PENDALAMAN MATERI PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Strategi Pendidikan dan Pembelajaran PAI Dosen Pengampu : Prof.Dr. Rohmat, M.Pd, Ph.D
Kelas : B
Di buat oleh:
KUDUNG ISNAINI 2052113023
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN PEKALONGAN
Pelajaran 1: Landasan Filosofis PAI dengan Hakikat Strategi Pembelajaran (belajar mengajar).
1. Landasan filosofis PAI pancasila, sila pertama yaitu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Serta UUD 1945, BAB XA tentang HAM, Pasal 28E ayat 1
2. Filosofis strategi PAI (belajar mengajar/ pembelajaran) hakikat belajar tidak hanya memenuhi otaknya melainkan jiwanya dengan memberi pengetahuan luhur. Karena belajar bukan penguasaan substansi materialistik melainkan humanioring.
Strategi merupakan seni menggunakan kecakapan, dan sumber daya organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan, dalam kondisi yang paling menguntungkan.
Macam strategi Strategi Pengorganisasian, Strategi penyampaian, Strategi pengelolaan.
Pelajaran 2: Perkembangan masyarakat Islam hubungannya dengan pendidikan 1. Fase pertama; diletakkannya dasar-dasar, prinsip-prinsip utama keagamaan, politik,
kemasyarakatan dan budi pekerti.
2. Fase kedua; percampuran peradaban, ilmu pengetahuan dibukukan dan disusun baik, percobaan dan penemuan ilmu pengetahuan, penterjemahan buku ilmu pengetahuan Yunani, Persia dan India.
3. Fase ketiga; gerakan pembangunan sekolah sebagai lembaga yang mempelajari ilmu fiqih, berakhir dengan tindakan suku Mongol menghancurkan gudang kitab ilmu pengetahuan.
Pelajaran 3: Urgensi ilmu dengan fungsinya dalam pendidikan Islam ILMU
Makanan Jiwa dan Akal (Ibnu Maskawaih dan Al-Ghazali)
FUNGSI:
- Bertambahnya akal untuk dapat menguatkan kemauan dan mengalahkan hawa nafsu yang tidak sesuai akal
- Membedakan baik dan buruk
TUJUAN: - Akal
- Alat untuk mencapai tujuan pendidikan tertinggi yaitu keridhaan Allah
Pelajaran 4: Lembaga-lembaga Pendidikan Islam
Pelajaran 5:
Pelajaran 6: Variabel dalam Pembelajaran PAI
1. Variabel Pembelajaran modifikasi variabel pembelajaran; Kondisi pembelajaran, Metode pembelajaran, dan Hasil pembelajaran.
2. Variabel Metode PAI metode yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang PBM. 3. Faktor penyebab penggunaan metode pengajaran spesifikasi berbeda setiap materi pembelajaran, yaitu: tujuan berbeda setiap mata pelajaran, perbedaan karakteristik pebelajar, perbedaan kondisi dan situasi, perbedaan kemampuan, dan adanya alat pembelajaran.
4. Isyarat ayat al-Qur’an tentang metode metode yang diambil dari sang Maha Guru (Allah) pada saat memberikan informasi/ wahyu kepada hamba-Nya. Seperti: peristiwa penciptaan manusiaAllah swt memberi informasi kepada Malaikat Metode
3. Darul hikmah dan Darul ‘ilmi
4. Madrasah
5. Al-Khawanik, Azzawaya dan Ar-Rabth
6. Al-Bimaristan
7. Halaqotud Dars & Al-Ijtima’at Al-ilmiyah
8. Duwarul Kutub
Kurikulum Pendidikan Rendah
Kurikulum Pendidikan Tinggi
- Memberi petunjuk dan pendekatan - Mempergunakan insting untuk
mendidik anak-anak
- Kewajiban mempelajari ilmu agama - Ilmu sastra dan humanism menempati
tempat kedua setelah ilmu agama
- Macam-macam ilmu dalam kurikulum bertujuan untuk memperoleh ilmu yang banyak
- Ada tujun agama dan kurikulum - Pendidika budi pekerti
- Terdapat pendidikan untuk anak-anak raja - Tidak terdapat mata pelajaran yang dianggap
penting
- Mementingkan pembentukan adat-kebiasaan dan keinginan-keinginan semenjak kecil
Pelajaran 7: Variabel metode PAI dengan kajian tentang isyarat ayat-ayat Al-Qur’an mengenai metode PAI
