• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Pengembangan Laboratorium Berbasis SKKNI Di Jurusan Perhotelan D3 Undiksha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Upaya Pengembangan Laboratorium Berbasis SKKNI Di Jurusan Perhotelan D3 Undiksha"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Jurusan Perhotelan D3 Undiksha

Putu Indah Rahmawati

a*

, Ni Made Ary Widiastini

b

,

Nyoman Dini Andiani

c

.

a, b,c Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia *(putuindah@yahoo.co.id)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendukung pengembangan laboratorium yang berbasis SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) di Jurusan Perhotelan D3 Undiksha. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini membahas faktor faktor serta upaya apa saja yang perlu dilakukan dalam melengkapi laboratorium Jurusan D3 Perhotelan Undiksha sebagai wujud dari implementasi kurikulum berbasis SKKNI. Penelitian ini menggunakan teknik analisis kebutuhan (need assessment). Penelitian ini menghasilkan produk capaian berupa: database peralatan praktek serta mata kuliah yang berdasarkan kurikulum berbasis SKKNI. Telah terdapat 4 ruang laboratorium untuk menunjang pembelajaran yaitu: Edutel sebagai tempat praktik housekeeping dan front office, Ganesha tours and travel sebagai tempat belajar reservasi tiket pesawat dan hotel, laboratorium komputer, ruang C1 sebagai tempat praktik memasak dan menyajikan makanan. Namun dalam penyelenggaraannya masih terdapat beberapa kendala terutama ketersediaan peralatan, perlengkapan dan bahan baku untuk praktik. Strategi jangka pendek dan jangka panjang telah disiapkan oleh pengelola jurusan untuk mencapai tujuan pendidikan vokasi yaitu terciptanya tenaga profesional di bidang perhotelan.

Kata kunci: peralatan praktek, kurikulum, kompetensi.

PENDAHULUAN

Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 pasal 97 menyatakan bahwa kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi (KBK). Pernyataan ini telah menegaskan kembaliKepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, serta No.045/U/2002

(2)

terhadap lulusan perguruan tinggi di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Perpres No. 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Terbitnya Perpres No. 08 tahun 2012 dan UU PT No . 12 tahun 2012Pasal 29 ayat (1), (2), dan (3) telah berdampak pada kurikulum dan pengelolaannya di setiap program. Kurikulum yang pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes). Secara ringkas KKNI terdiri dari Sembilan level kualifikasi akademik SDM Indonesia. Dengan adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak lagi semata Ijazah tapi dengan melihat kepada kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non formal, atau in formal) yang akuntanbel dan transparan. Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan, Merumuskan Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan LO Bahan Kajian, Pengemasan Matakuliah,

Penyusunan Kerangka kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan.

Untuk mencapai kompetensi yang di harapkan maka penyediaan sarana dan prasarana pendidikan menjadi sangat penting. Jika dikaitkan dengan sarana dan prasarana pada Universitas dalam prodi Perhotelan D3, sesuai dengan pemaparan pada latar belakang penelitian, sarana adalah segala peralatan yang dapat dimanfaatkan dalam proses praktek mahasiswa saat mengaplikasikan mata kuliah tertentu. Sedangkan prasarana adalah tempat atau lahan untuk menjangkau mahasiswa dalam melakukan praktek-praktek, misalkan: gedung dan ruang laboratorium.

(3)

di luar negeri. Untuk mencapai misi tersebut, pengembangan laboratorium berbasis SKKNI di jurusan D3 Perhotelan haruslah mendapat perhatian yang khusus. Laboratorium perhotelan yang menjadi alat bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu teori yang telah di dapat dengan praktek nya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apasajakah yang mendukung pengembangan laboratorium berbasis SKKNI, dan upaya yang perlu dilakukan dalam menyiapkan laboratorium Jurusan Perhotelan D3 yang disesuaikan dengan implementasi kurikulum berbasis SKKNI. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan terutama pada pembelian peralatan yang berdasarkan pada kurikulum berbasis SKKNI.

