Jepang. Ichimoku dikembangkan semenjak perang dunia kedua dan mulai diperkenalkan pada tahun 1968 oleh seorang wartawan berkebangsaan Jepang yaitu, Goichi Hosada.

Meski indikator teknikal ini sudah ada cukup lama, kegunaannya baru sampai dikalangan dunia luas pada akhir tahun 1990an. Sebelum masa tersebut Ichimoku dapat dikatakan sebagai indikator khusus yang tidak banyak digunakan seperti lazimny RSI atau bahkan William %R yang notabene muncul belakangan. Baru setelah mulai tersebarnya penggunaan PC dikalangan trader barat, Ichimoku banyak digunakan dan mulai disadari sebagai salah satu indikator teknikal terkomplet yang pernah ada sekaligus akurasinya yang sangat baik.

Komponen Grafik

Grafik Ichimoku terdapat lima komponen terpisah yang dirancang untuk dipertimbangkan secara bersamaan sebagai gambaran yang lengkap untuk memberikan perspektif pada keseimbangan dari harga saat ini. Lima komponen yang dimaksud yaitu:

1. Tenkan Sen (Turning Line)

(HIGHEST HIGH + LOWEST LOW) / 2. Dengan periode standar 9 hari perdagangan.

2. Kijun Sen (Standard Line)

(HIGHEST HIGH + LOWEST LOW) / 2. Dengan periode standar 26 hari perdagangan.

3. Senkou Span A (1st Leading Line)

(20)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma 4. Senkou Span B (2nd Leading Line)

(HIGHEST HIGH + LOWEST LOW) / 2. Sebanyak 52 hari perdagangan terakhir kemudian dimajukan sebanyak 26 hari

perdagangan.

5. Chikou Span (Lagging line)

Harga penutupan yang direncakan 26 hari kebelakang.

Di dalam indikator ichimoku teradapat area di antara kedua Senkou Spans

yang disebut dengan Kumo (awan).

Gambar 2.8 Ichimoku Kinko Hyo Indicator

2.5 Analisis Fundamental

Sebagaimana dijelaskan, dalam menilai saham ada dua kemungkinan

analisis. Pertama, Analisis Teknikal yang sudah dijelaskan dilembar sebelumnya,

yang selanjutnya ini adalah Analisis Fundamental. Sebagai investor anda akan

mendapatkan hasil keuntungan yang maksimal pada kondisi “alam semesta” yang

mendukung. Sama seperti petani, cuaca yang mendukung, tanah yang subur, dan

penggunaan bibit yang terbaik akan memberikan hasil panen yang berlimpah.

Kondisi “alam semesta” inilah yang bisa kita analisis di dalam Analisis

(21)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Di dalam Analisis Fundamental kita dapat melakukan analisis top-down

mulai dari kondisi ekonomi negara secara makro sampai kondisi perusahaan

secara mikro. Berikut Analisis top-down yang harus dilakukan dalam berinvestasi:

1. Analisis Makro untuk mengetahui kondisi ekonomi negara secara keseluruhan.

2. Analisis Sektoral (Industri) untuk mengetahui kondisi masing-masing industri.

3. Analisis Mikro untuk mengetahui kondisi perusahaan

Analisis ini untuk mengetahui siapa manajemen perusahaan, mengukur

laporan keuangan perusahaan, serta mengantisipasi aksi korporasi perusahaan.

Analisis Makro Ekonomi

Dengan memahami kondisi makro ekonomi negara, maka anda akan dapat

menentukan apakah akan menginvestasikan dana ke pasar saham atau tidak. Hal

ini disebabkan kondisi pasar saham berkaitan erat dengan kondisi ekonomi negara

yang bersangkutan. Untuk mengetahui kondisi ekonomi Indonesia, ada dua

indikator penting yang perlu diketahui, yaitu GDP (Gross Domestic Product) dan angka inflasi.

1. GDP (Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto,PDB)

GDP digunakan sebagai indikator dalam Analisis Makro Ekonomi untuk

mengukur nilai output barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara. GDP diumumkan dalam persentase, yang menunjukkan pertumbuhan dari

kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ditunjukkan

dengan persentase GDP yang tinggi. Laporan GDP dikeluarkan setiap

kuartal (4 kali setahun).