A. Berbagai jenis pengajaran agama Islam
1. Metode menggunakan kata; Guru/Dosen Central komunikasi kelas kata-kata dan perilaku dapat ditiru pebelajar.
2. Metode tauladan; memberikan contoh-contoh yang baik dengan menempatkan diri sebagai ‘uswatun hasanah’.
3. Metode bertanya; Qs. Ash-Shaff, ayat 10-11 pertanyaan dan jawaban oleh Allah dimaksudkan untuk memberikan suatu pengajaran kepada orang-orang mukmin. 4. Metode latihan; ada 2 hukum, yaitu Law of use maksudnya agar hubungan
bertambah kuat, banyaknya hubungan pengertian yang saling berkaitan sehingga memperkuat hasil belajar. Dan Law of disuse yaitu hubungan koneksitas menjadi lemah jika latihan dihentikan.
5. Metode berangsur-angsur; pendahuluanmenyajikan bahanketerkaitan hubunganmengambil kesimpulanlatihan-latihan.
B. Aplikasi metode contoh tauladan; direct method pendidik memberi contoh melalui perbuatan, dan indirect methodpendidik mengemukakan kisah-kisah tauladan.
Pelajaran 9: Mendiskripsi pembelajar dan pebelajar dalam pendidikan Islam
Rasulullah saw bersabda: “Tinta para Ulama’ adalah lebih baik dari darah para syuhada’”.
Kewajiban Guru; tidak mengharap upah dan imbalan, bersih hati dan diri, sesuai perkataan dan perbuatan, serta tidak malu mengatakan “tidak tahu”. Guru juga harus pandai menyembunyikan kemarahannya dan menampakkan kesabaran, hormat, lemah-lembut, kasih-sayang, dan tabah untuk mencapai sesuatu keinginan.
Kewajiban pebelajar; bersih hati, hendaklah tujuan belajar itu mendekatkan diri dengan Tuhan, tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan supaya merantau, menghormati guru.
Pelajaran 10: Mengaplikasikan metode, media dan teknik evaluasi dalam pembelajaran PAI untuk optimalisasi hasil belajar.
Aplikasi metode menerapkan metode untuk menyelesaikan suatu masalah. Media alat komunikasi untuk menyampaikan pesan (alat interaksi sosial).
Pelajaran 11: Merancang Madrasah Program Sehat Prestasi ditentukan oleh kesehatannya
Jenis makanan, aktifitas fisik dan gaya hidup mempengaruhi kesehatan
Madrasah Program Sehat: membantu memberikan pemahaman yang benar tentang hidup sehat.
Tujuan; memberi pemahaman dan motivasi murid untuk selalu menjalankan hidup sehat yang berkelanjutan, murid mampu membuat keputusan penting dalam hidup dan mampu membuat pilihan-pilihan untuk masa depannya.
Cara mengorganisasi program sehat; kegiatan pembuka, materi dasar, aktifitas-aktifitas lanjutan, pengetahuan dan keterampilan tingkat lanjut, kegiatan-kegiatan penutup. Langkah-langkah pengajaran yang disarankan:
- Pastikan siswa tekun belajar, berikan dorongan mental siswa, ciptakan suasana diskusi hangat, doronglah siswa berani bertanya, jadikanlah kegiatan belajar sebuah proses kolaboratif, kembangkan experiental learning, manfaatkan metodologi dan media, beri kesimpulan atau penutup pada setiap sesi.
Pelajaran 12: Pengembangan Manajemen Madrasah dengan Kepemimpinan Berkopentensi Kewirausahaan.
Perbaiki aspek penting untuk pertumbuhan dan pengembangan madrasah. Dimulai dari pihak madrasah sendiri terutama madrasah yang berusaha memperbaiki mutu untuk menuju akreditasi.
Tujuan: memahami hubungan kepemimpinan dengan pengembangan sekolah, menentukan gaya kepemimpinan yang efektif, memahami konsep pembagian tugas kepemimpinan, memahami hubungan antara misi dan visi madrasah.
