EKSISTENSI WANITA MASAKINI DITENGAH DEKADENSI PERGERAKAN Berbicara tentang pergerakan perempuan yang sedang menjadi topik utama kita pada saat ini, sebenarnya kita perempuan Indonesia telah berdaya itu jauh sekali sebelum kita mengenal istilah feminisme,gender dll. Kiprah gerakan perempuan tidak terlepas dari sejarah pergerakan perempuan yang cenderung di latar belakangi atas keprihatinan mereka terhadap kondisi perempuan di indonesia pada masa itu. Langkah ini kita kenal dengan emansipasi wanita. Salah satu penyuara gerakan emansipasi wanita pada masa perjuangan, ketika bangsa ini berjuang dengan senjata melawan penjajah, ada sejumlah pahlawan perempuan seperti Ra.Ageng Serang, Tjut Nya’ Dien yang tetap tegar memimpin perlawanan mengusir penjajah meski di lilit penyakit dan kebutaan. Pada masa kolonial yaitu Ra. Kartini beliau adalah seorang putri bupati Jepara yang gigih memperjuangkan emansipasi wanita dalam arti pembebesan diri melawan adat, kelotan dan keterbelakangan.
Melirik gerakan wanita masa kini sisi kesulitannya sangat paradok. Hal itu karena kebayakan kaum perempuan masa kini berupa kaum flamboyan yang hanya mengedepankan sosial media dan penampilan. Perempuan masa kini telah kehilangan jati dirinya karena paradigma sesat yang mereka adopsi. Jika ada yang bilang bahwa perempuan hanya di dapur, perempuan hanya dikasur, perempuan hanya disumur dengan tegas hari ini saya katakan bahwa mereka itu “sesat”.
Sudah ada banyak wadah untuk kaum prempuan, sudah ada banyak peluang dan kesempatan dalam ranah politik,ekonomi, bahkan aparatur negara. Namun hanya sedikit keterwakilan perempuan di dalam berbagai posisi. Di anggota DPR RI periode 2014-2019 sebanyak 97 orang prempuan dari 560 anggota atau 17,32% dari 100% anggota. Hal ini sangat jomplang sekali dengan keterwakilan kaum laki-laki di pengambil keputusan. Di lembaga yudikatif persentase hakim perempuan dalam peradilan di Indonesia rata-rata 21,65%. Di angota menteri kabinet kerja Jokowi ada 8 orang perempuan dan 26 laki-laki. Hal itu menunjukkan keterwakilan perempuan masih sangat minim.