Penelitian yang dilakukan oleh Le-Hoai, dkk., (2008) dan Sesmiwati, dkk., (2017) mengidentifikasi penyebab keterlambatan proyek konstruksi di berbagai negara, seperti terlihat pada Tabel 1.1. Pada salah satu studi kasus keterlambatan proyek konstruksi di Provinsi Jawa Timur terbukti ditemukan beberapa faktor keterlambatan yang terjadi pada proyek tersebut. Selain itu, terdapat beberapa contoh lain kasus keterlambatan proyek di Indonesia, dimana ditemukan beberapa faktor yang menjadi penyebab keterlambatan tersebut.
Menurut Haseeb, dkk., (2011), penyebab keterlambatan proyek terbagi menjadi 2 kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Dampak keterlambatan
Metode Analisis Keterlambatan
Cara ini menghilangkan penundaan dari pihak tertentu untuk mengetahui selisih waktu penyelesaian proyek sebenarnya dengan waktu penyelesaian proyek tanpa penundaan dari pihak tersebut. Menurut Nishimura, (2017), jika pada saat metode ini diterapkan dan waktu penyelesaian proyek tetap sama ketika terjadi penundaan dan tidak dihilangkannya pihak lain, maka dapat disimpulkan bahwa pihak-pihak tersebut tidak menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek. Cara ini memerlukan suatu jadwal yang terencana dan seluruh kegiatan yang mengalami penundaan agar tercipta suatu jadwal yang sesuai dengan penundaan yang terjadi.
Keuntungan dari metode ini adalah dapat dilakukan dengan cepat, karena tidak perlu memperhitungkan kemajuan pekerjaan yang sebenarnya.
Metode Fault Tree Analysis (FTA)
Kelebihan dan kekurangan metode Fault Tree Analysis (FTA)
Perbedaan mendasar antara metode FTA dengan metode analisis kegagalan lainnya adalah untuk metode lain analisisnya biasanya bersifat bottom-up (analisis induktif). Pada tingkat fungsional akan diidentifikasi jenis kegagalan untuk setiap fungsi dalam sistem yang biasanya direpresentasikan dalam diagram blok. Untuk analisis berdasarkan komponen, jenis kegagalan setiap komponen akan diidentifikasi dan jenis kegagalan yang dianggap identik akan diringkas.
Mengidentifikasi permasalahan secara deduktif, menggunakan logika analitis, dan menggunakan metode 5W penyebab insiden dapat membantu memilah seluruh insiden yang mengacu pada kesalahan.
Langkah-langkah metode Fault Tree Analysis (FTA)
Setelah pohon kesalahan selesai, pohon tersebut dianalisis. Tujuan dari analisis pohon kesalahan adalah untuk memperoleh informasi yang jelas dari sistem. Langkah pertama dalam analisis pohon kesalahan adalah menyederhanakan pohon kesalahan dengan menghilangkan pohon-pohon yang mempunyai sifat yang sama, dengan tujuan untuk menyederhanakan analisis lebih lanjut.
Simbol-simbol metode Fault Tree Analysis (FTA)
Gerbang OR digunakan ketika peristiwa keluaran terjadi jika satu atau lebih peristiwa masukan dasar terjadi.
Metode House of Risk (HOR)
Langkah-langkah metode House of Risk (HOR)
Menghitung tingkat efektivitas suatu tindakan, dikalikan dengan total ADP dari setiap penyebab penundaan, dengan besarnya korelasi.
Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan dalam rangka Proyek Jalan Nasional Jawa Timur menghasilkan penyebab yang paling mempengaruhi keterlambatan proyek yaitu aspek eksternal dan kekuatan besar. Faktor yang paling dominan menjadi penyebab terhambatnya pembangunan sekolah bertingkat di kawasan Serang adalah waktu persiapan atau penyerahan shop drawing, jumlah pekerja yang tidak sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang ada, kurangnya komunikasi yang baik antara pekerja proyek dengan mandor, intensitas curah hujan, keadaan atau kondisi bangunan, sekitar proyek, kurangnya pengawasan proyek, kondisi permukaan dan bawah tanah, lambatnya penyerahan pekerjaan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang membahas mengenai keterlambatan proyek secara umum, maka penundaan proyek pada bidang teknik sipil diteliti dengan menggunakan metode FTA dan HOR.