2. Angka Inflasi

Adalah angka yang digunakan untuk mengukur tingkat harga barang dan

jasa yang dibeli oleh konsumen. Angka inflasi yang tinggi, yang

(22)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

mendorong BI (Bank Indonesia) untuk menaikkan suku bunga. Biasanya

lalu diikuti oleh perbankan dengan menaikkan suku bunga pinjaman. Oleh

karena itu, angka inflasi yang terlalu besar akan menjadi momok bagi

investor, karena bila BI berusaha meredam inflasi dengan menaikkan suku

bunga, ujung-ujungnya harga saham cenderung turun.

Seperti yang kita ketahui, inflasi di Indonesia cenderung tinggi,

dan bahkan hampir selalu tinggi. Hal ini tentu saja berdampak pada pasar

saham. Umumnya sektor yang paling terpukul oleh inflasi dan naiknya

suku bunga adalah perbankan, otomotif, properti, konsumsi dan ritel.

Namun, tidak semua saham terpengaruh oleh inflasi yang tinggi. Ada juga

saham yang tahan inflasi. Karakteristik perusahaan tahan inflasi adalah:

 Perusahaan menyasar segmen menengah atas. Segmen ini

biasanya lebih tahan inflasi karena memiliki pendapatan yang

lebih besar. Selama harga tidak naik drastis, biasanya segmen

konsumen ini tidak akan mengurangi gaya hidup dan tidak

mengurangi pembelian.

 Perusahaan memiliki produk yang unik, merek yang kuat dan

kekuatan yang dominan di pasar. Perusahaan seperti ini bisa

bertahan di tengah inflasi tinggi karena produknya tetap dicari

oleh konsumen. Jadi walaupun produk perusahaan misalnya tidak

berbeda jauh dengan pesaing, karena faktor merek suatu

perusahaan bisa bertahan di tengah tekanan inflasi.

Analisis Sektoral

(23)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Untuk mengetahui sektor mana yang sedang bertumbuh, maka anda harus mengetahui tahap-tahap pertumbuhan suatu industri. Pada prinsipnya, industri selalu 4 tahap pertumbuhan. Keempat tahap pertumbuhan industri tersebut adalah:

1. Introduction.

Ini adalah tahap awal pertumbuhan. Ditandai dengan investasi awal yang besar, hutang yang besar, penjualan yang masih kecil. Kompetitor masih sedikit atau tidak ada. Suatu perusahaan yang memulai industri ini biasanya menjadi pionir. Umumnya perusahaan di tahap pertama ini memiliki tingkat keuntungan yang rendah.

2. Growth.

Di tahap ini industri tumbuh lebih cepat. Keuntungan mulai meningkat. Banyak perusahaan yang mulai berekspansi untuk meningkatkan jumlah konsumen dan penjualan. Industri sudah mulai dikenal dan mulai menarik minat banyak kompetitor baru untuk masuk ke industri ini.

3. Maturity.

Pertumbuhan mulai stabil, demikian juga keuntungann. Ini adalah tahap puncak perkembangan suatu industri. Di tahap ini tersisa pemain-pemain dominan di pasar. Biasanya kompetisi sudah sangat ketat dan mendorong kompetisi harga. Di sini apabila perusahaan tidak akan melakukan terobosan atau inovasi maka industri akan memasuki tahap penurunan.

4. Decline.

Di tahap ini pertumbuhan industri mulai turun, ditandai dengan penurunan penjualan. Bila tidak ada inovasi baru, industri perlahan-lahan akan mati. Sedangkan bila terjadi inovasi, industri akan memulai siklusnya yang baru.

Rotasi Sektor

Sektor-sektor industri di bursa saham tidak selalu bergerak bersamaan. Kadang ada sektor yang lebih dulu membukukan kenaikan harga, kadang ada sektor yang sepertinya statis, atau malah bergerak negatif di saat sektor lainnya positif. Pada setiap situasi ekonomi yang berbeda, sektor yang bertumbuh umumnya juga berbeda. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjelasan dihalaman berikutnya. Berikut ini rotasi sektor yang terjadi di pasar saham :

 Pada saat mulai terjadi resesi.

