• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI PROBLEM SOLVING DI KELAS V SEMESTER II TAHUN 20142015 SD NEGERI 2 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI PROBLEM SOLVING DI KELAS V SEMESTER II TAHUN 20142015 SD NEGERI 2 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN

MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI

PROBLEM SOLVING DI KELAS V SEMESTER II TAHUN 2014/2015

SD NEGERI 2 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN

KABUPATEN TRENGGALEK

Oleh: Insih Kawedhar

SD Negeri 2 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Abstrak. Tujuan untuk mengetahui (1) Mengetahui sikap siswa kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Tahun 2014/2015 semester II terhadap pembelajaran IPS yang menggunakan Metode Problem solving; (2) Mengetahui langkah-langkah untuk meningkatkan minat belajar IPS dan perolehan hasil belajar bidang studi IPS dengan menggunakan Metode Problem solving pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Tahun 2014/2015 semester II; (3) Sejauh mana efektifitas pembelajaran IPS dengan menggunakan Metode Problem solving pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Tahun 2014/2015semester II. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Obyek kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V semester II SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan tahun 2014/2015 yang berjumlah 29 siswa. Peneliti adalah guru kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan Pebruari sampai dengan bulan Maret 2015 pada bidang studi IPS materi ajar perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari tindakan-tindakan yang diterapkan dalam metode problem solving tampaknya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bidang studi IPS. Terbukti dari kenaikan hasil belajar siswa setiap siklus. Dari hasil nilai rata-rata siswa sebelum siklus 59,31 dengan persentase 31,03%, nilai rata-rata siklus I 70,00 dengan persentase ketuntasan 72,41% sedangkan nilai rata-rata siklus II 90,69 dengan persentase 93,10%.

Kata kunci: Problem solving, Prestasi belajar, Kelas V, IPS Pembelajaran IPS merupakan bagian yang

penting dari pendidikan secara keseluruhan, karena dengan pembelajaran IPS anak dilatih berfikir secara kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara logis. Dengan demikian perlu sekali diperhatikan bagaimana cara agar anak didik dapat me-nyerap materi pembelajaran IPS semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat meng-gunakannya di dalam kehidupan sehari-hari

IPS merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat berkembang dan perkemba-ngannyapun sangat luas seiring dengan

pe-rubahan jaman, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang sosial sekitar, yang di-peroleh dari pengalaman melalui serangkai-an proses pengetahuserangkai-an serangkai-antara lain penyeli-dikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Mata pelajaran IPS adalah program untuk menanamkan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai sosial pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Kurikulum Sekolah Dasar (1994:73).

(2)

keter-kaitannya dengan kehidupan sehari-hari; (b) Memiliki keterampilan proses untuk me-ngembangkan pengetahuan gagasan tentang alam sekitar; (c) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda ser-ta kejadian di lingkungan sekiser-tar; (d) Ber-sikap ingin tahu, tekun, kritis, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri; (e) Mam-pu menerapkan berbagai konsep IPS untuk menjelaskan gejala-gejala sosial dan meme-cahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; (f) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditentukan dalam ke-hidupan sehari-hari.

Motivasi belajar siswa merupakan ka-ta majemuk, untuk mengeka-tahui pengertian-nya secara keseluruhan terlebih dahulu perlu diketahui pengertiannya satu persatu dari kata itu. Motivasi berarti “dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu” (Moeliono, 1989-593) sedangkan belajar berarti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” Moeliono, 1989: 13) Dengan demikian secara klasikal pengertian pengertian moti-vasi belajar siswa adalah dorongan yang timbul bagi siswa baik secara sadar atau tidak sadar dalam melakukan kegiatan untuk memperoleh ilmu atau kepandaian.

Hasil penelitian Tim Gugus Classro-om Action Research menunjukkan hahwa minat siswa pada bidang studi IPS akan meningkat jika: (1) siswa memperoleh kon-sep-pokok bahasan IPS dari gejala yang teramati selama proses belajar mengajar, dan (2) siswa mengetahui manfaat pokok bahasan IPS yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Hillgard mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan.