TELAAH LITERATUR

Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 pasal 97 menyatakan bahwa kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi (KBK). Pernyataan ini telah menegaskan kembali Kepmendiknas No. 232/U/2000

tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, serta No.045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.Implementasi KBK seharusnya telah terlaksana di seluruh perguruan tinggi (PT) mulai akhir tahun 2002. Namun pada kenyataannya belum seluruh PT telah menerapkan KBK sesuai dengan Kepmendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 karena berbagai kendala antara lain masih beragamnya pemahaman tentang makna KBK serta implementasinya dalam pembelajaran. Dalam upaya melakukan kualifikasi terhadap lulusan perguruan tinggi di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Perpres No. 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

(4)

SDM Indonesia.Dengan adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak lagi semata Ijazah tapi dengan melihat kepada kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non formal, atau in formal) yang akuntanbel dan transparan. Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan, Merumuskan Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan LO Bahan Kajian, Pengemasan Matakuliah, Penyusunan Kerangka kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan.

Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawab individu pada bidang kerjanya.Capaian Pembelajaran (learning outcomes) merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.

(5)

atau lahan untuk menjangkau mahasiswa dalam melakukan praktek-praktek, misalkan: gedung dan ruang laboratorium.Sarana peralatan dan sarana praktek, seperti halnya laboratorium, worshop, studio, dan tempat praktek siswa merupakan elemen pendidikan yang sangat penting bagi mahasiswa di pendidikan vokasi.

Untuk memenuhi standar kompetensi lulusan, maka ketersediaan laboratorium dan kelengkapannya harus lah memadai. Ketersediaan peralatan dan perlengkapan laboratorium perlu di monitor secara berkala untuk memastikan kebutuhan praktek mahasiswa terpenuhi. Untuk mencapai tujuan, maka penelitian ini menggunakan teknik analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan adalah proses mengumpulkan informasi tentang kesenjangan dan menentukan prioritas dari kesenjangan untuk dipecahkan. Kaufman dan English (1987) menyatakan bahwa analisis kebutuhan adalah proses formal yang menentukan jarak antara produksi dan kebutuhan produksi. Selanjutnya Rossett dan Arwady (1987) menyatakan bahwa analisis kebutuhan adalah alat untuk membangun dalam menuju perubahan positif yang dilakukan secara cermat dan cepat dalam situasi krisis,

tetapi rasional.Menganalisis kebutuhan sebuah institusi tidaklah mudah. terlebih dahulu harus mengidentifikasi kebutuhan pada institusi yang dianalisis. Setelah kita men-dapatkan daftar kebutuhan pada institusi ini, maka selanjutnya mensinkronkan daftar kebutuhan tersebut dengan dunia kerja(industri).

METODE

(6)

pengumpulan data, seperti; (1) pedoman wawancara, (2) format observasi, (3) lembar dokumentasi, dan (4) kamera photo sebagai alat dokumentasi, (5) Kuesioner. Berdasarkan prinsip human instrument yang dianut dalam penelitian ini, maka jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi; kata-kata, tindakan, situasi dan peristiwa, serta dokumen yang dapat diobservasi (Sadia, 2001). Sumber data dalam penelitian ini adalah kelompok subjek penelitian di atas yang dikembangkan secara sirkuler mulai dari awal hingga akhir penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurusan Perhotelan telah menggunakanyang disesuaikan dengan sistem Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Kompetensi lulusan yang dicanangkan dalam Kurikulum jurusan Perhotelan meliputi kompetensi utama, pendukung, dan lainnya. Kompetensi lulusan ini telah sesuai dengan misi dan visi Jurusan Perhotelan D3 yang berorientasi ke masa depan. Kompetensi utama lulusan Jurusan Perhotelan DIII pada Kurikulum 2012 adalah di bidang hospitality management dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Mampu menduduki posisi manajer atau supervisor pada departemen utama dalam operasional hotel yaitu Front Office Department,

Housekeeping Departemen, Food and

Beverage Department, dan Food Production.

2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan pada departemen utama dalam operasional hotel yaitu Front Office Department, Housekeeping

Departement, Food and Beverage

Department, Food Production, serta prinsip-prinsip dasar akuntansi hotel.

