• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISIS PENGARUH PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP BIAYA OVERHEAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of ANALISIS PENGARUH PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP BIAYA OVERHEAD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP BIAYA OVERHEAD

1.

N.R. Adinda

2 Ilham Nurhidayat

Program Studi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Jl. Soekarno Hatta No.597 Bandung, (022) 7301738 Fax. (022) 7304854

ABSTRACT

Competition that occurs in the world of construction services become more tight and competitive in the year 2013-2016,the more companies engaged in construction services. This situation leads to competition in terms of cost, time, and quality of work offered by construction companies to win the job rights of a project, thus triggering a price war and the time of project work that occurs during the project bidding by the owner. In 2013 there is a delay in the project that occurred in the State Building Engineering Polytechnic Education Project Bandung located on Jl. Kanayakan No. 21 Dago Bandung. The purpose of this study is to determine the factors causing project delays and also to determine the effect of project delays on overhead costs. From result of research by using comparative causal method and dianalsis from curve-S got cause of project delay that is, change of drawing plan, existence of contract change order, situation and condition in field which still not well prepared by owner.The existence of the impact of the project delay on the cost of the technical overhead cost during the 40 (forty) calendar days of the project delay is Rp. 394,200,000.00 with a percentage of 20.78%, plus the fines of the project delay of Rp. 75.883.017,00 to become Rp. 470.083.017,00 with percentage of technical overhead cost that is 24%. Factors causing the delay of the State Manufacturing Polytechnic Bandung project that is, the change of plan drawings, contract change order and situation conditions in the field when the project implementation. The cause of the project delay is the effect on the ovehead cost resulting in high overhead costs of Rp. 470.083.017,00 and the percentage is 24,78%.

Keywords: Project, Cause of Delay, Overhead, Project Delay

ABSTRAK

Persaingan yang terjadi dalam dunia jasa konstruksi menjadi lebih ketat dan kompetitif pada tahun 2013-2016, semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Keadaan ini menyebabkan terjadinya kompetisi dari segi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan konstruksi untuk memenangkan hak pekerjaan dari suatu proyek, sehingga memicu terjadinya perang harga dan waktu pekerjaan proyek yang terjadi dalam masa penawaran proyek yang dilakukan oleh owner. Pada tahun 2013 terjadi keterlambatan proyek yang terjadi pada proyek Gedung Pendidikan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yang berlokasi di Jl. Kanayakan No. 21 Dago Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab keterlambatan proyek dan juga untuk mengetahui pengaruh keterlambatan proyek terhadap biaya overhead. Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode kausal komparatif dan dianalsis dari Kurva–S didapatkan penyebab keterlambatan proyek yaitu, perubahan gambar rencana, adanya contract change order, situasi dan kondisi di lapangan yang masih belum dipersiapkan dengan baik oleh owner. Adanya perngaruh keterlambatan proyek terhadap biaya biaya overhead

teknis selama 40 (empat puluh) hari kalender keterlambatan proyek yaitu Rp. 394.200.000,00 dengan persentase 20,78%, di tambah dengan denda keterlambatan proyek yaitu Rp. 75.883.017,00 sehingga menjadi Rp. 470.083.017,00 dengan persentase biaya overhead teknis yaitu 24%. Faktor penyebab terjadinya keterlambatan proyek Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yaitu, adanya perubahan gambar rencana,

(2)

Penyebab keterlambatan proyek tersebut terdapat pengaruh terhadap biaya ovehead

yang mengakibatkan biaya overhead tinggi dengan nilai Rp. 470.083.017,00 dan persentasenya 24,78%.

Kata Kunci : Proyek, Penyebab Keterlambatan, Biayaoverhead,KeterlambatanProyek

I. Pendahuluan

Persaingan yang terjadi dalam dunia jasa konstruksi menjadi lebih ketat dan kompetitif pada tahun 2013-2016, semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Keadaan ini menyebabkan terjadinya kompetisi dari segi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan konstruksi untuk memenangkan hak pekerjaan dari suatu proyek, sehingga memicu terjadinya perang harga dan waktu pekerjaan proyek yang terjadi dalam masa penawaran proyek yang dilakukan oleh owner. Salah satu masalah yang dapat terjadi dalam proyek konstruksi adalah keterlambatan (delay).