Belajar di samping memiliki perubahan juga mengarahkan kegiatan serta menuntut pe-musatan perumusan perhatian. Perubahan yang terjadi jauh lebih dalam karena me-nyangkut fungsi kejiwaan dan kepribadian secara utuh. Dengan kata lain hasil dari pro-ses belajar tidak hanya menghasilkan peru-bahan tingkah laku, tetapi juga kecakapan, sikap dan perhatian. Sedangkan kematangan juga mengasilkan perubahan tetapi berbeda dengan perubahan yang terjadi pada proses belajar (Winkel, 1984 : 73)

Gale dan Barline (1998) mengungkap-kan pada prinsipnya untuk membangkitmengungkap-kan motivasi guna peningkatan prestasi belajar siswa perlu adanya keterkaitan materi-ma-teri pelajaran yang akan diajarkan dengan sesuatu yang baru namun hendaknya siswa mempunyai latar belakang pengalaman un-tuk mempelajari materi yang baru itu. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang baru jika ia mempunyai latar belakang pengetahuan atau pengalaman tentang ma-teri itu. Untuk itu guru hendaknya mem-pertimbangkan kemampun dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa (Elida, 1989: 113).

Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran IPS diantaranya: (1) Siswa merasa takut pada mata pelajaran IPS, (2) siswa sulit memahami dan mene-rapkan pokok bahasan IPS dalam peme-cahan soal, (3) Siswa jarang melakukan per-cobaan guna membuktikan kebenaran suatu pokok bahasan IPS, (4) sebagian guru ku-rang efektif dalam menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (5) seba-gian guru masih menyukai pembelajaran ceramah tanpa variasi model lain.

(3)

pembelajar-an kontekstual. Dipembelajar-antarpembelajar-anya: (1) pengajarpembelajar-an berbasis masalah, (2) pengajaran kooperatif, (3) pengajaran berbasis inquiry, (4) penga-jaran berbasis tugas/proyek, (5) pengapenga-jaran berbasis kerja, dan (6) pengajaran berbasis jasa layanan. (Nurhadi & Senduk, 2003).

Metode Problem Solving adalah cara mengajar yang dilakukan dengan cara mela-tih para murid menghadapi berbagai masa-lah untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama (Alipandie, 1984:105). Se-dangkan menurut Purwanto (1999:17) Pro-blem Solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai ke-inginan yang ditetapkan.Selain itu Zoler (Sutaji, 2002:17) menyatakan bahwa penga-jaran dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan kepada konsep, prinsip, dan hukum, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan memecahkan masalah disebut se-bagai pengajaran yang menerapkan metode pemecahan masalah. Dengan demikian pro-blem solving adalah suatu metode pem-belajaran yang mengaktifkan siswa dan da-pat melatih siswa untuk menghadapi berba-gai masalah dan dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan itu.

Metode problem solving atau metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar. Ia juga merupakan suatu metode berpikir sebab dalam problem sol-ving dapat digunakan metode-metode lain yang dimulai dengan mencari data sampai pada penarikan kesimpulan. Langkah-lang-kah penggunaan metode ini sebagai berikut: (a) Adanya masalah yang jelas untuk dipe-cahkan. Masalah ini harus tumbuh dari sis-wa sesuai dengan taraf kemampuannya; (b) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang

muncul. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, dan berdis-kusi; (c) Menetapkan jawaban sementara da-ri masalah tersebut. Dugaan jawaban tentu saja didasarkan pada data yang telah diper-oleh pada langkah kedua di atas; (d) Me-nguji kebenaran jawaban sementara tersebut sehingga batul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Menarik kesim-pulan. Artinya siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. (Bahri, 2006: 91-92)

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksa-nakan di SD Negeri 2 Sumberingin Kecama-tan Karangan Kabupaten Trenggalek. Obyek kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V Semester II SD Negeri 2 Sumberingin Ke-camatan Karangan tahun 2014/2015 yang berjumlah 29 siswa. Peneliti adalah Kepala Sekolah SD Negeri 2 Sumberingin Kecama-tan Karangan Kabupaten Trenggalek. Ke-giatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan Pebruari sampai de-ngan bulan Maret 2015 pada bidang studi IPS materi ajar Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