Guru/Pelatih
a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pendekatan pembelajaran aktif partisipasif.
b. Cara merancang program kegiatan pembuka, materi dasar, aktifitas-aktifitas lanjutan, pengetahuan dan keterampilan tingkat lanjut, aktifitas penutup
Profil Guru (diri sendiri)
Nama lengkap saya Kudung Isnaini, lahir di sebuah desa kecil yaitu Plurahan kecamatan Talun kabupaten Pekalongan, merupakan sebuah daerah perbatasan antara kabupaten Pekalongan dan kabupaten Batang. Anak dari 6 bersaudara dari pasangan suami istri yang sah bapak Waryadi dan ibu Sumarti. Sejak kecil ditempat kelahiran saya biasa disebut dengan sebutan Neni, tapi berbeda pada saat duduk dibangku sekolah, mulai dari MTs, MA, hingga ke Perguruan Tinggi saya biasa dipanggil dengan sebutan Kudung. Bagi saya itu merupakan hal yang biasa, tetapi yang menjadi beda adalah pada awal-awal pertemuan. Mereka para guru, dosen, temen-temen dan juga orang yang baru kenal, sering bertanya kenapa kok namanya Kudung, mereka menganggap nama Kudung itu kurang lazim dipakai oleh kaum laki-laki. Karena jenis kelamin saya memang laki-laki. Tetapi bagi saya tidak menjadi so’al, karena nama Kudung bagi saya merupakan pemberian dari orang tua yang katanya memiliki sejarah kenapa saya diberikan nama seperti itu.
Mengenai riwayat pendidikan, berawal dari SDN 03 Talun yang merupakan sekolah terdekat berada di daerah saya, disitulah pertama kali saya mengenyam pendidikan, karena pada waktu itu belum ada PAUD ataupun TK. Setelah lulus SD pada tahun 1993 kemudian melanjutkan ke MTs. Syarif Hidayah Doro dan lulus pada tahun 1996. Setelah lulus saya tidak langsung melanjutkan sekolah karena baru pada tahun 1999 saya masuk lagi di dunia pendidikan yaitu di MA. Ribatul Muta’allimin di kota Pekalongan dan lulus pada tahun 2002. Masuk Perguruan Tinggi di STAIN Pekalongan jurusan Tarbiyah pada tahun 2003.
Tepatnya tanggal 1 Januari 2011 saya mendapatkan tugas untuk mulai mengajar di SDN 02 Mesoyi sebagai guru PAI, dimana sebelumnya dikatakan bahwa di SD ini belum ada guru Agamanya. Hal ini dikemukakan oleh kepala sekolah SD terbut yaitu ibu Fariani, S.Pd. yang kemudian dikuatkan oleh temen-temen guru yang lain. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri karena bisa mengajar dan bisa menyalurkan ilmu yang saya miliki. Dari sini meskipun predikat saya sebagai pelajar, akan tetapi merupakan awal pembelajaran yang harus saya pelajari dan saya tekuni untuk lebih giat lagi dalam belajar.
Kuliah Pak Rohmat Ahad, 17/11/2013
Pelajaran 9
Mendiskripsi
Pembelajar dan pebelajar dalam pendidikan Islam
Buatlah profil guru dirimu sendiri !
Berwudulah ketika akan masuk rumah agar rumah terjaga kesuciannya. Begitu pula
ketika keluar rumah.
Rasulullah saw bersabda: Tinta para ulama adalah lebih baik dari darah para syuhada’
Kewajiban guru:
a. Tidak mengharap upah dan imbalan: maksudnya tidak komersial b. Bersih hati dan diri: seringlah dalam berpuasa (sebagai penguat jiwa) c. Sesuai perkataan dan perbuatan, serta tidak malu mengatakan “tidak tahu” Ini adalah nilai dasar yang harus dimiliki oleh guru.
Guru itu harus pandai menyembunyikan kemarahannya dan menampakkan kesabaran,
hormat, lemah-lembut, kasih sayang dan tabah untuk mencapai sesuatu keinginan. kenalilah anak-anak dengan baik.
Kewajiban Pebelajar (siswa):
a. Bersih hati
b. Hendaklah tujuan belajar itu mendekatkan diri dengan Tuhan c. Tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan supaya merantau d. Menghormati guru
Jangan lupa untuk saling mendoakan.