Keterlambatan terjadi hampir di setiap pekerjaan proyek yang mempunyai masalah yang berbeda. Beberapa proyek hanya terlambat beberapa hari dari yang sudah dijadwalkan, akan tetapi beberapa proyek konstruksi mengalami keterlambatan sampai beberapa bulan lamanya. Menjadi sangat penting untuk mengetahui penyebab keterlambatan proyek agar dapat diminimalkan serta dicegah terjadinya keterlambatan tersebut. Jika terjadi keterlambatan pada proyek akan terjadi pembengkakan biaya proyek. Pada tahun 2013 terdapat satu proyek yang dilaksanakan oleh PT. Sinar Mutiara yang berlokasi di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, Jl. Kanayakan No. 21 Dago Bandung, yang mengalami keterlambatan pelaksanaan. Kondisi ini membutuhkan suatu penanganan yang baik agar keterlambatan proyek dapat diminimalkan atau dihindari dan juga dapat mengakibatkan konflik tentang apa dan siapa yang menjadi penyebabnya, oleh karena hal ini berkaitan dengan tuntutan waktu dan biaya tambah. Penyedia jasa (kontraktor) yang mengerjakan proyek tepat waktu, tentu akan menguntungkan kedua belah pihak. Dalam rangka mendapatkan posisi sebagai perusahaan yang baik selalu

penyelesaian proyek, selalu diupayakan suatu metode untuk menghindari keterlambatan proyek. Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek dapat menjadi acuan bagi owner,

perencana atau kontraktor dalam menyusun perencanaan dan penjadwalan proyek yang lebih seksama, sebagai upaya untuk menghindari keterlambatan waktu dan penambahan biaya overhead.

II. Penyebab Keterlambatan

Faktor-faktor penyebab yang potensial untuk mempengaruhi waktu pelaksanaan konstruksi, yang terdiri dari 7 (tujuh) kategori (Andi et al, 2003) adalah:

1. Tenaga Kerja Tenaga kerja sangat mempengaruhi kelancaran pada pelaksanaan proyek karena tanpa tenaga kerja yang baik proyek tersebut tidak akan berjalan lancer atau akan terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, berikut kriteria tenaga kerja yang diperlukan :

a. Keahlian tenaga kerja b. Kedisiplinan tenaga kerja c. Motivasi tenaga kerja

d. Komunikasi antara tenaga kerja dan badan pembimbing

2. Bahan Material

(3)

3. Peralatan

Peralatan merupakan faktor yang penting ketika pelaksaanaan pekerjaan, karena pada proyek dibutuhkan

peralatan tertentu yang dibutuhkan oleh tenaga kerja, maka dari itu ketersediaan peralatan dan kualitas peralatan harus di dahulukan

4. Karakteristik Tempat Ada beberapa faktor yang menentukan karakteristik tempat diantaranya:

a. Keadaan permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah

b. Penglihatan atau tanggapan lingkungan sekitar

c. Karakteristik fisik bangunan sekitar lokasi proyek

d. Tempat penyimpanan bahan/ material

e. Akses ke lokasi proyek f. Kebutuhan ruang kerja g. Lokasi proyek

5. Manajerial

Manajerial merupakan faktor yang sangat penting bagi kelancaran proyek agar tidak terjadi keterlambatan karena akan menentukan hasil akhir dari pelaksanaan proyek tersebut.