3. Mampu menangani masalah-masalah operasional hotel di keempat departemen utama dan departemen pendukung lainnya. 4. Mampu menganalisa dan

menyajikan laporan kegiatan operasional hotel seperti occupancy rate, average room rate, restaurant

cover,forecasting, dan sebagainya. 5. Mampu melihat dan menjawab

peluang kewirausahaan di bidang hospitality melalui aplikasi prinsip-prinsip manajemen dan operasional hotel.

(7)

1. Memahami dan menguasai Hotel Information System

2. Memahami dan menguasai operasional spa, MICE, dan ticketing

3. Menguasai dan mampu menjalankan prinsip-prinsip dasar prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di tempat kerja. 4. Mampu menjaga standar

penampilan diri yang dalam hal ini adalah mampu memahami arti pentingnya pentingnya penampilan

diri, dan mampu

mengidetifikasikan standar penampilan diri sesuai dengan karakteristik dunia industri

5. Mampu melaksanakan komunikasi lisan dan tertulis di tempat kerja dengan baik menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan/atau bahasa asing lainnya. 6. Menerapkan konsep lingkungan

sosial budaya di dunia industri yang dalam hal ini adalah mampu mengusai prinsip prinsip dasar lingkungan sosial budaya dalam dunia industri perhotelan dan pariwisata.

7. Memberikan solusi pemecahan situasi konflik yang dalam hal ini adalah mengusai manajemen

konflik sebagai dasar pengelolaan sumber daya manusia.

Pelaksanaan praktikum untuk semua matakuliah yang ada, diselenggarakan pada laboratorium sendiri dan dilengkapi dengan modul praktikum yang memadai. Adapun daftar matakuliah praktikum yang diselenggarakan oleh program studi diuraikan sesuai tabel 1.

Jurusan Perhotelan Undiksha memiliki 5 buah laboratorium untuk mendukung pembelajaran, yaitu: (1) Education Hotel sebagai laboratorium untuk praktek Front Office dan Housekeeping; (2) Ruang C1a sebagai ruang laboratorium Food and Beverage Service; (3) Ruang C1b sebagai ruang laboratorium Food and Beverage Production; (4) Ruang Ganesha tour and travel Undiksha untuk tempat praktik ticketing; dan (5) Laboratorium komputer untuk praktek pembelajaran computer.

(8)

antara lain: LCD projector dan speaker untuk pembelajaran berbasis multi media, printer dan scanner untuk keperluan praktik reservation, cash register untuk keperluan praktik akuntansi front office serta software hotel information system untuk pembelajaran yang sesuai dengan situasi di dunia kerja.

Selain itu, office supplies yang memadai juga sangat penting untuk kegiatan pembelajaran. Dukungan dana dari lembaga menjadi faktor kunci tersedianya perlengkapan yang memadai di laboratorium.

Edutel juga berfungsi sebagai laboratorium housekeeping bagi mahasiswa Jurusan Perhotelan Undiksha. Perlengkapan dan peralatan housekeeping di Edutel juga sudah memadai. Namun, permasalahannya adalah peralatan yang berikan oleh lembaga bersifat barang-barang yang mudah rusak seperti lap pel, sapu, lap kaca, sapu bulu, ember, dll. Mudah rusak bukan berari dipakai langsung rusak, namun sifat barangnya yang memang hanya bisa bertahan maksimal 1 tahun. Housekeeping supplies juga sangat bersifat cepat habis. Oleh karena itu, inventarisasi barang-barang di housekeeping harus tetap dilakukan secara berkala. Faktor

(9)

Tabel 1.