(4)

Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapatlah diambil suatu pengertian bahwa populasi dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjum-lah 29 siswa. Karena jumberjum-lah populasi dalam penelitian ini hanya 29 siswa maka ber-dasarkan pendapat di atas peneliti mengam-bil sampel. Hal ini berarti populasi secara keseluruhan dijadikan sampel, yang berarti seluruh siswa Kelas V Semester II SD Ne-geri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015.

Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (peren-canaan), acting (pelaksanaan), observing

(pengamatan) dan reflecting (refleksi). Ma-sing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II.

Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tun-tas, pada siklus dalam penelitian ini tin-dakan yang diberikan berupa penggunaan

Metode problem solving dalam proses be-lajar mengajar bidang studi IPS.

Untuk mengumpulkan data hasil pene-litian, maka peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi, yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi

terstruktur digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan un-tuk mengungkapkan aktifitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan observasi ter-struktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti; (2) Lembar Tertulis, berupa tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada peruba-han aktifitas saat proses pembelajaran. Tes dilakukan tiap akhir siklus; (3) Dokumen Siswa, berupa catatan siswa saat proses pembelajaran. Dokumen ini diperlukan de-ngan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi IPS; (4) Lembar Ang-ket, untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diha-rapkan dapat mengukur besarnya minat be-lajar siswa. Siswa diberikan pilihan bebe-rapa alternatif jawaban yang meliputi selalu, kadang-kadang dan tidak pernah; (5) Daftar nilai, berisi kesimpulan angka yang meng-gambarkan perolehan hasil belajar pada po-kok bahasan atau sub popo-kok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

(5)

Siklus Pertama

Refleksi Awal

Peneliti selaku guru SD Negeri 2 Sumberingin berkolaborasi dengan rekan sejawat guru SD Negeri 2 Sumberingin mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas V SD Negeri 2 Sumberingin, yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, ya-itu satuan pelajaran dan rencana pelaksana-an pembelajarpelaksana-an ypelaksana-ang meliputi: definisi po-kok bahasan, penjabaran popo-kok bahasan, pe-nerapan pokok bahasan pada kelas atau ke-hidupan sehari-hari dan yang memuat soal-soal; (2) Guru mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catat-an lapcatat-angcatat-an Guru mempersiapkcatat-an alat tes; (3) Guru membuat perangkat sistem penilaian.

Pelaksanaan (Acting)

Urutan pelaksanaan kegiatan secara lengkap sesuai dengan yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berikut: (1) Kegiatan Awal/Pendahuluan, meliputi: (a) Apersepsi, Menanyakan tokoh-tokoh proklamator dan menyanyikan lagu Kemer-dekaan Indonesia; (b) Motivasi, Diajak un-tuk membaca naskah proklamasi. (2) Kegi-atan Inti, meliputi: (a) Siswa mengamati tokoh-tokoh yang terlibat dalam proklamasi; (b) Siswa mengkomunikasikan nama-nama tokoh secara klasikal; (c) Siswa mendiskusi-kan materi dan permasalahan dalam LKS; (d) Guru meminta kelompok untuk memper-siapkan perwakilan kelompoknya dalam

ke-giatan tournament. Masing-masing perwa-kilan terdiri dari pembaca 1, penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan pembawa kunci jawaban; (e) Guru meminta siswa un-tuk menempati meja tournament; (f) Guru meminta siswa untuk memulai tournament; (g) Siswa bersama guru membuat kesimpul-an. (3) Kegiatan Akhir / Penutup, meliputi: (a) Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap jalannya pembelajaran; (b) Guru mengumumkan hasil pertandingan; (c) Guru memberikan reward.

