STUDI KOMPARASI BUSANA TARI TOPENG CIREBON DENGAN BUSANA TARI TOPENG PRIANGAN
AHUSTIANI - 27106304
Realitas topeng telah hadir sejak zaman Pra–sejarah, yaitu sebagai media pemujaan terhadap Dewa dan arwah nenek moyang/ para leluhurnya. Dalam perkembangannya, dunia topeng mengalami perluasan fungsi, bukan saja sebagai axismundi antara dunia manusia dengan dunia atas yang dipercaya sebagai pemberi sumber kekuatan dan keberkahan, melainkan pula topeng berfungsi sebagai benda hiasan, mainan anak, pelindung tubuh, serta media ekspresi bagi penciptanya untuk mencapai tujuan tertentu, seperti halnya tari topeng yang dijadikan media dalam penyebarkan agama Islam oleh Sunan Gunung Jati dan Sunan Kali Jaga.
Busana tari topeng adalah salah satu produk desain di masa lalu yang mempunyai ciri khas yang menjadi identitas tarian itu sendiri serta daerah asal dimana seni tersebut tumbuh dan berkembang. Adapun ciri utama tarian ini adalah menggunakan tutup kepala (tekes/gambuh/sobrah), topeng/kedok, dan pemakaian tutup punggung (mongkrong /krodong).
Objek penelitian ini adalah membandingkan fungsi, unsur visual dan makna simbolis yang terkandung dalam tiga busana tari topeng yang sering dipentaskan oleh masyarakat Bandung, yaitu tari topeng Klana Slangit Cirebon dengan dua tari topeng Priangan, yaitu tari topeng Koncaran Tjetje Somantri dan tari Topeng Klana Nugraha Soediredja. Ternyata di tahun 2008 ini, kostum- kostum tersebut mengalami beberapa perubahan, misalnya pada tari Klana Slangit Cirebon tidak lagi memakai gelang kaki, sedangkan pada tari topeng Koncaran, terjadi perubahan warna baju hijau menjadi merah, pemakaian dua buah kedok menjadi satu, dan memakai mongkrong. Sedangkan pada tari topeng Klana Nugraha, perubahan pada bentuk baju kutung menjadi baju lengan pendek.
Berdasarkan hasil analisa ketiga busana tarian topeng di atas, diperoleh kejelasan beberapa persamaan, antara lain persamaan fungsi keduniawian, struktur busana tari topeng, dan karakter raja lalim, sedangkan perbedaannya adalah fungsi sakral busana tari topeng Cirebon, unsur visual pada penggunaan assesoris dasi,warna baju, motif mongkrong dan tekstur/bahan busana serta makna simbolis pertunjukan topeng.