III. Analisis data dan Pembahasan

Waktu pelaksanaan proyek

Ada beberapa data yang berkaitan dengan faktor keterlambatan proyek Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yaitu:

1. Kurva–S

Kurva–S dapat dilihat pada Gambar 3.3. dari data kurva–S dapat dilihat penyebab keterlambatan proyek dan juga bobot pekerjaan tiap

minggunya sampai dengan akhir kontrak dari perencanaan pekerjaan dan juga realisasi pelaksanaan pekerjaan. Di bawah ini merupakan hasil analisis data dari kurva–S adalah:

a. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 1 (satu) 0,3812% sedangkan bobot perencanaan 0,1080%

b. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 2 (dua) 2,0551% sedangkan bobot perencanaan 1,9043%

c. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 3 (tiga) 4,9345% sedangkan bobot perencanaan 5,0272%

d. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 4 (empat) 3,6892% sedangkan bobot perencanaan 5,0272%

e. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 5 (lima) 5,3508% sedangkan bobot perencanaan 5,5512%

f. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 6 (enam) 4,6084% sedangkan bobot perencanaan 5,6620%

g. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 7 (tujuh) 4,2634% sedangkan bobot perencanaan 5,6756%

h. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 8 (delapan) 4,4412% sedangkan bobot perencanaan 5,5836%

i. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 9 (sembilan) 8,4181% sedangkan bobot perencanaan 7,9051%

j. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 10 (sepuluh) 7,0473% sedangkan bobot perencanaan 8,9664%

k. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 11 (sebelas) 6,0523% sedangkan bobot perencanaan 9,3927%

l. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 12 (dua belas) 5,1342% sedangkan bobot perencanaan 9,0577%

m. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 13 (tiga belas) 4,5411% sedangkan bobot perencanaan 9,6202%

n. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 14 (empat belas) 5,3012% sedangkan bobot perencanaan 9,4852%

o. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 15 (lima belas) 3,5212% sedangkan bobot perencanaan 6,4902%

p. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 16 (enam belas) 1,5134% sedangkan bobot perencanaan 3,6207%

q. Bobot realisasi pekerjaan minggu ke 17 (tujuh belas) 0,7801% sedangkan bobot perencanaan 0,9229%

(4)

pekerjaan sebesar 72,5783% sedangkan pada

bobot

perencanaan

pekerjaan

sudah

mencapai 100%.

Keterlambatan pelaksanaan proyek

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung

terjadi pada minggu ke

4 (empat) sampai

dengan minggu ke

17 (tujuh belas),

keterlambatan terjadi pada pekerjaan struktur

tangga, pekerjaan komposit talang beton atap

Ventilasi, pekerjaan penambahan kolom di

area mezanin, penambahan kolom lantai 2

(dua), pekerjaan partisi pada setiap ruangan,

pekerjaan

penambahan

instalasi

data,

pekerjaan instalasi pipa angin kompresor dan

juga pekerjaan penambahan

air

conditional

.

Biaya Pelaksanaan Proyek

Analisis data yang berkaitan dengan

biaya

pelaksanaan

proyek

Politeknik

Manufaktur Negeri Bandung yaitu :

1.

Rencana anggaran biaya (RAB)

Dari analaisis data rencana

anggaran biaya didapatkan adanya

perubahan gambar, penambahan

pekerjaan dan pengurangan pekerjaan yang menjadi penyebab terjadinya

contract change order. Rencana anggaran biaya berubah dari Rp.

6.311.909.000,00

menjadi

Rp.

6.918.154.000,00.

2.

Rencana anggaran pelaksanaan

(RAP)

Analisis data dari RAP didapatkan besarnya biaya pelaksanaan ketika

pelaksanaan proyek Politeknik Manufaktur Negeri Bandung berlangsung. Rencana

anggaran pelaksanaan dibuat sesuai dengan cara

menghitung kembali volume pekerjaan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Besarnya rencana anggaran pelaksanaan pada kontrak awal yaitu Rp. 5.365.122.650,00 dan setelah adanya perubahan nilai

kontrak yaitu Rp. 5.956.313.917,00.

3. Data denda keterlambatan proyek Data keterlambatan proyek merupakan data tambahan untuk mengetahui berapa besarnya biaya

overhead proyek Politeknik Manufaktur Negeri Bandung ketika pelaksanaan proyek sudah mengalami denda sebesar Rp. 75.883.017,00.

