• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi terhad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi terhad"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DOSIS KOMPOS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH TOMAT

Hidayat Pujisiswanto dan Darwin Pangaribuan

Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl Sumantri Brojonegoro No 1 Bandar Lampung 35145

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas limbah ternak yaitu pupuk kandang sapi yang telah dikomposkan dengan bioaktivator Effective Microorganism (EM4) terhadap produksi dan kualitas pascapanen buah tomat. Menentukan dosis kompos bokashi pupuk kandang sapi yang optimal memberikan produksi buah tomat yang berkualitas. Percobaan dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok dengan perlakuan yang disusun secara rancangan acak kelompok. Perlakuan dosis aplikasi yaitu: 0; 7.5; 15; 22,5 dan 30 ton/ha. Jumlah ulangan 3 kali untuk setiap kombinasi perlakuan. Sedangkan jumlah ulangan 3 kali untuk setiap kombinasi perlakuan. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa bahan organik berupa pupuk kandang sapi matang nyata meningkatkan produksi buah tomat. Belum diperoleh dosis optimum aplikasi karena produksi masih menunjukkan respon linier.

Kata kunci: kompos sapi, tomat, produksi.

1. PENDAHULUAN

Pemanfaatan bahan organik adalah salah satu teknik penerapan pertanian organik. Dalam

penelitian ini bahan organik yang akan digunakan adalah limbah ternak berupa pupuk kandang

(pukan).. Menurut Novizan (2004), pukan adalah pupuk yang berasal dari kotoran-kotoran hewan

yang tercampur dengan sisa makanan dan urine yang didalamnya mengandung unsur hara N, P, dan

K yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Lebih jauh Winarso (2005)

menjelaskan pemberian pukan akan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan

air, dan meningkatkan kehidupan biologi tanah.

Pemilihan jenis pukan yang akan dijadikan bahan organik dapat ditentukan oleh kandungan

unsur haranya. Nilai kandungan unsur hara pukan sapi relatif lebih baik dibandingkan dengan

pukan ayam. Disamping itu, limbah kotoran ternak sapi sangat melimpah tersedia, sehingga dalam

penelitian ini akan digunakan bahan organik yang berasal dari lokasi setempat yaitu pukan sapi.

Sutanto (2002) menyatakan pertanian organik selalu memanfaatkan bahan lokal setempat (azas

(2)

Proses pengomposan limbah organik dari sisa-sisa tanaman dapat dipacu dengan

menggunakan bioaktivator. Bioaktivator yaitu suatu mikroorganisme yang mampu meningkatkan

suatu laju reaksi. Jenis bioaktivator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu EM-4. Bioaktivator

ini merupakan suatu bahan yang mengandung beberapa jenis mikroorganisme yang bermanfaat

dalam proses pengomposan (Djuarnani, Kristian, dan Setiawan, 2006).

Beberapa penelitian penerapan pupuk kandang pada sayuran menunjukkan hasil positif.

Penelitian tomat oleh Hilman dan Nurtika (1992) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang

20 t/ha dapat meningkatkan bobot buah dan jumlah buah tomat. Hasil penelitian Iskandar (2003),

tanaman sayuran (pakchoy dan selada hijau) memberikan respon yang positif terhadap aplikasi

bokashi.. Pupuk kandang dalam penelitian diatas tidak dijadikan kompos terlebih dahulu yang

berarti pukan belum ditingkatkan kualitasnya menjadi kompos dengan bantuan suatu

mikroorganisma.

Tujuan penelitian ini adalah menentukan dosis kompos bokashi pupuk kandang sapi yang

optimal memberikan pertumbuhan vegetatif dan produksi buah tomat.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian telah dilaksanakan di lahan petani di Metro dari bulan April sampai November

2007. Bahan-bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas Victory, pupuk kandang sapi,

jerami, EM4, insektisida dan fungisida botani.

Percobaan dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok. Perlakuan adalah dosis

aplikasi pukan sapi yang telah dikomposkan dengan EM4 yaitu: 0; 7.5; 15; 22,5 dan 30 ton/ha.