Metode yang digunakan pada tugas akhir ini menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan metode House of Risk (HOR).
Tahap I
Analisis pohon kesalahan mengidentifikasi hubungan faktor penyebab yang ditampilkan dalam bentuk pohon dengan gerbang logika sederhana. Hal ini bertujuan untuk memprioritaskan sumber risiko yang dipilih dan memikirkan solusi terhadap sumber risiko tersebut. Tinjauan literatur meliputi identifikasi risiko, analisis risiko, dan penilaian risiko yang berfokus pada masalah keterlambatan proyek konstruksi.
Tahap II
- Konsep penelitian
 - Rancangan kuesioner
 - Pengumpulan data
 - Pengolahan dan analisis data
 - Metode Fault Tree Analysis (FTA)
 - Metode House of Risk (HOR)
 
Variabel bebas dalam tugas akhir ini terdiri dari tenaga kerja (A), peralatan kerja (B), bahan (C), keuangan (D), cara pelaksanaan (E) dan lokasi kegiatan (F). Variabel-variabel yang mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada tugas akhir ini disajikan pada Tabel 3.1. Tugas akhir ini mencakup populasi masyarakat yang mengikuti Proyek Pembangunan Perkuliahan dan Laboratorium Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Tugas akhir ini mengangkat staf kontraktor, staf manajemen konstruksi pada proyek pembangunan gedung perkuliahan dan laboratorium Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Tahap III
Tahap IV
Pada tugas penelitian terakhir ini dilakukan studi kasus pada pembangunan gedung perkuliahan dan laboratorium Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada tanggal 9 Mei 2023 – 31 Desember 2023.
Variabel Potensi Keterlambatan Proyek
Hasil Kuesioner
Contoh perhitungan analisis rata-rata pada variabel pekerjaan dengan menggunakan indikator pertama pada skala variabel pekerjaan. Rata-rata analisis indikator pertama variabel tingkat kejadian angkatan kerja menunjukkan angka sebesar 2,67 yang berarti indikator tersebut memenuhi syarat analisis rata-rata. Rata-rata analisis indikator pertama derajat kemunculan variabel peralatan menunjukkan skala sebesar 2,47 yang berarti indikator tersebut memenuhi syarat analisis rata-rata.
Contoh perhitungan analisis rata-rata variabel material dengan menggunakan indikator pertama pada skala kemunculan variabel material. Analisis rata-rata indikator pertama skala kemunculan variabel materi menunjukkan skala sebesar 2,40 yang berarti indikator tersebut memenuhi syarat analisis rata-rata. Analisis rata-rata indikator pertama skala kemunculan variabel keuangan menunjukkan skala sebesar 3,20 yang berarti indikator tersebut memenuhi syarat analisis rata-rata.
Contoh perhitungan mean analysis pada variabel metode pelaksanaan dengan menggunakan indikator pertama skala kemunculan variabel metode pelaksanaan. Analisis mean indikator pertama skala kejadian variabel metode pelaksanaan menunjukkan skala sebesar 2,80 yang berarti indikator tersebut memenuhi syarat analisis mean. Contoh perhitungan analisis mean pada variabel lokasi kegiatan dengan menggunakan indikator pertama pada skala kejadian untuk variabel lokasi kegiatan.
Rata-rata analisis indikator pertama derajat kejadian variabel lokasi kegiatan menunjukkan skala sebesar 2,60 yang berarti indikator tersebut memenuhi syarat analisis rata-rata.