 Pada saat resesi mencapai puncaknya.

 Pada saat mulai terjaid pemulihan.

(24)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma Analisis Mikro Perusahaan

Setelah anda mengetahui industri mana yang sedang bertumbuh, sekarang saatnya bagi anda untuk melihat dalam skala yang lebih kecil lagi, yaitu menganalisis perusahaan terbaik. Di dalam menganalisis suatu perusahaan Anda dapat melakukan beberapa hal:

1. Menganalisis perusahaan secara kualitatif.

Disebut kualitatif karena tidak bisa dinilai dengan angka. Berikut analisis kualitatif yang perlu dilakukan untuk mengenal perusahaan lebih jauh, yaitu:

 Mengetahui posisi perusahaan di industri

 Mengetahui model bisnis perusahaan tersebut

 Mengetahui keunggulan kompetitif perusahaan

 Mengetahui siapa sosok manajemen

 Mengetahui tata kelola perusahaan

2. Menganalisis perusahaan secara kuantitatif, yaitu dengan menelaah laporan keuangan perusahaan tersebut.

3. Menganalisis berita yang terkait dengan suatu perusahaan.

Analisis Kualitatif Mengenal Perusahaan.

Posisi Perusahaan

Sebelumnya di Analisis Sektoral sudah banyak mengetahui tentang industri mana yang bertumbuh. Namun walaupun berada dalam industri yang sama setiap perusahaan memilki posisi yang berbeda. Posisi perusahaan di dalam industri terutama dapat dilihat dari market share (pangsa pasar), yang dapat diartikan sebagai penguasaan perusahaan didalam industri tersebut.

Perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang besar umumnya cenderung memiliki kinerja yang baik, karena perusahaan tersebut memiliki semacam

(25)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma Model Bisnis

Selain pangsa pasar, indikator lainnya yang harus diperhatikan adalah model bisnis yang bersangkutan. Yang dimaksud dari model bisnis adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh perusahaan tersebut untuk menghasilkan uang. Pada prinsipnya Anda harus mengetahui dan memahami model bisnis setiap ingin berinvestasi di perusahaan tertentu. Jika investor tersebut dapat memiliki latar belakang perusahaan sangat logis bila ia memilih membeli saham sektor pertanian atau perkebunan. Karena menguasai ilmu tersebut, ia bisa mengetahui bagaimana menilai perform perusahaan yang bergerak di bidang tersebut.

Namun perlu diingat, berinvestasi di saham perusahaan yang bergerak pada bidang yang anda geluti tidak menjamin anda akan mendapatkan keuntungan. Tetapi setidaknya dapat meningkatkan kemampuan anda melakukan analisis, dan meningkatkan peluang untuk sukses.

Keunggulan Kompetitif

Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang investor adalah keunggulan kompetitif dari perusahaan. Keunggulan kompetitif ini bisa didefinisikan sebagai sesuatu yang membedakan perusahaan dengan pesaing dam menjadikannya pemenang. Keunggulan kompetitif yang kuat seakan-akan mampu menciptakan benteng bagi perusahaan pesaing, sehingga perusahaan bisa menghasilkan profit dan pertumbuhan.

Beberapa hal yang bisa menjadi keunggulan kompetitif suatu bisnis antara lain:

1. Sumber daya, biasanya berupa asset yang berwujud atau tidak berwujud.

2. Kemampuan perusahaan untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya.

Manajemen

(26)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Berikut adalah beberapa tips yang bisa anda lakukan untuk mengetahui siapa manajemen sebenernya:

1. Anda masih bisa memanfaatkan data dari website perusahaan misalnya untuk mengetahui rekam jejak masing-masing individu manajemen tingkat atas

2. Periksa rekam jejak manajemen.

3. Perhatikan keterkaitan masing-masing pribadi dengan perusahaan.

4. Setiap pemegang saham berkesempatan untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Tata Kelola Perusahaan

Tata kelola Perusahaan (Corporate Governance atau CG) adalah serangkaian kebijakan perusahaan agar operasi perusahaan berjalan sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders). Yang dimaksud stakeholders

disini adalah semua orang atau pihak yang terpengaruh oleh kegiatan perusahaan, misalnya konsumen, pemasok, investor dan bahkan masyarakat. Tujuan penerapan CG adalah memberikan batas tertentu agar pengambil kebijakan di perusahaan tidak melakukan hal-hal yang ilegal atau tidak etis.