Jumlah ulangan 3 kali untuk setiap perlakuan. Analisis data dengan Analisis Ragam (Anova)

kemudian dilanjutkan dengan uji regresi.

Benih tomat disemai dalam daun pisang sebelum ditanam (transplanting) ke lahan. Media

pesemaian adalah campuran tanah : pupuk kandang (2 : 1). Bibit dipindahkan ke bedengan pada

saat benih berumur 3—4 minggu setelah tanam. Setelah bibit tomat ditanam pupuk kandang

diberikan diantara tanaman dengan dosis yang telah ditentukan. Penyiraman dilakukan secara rutin

setiap 2 hari (pagi atau sore hari). Pemasangan ajir bambu dilakukan saat tanaman tomat mencapai

ketinggian 20—25 cm. Ajir setinggi 1,5 m yang dibuat dari bambu berfungsi untuk menopang

(3)

Sebelum penelitian, kompos bokashi dibuat terlebih dahulu sesuai petunjuk pembuatan

kompos bokashi oleh Simamora dan Salundik (2006). Kompos bokashi diberikan ke petak

percobaan secara sebar dan dicampur merata dengan tanah sedalam 15 - 20 cm. Sedangkan

pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan memberikan biopestisida yang telah

dipersiapkan sebelumnya (Kardinan, 2005). Untuk mengendalikan hama lalat buah penyebab busuk

buah, dipasang jebakan yang diberi Antraxtan, sedangkan untuk mengendalikan serangga pengisap

daun seperti Thrips dan Aphid dengan pestisida nabati. Panen dilakukan jika buah sudah sampai

pada fase semburat (breaker stage).

Pengamatan

(1) Pengamatan analisis pertumbuhan tanaman dilakukan terhadap 5 tanaman contoh, terdiri dari

indeks luas daun (ILD), laju asimilasi bersih (LAB), dan laju tumbuh tanaman (LTT) pada 21, 28,

35, 42, 49 HST. (2) Bobot buah per petak panen (kg/m2). Bobot buah diukur dengan menimbang

bobot buah segar pada saat panen. (3) Jumlah buah per tanaman (4) Persentase buah layak jual.

3. HASIL PENELITIAN

Analisis Pertumbuhan

Perkembangan indeks luas daun tanaman tomat pada berbagai dosis bokashi sapi pada

pengamatan umur 21—49 HST disajikan pada Gambar 1. Perkembangan laju asimilasi bersih

tanaman tomat pada berbagai dosis bokashi sapi pada pengamatan umur 21—49 HST disajikan

pada Gambar 2. Pemberian bokashi pupuk kandang sapi yang semakin meningkat yaitu sampai

dosis 22,5 – 30.0 ton/ha meningkatkan nilai LAB. Nilai LAB tertinggi dicapai pada umur sekitar

35 hari sesudah pindah tanam. Perkembangan laju tumbuh tanaman tomat pada berbagai dosis

bokashi sapi pada pengamatan umur 21—49 HST disajikan pada Gambar 3. Pemberian bokashi

pupuk kandang sapi yang semakin meningkat yaitu sampai dosis 22,5 – 30.0 ton/ha meningkatkan

(4)

y = -0,0786x2 + 0,5794x + 0,588

Gambar 1. Perubahan indeks luas daun pada berbagai dosis bokashi sapi .

y = -1,2025x2 + 5,6815x - 2,9025

(5)

y = 0,105x2 + 0,059x - 0,125

Gambar 3. Perubahan laju tumbuh tanaman (LTT) pada berbagai dosis bokashi

Produksi

Pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap produksi buah (Gambar 4) dan jumlah

buah (Gambar 5) dengan kecenderungan masih linier. Pupuk kandang sapi berpengaruh nyata

terhadap buah layak jual dan menunjukkan pola kuadratik. (Gambar 6).

y = 1,746x + 4,328

(6)

y = -0,202x + 16,894

Gambar 5. Pengaruh dosis bokashi sapi terhadap jumlah buah

y = -0,2607x2 + 2,3853x + 84,852

Gambar 6. Pengaruh dosis bokashi sapi terhadap jumlah buah layak jual

Pembahasan

Indeks luas daun rata-rata (ILD) tujuh harian adalah nisbah antara luas daun hijau yang

(7)

ILD merupakan parameter yang menunjukkan potensi tanaman melakukan fotosintesis dan juga

merupakan potensi produktif tanaman di lapangan.

