TEORI PEMBELAJARAN BAHASA UNTUK ANAK USIA SD KELAS 1 – 3
Bagaimana bahasa dipelajari? Paham belajar yang mana yang relevan untuk mempelajari bahasa? Pendekatan serta metode belajar mengajar yang mana yang sebaiknya dikembangkan?
Belajar bahasa pada dasarnya merupakan persoalan peniruan. Brwn(1994:38) mencatat ada dua jenis peniruan yang dilakukan anak.
1. Peniruan terhadap struktur permukaan bahasa; peniruan struktur fonologis termasuk struktur fonologis yang tidak diketahuinya.
2. Peniruan struktur dalam/struktur makna.
keefektifan pembelajaran bahasa akan diperoleh jika kita mengenal sasaran. Misalnya, ketika kita akan mengajarkan bahasa pada anak usia SD kelas 1 – 3, seyogyanya kita tahu kemampuan yang mereka miliki.
Hendry Guntur Tarigan dalam buku “Dasar-Dasar Psikosastra” mengemukakan bahwa ada dua ciri utama perkembangan bahasa anak-anak pada usia 6,0 – 8,0 (usia SD Kelas 1) dan tahap perkembangan ini, yaitu:
1) Perkembangan bahasa anak-anak berlangsung dan meningkat terus; banyak kata-kata baru masuk ke dalam perbendaharaan kata atau kosa kata mereka.
2) Kebanyakan anak-anak telah menggunakan kalimat-kalimat kompleks dengan klausa-klausa adjectival dan klausa-klausa kondisional yang mulai dengan kalau, jika, seandainya, andai kata, dan sejenisnya. Panjang rata-rata kalimat lisan mereka adalah 7 (tujuh) kata atau 8 (delapan) kata. Contoh: Kalau kita rajin belajar, tentu kita akan pintar
Saya senang sekali, kalau ibu memberi hadiah Kalau kamu malas, pasti dimarahi oleh guru
Ciri-ciri bahasa anak seperti ini mengandung implikasi pula, antara lain seperti berikut ini:
2) Membaca/membacakan cerita-cerita yang memperlihatkan model-model atau contoh-contoh nyata bagi perkembangan dan peningkatan struktur bahasa anak-anak
Ciri-ciri utama bahasa anak-anak beserta implikasinya seperti yang telah diutarakan tadi akan memudahkan upaya para guru dan orang tua untuk mengadakan aplikasi atau penerapan pemilihan bahan atau santapan sastra bagi anak-anak. Kejelasan ciri-ciri bahasa beserta implikasinya turut menunjang bagi aplikasi atau penerapan pemilihan bahan atau santapan sastra yang sesuai dengan perkembangan dan minat anak-anak.
Perkembangan bahasa anak sekolah usia 8,0 – 10,0 (SD kelas 2-3) memiliki ciri:
1) Anak-anak mulai menghubungkan konsep-konsep dengan ide-ide atau gagasan-gagasan umum. Mereka menggunakan kata-kata penghubung seperti sementara itu, dalam pada itu dan kecuali kalau, kalau tidak, dan sejenisnya.
2) Kata penghubung atau kata sambung walaupun, sekalipun dipakai secara tepat oleh 50% dari anak-anak. Jumlah rata-rata penggunaan kata-kata dalam kalimat adalah 9 (Sembilan) buah.
Implikasi dari kedua ciri tersebut adalah:
1) Menyediakan buku-buku sebagai model untuk anak-anak. Biarkanlah anak-anak menggunakan istilah-istilah yang terdapat di dalam buku selama mereka mengadakan kegiatan-kegiata berbahasa lisan.
2) Menggunakan model-model tertulis dan model-model lisan untuk meambantiu anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan berbahasa tersebut. Diskusi-diskusi atau pembicaraan-pembicaraan sastra akan memberikan banyak kesempatan bagi pengembangan dan peningkatan mutu kalimat-kalimat lisan mereka.
anak-anak kita. Misalnya kisah terjadinya pelangi, gunung, danau, dongeng-dongeng puteri tujuh bersaudara, cerita-cerita penglipur lara si jenaka, Pak Pandir, dsb; baik yang berasal dari sastra daerah/sastra nusantara maupun yang berasal dari bahasa asing berupa terjemahan maupun sadurannya di dalam Bahasa Indonesia.
Euis Hasanah Mutiah NPM: 158090001