Pembahasan

Masalah yang terindentifikasi setelah analisis data pada pekerjaan proyek konstruksi bangunan gedung Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yaitu, terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek karena adanya perubahan gambar rencana, terjadinya contract change order, faktor lingkungan, mobilisasi alat, lamanya persetujuan perubahan spesifikasi material dari owner, kondisi tatanan ekonomi yang tidak stabil dan juga intensitas hujan.

Keterlambatan proyek

Setelah melakukan analisis pada kurva–S pelaksanaan pekerjaan proyek Politeknik Manufaktur Negeri Bandung terjadi keterlambatan sebesar 27,4217% jika dilihat dari bobot pekerjaan tiap minggunya pada kurva–S yang menjadi penyebab faktor keterlambatan yaitu : 1. Perubahan gambar rencana

Menurut study literature faktor- faktor keterlambatan salah satunya disebabkan adanya perubahan gambar rencana dan juga penambahan gambar pekerjaan. Perubahan gambar rencana terjadi karena perencanaan yang kurang baik. Hal ini terjadi karena adanya permintaan dari owner dan kurangnya komunikasi antara perencana dan juga

(5)

Pada proyek konstruksi Politeknik Manufaktur Negeri Bandung adanya perubahan gambar rencana pada pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur dan juga pekerjaan mekanikal. Perubahan gambar rencana ini mengakibatkan bobot pekerjaan tiap minggunya menjadi terlambat.

a.

Perubahan gambar pekerjaan struktur

Pada perubahan gambar struktur ada beberapa item pekerjaan yang memperlambat pekerjaan diantaranya

(a) Gambar perubahan

pekerjaan tangga AS J dan K, AS U–V

(b) Gambar perubahan pekerjaan beton komposit regel dan talang beton (c) Gambar perubahan

pekerjaan beton komposit talang beton atap Ventilasi (d) Gambar penambahan

pekerjaan tambahan kolom area mezanin

(e) Gambar penambahan pekerjaan kolom lantai 2 (dua)

b.

Perubahan

gambar

pekerjaan

arsitektur

Pada pekerjaan arsitektur terjadi

banyak perubahan gambar kerja

diantaranya :

(a)

Gambar penambahan partisi

type

PT-4

(Lampiran 1)

(b)

Gambar penambahan partisi

type

PT-6

( Lampiran 1)

(c)

Gambar penambahan partisi

type

PT 8.a (Lampiran 2)

(d)

Gambar penambahan partisi

type

PT-8

(Lampiran 2)

Gambar penambahan partisi

type

PT-9

(Lampiran 3)

Pada pekerjaan arsitektur terjadi

banyak perubahan gambar kerja

diantaranya :

(e)

Gambar penambahan partisi

type

PT-4

(Lampiran 1)

(f)

Gambar penambahan partisi

type

PT-6

( Lampiran 1)

(g)

Gambar penambahan partisi

type

PT 8.a (Lampiran 2)

(h)

Gambar penambahan partisi

type

PT-8

(Lampiran 2)

Gambar penambahan partisi

type

PT-9

(Lampiran 3)

2.

Contract change order (CCO)

Pada pelaksanaan

proyek

Politeknik Manufaktur Negeri

Bandung terjadi

contract change

order

dikarenakan adanya perubahan

desain dan

addendum

pekerjaan

sehingga menyebabkan biaya tidak

stabil, dianalisis dari kurva

S

Contrac change order

sangat

Berpengaruh

pada

pelaksanaan

pekerjaan

proyek

konstruksi

Politeknik Manufaktur Negeri

Bandung karena dengan adanya

contract change order

pekerjaan

menjadi bertambah sehingga menjadi

penyebab pelaksanaan proyek ini

terlambat. Kontrak awal yaitu Rp.

6.311.909.000,00 setelah adanya

contract change order

menjadi Rp.

6.918.154.000,00.

3.