Pola ILD pada berbagai dosis menunjukkan perkembangan ILD dengan respon yang

berbeda antarperlakuan dan berpola kuadratik. Perkembangan ILD yang diaplikasikan bahan

organik pupuk kandang sapi dosis 30 ton/ha meningkat lebih cepat dibandingkan dengan tanpa

bahan organik (kontrol) (Gambar 1). Meningkatnya dosis bokashi dapat meningkatkan konsentrasi

hara dalam tanah, terutama N, P dan K serta unsur lainnya. Selain itu, bokashi juga dapat

memperbaiki tata udara dan air tanah. Dengan demikian, perakaran tanaman akan berkembang

dengan baik dan akar dapat menyerap unsur hara yang lebih banyak, terutama unsur hara N yang

akan meningkatkan pembentukan klorofil, sehingga aktivitas fotosintesis lebih meningkat dan dapat

meningkatkan ekspansi luas daun.

Pertumbuhan tanaman seringkali dinyatakan berdasarkan luas daun karena permukaan daun

merupakan organ utama tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Laju penimbunan bahan kering

tanaman per satuan luas daun per satuan waktu disebut laju asimilasi bersih (LAB). Laju asimilasi

bersih merupakan ukuran efisiensi fotosintesis dalam suatu komunitas tanaman yang nilainya paling

tinggi pada saat tumbuhan masih kecil (muda) dan sebagian besar daunnya terkena sinar matahari

langsung. LAB merupakan ukuran efisiensi fotosintesis daun dalam suatu komunitas tanaman

untuk menghasilkan bahan kering.

Pada awal pertumbuhan nilai LAB tinggi. Hal ini terjadi karena pada awal pertumbuhan

tanaman masih kecil, daun-daun yang terdapat pada tanaman tersebut semua terekspos pada radiasi

matahari langsung sehingga kecepatan asimilasi CO2 meningkat yang mengakibatkan nilai LAB

tinggi. Semakin tanaman berumur lanjut daun-daun tersebut menjadi banyak yang ternaungi

sehingga nilai LAB menjadi turun walaupun ILD semakin tinggi. Dengan meningkatnya ILD

semakin banyak daun-daun yang terlindungi yang menyebabkan penurunan LAB. Penuaan daun

menyebbakan rendahnya LAB karena berkurangnya laju fotosintesis, sedangkan respirasi tetap

berlangsung. Hal ini berkaitan dengan kemampuan bahan organik pupuk kandang sapi dan jerami

padi dalam memperbaiki sifat biologi tanah sehingga tercipta lingkungan yang lebih baik bagi

perakaran tanaman. Selain itu bahan organik pupuk kandang sapi dapat mensuplai unsur hara

terutama N, P dan K. Semakin tinggi dosis bahan organik maka semakin tinggi konsentrasi N, P

dan K di dalam tanaman. Semua unsur-unsur tersebut memegang peran yang sangat penting dalam

metabolisme tanaman.

Pertumbuhan tanaman adalah penimbunan bahan kering tanaman per satuan luas per satuan

waktu. Bahan kering tanaman merupakan gambaran dari tranlokasi hasil fotosintesis (fotosintat) ke

(8)

daun tanaman yang mampu mengintersepsi sinar matahari langsung secara maksimum dan laju

fotosintesis tanaman selanjutnya. Laju tumbuh tanaman adalah bertambahnya berat dalam

komunitas tanaman per satuan luas lahan dalam satu satuan waktu. Laju asimilasi bersih juga akan

semakin tinggi sehingga laju tumbuh tanaman akan semakin meningkat.

Dengan semakin tinggi dosis bahan organik maka nilai LTT juga nampak semakin tinggi.

Hal itu disebabkan bahan organik selain dapat memperbaiki sifat fisika tanah melalui peningkatan

daya sangga air, kandungan air, agregrasi, dan aerasi serta mengurangi alira permukaan, bahan

organik juga dapat memperbaiki sifat kimia tanah, diantaranya memperbesar kapasitas tukar kation

dan meningkatkan kelarutan unsur hara dalam tanah seperti unsur-unsur hara N, P, dan K, sehingga

unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman lebih tersedia dan fotosintesis akan meningkat.