Berikut beberapa tips untuk mengetahui CG di perusahaan:

1. Kita harus melihat struktur dewan direksi perusahaan.

2. Kita dapat melihat transparasi laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

3. Kita perlu mengecek apakah perusahaan memenuhi hak-hak para

stakeholders.

4. Sebagai pemegang saham, investor seharusnya memiliki hak untuk menemui dewan direksi, bisa dalam bentuk RUPS, atau sarana lainnya.

Analisis Kuantitatif Membaca Laporan Keuangan

(27)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari:

NERACA (Balance Sheet)

Neraca melaporkan kondisi aset/aktiva, kewajiban, dan kepemilikan modal

perusahaan tersebut. Disini bisa kita ketahui “seberapa kaya perusahaann tersebut”.

LAPORAN LABA RUGI (Income Statement)

Laporan Laba Rugi merupakan bagian laporan keuangan yang paling diminati investor, karena melaporkan informasi tentang kinerja operasional perusahaan. Informasi tersebut diantaranya adalah berapa pendapatan perusahaan, pengeluaran, dan laba/rugi pada suatu periode.

Pada prinsipnya laporan laba rugi menunjukkan “kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang”.

LAPORAN ARUS KAS (Statement of Cash Flow)

Laporan Arus Kas menyajikan informasi aliran dana perusahaan dari berbagai kegiatan. Disini bisa kita ketahui penggunaan oleh sebuah perusahaan dan termasuk seberapa tebal dompet perusahaan itu. Arus dana

yang lancar bisa menjadi indikasi “Kelangsungan operasi perusahaan di periode berikutnya”.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (Owner’s Equity Statement)

Laporan Perubahan Ekuitas membandingkan ekuitas (modal) pada awal dan akhir periode. Disini kita dapat mengetahui secara detail adanya perubahan pada modal perusahaan.

Rasio Finansial

Untuk memudahkan penilaian laporan keuangan, analisis menggunakan berbagai rasio finansial yang penting bagi kita adalah memahami maksud dari berbagai rasio ini dan penggunaannya dalam menentukan pembelian dan penjualan saham. Umumnya rasio finansial dapat dibagi dalam kategori utama, yaitu:

1. Profitability Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang dapat diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar nilai rasio ini semakin baik karena menunjukkan perusahaan sangat menguntungkan.

2. Liquidity Ratio

(28)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

membayar kewajibannya. Rasio ini lebih tepat digunakan untuk membandingkan berbagai perusahaan di dalam industri yang sama.

3. Activity/Efficiency Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa cepat perusahaan melakukan operasinya dalam mengubah aset menjadi cash.

4. Debt Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar utang jangka panjang.

5. Market Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengetahui secara relatif hubungan antara harga saham dan kondisi keuangan perusahaan. Melalui rasio-rasio ini investor dapat mengetahui apakah saham tertentu “murah” atau “mahal”.

Mencari Perusahaan Terbaik

Mencari perusahaan terbaik yang dimaksud di sini adalah perusahaan yang sehat dan memiliki prospek secara finansial. Diharapkan dengan memilih perusahaan terbaik, timbal hasil investasi saham menjadi optimal. Memilih perusahaan terbaik juga akan mengurangi resiko pada investasi yang akan dilakukan. Berikut tips mencari perusahaan terbaik :

1. Membandingkan kinerja perusahaan selama beberapa periode dengan kriteria tertentu.

2. Membandingkan berbagai perusahaan dari sektor yang sama.

Aksi Korporasi Perusahaan

Dunia bisnis selalu dinamis. Para pelaku bisnis tidak bisa diam saja dalam meghadapi persaingan pasar. Para emiten bisa menlakukan banyak aksi korporasi yang bisa mempengaruhi harga sahamnya. Ada tiga kategori aksi korporasi yang bisa dilakukan oleh perusahaan:

1. Untuk membagi dividen saham.

Pembagian dividen dilakukan untuk membagi keuntungan pada pemegang saham. Biasanya dividen dibagikan secara tunai pada periode tertentu. Pembagian dividen ini biasanya menunjukkan sinyal bahwa perusahan akan bertumbuh pesat.