Situasi dan kondisi di lapangan

Ketikapelaksaaanproyek Berlangsung kondisi dan situasi di lapangan kurang baik karena ada beberapa hal yang menjadi masalah penyebab keterlambatan pada saat pelaksanaan proyek yaitu :

a. Situasi lapangan pada lokasi pekerjaan

dari tanggal 11 September 2013 s/ d tanggal 24 September 2013 masih

dipakai owner untuk praktikum kuliah

mahasiswa, sehingga kontraktor tidak dapat melaksanakan proyek selama masih ada perkuliahan.

b. Alat dan mesin Computerisasi

Numberik Control (CNC) yang berada di lokasi proyek tidak bisa dikeluarkan dan diperlukan perlindungan khusus

untuk alat tersebut yang

(6)

proyek

terganggu. Ketika proses

pembongkaran

bangunan

dengan

masih adanya alat dan mesin

CNC

sangat mempengaruhi

pelaksanaan

proyek

karena

pembongkaran

menjadi

lebih

lama

dan

membutuhkan waktu selama satu

bulan.

Biaya Proyek

Ada beberapa data yang dianalisis yang

menyangkut

tentang

biaya

proyek

diantaranya yaitu :

1.

Rencana Anggaran Biaya (RAB)

di bawah ini merupakan Tabel

4.38 Rekapitulasi Penambahan

Pekerjaan.

Tabel 4.38 Rekapitulasi Penambahan

Pekerjaan.

Rekapitulasi Penambahan Pekerjaan

Proyek Politeknik Manufaktur Negeri Bandung

Jl. Kanayakan No. 21 Dago Bandung

No Penambahan Pekerjaan Keterangan

1 Pekerjaan Struktur Tangga I - J 2 Pekerjaan Struktur Tangga U - V 3 Pekerjaan Struktur Tangga I, J, K 4 Pekerjaan Struktu Beton Komposit Regel 5 Pekerjaan Struktur Beton Atap Ventialsi 6 Pekerjaan Tambahan Kolom Area Mezanin 7 Pekerjaan Balok Jurai bubungan dan rangka

atap

Perubahan Spesifikasi Bahan Material

8 Pekerjaan Atap Baja Ventilasi Perubahan Spesifikasi Bahan Material

9 Pekerjaan Kolom Baja Lantai 2 10 Pekerjaan Dinding dan Plesteran Lantai 1

11 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Lantai 1 Perubahan Spesifikasi Bahan Material

12 Pekerjaan Partisi Lantai 1 Perubahan Spesifikasi Bahan Material

13 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Lantai 2 Perubahan Spesifikasi Bahan Material

14 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-4 15 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-4" 16 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-5 17 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-6" 18 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-7 19 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-8a 20 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-8" 21 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-9 22 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-9" 23 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-10 24 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-11" 25 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-12" 26 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-13 27 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type PT-14

28 Pekerjaan Partisi Lantai 2 Pintu Type BV Perubahan Spesifikasi Bahan Material

29 Pekerjaan Pelapis Lantai dan Plint Lantai 1 30 Pekerjaan Instalasi Data 31 Pekerjaan Instalasi Pipa Angin Kompresor 32 Pekerjaan Instalasi AC 33 Pekerjaan Perubahan Pintu Gerbang

Tabel 4.38 merupakan tabel rekapitulasi penembahan pekerjaan yang diambil pada RAB.

Tabel 4.39 Rekapitulasi Pengurangan Pekerjaan

Rekapitulasi Pengurangan Pekerjaan Proyek Politeknik Manufaktur Negeri

Bandung

Jl. Kanayakan No. 21 Dago Bandung

No Pengurangan Pekerjaan Keterangan 1 Pekerjaan Lantai 2 Kolom Beton rekapitulasi pengurangan pekerjaan yang diambil pada RAB.

2.

Rencana anggaran pelaksanaan

(RAP)

Rencana anggaran biaya merupakan acuan kontraktor untuk mengetahui besarnya pengeluaran ketika pelaksanaan pekerjaan

berlangsung. Pada

pelaksananpekerjaan proyek Politeknik Manufaktur Negeri Bandung PT. Sinar mutiara mengahabiskan direct cost proyek pada kontrak awal sebesar Rp. 5.365.122.650,00 sedangkan setelah adanya contract change order

rencana anggaran pelaksanaan menghabiskan sebesar Rp. 5.880.430.900,00 sehingga selisih rencana anggaran pelaksanaan yaitu Rp. 515.308.250,00.