Pelaksanaan Praktikum Untuk Semua Mata kuliah

No. Nama

Praktikum/Praktek

Isi Praktikum/Praktek

Tempat/Lokasi Praktikum/Praktek

Judul/Modul Jam Pelaksanaan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Kantor Depan II Praktek Penanganan Check-in dan Check-Out

2 sks / 4 js Education Hotel Undiksha

2 Tata Graha II Praktek Make Up Room dan clean up public area

2 sks / 4 js Education Hotel Undiksha dan Restaurant perhotelan ruang C1 Fakultas Ekonomi Undiksha 3 Tata Hidang II Praktek Teknik Penyajian

makanan dan minuman

4 sks / 7 js Lab restaurant ruang C1 Fakultas Ekonomi Undiksha

4 Pengenalan

Penanganan Tour and Ticketing

Praktek Pembuatan Paket Tour dan cara penerimaan reservasi

2 sks / 3 js Ganesha tour and travel Undiksha

5 Tata Boga II Praktek teknik Dasar Tata Boga

4 sks / 7 js Lab Kitchen ruang C1 Fakultas Ekonomi Undiksha

6 Pengenalan Komputer

Praktek Membuat Hotel Information System

2 sks / 4js PUSKOM 7 Manajemen

Makanan dan Minuman

Praktek Aplikasi Manajemen Makanan dan Minuman berupa pembuatan event yaitu themed luncheon

3 sks /5js Lab Kitchen dan Restoran C1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

8 Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Praktek kerja di industri (hotel)

(10)

Tempat praktik tata hidang atau food and beverage service di Jurusan Perhotelan masih belum memadai. Saat ini, ruang C1 di jadikan sebagai restaurant tempat praktik mahasiswa. Ruang C1 sudah memiliki perlengkapan seperti: beberapa meja saji (round table), table cover, napkin, piring, gelas dan gelas wine yang sudah sesuai standar hotel. Jurusan Perhotelan memiliki daftar inventory barang yang selalu di monitor secara berkala. Mahasiswa Jurusan Perhotelan telah beberapa kali mampu menangani katering untuk event kampus seperti saat wisuda, yudisium, maupun saat event penting lainnya. Kemampuan mahasiswa mulai dari merencanakan menu, membeli bahan dan menyajikan sudah terasah dengan baik di bawah bimbingan dosen yang profesional.

Namun, untuk keperluan praktik bartender, peralatan dan perlengkapan masih jauh dari memadai. Jurusan Perhotelan memerlukan ruang bartender dan perlengkapannya untuk bisa memenuhi standar kompetensi di bidang bartender. Permasalahan yang paling sering terjadi di dalam praktik food and beverage service adalah kendala pendanaan praktik. Harga minuman

keras seperti Jack Daniel, Wine, dan spirit cukup mahal. Pendanaan biaya praktik berdasarkan jumlah mahasiswa secara tidak langsung mengurangi kemampuan Jurusan memberikan pelayanan maksimal. Selain harga minuman, harga barang-barang untuk keperluan praktik memasak juga cukup tinggi. Jurusan Perhotelan tidak memiliki ruangan khusus untuk stok barang makanan sehingga biaya operasional menjadi tinggi. Permasalahan kedua, suhu panas di kota Singaraja dan AC yang dipakai masih belum memadai untuk memberikan kenyamanan dalam praktik memasak di lab kitchen jurusan Perhotelan.

(11)

pembelajaran. Ruang Lab komputer belum dilengkapi dengan LCD projector sehingga menyulitkan untuk memberikan perkuliahan. Untuk mengatasi permasalahan LCD maka dosen pengajar membagikan bahan perkuliahan dalam bentuk photo copy sehingga perkuliahan masih tetap berjalan dengan baik walaupun tidak maksimal.

Untuk keperluan praktik ticketing, ruang Ganesha tour and travel Undiksha dipakai sebagai laboratorium. Di tempat ini, mahasiswa belajar membuat paket tour dan melakukan pemesanan hotel maupun pesawat secara online. Kondisi ruangan, peralatan dan perlengkapan untuk praktik ticketing sudah memadai. Tidak ada kendala berarti dalam praktik ticketing selama ini.