2. Untuk mengubah harga saham.

(29)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

rendah bisa menyebabkan delisting (dikeluarkan dari bursa). Maka emiten bisa melakukan berbagai aksi korporasi yang bisa mempengaruhi harga saham secara langsung.

3. Untuk restrukturisasi perusahaan.

Perusahaan dapat merekstrukturisasi dirinya sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan performa perusahaan di masa mendatang. Berikut cara merestrukturisasi perusahaan:

Akuisisi / MergerKerja Sama

Penggantian Sektor UsahaSpin Off

2.6 Indonesia Economic Outlook 2013

Prospek perekonomian Indonesia pada tahun 2013 masih positif meskipun

berada dalam kondisi ekonomi global yang lemah. Tetapi, mempertahankan

pertumbuhan investasi yang kuat merupakan hal yang sangat penting. Pemerintah

optimis bahwa di Indonesia pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 6.3%

dan telah menetapkan target 6.8% pada 2013.

Proyeksi ini mengasumsikan bahwa konsumsi domestic dan pertumbuhan

investasi tetap kuat, sementara menungkatkan pertumbuhan mitra dagang utama

Indonesia mendukung pemulihan moderat di ekspor.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Dunia

Pertumbuhan Ekonomi 2010 2011 2012 2013 *)

Pertumbuhan Ekonomi Dunia 5.1 3.9 3.2 3.5

Eropa Tengah dan Eropa Timur 4.6 5.3 1.8 2.4

ASEAN-5 (Indonesia, Malaysian, Philippines, Thailand, Vietnam)

7.0 4.5 5.7 5.5

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 6.2 6.5 6.3 6.8 **)

*) Diproyeksikan oleh IMF

(30)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma Investment Outlook

Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 8 tahun lalu menyumbang

lebih dari 5 persen telah berubah pola penduduk di Indonesia. Baru-baru ini, yang

paling penduduk Indonesia adalah kelas menengah yakni sebesar 130 juta orang

(BPS, 2012). Komposisi penduduk saat ini telah berubah dibandingkan dengan

komposisi penduduk sebelum tahun 2005, di mana pada periode yang paling

penduduk Indonesia adalah kelas rendah eksplisit berjumlah 160 juta orang (BPS,

2005).

Perubahan pola populasi telah bergeser tren konsumsi di Indonesia,

khususnya konsumsi mayoritas dari kebutuhan dasar untuk kebutuhan sekunder.

Kelas menengah memiliki karakteristik umum, yaitu tidak hanya mengambil

nyawa, tetapi juga mengambil hidup dengan kualitas yang lebih baik. Berdasarkan

karakteristik ini, beralih dari tren konsumsi akan mendorong pola baru nafsu

makan investasi di Indonesia.

Sektor kebutuhan dasar terdiri dari barang konsumsi, energi, minyak &

gas, pertambangan, properti, dan telekomunikasi pada 2013 masih menjadi target

investasi yang menarik oleh investor, baik melalui pasar modal maupun investasi

langsung. Khususnya investasi melalui pasar modal, sektor-sektor ini masih akan

memberikan kontribusi untuk Meningkatkan IHSG (IHSG). Selain itu, pasar

modal masih menjadi instrumen yang dipilih oleh perusahaan-perusahaan yang

ingin meningkatkan dana menggunakan pasar modal utang (DCM). Berdasarkan

prognosis, emisi obligasi kami dengan perusahaan di sektor ini pada tahun 2013

(31)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma Gambar 2.9 Grafik IHSG

Namun demikian, sektor kebutuhan dasar pada tahun 2013 akan memasuki

masa puncak, terutama investor FDI yang ingin mengalokasikan dananya di sektor

ini. Yang paling alasan puncak ini adalah nilai perusahaan, baik perusahaan publik

dan perusahaan yang terdaftar non publik relatif tinggi karena permintaan (jumlah

investor) untuk datang di sektor-sektor yang sangat tinggi.