Tabel 1 Nilai Prasiklus

No. Nama Siswa ∑ %

Pengamatan (Observation)

(6)

observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran problem based learn-ing. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Problem Solving berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi IPS, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas V Semester II SD Ne-geri 2 Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan bela-jar mata pelabela-jaran IPS. Adapun paparan ha-sil observasi ditampilan pada Tabel 2.

Dari persentase prestasi belajar diketa-hui nilai rata-rata sebelum siklus 59.31 de-ngan persentase ketuntasan 31.03%, me-ningkat pada siklus I menjadi 70.00 dengan persentase 72.41%.

Berdasarkan paparan data tentang prestasi belajar siswa Kelas V Semester II SD Negeri 2 Sumberingin Kecamatan Ka-rangan Kabupaten Trenggalek, peneliti me-lakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas sis-wa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan de-ngan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehing-ga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesu-litan (3) beberapa siswa sudah ada kebe-ranian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah tekesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Untuk aktivitas siswa pada siklus I sudah termausk dalam taraf aktivitas belajar yang baik dengan persentase aktivi-tas sebesar 60,00%. Demikian pula untuk aktivitas guru pada siklus I sudah menun-jukan aktivitas yang baik dengan prosentsae

57,50%. Tabel aktivitas guru dan siswa pada Tabel 3.

Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama Siswa ∑ %

Tabel 3 Aktivitas Guru Pada Siklus I

No Kegiatan Nilai Jumlah

P1 P2

1 Waktu & Materi yang diberikan

sesuai dengan RPP 3 3 6

2 Guru melakukan pengaturan

ruangan 3 3 6

3 Guru melaksanakan kegiatan

belajar yang menyenangkan 3 3 6

4 Guru membimbing siswa

dalam diskusi 3 3 6

5 Guru merangsang interaksi

antar siswa 3 3 6

6

Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung

3 3 6

7 Guru memberikan pertanyaan

(7)

No Kegiatan Nilai Jumlah P1 P2

8 Guru memberikan umpan balik

dari materi yang dibahas 3 4 7

9 Metode pembelajaran

berpusat pada siswa 2 3 5

10 Guru memberikan penguatan

dan penghargaan 2 3 5

Jumlah 46

Rata-rata 57,50

Tabel 4 Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No Kegiatan Nilai Jumlah

P1 P2

1 Sikap siswa saat guru

melakukan apersepsi 3 3 6

2 Kerjasama siswa dalam

kelompok 4 3 4

3 Tanggung jawab siswa dalam

kelompok 3 3 3

4

Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan

3 3 3

5 Komunikasi siswa dalam

kelompok 3 3 3

6

Kemampuan siswa menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari

3 3 6

7

Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru

3 4 7

8 Komunikasi siswa dengan guru 3 2 5

9 Komunikasi siswa dengan

teman sebaya 3 3 6

10 Kemampuan siswa dalam

menarik kesimpulan 2 3 5

Jumlah 48

Rata-rata 60,00

Refleksi

Berdasarkan data hasil pantauan guru peneliti dan guru kolaborator maka pelak-sanaan tindakan pada siklus I dapat dire-fleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindak-an efektif ytindak-ang direnctindak-anaktindak-an dapat terlak-sana meskipun belum efektif; (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-ke-kurangan yang timbul saat proses pembela-jaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu

permasa-lahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain.

Rencana perbaikan, meliputi: (a) Guru akan merubah urutan tindakan pada metode Informasi dan Diskusi; (b) Memberi kesem-patan bertanya pada siswa supaya lebih aktif; (c) Mendiskusikan langkah-langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I.

Siklus Kedua

Perencanaan (planning)

Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I yang dipaparkan di atas maka guru peneliti dan guru pengamat saat diskusi merumuskan rencana tindakan untuk siklus II, dengan beberapa perubahan diantaranya menunjukkan kepada setiap kelompok untuk bersiap-siap mengerjakan soal latihan sebagaimana yang petunjuknya ada di dalam LKS.