Probabilitas Kejadian
Indeks indikator pertama pada variabel perlengkapan (B1) menunjukkan sebesar 49,33% atau dapat diartikan “Mencegah” dengan potensi keterlambatan sebesar 49,33%. Indeks indikator pertama untuk variabel esensial (C1) menunjukkan angka 48% atau dapat diartikan “Mencegah” dengan potensi keterlambatan sebesar 48%. Contoh perhitungan variabel keuangan dengan menggunakan indikator pertama (D1) pada variabel keuangan Contoh perhitungan probabilitas dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Indeks indikator pertama untuk variabel keuangan (D1) menunjukkan 64% atau dapat diartikan “umum” dengan potensi lag sebesar 64%. Contoh perhitungan variabel metode pelaksanaan dengan menggunakan indikator pertama (E1) pada variabel lokasi kegiatan. Contoh penghitungan probabilitas ditunjukkan pada Tabel 5.17. Indeks indikator pertama pada variabel metode pelaksanaan (E1) menunjukkan sebesar 42,67% atau dapat diartikan “Terjadi” dengan potensi keterlambatan sebesar 42,67%.
Contoh perhitungan variabel lokasi kegiatan dengan menggunakan indikator pertama (F1) pada variabel lokasi kegiatan. Contoh perhitungan probabilitas ditunjukkan pada Tabel 5.19. Indeks indikator pertama variabel lokasi kegiatan (F1) menunjukkan sebesar 52% atau dapat diartikan “Emerging” dengan potensi penundaan sebesar 52%.
Hasil Akhir Kuesioner
- Variabel tenaga kerja
 - Variabel peralatan
 - Variabel material
 - Variabel keuangan
 - Variabel metode pelaksanaan
 - Variabel lokasi kegiatan
 
Diagram Analisis Pohon Kesalahan Variabel Tenaga Kerja Pada variabel tenaga kerja, indikator kemungkinan penyebab keterlambatan yang mempunyai probabilitas paling tinggi adalah “kurangnya tenaga kerja lapangan” dengan probabilitas terjadinya sebesar 65%. Indikator kemungkinan penyebab keterlambatan yang mempunyai probabilitas paling rendah adalah “kurangnya keterampilan tenaga kerja” dengan probabilitas terjadinya sebesar 53%. Pada variabel peralatan, indikator kemungkinan penyebab keterlambatan yang mempunyai probabilitas paling tinggi adalah “rendahnya produktivitas peralatan utama” dengan probabilitas terjadinya sebesar 54%.
Indikator potensi penyebab keterlambatan yang mempunyai probabilitas paling rendah adalah “kerusakan besar pada peralatan” dengan probabilitas terjadinya sebesar 49%. Pada variabel material, indikator kemungkinan penyebab keterlambatan yang mempunyai probabilitas paling tinggi adalah 'penyimpanan material' dengan probabilitas terjadinya sebesar 52%. Indikator kemungkinan penyebab keterlambatan yang mempunyai probabilitas paling rendah adalah material PO” dan “material tidak di lapangan” dengan probabilitas terjadinya sebesar 48%.
Pada variabel finansial, indikator potensi penyebab keterlambatan dengan probabilitas tertinggi adalah “sumber daya kontraktor yang terbatas” dengan probabilitas terjadinya sebesar 68%. DiagramFault Tree Analysis Variabel metode implementasi Pada variabel metode implementasi, potensi penyebab indikator keterlambatan yang mempunyai probabilitas paling tinggi adalah “perubahan desain dari desain awal”. Indikator kemungkinan penyebab keterlambatan yang mempunyai probabilitas paling rendah adalah “keterlambatan pelaporan dan administrasi” dengan probabilitas terjadinya sebesar 45%.
DiagramFault Tree AnalysisVariabel Lokasi Aktivitas Pada variabel lokasi aktivitas, indikator potensi penyebab keterlambatan yang mempunyai probabilitas tertinggi adalah “jalur akses tidak sesuai” dengan probabilitas terjadinya 60%. Indikator potensi penyebab keterlambatan yang mempunyai probabilitas paling rendah adalah “tempat kerja mempengaruhi urutan kerja” dengan probabilitas terjadinya sebesar 52%.