2.7 Trading History

Pada awal aktivitas trading, penulis membuat list sektor industri yang akan

penulis beli nantinya sepanjang limit waktu trading yaitu hingga 31 Juli 2013.

Sektor industri yang telah ditentukan itu diantaranya adalah sektor Konsumsi, Perbankan, dan Agro Plantation. Mengapa demikian? Karena ketiga sektor tersebut adalah sektor yang kegiatan usahanya sangat dekat dengan aktivitas di

(32)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma 2.7.1 Sektor Konsumsi

Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan yang bergerak di bidang

produksi barang konsumsi yang popularitasnya sangat tinggi di masyarakat. Dari

hal tersebut, penulis menentukan nama perusahaan yang akan dibeli yaitu UNVR

(PT. Unilever Indonesia Tbk.) dan INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk.).

Dalam memilih salah satunya, penulis menentukan berdasarkan aspek

fundamental perusahaan terutama pada analisa kuantitatif perusahaan dengan

menganalisa laporan keuangan kedua perusahaan dalam kurun waktu 3 tahun

terakhir yang kemudian diuji pada tabel “Kriteria Pemilihan Saham Terbaik”.

Berikut ini adalah ulasannya: Data tahun 2012 dalam jutaan kecuali DAR & DER

Arus Kas Operasi 5,191,646 7,407,134

Arus Kas Investasi -1,102,030 -5,077,920

Arus Kas Pendanaan -4,196,937 -2,308,723

DAR (liability/aset) 0.66883605 0.42446565

(33)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Berdasarkan data di atas, penulis masih menganggap keadaan peningkatan

modal dan DER masih dapat dieliminasi sehingga keduanya masih menjadi

pilihan saham terbaik. Untuk menentukan mana yang paling terbaik, penulis

melakukan perbandingan pada keduanya dari ROE dan ROA.

Data dalam miliar kecuali rasio dan EPS Tahun UNVR INDF

ROA (%) [net income/total assets]

2012 54.20% 12.20%

2011 53.10% 13.60%

2010 52% 14.40%

Rata-rata 53.1% 13.4%

ROE (%) [net income/average s.h. equity]

2012 121.90% 14.50%

2011 113.10% 17.30%

2010 83.70% 19.50%

Rata-rata 106,2% 51.3%

Berdasarkan perbandingan ROE dan ROA, UNVR menjadi pilihan saham

terbaik yang layak koleksi dengan persentase yang sangat fantastis.

Setelah memilih UNVR, kini saatnya melakukan analisa kapan kita

membeli, kapan kita menjual, dan pada tingkat harga berapa kita akan

Aset meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Modal meningkat pada 3 Tahun terakhir Tidak Ya

Total Hutang < Total Aset (DAR < 1) Ya Ya

Total Hutang < Modal (DER < 1) Tidak Ya

Menghasilkan Keuntungan (Laba Rugi)

EPS meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Laba usaha meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Penjualan meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya Memiliki Arus Kas

yang baik (Arus Kas)

Arus Kas dari aktivitas operasi>lainnya Ya Ya

(34)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma Gambar 2.10 Grafik UNVR

Pada triwulan pertama kondisi UNVR berada di dalam kumo dengan

pergerakan netral. Pada saat akhir maret, grafik menunjukkan sinyal bullish

dengan tenkan mengalami cross up terhadap kijun sehingga pada 1 April, penulis

melakukan BUY pada harga Rp 22.650 sebanyak 1 Lot. Pada pertengahan April,

tenkan dan kijun menunjukkan strong bullish dengan kondisi di atas kumo,

sehingga pada 24 April penulis melakukan SELL pada harga Rp 22.900.