3. Data denda keterlambatan proyek

Data denda keterlambatan

proyek

merupakan data yang berbentuk surat

(7)

kontrak kerja. Di dalam surat tersebut tercantum denda pelaksanaan proyek sebesar Rp. 75.883.017,00. Denda

tersebut termasuk ke dalam direct

cost

sehingga

kontraktor

menghabiskan

direct cost

sebesar

Rp. Rp. 5.956.313.917,00.

Pengaruh

Keterlambatan Terhadap Biaya

Overhead

Keterlambatan

proyek

Politeknik

Manufaktur

Negeri

Bandung

sangat

mempengaruhi

terhadap biaya overhead karena adanya

biaya yang tidak termasuk ke dalam

rencana anggaran biaya dan juga upah

pekerja

yang menjadi besar akibat

keterlambatan

proyek

Politeknik

Manufaktur Negeri Bandung. Di

bawah ini merupakan rician biaya

overhead

yaitu :

a.

Rincian Biaya Overhead Teknis

Rincian penambahan biaya

overhead

akibat

keterlambatan

proyek

Politeknik

Manufaktur

Negeri Bandung yaitu

overhead

yang ditanggung oleh kontraktor

dimana keterlambatan pelaksanaan

proyek dari minggu ke

4 (empat)

sampai dengan minggu ke

17 (tujuh

belas)

sehingga waktu pelaksanaan ditambah 40 (empat puluh) hari kalender. Penambahan waktu tersebut akibat terjadi keterlambatan proyek

Dan

untuk

menyelesaikan

pelaksanaan

proyek

Politeknik

Manufaktur

Negeri

Bandung.

Rincian Biaya

Overhead

Teknis

seperti tercantum pada Tabel 4.40.

Tabel 4.40 Rincian Biaya

Overhead

Teknis

Biaya Overhead Teknis Akibat Keterlambatan 40 Hari Proyek Politeknik Manufaktur Negeri Bandung

Jl. Kanayakan No. 21 Dago Bandung

NO HARI TANGGAL URAIAN

Pengaruh akibat dari keterlambatan akibat keterlambatan proyek selama 40 (empat puluh) dan Total biaya yang belum diselesaikan

adalah Rp. 1.897.075.435,00. Dampak dari keterlambatan tersebut berpengaruh terhadap biaya overhead teknis yaitu Rp. 394.200.000,00. Persentase biaya

overhead akibat keterlambatan selama 40 (empat puluh) hari kalender adalah 20,78%.

Dikarenakan terjadi keterlambatan selama 40 (empat puluh) hari kalender sesudah kontrak selesai kontraktor dikenakan denda sebesar Rp. 75.883.017,00 sehingga biaya overhead

teknis ditambah dengan jumlah denda keterlambatan adalah Rp. 470.083.017,00 dan persentase biaya

overhead teknis yaitu 24,78%.

IV. Simpulan dan saran

Simpulan

1.

Berdasarkan hasil analisis

penelitian ini, bahwa ada beberapa

faktor yang menjadi faktor penyebab

keterlambatan proyek Politeknik

Manufaktur Negeri Bandung

diantaranya :

a. Adanya perubahan gambar

rencana yang dilakukan oleh owner

sehingga menyebabkan

keterlambatan proyek Politeknik

Manufaktur Negeri Bandung

b.

ContractChange Order (CCO)

(8)

memperlambat pelaksanaan

pekerjaan.

c.

Situasidan kondisi di lapangan

ketika

pelaksanaan

proyek

Politeknik Manufaktur Negeri

Bandung

masih

digunakannya

lokasi proyek oleh

owner

untuk

praktikum kuliah mahasiswa dan

masih adanya

alat

mesin

Computerisasi Numberik Control

(CNC)

yang berada di

lokasi

proyek tidak bisa dikeluarkan

sementara

dan

diperlukan

perlindungan untuk alat tersebut

yang mengakibatkan pekerjaan di

lokasi proyek terganggu

.