Dampak dan Penanganan Potensi Keterlambatan
Lokasi Studi Kasus
Identifikasi awal potensi keterlambatan ditemukan 6 variabel dengan 20 indikator yang dapat menyebabkan keterlambatan suatu proyek konstruksi, antara lain variabel pekerjaan, variabel peralatan kerja, variabel material, variabel keuangan, variabel cara pelaksanaan dan variabel lokasi kegiatan. Beberapa dampak yang dapat terjadi jika terjadi keterlambatan proyek adalah kontraktor akan kehilangan biaya dan kehilangan kepercayaan dari pemilik, serta konsultan akan kehilangan waktu dan tenaga. Pemilik akan merasakan dampak bangunan harus segera beroperasi dan tidak dapat beroperasi sesuai jadwal yang direncanakan.
Metode Fault Tree Analysis memperoleh hasil yaitu probabilitas tertinggi variabel pekerjaan terjadi pada indikator A2 “kekurangan tenaga kerja di lapangan” dengan probabilitas terjadinya sebesar 65%. Variabel probabilitas peralatan kerja tertinggi terjadi pada indikator B2 “produktivitas peralatan utama rendah” dengan probabilitas terjadinya sebesar 54%. Variabel metode implementasi probabilitas tertinggi terjadi pada indikator E5 “ada perubahan desain dari desain awal” dengan probabilitas terjadinya sebesar 61%.
Variabel lokasi kegiatan mempunyai probabilitas terjadinya paling tinggi pada indikator F3 “tidak memadainya akses jalan” dengan probabilitas terjadinya sebesar 60%. Upaya manajemen yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi keterlambatan proyek antara lain dengan melakukan evaluasi pekerjaan secara berkala, memperkuat tim kendali mutu dan pengawasan, meningkatkan komunikasi antara pekerja dan petugas lapangan, melakukan investigasi lokasi sebelum proyek konstruksi dilanjutkan, memperbaiki perencanaan RAB dan penjadwalan kerja di lapangan. lapangan, memperketat seleksi pekerja dan staf lapangan, mengelola arus kas dengan baik, memperhatikan efisiensi peralatan pendukung kerja.
Saran
2010): Persepsi Kontraktor terhadap Faktor-Faktor yang Menyumbang Keterlambatan Proyek: Studi Kasus Proyek Komersial di Lembah Klang, Malaysia. Jurnal Desain dan Lingkungan Buatan. Evaluasi keterlambatan proyek pembangunan Graha Mojokerto Service City (GMSC) menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA). Analisis dan mitigasi risiko rantai pasok menggunakan pendekatan House of Risk (HOR), Jurnal Manajemen Industri dan Teknologi, 2(6), 38.
Analisis Jadwal Waktu Proyek Rehabilitasi Gedung Puskesmas Tambakrejo - Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Aplikasi Jombang. Mengkaji dampak keterlambatan pembayaran proyek konstruksi dari pemilik hingga kontraktor. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik/article/view/45876/0. Analisis Faktor Keterlambatan Penyelesaian Proyek Pembangunan Gedung Terhadap Mutu, Biaya dan Waktu Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado. Jurnal Ilmiah Rekayasa Media.
Mengetahui faktor penyebab tertundanya pembangunan proyek Rumah Sakit di Provinsi Banten pada Seminar Intelektual Muda Pandemi Covid-19 #7, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kebudayaan dalam Meningkatkan Kualitas Hidup dan Peradaban. Faktor Keterlambatan Proyek Jalan Tol Kota Kupang Berdasarkan Persepsi Stakeholder. Jurnal Teknik Sipil. Analisis program kesehatan dan keselamatan kerja menggunakan pendekatan analisis pohon kesalahan (fault tree analysis) pada CV Bestone Indonesia.