2.7.2 Sektor Perbankan

Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan yang bergerak di bidang

perbankan yang popularitasnya sangat tinggi di masyarakat. Dari hal tersebut,

penulis menentukan nama perusahaan yang akan dibeli yaitu BBCA (PT. Bank

Central Asia Tbk) dan BMRI (PT. Bank Mandiri (PERSERO) Tbk).

Dalam memilih salah satunya, penulis menentukan berdasarkan aspek

fundamental perusahaan terutama pada analisa kuantitatif perusahaan dengan

menganalisa laporan keuangan kedua perusahaan dalam kurun waktu 3 tahun

terakhir yang kemudian diuji pada tabel “Kriteria Pemilihan Saham Terbaik”.

(35)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

(36)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Berdasarkan data di atas, keduanya masih menjadi pilihan saham terbaik.

Untuk menentukan mana yang paling terbaik, penulis melakukan perbandingan

pada keduanya dari CAR, NIM, dan NPL.

Berdasarkan tiga rasio eksklusif emiten perbankan yaitu CAR, NIM, dan

NPL, BBCA menjadi pilihan yang paling terbaik untuk dikoleksi karena di dalam

aktivitas operasinya selama 3 Tahun terakhir dapat menurukan persentase NPL

secara beruturut-turut.

Setelah memilih UNVR, kini saatnya melakukan analisa kapan kita

membeli, kapan kita menjual, dan pada tingkat harga berapa kita akan

Aset meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Modal meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Total Hutang < Total Aset (DAR < 1) Ya Ya

Total Hutang < Modal (DER < 1) Ya Ya

Menghasilkan Keuntungan (Laba Rugi)

EPS meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Laba usaha meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Penjualan meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya Memiliki Arus Kas

yang baik (Arus Kas)

Arus Kas dari aktivitas operasi>lainnya Ya Ya

Bonus Rutin membagikan dividen Ya Ya

(37)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma Gambar 2.11 Grafik BBCA

Pada triwulan pertama performa BBCA sangat fantastis dengan

pergerakan yang semakin meningkat yaitu tenkan dan kijun strong bullish cukup

jauh di atas kumo. Menjelang pertengahan April, timbul sinyal weak bearish dengan tenkan cross down pada kijun namun masih di atas kumo. Pada 23 April,

timbul sinyal bullish dan kemudian penulis melakukan BUY pada harga Rp

10.750 sebanyak 2 Lot dengan stoploss Rp 11.000. Pada 24 April, timbul sinyal

bullish dengan harga mencapai stoploss yang telah ditentukan sebelumnya.

Dengan hal ini, penulis melakukan SELL pada harga Rp 11.000.

2.7.3 Sektor Agro Plantation

Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan yang bergerak di bidang Agro

Plantation seperti perkebunan kelapa sawit yang memproduksi minyak goreng.

Dari hal tersebut, penulis menentukan nama perusahaan yang akan dibeli yaitu

AALI (PT. Astra Agro Lestari Tbk) dan SIMP (PT. Salim Ivomas Tbk).

Dalam memilih salah satunya, penulis menentukan berdasarkan aspek

fundamental perusahaan terutama pada analisa kuantitatif perusahaan dengan

menganalisa laporan keuangan kedua perusahaan dalam kurun waktu 3 tahun

(38)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

(39)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Berdasarkan data di atas, AALI adalah pilihan yang paling terbaik untuk

dikoleksi karena AALI dalam aspek EPS, ROA, ROE nilainya jauh lebih tinggi

dibandingkan SIMP. Dalam pembagian dividen, AALI rutin dalam membagikan

dividen dan nilai dividen yang didapat juga jauh lebih tinggi dibandingkan SIMP.