2.

Dari

penyebab

keterlambatan proyek tersebut

terdapat pengaruh terhadap biaya

Overhead

yang

mengakibatkan

biaya

overhead

tinggi dengan

nilai

yaitu Rp. 470.083.017,00

dan persentasenya 24,78% dan

membutuhkan minimalisir biaya

overhead

agar biaya

overhead

tidak terlalu tinggi

dan tidak

merugikan kontraktor.

Saran

Mengingat

luasnya

permasalahan yang ada dan juga

untuk

penyempurnaan

dan

pengembangan

penelitian

ini,

saran dari penelitian ini adalah :

Ketika

melakukan perencanaan proyek

konstruksi harus dilakukan dengan

baik dan benar, melihat situasi dan

kondisi di lapangan agar pelaksanaan

konstruksi berjalan dengan lancar dan

tidak terjadi keterlambatan pada

perencana, kontraktor maupun

konsultan pengawas.

3.

Minimalisir biaya

overhead

, sehingga

pengeluaran biaya

overhead

bisa lebih

kecil dan

keuntungan proyek bisa

lebih maksimal.

Daftar Pustaka

Alifien, R. S, Setiawan, R. S, A.,

2000

, Analisa Sebagai

Metode Antisipasi Keterlambatan Durasi Proyek

Al-Kharasi et-al, 2009, Causes Of

Delays om Saudi Arabian Public Sector Project

Asaf SA, Al – Heiji S, 2006,CausesOf

Delay in large construction projects.

Internasional Journal Project

Management

Avots,I.,1983

,

Cost

Relevance Analysis

For Oeverrun Control

,

International

Journal Of Project Management, Vol. 1

No. 3

Drs. Muljadi Pudjosumarto, 1985

,

Evaluasi Proyek Edisi

Kedua Liberty,

Yogyakarta

Elinwa, AU; Joshua, M,

Time

Over

Run Factors In Nigerian

Construction

Industry, Journal Of Construction

Engineering and managemen,

ASCE,

Vol. 127, No. 5, October 2001

I.A. Rai Widhiawati., 2009.

Analisis

Faktor–Faktor

Penyebab

Keterlambatan

Pelaksanaan Proyek

Konstruksi,

Bali

IdzurnidaIsmael.,2013,

Keterlambatan

Proyek Konstruksi Gedung Faktor

Penyebab dan TindakanPencegahannya,

Padang

(9)

Gambar

Tabel 4.39 Rekapitulasi Pengurangan
Tabel 4.40 Rincian Biaya Overhead Teknis

Referensi

Dokumen terkait

Pelabuhan Indonesia II khususnya bagian pelayanan barang, bagian inti tersebut telah menerapkan sistem informasi pada proses operasionalnya, namun sistem yang ada pada

salah satunya dalam hal demokrasi. Misi dari Kemitraan adalah menyebarkan, memajukan dan melembagakan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik dan berkelanjutan, salah

Pada periode penyimpanan terjadi aktivitas transpirasi dan respirasi sehingga menyebabkan terjadinya penyusutan bobot JPB yang lebih tinggi pada rimpang benih umur

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, setelah proses yang cukup panjang akhirnya skripsi dengan judul

Jika dilihat dari sudut pandang karakteristik yang dipakai untuk pengujian, pengujian yang akan dilakukan ini hanya mencakup pengujian terhadap Aplikasi Early

c) Alternatif yang lain sebagai masyarakat yang sering mempunyai obat yang sudah kadaluarsa di rumah yaitu :.. d) Melaporkan dan mengirim obat tersebut keinstalan

Berkaitan dengan paparan diatas, ketidak efektifan pelatihan yang diadakan oleh sekolah tentang anak berkebutuhan khusus ternyata berdampak pada pengetahuan guru

Berdasarkan uraian kasus diatas, diketahui bahwa Badan Pertanahan Nasional dalam hal ini tidak dapat melakukan perbuatan apa-apa dikarenakan tidak dapat memberikan