Dari pemaparan diatas, dapat dilihat bahwa ada beberapa faktor yang mendukung perkuliahan di Jurusan Perhotelan Undiksha yaitu ketersediaan laboratorium front office, housekeeping, komputer, food and beverage service dan food and beverage production. Namun, peralatan dan perlengkapan yang tersedia belum sempurna, seperti misalnya belum tersedianya ruang praktek bartender dan perlengkapannya. Peralatan di

ruang housekeeping dan F&B service yang mudah pecah atau rusak sehingga dukungan dana untuk selalu mengganti peralatan sangat penting. Faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan praktik di Jurusan Perhotelan adalah faktor biaya operasional. Tidak tersedianya ruang simpan untuk praktik memasak membuat biaya operasional menjadi tinggi karena pembelian bersifat eceran dan harganya sangat fluktuatif. Pakaian praktik untuk tata hidang dan tata boga juga cukup tinggi sehingga cukup membebani mahasiswa. Diharapkan kedepannya, mahasiswa dapat memakai seragam praktik yang memang disediakan oleh kampus.

(12)

benar-benar di capai; (5) mengelola dana bantuan biaya praktik dengan bijaksana dan transparan; (6) melakukan pendataan barang-barang yang diperlukan di laboratorium; (7) membuat road map pengembangan laboratorium berstandar nasional, seperti yang di sajikan dalam figure 1.

Upaya pengembangan laboratorium di Jurusan Perhotelan yang bersifat jangka panjang adalah (1) menambah ruang laboratorium bartender dan laundry; (2) menambah perlengkapan di ruang laboratorium komputer, Kitchen dan Edutel, misalnya dengan LCD, speaker, printer, scanner, cash register, AC, dll. (3) mengupayakan pengadaaan kembali peralatan yang rusak atau pecah; (4) mengupayakan tersediakan pakaian praktik mahasiswa sehingga mengurangi beban finansial mahasiswa; (5) mengupayakan dana operasional pemeliharaan laboratorium dan pembelian bahan praktik yang memadai; (6) mengajukan proposal hibah untuk keperluan pengadaan barang dan peralatan praktik mahasiswa Jurusan Perhotelan Undiksha. Berdasarkan road map yang disajikan dalam Figure 1, maka penelitian ini menghasilkan draft awal pengajuan pengadaan peralatan lab

praktek yang dapat di lihat pada lampiran 1.

(13)

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Gambar 1. Road Map Pengembangan Laboratorium Berstandar Nasional

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN

KETERBATASAN PENELITIAN

Upaya pengembangan laboratorium di Jurusan Perhotelan yang bersifat jangka panjang adalah (1) menambah ruang laboratorium bartender dan laundry; (2) menambah perlengkapan di ruang laboratorium komputer, Kitchen dan Edutel, misalnya dengan LCD, speaker, printer,

scanner, cash register, AC, dll. (3) mengupayakan pengadaaan kembali peralatan yang rusak atau pecah; (4) mengupayakan tersediakan pakaian praktik mahasiswa sehingga mengurangi beban finansial mahasiswa; (5) mengupayakan dana operasional pemeliharaan laboratorium dan pembelian bahan praktik yang memadai; (6) mengajukan proposal

Tahap pertama:

Memahami kondisi riil peralatan lab praktek di Jurusan Perhotelan D3 F.E UNDIKSHA yang dapat dijadikan bahan acuan dan pendukung

dalam kegiatan

pelaksanaan penelitian.

Tahap kedua:

Mengumpulkan data awal inventarisasi awal peralatan praktek Jurusan perhotelan.

Tahap Kedua

Mengembangkan model edukasi berbasis teknologi tepat guna yang siap

diterapkan kepada mahasiswa guna menciptakan lulusan

yang siap pakai dan berkualitas sebagai

pelaku pariwisata Tahap Ketiga

Mengembangkan SOP penggunaan Lab, dan

membuat draft awal pengajuan pengadaan peralatan lab praktek.

Tahap Pertama

Menganalisis tentang matakuliah yang menggunakan peralatan

praktek

Tahap Pertama

Melakukan berbagai revisi yang diperlukan

terhadap SOP yang dihasilkan pada penelitian tahap I.

Tahap Kedua

Menganalisis secara mendalam faktor–factor penyebabkurangnya serta

(14)

hibah untuk keperluan pengadaan barang dan peralatan praktik mahasiswa Jurusan Perhotelan Undiksha.