Oleh karena itu terjadi peningkatan bahan kering tanaman yang ditunjukkan dengan meningkatnya

nilai LTT.

Dosis berpengaruh nyata terhadap produksi secara linier yang berarti bahwa belum

diperoleh dosis optimum bahan organik yang memberikan produksi optimum pada musim tanam

pertama ini. Hal ini diduga karena unsur-unsur hara ini tidak digunakan hanya dalam satu periode

musim tanam karena terurainya masing-masing unsur tidak sama. Kelebihan unsur yang dapat

disumbangkan oleh kompos kepada tanaman merupakan residu di dalam tanah. Menurut Gaur

(1982), kompos bermanfaat untuk jangka panjang.

Jumlah buah dipengaruhi oleh pemberian pupuk kandang sapi. Fotosintat yang dihasilkan

melalui proses fotosintesis ditranslokasikan pada buah. Penelitian menunjukkan bahwa persentase

buah tomat layak jual cukup tinggi yaitu lebih dari 90%. Sekitar 10 % buah tomat yang tidak layak

jual mengalami retak buah (cracking) dan busuk ujung buah (blossom end root), diduga hal ini

dikarenakan oleh fluktuasi suhu dan kelembaban akibat cuaca panas yang diikuti oleh hujan.

4. KESIMPULAN

Bahan organik berupa pupuk kandang sapi matang dapat memperbaiki pertumbuhan dan

produksi buah tomat. Belum diperoleh dosis optimum aplikasi karena produksi masih

menunjukkan respon linier. Disarankan untuk melihat pengaruh residu bahan organik.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Djuarnani, N., Kristian, B. S. Setiawan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. 74 hal.

Gardner, F. P., Pearce, R. B. dan Mitchell R .E. 1991. Fisiologi Tanaman Budiodaya. Jakarta: UI Press. 428 hal.

Gaur, A. C. 1982. A Manual of Rural Composting. Project Field Document No. 15. FAO/UNDp

Regional Project.

Hilman, Y dan N. Nurtika. 1992. Pengaruh Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tomat. Bulletin Penelitian Hortikultura Vol XXII(1); 96-101.

Iskandar, S. 2003. Pengaruh Bokashi Produktivitas Tanaman Sayuran dalam Kegiatan Pertanian Organik. Jurnal Agrotropika Vol VIII(2): 6 - 10.

Kardinan, A. 2005. Pestisida Nabati. Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. 88 hal.

Novizan. 2004. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. 114 hlm.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 218 hal.

Simamora, S dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Agromedia Pustaka. 64 hal

Gambar

Gambar 2.  Perubahan laju asimilasi bersih (LAB) pada berbagai dosis bokashi sapi .
Gambar 4.
Gambar 6.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk merencanakan proses pembelajaran agar meningkatkan motivasi dan prestasi belajar, perlu dilakukan hal-hal berikut: berdiskusi dengan kolaborator mengenai metode

 Intensitas curah hujan pada bulan Juni 2017 di beberapa wilayah (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah bagian selatan, Sulawesi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran

Model Mekanistik Efek remperatur, cahaya Dan Kompetisi Gulma Pada Pertumbuhan Tanaman.. (Mechanistic Model Effects of Temperature, Light lntensity

Puja dan puji syukur Peneliti panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata‟ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala limpahan nikmat rahmat dan karunia-Nya

Orang yang telah menerima kasih karunia Allah akan hidup dalam kasih karunia tersebut tidak lagi mencintai dirinya dan segala yang dimiliki, tetapi

Pengujian dilakukan untuk mengetahui performa underwater turbin generator, pengujian ini dilakukan pengambilan data dengan 5 lokasi titik pengujian yang berbeda

Apabila memperhatikan ayat-ayat tersebut di atas, maka Allah menyebutkan dua pandangan yaitu: al-kitab (al- Qur’an) dan al -Hikmah. Imam Syafi’i telah mendengar pendapat