Setelah memilih AALI, kini saatnya melakukan analisa kapan kita

membeli, kapan kita menjual, dan pada tingkat harga berapa kita akan

mengeksekusinya. Berikut ini adalah ulasannya:

Gambar 2.12 Grafik AALI

KRITERIA PEMILIHAN SAHAM TERBAIK

Kriteria BBCA BMRI

Memiliki Kekayaan yang Cukup (NERACA)

Aset meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Modal meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Total Hutang < Total Aset (DAR < 1) Ya Ya

Total Hutang < Modal (DER < 1) Ya Ya

Menghasilkan Keuntungan (Laba Rugi)

EPS meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Laba usaha meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya

Penjualan meningkat pada 3 Tahun terakhir Ya Ya Memiliki Arus Kas

yang baik (Arus Kas)

Arus Kas dari aktivitas operasi>lainnya Ya Ya

(40)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

Pada awal April, posisi harga mengalami penurunan yang cukup signifikan

dengan kondisi tenkan di bawah kijun dan keduanya di bawah kumo. Pada 24

April, penulis melakukan BUY pada harga Rp 17.500 sebanyak 4 Lot dengan

stoploss Rp 18.000. Menjelang akhir Mei, posisi harga beranjak strong bullish

dengan tenkan cross up terhadap kijun dengan posisi harga di dalam kumo. Dalam

kondisi ini, penulis yakin bahwa harga akan terus naik hingga melewati stoploss.

Pada awal Juni, harga terus menerus menunjukkan sinyal strong bullish hingga

akhirnya tenkan dan kijun berada cukup jauh di atas kumo hingga mencapai harga

Rp 19.000. Pada 5 Juni, penulis melakukan SELL pada harga Rp 19.000 karena

(41)

KNPM 2013, Ahmad Fajri Shauti – Universitas Gunadarma

BAB III

KESIMPULAN

Dalam berinvestasi di pasar saham menentukan waktu beli dan jual

bukanlah satu-satunya hal yang penting. Hal lain yang harus diperhatikan adalah

diversifikasi, manajemen portofolio, dan manajemen risiko yang baik. Dengan

menerapkan diversifikasi, manajemen portofolio, dan manajemen risiko

diharapkan hasil yang didapat dalam berinvestasi/trading akan lebih optimal. Di

dalam investasi pasar saham dikenal istilah high risk-high return. Jika investor ingin mendapatkan return yang besar, maka ia harus berani untuk menghadapi

risiko yang besar dan oleh karena itulah dibutuhkan manajemen risiko yang baik

karena dalam investasi di pasar saham meminimalisir risiko 1000 kali jauh lebih

penting dibandingkan memaksimalkan return. Pada saat menentukan saham dari

perusahaan mana yang ingin kita beli, tidak hanya berdasarkan analisa teknikal

saja yang menyajikan fluktuasi harga saham pada saat tertentu tetapi kita perlu

menggunakan analisa fundamental dengan memperhatikan kondisi dari

perusahaan yang sahamnya ingin kita beli. Karena, dalam investasi pasar saham

pergerakan harga saham didasari oleh kinerja dari emiten yang akan kita pilih.

Semakin baik kinerjanya maka akan semakin baik nilai sahamnya, dan ini akan

menentukan bahwa anda tidak hanya seorang trader yang handal namun juga

sebagai investor yang handal dalam mengelola uang untuk diinvestasikan pada

Gambar

Gambar 2.1 Grand Cycle
Gambar 2.2 Siklus Grand Cycle
Gambar 2.3 Diversifikasi
Gambar 2.5 Bentuk Candlestick
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun Program Kegiatan yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota

Salah satu sanggar yang masih aktif melestarikan Tari Trebang Randu Kentir baik dalam proses pelatihan terhadap anak-anak di dalam maupun luar sekolah yaitu pada

Analyzing, yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap hasil editing dan organizing data yang telah diperoleh dari sumber- sumber penelitian, dengam menggunakan teori

Slaipsl dengan judul &#34;Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berbenuk Soat Cerita Berdasarkan Model Polya Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) pada

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi.” Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa financial distress

Subtitusi tepung ikan dengan tepung cacing tanah tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup udang windu, diduga karena komposisi nutrisi terutama

Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (ekplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implisit).. Dapat mengetahui

Studi ini memperlihatkan realitas sosial dalam hubungan sosial antar etnis di Kelurahan Nyamplungan dalam membangun dan menjaga integrasi sosial. Adapun subyek