Pelaksanaan (Action)

Kegiatan pelaksanaan penelitian pada siklus II ini sama dengan yang terdapat pada siklus I, yaitu sesuai yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Lang-kah-langkah kegiatan tersebut adalah: (1)

Kegiatan Awal / Pendahuluan, meliputi: (a) Apersepsi, Menanyakan tokoh-tokoh proklamator dan menyanyikan lagu Kemer-dekaan Indonesia; (b) Motivasi, Diajak un-tuk membaca naskah proklamasi. (2)

(8)

penantang 1, penantang 2, penantang 3 dan pembawa kunci jawaban; (e) Guru meminta siswa untuk menempati meja tournament; (f) Guru meminta siswa untuk memulai tournament; (g) Siswa bersama guru mem-buat kesimpulan. (3) Kegiatan Akhir / Pe-nutup, meliputi: (a) Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap jalannya pem-belajaran; (b) Guru mengumumkan hasil pertandingan; (c) Guru memberikan reward.

Pengamatan (Observing)

Hasil Pengamatan guru peneliti dan guru pengamat menunjukkan: (a) Rencana tindakan yang akan dilaksanakan sudah berjalan dengan baik, konsep dan model pertanyaan telah disusun lebih baik dari siklus I. guru mampu menempatkan diri se-bagai motivator dalam pembelajaran baik dalam kegiatan diskusi, presentasi maupun kegiatan tugas mandiri. Untuk aktivitas guru pada siklus II mendapatkan skor 83.75%. Artinya guru sudah baik dalam menerapkan metode PBL dalam pembelajaran IPS. (b) Ketika melakukan kegiatan siswa lebih santai, hal ini disebabkan tidak merasa di-amati teman-temannya, sewaktu menang-gapi pendapat kelompok lain, semua anggota kelompok tidak kesulitan. Untuk aktivitas siswa pada siklus II mendaptkan skor sebesar 80,00%.

Berdasarkan paparan data tentang prestasi belajar pada siklus II terlihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada perolehan nilai rata-rata belajar siswa sebesar 90.69 dengan persentase ketuntasan sebesar 93.10%.

Refleksi

Semua tindakan perbaikan pembela-jaran telah dapat terlaksana dengan baik. Penggunaan metode prolem based learning hingga siklus II telah berhaisl meingkatakn

orestais belajar siswa dengan tercapainya ketuntasan sebesar 93.10% pada akhir siklus II. Dengan demikian maka penelitian ini berkahir pada siklus II.

Tabel 5 Daftar Nilai Siswa Kelas V Pada Siklus II

No. Nama Siswa

(9)

1,95%. Hal ini membuktikan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving me-ndapat respon yang sangat baik dari siswa Kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Kecama-tan Karangan tahun 2014/2015 Semester II. Untuk aktivitas pembelajaran guru dan siswa pada siklus II juga mngalami pening-katan bila dibandingkan siklus I yaitu untuk aktivitas guru sebesar 83,75% sedangkan aktivitas siswa sebesar 80,00% untuk lebih jelasnya akan ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Aktivitas Guru Pada Siklus II

No Kegiatan Nilai Jumlah

P1 P2

1 Waktu & Materi yang diberikan

sesuai dengan RPP 4 3 7

2 Guru melakukan pengaturan

ruangan 4 3 7

3 Guru melaksanakan kegiatan

belajar yang menyenangkan 4 4 8

4 Guru membimbing siswa

dalam diskusi 3 3 6

5 Guru merangsang interaksi

antar siswa 3 3 6

6

Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung

3 3 6

7 Guru memberikan pertanyaan

yang relevan 3 3 6

8 Guru memberikan umpan balik

dari materi yang dibahas 4 4 8

9 Metode pembelajaran

berpusat pada siswa 3 3 6

10 Guru memberikan penguatan

dan penghargaan 3 4 7

Jumlah 67

Rata-rata 83,75

Berdasarkan hasil kegiatan belajar di-peroleh rata-rata nilai hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 2 Sumberingin Kecama-tan Karangan mengalami peningkaKecama-tan dari nilai rata-rata siswa sebelum siklus 59.31 dengan persentase 31.03%, nilai rata-rata si-klus I 70.00 dengan persentase ketuntasan 72.41% sedangkan nilai rata-rata siklus II 90.69 dengan persentase 93.10%. Untuk

lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabel 7 Aktivitas Siswa Pada Siklus II