Database peralatan dan peralatan yang tersedia saat ini dan draft rancangan pengusulan penambahan peralatan dan perlengkapan telah dihasilkan dalam penelitian. Koordinasi dan komunikasi dengan lembaga di tingkat fakultas dan universitas harus tetap di lakukan agar laboratorium SKKNI berhasil di wujudkan. Pengembangan laboratorium di jurusan Perhotelan haruslah di imbangi dengan meningkatkan kualitas pengajarnya.

Penelitian ini bersifat specifik untuk jurusan perhotelan Undiksha. Hasil dari penelitian ini tidak dapat di generalisasi dan di aplikasikan secara langsung kepada jurusan lain. Namun, metode pengambilan data dan teknik analisis data masih dapat digunakan untuk keperluan penelitian serupa di jurusan lain.

REFERENSI

Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Pedoman Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Siswa, Direkrorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta. Filenya dapat di

unduh di

http://lpm.uinjkt.ac.id/wp- content/uploads/2017/07/SK-Kemendiknas-232-tahun-2000.pdf pada tanggal 28 September 2017. Departemen Pendidikan Nasional,

2004, Standar Minimal Laboratorium, Workshop dan Studio

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Jenjang S1, Direkrorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2005, Pelatihan Manajemen Pengelolaan Laboratorium

Perguruan Tinggi Negeri, Makassar 14-16 Juni 2005.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2014. file diunduh dari https://kbbi.web.id/prasarana di akses pada tanggal 20 Agustus 2017.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (KBBI).2014. file diunduh dari https://kbbi.web.id/sarana di akses pada tanggal 20 Agustus 2017.

Kaufman, R., dan English, F.W,. 1987. Needs Assessment. New York: Educational Technology Publication Englewood Cliffs, New Jersey.

Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232 tahun 2000. Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. File di

unduh dari

http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/K

(15)

Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/u/2002. Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. File di unduh dari

http://sipma.ui.ac.id/files/dokum en/U_PENDIDIKAN_RISET_P2M/ MENDIKBUD_PENDD%20DAN%2 0PJJ/Kepmendiknas%20nomor% 20045%20tahun%202002%20Kur ikulum%20Inti%20PT.pdf diakses pada tanggal 28 September 2017 .

Peraturan Presiden Republik Indonesia no 8 tahun 2012. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. File diunduh dari http://kkni-kemenristekdikti.org/asset/pdf/p erpres_no_8_tahun_2012_ttg_kkni .pdfdiakses pada tanggal 28 September 2017.

Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. File

di unduh dari

http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/P P17-2010Lengkap.pdfdiakses pada tanggal 28 September 2017. Rossett, Allison & W. Arwady, Joseph.

(1987). Training Needs Assesment. Educational Technology Publications Englewood Cliffs, New Jersey.

Sadia, W, Suastra, I.W, Tika, K. 2003. Pengembangan Model Belajar Perubahan Konseptual di SMA. Laporan Penelitian. IKIP Negeri Singaraja.

Gambar

Tabel 1.Pelaksanaan Praktikum Untuk Semua Mata kuliah
Gambar 1. Road Map Pengembangan Laboratorium Berstandar Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus terlebih yang memiliki lebih dari satu hambatan maka kemungkinan besar memiliki emosi dan perilaku yang terkadang mengganggu diri

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Penyertaan Modal Kepada Badan Usaha Milik Daerah (Lembaran Daerah

Uji coba produk merupakan tahap penilaian dengan tujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan telah layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran atau tidak

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) studi literatur dan pencarian data dan informasi di internet – hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi

Akhirnya, sesuai amanah Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 2015 – 2019 serta

Semakin banyak jumlah daging yang digunakan pada pengolahan nugget cumi-cumi kering asin, maka akan semakin tinggi kadar protein nugget cumi-cumi kering asin tersebut,

Kombinasi beban lalu lintas yang digunakan harus diambil salah satu yang paling berbahaya.Pengaruh dari gesekan pada perletakan harus dimasukkan sebagai aksi tetap atau

Pada gambar 4 adalah Halaman Menu Materi Pembelajaran dari aplikasi multimedia interaktif metode merawat gigi anak usia dini yang berisikan audio bendsound ukulele