No Kegiatan Nilai Jumlah

P1 P2

1 Sikap siswa saat guru

melakukan apersepsi 4 3 7

2 Kerjasama siswa dalam

kelompok 3 3 6

3 Tanggung jawab siswa dalam

kelompok 3 4 7

4

Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan

4 3 7

5 Komunikasi siswa dalam

kelompok 3 4 7

6

Kemampuan siswa menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari

3 3 6

7

Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru

3 3 6

8 Komunikasi siswa dengan

guru 3 3 6

9 Komunikasi siswa dengan

teman sebaya 3 3 6

10 Kemampuan siswa dalam

menarik kesimpulan 3 3 6

Jumlah 64

Rata-rata 80,00

PENUTUP

Kesimpulan

Metode problem solving dalam pem-belajaran IPS dapat meningkatkan minat be-lajar siswa. Terbukti dari hasil angket yang diberikan, rata-rata siswa menyukai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving dengan nilai 1,75% untuk siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 1,92%.

(10)

Dari hasil nilai rata-rata siswa sebelum siklus 59,31 dengan persentase 31.03%, nilai rata-rata siklus I 70.00 dengan persen-tase ketuntasan 72.41% sedangkan nilai rata-rata siklus II 90.69 dengan persentase 93.10%.

Keberhasilan tindakan dalam peneliti-an ini ditunjukkpeneliti-an oleh ketuntaspeneliti-an belajar secara klasikal. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah Dalam Pembela-jaran problem solving, setiap materi pelajar-an ypelajar-ang baru, harus dikaitkpelajar-an dengpelajar-an ber-bagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Pembelajaran problem sol-ving dalam pengajaran siswa diajak terlbat

langsung dalam idntifikasi, analisis, dan penyelesaian masalah.

Saran

Penerapan metode problem solving dalam pembelajaran IPS yang telah diurai-kan di atas, hendaknya guru dalam melak-sanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku baca-an populer ybaca-ang ada sbaca-angkut pautnya de-ngan IPS. Hendaknya guru menggunakan berbagai macam variasi metode jaran dalam menyampaikan materi pembela-jaran agar siswa tidak bosan dan bahkan menyukai materi yang disampaikan.

Gambar 1 Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus

DAFTAR RUJUKAN

Bahri D. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Dirjen Didasmen. Moeliono, Anton. 1989. Pengembangan

Dan Pembinaan Bahasa: Ancangan Alternatif Di Dalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Djambatan

Nurhadi, & Senduk, G., A. 2003. Pem-belajaran Kontekstual dan Penera-pannya dalam KBK Malang: Uni-versitas Negeri Malang.

Purwanto, Ngalim MP. 1997. Psikologi Pen-didikan. Bandung: PT. Remaja. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran.

Gambar

Tabel 1 Nilai Prasiklus
Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4 Aktivitas Siswa Pada Siklus I
Tabel 5 Daftar Nilai Siswa Kelas V Pada Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dimana penjualan sebelumnya masih banyak mengalami kendala hal ini disebabkan karena masih menggunakan prosedur secara manual, sehingga penulis mencoba membuat aplikasi untuk

Penutup sistem tersusun dari sub komponen berupa piringan penutup yang dilengkapi dengan seal (O-ring), 6 buah baut pengikat, 2 buah pelat penyangga batang pengait yang

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN SIDANG TANGGAL: 30 MARET

Karena berdasarkan dalam kehidupan nyata Pocari Sweat lebih banyak digemari dan difavoritkan sebagai minuman pengganti cairan tubuh daripada minuman isotonik

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir

Pemodelan data panel kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2008-2012 menghasilkan model terbaik adalah dengan metode SDM panel pengaruh tetap, dengan matriks pembobot

Disini penulis menggunakan Microsoft FrontPage 2000 untuk membuat Website tersebut, karena Microsoft FrontPage 2000 merupakan salah satu program aplikasi yang