• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan K"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR KONTRUKSI

SUB SEKTOR PENGEMBANGAN WILAYAH

JABATAN KERJA AHLI MUDA

PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN,

KESEHATAN KERJA (SMK3) DAN LINGKUNGAN

DI LOKASI KERJA PERENCANA TATA RUANG

WILAYAH DAN KOTA

KODE UNIT KOMPETENSI:

F45.PW01.001.01

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

(2)

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Perencana Tata Ruang Wilayah dan Kota

Kode Modul F45.PW01.001.01

KATA PENGANTAR

Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi bertujuan untuk

meningkatkan kompetensi sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan dengan bidang kerjanya. Berbagai upaya ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan secara berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi antara

pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan di tempat kerja.

Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan salah satu institusi pemerintah yang ditugasi untuk melakukan pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar- standar kompetensi kerja yang diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan

penyediaan kompetensi kerja tersebut dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur

kompetensi tenaga kerja di bidang jasa konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi dan peraturan pelaksanaannya.

Penyusunan Modul Pelatihan (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi) untuk jabatan kerja Perencana Tata Ruang Wilayah dan Kota mengacu kepada SKKNI Ahli Perencana Tata Ruang Wilayah dan Kota, yang dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (KPBK). Penyusunan KPBK dilakukan dengan mengindentifikasi Unit-unit Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang merupakan dasar rumusan penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan.

Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai upaya memenuhi kompetensi standar seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut diatas, sehingga dimungkinkan adanya tambahan materi-materi lainnya untuk lebih meningkatkan kompetensi dari standar yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja

Penyusunan modul ini melalui beberapa tahapan diantaranya Focus Group Discusion serta Workshop yang melibatkan para nara sumber, praktisi, pemangku jabatan serta stakeholder. Dengan keterbatasan pelibatan stakeholder terkait dalam proses penyusunan modul ini, dan seiring dengan perkembangan dan dinamika teknologi konstruksi kedepan, maka tetap diupayakan penyesuaian dan perbaikan secara berkelanjutan sejalan dengan dilaksanakannya pelatihan dengan menggunakan modul ini dilapangan melalui respon

peserta pelatihan, instruktur , asesor serta semua pihak.

Pada kesempatan ini disampaikan banyak terimakasih kepada tim penyusun yang telah mencurahkan segala kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan modul ini, serta semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan modul pelatihan ini.

Jakarta, Nopember 2012

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN

KONSTRUKSI

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... 1

BAB I PENGANTAR ... 2

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ... 2

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan ... 2

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini ... 3

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah ... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 6

2.1 Peta Paket Pelatihan ... 6

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi ... 6

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 7

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 12

3.1 Strategi Pelatihan ... 12

3.2 Metode Pelatihan ... 13

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan ... 13

BAB IV SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA (SMK3) DAN LINGKUNGAN DI LOKASI KERJA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA ... 21

4.1 Umum ... 21

4.2 Ketentuan Perundang-undangan SMK3 dan Lingkungan ... 21

4.3 Sosialisasi Penerapan SMK3 dan Lingkungan ... 23

4.4 Pelaksanaan SMK3 dan Lingkungan ... 24

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 26

5.1 Sumber Daya Manusia ... 26

5.2 Sumber-sumber Perpustakaan ... 26

5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ... 27

(4)

BAB I

PENGANTAR

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi.

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2 Kompeten ditempat kerja.

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1 Desain materi pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri.

1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.

2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur.

1.2.2 Isi Materi pelatihan 1) Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

(5)

3) Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.

f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3 Penerapan materi pelatihan

1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:

a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam

penyelenggaraan pelatihan.

d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.

2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah:

a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.

e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC)

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

1.3.2. Persyaratan

(6)

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah 1.4.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

1.4.2 Standarisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.4.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

(7)

1.4.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi

(8)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Ahli Muda Perencana Tata Ruang Wilayah Dan Kota yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja (Smk3) Dan Lingkungan Di Lokasi Kerja Perencana Tata Ruang Wilayah Dan Kota - Kode Unit F45.PW01.001.01, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

• Penerapan Etos Kerja, Etika Profesi, dan Manajeman Organisasi Kerja yang

Baik

• Identifikasi dan Menerapkan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria, dalam

Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

• Persiapan Kebutuhan Data Perencanaan

• Survei Primer dan Sekunder

• Kompilasi dan Pengolahan Data Parsial

• Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Parsial

• Evaluasi Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Parsial

• Analisis Parsial Perencanaan Wilayah dan Kota

• Penyusunan Rencana Parsial Sebagai Naskah Teknis Rencana Tata Ruang

Wilayah dan Kota

• Laporan Pekerjaan Perencanaan

• Teknologi Informasi Dalam Pelaksanaan Pekerjaan

• Kemampuan Teknik Komunikasi

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi

2.2.1 Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup di tempat kerja”.

2.2.3 Durasi / waktu pelatihan

(9)

berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

• mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

• memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja

telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul Unit

Melaksanakan Sistem Manajeme Keselamatan,Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan Terkait Dengan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

2.3.2 Kode Unit F45.PW01.001.01 2.3.3 Deskripsi Unit

Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja

yang diperlukan untuk melaksanakan sistem manajemen

keselamatan,kesehatan kerja (SMK3) dan lingkungan terkait dengan pelaksanaan pekerjaan perencanaan tata ruang wilayah dan kota.

2.3.4 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal SOP

(10)

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Melaksanakan ketentuan Perundang-undangan SMK3 dan Lingkungan

1.1 Peraturan perundang-undangan SMK3 dan Lingkungan yang berkaitan diuraikan secara benar.

1.2 Dokumen daftar simak tentang potensi bahaya/kecelakaan kerja setiap kegiatan pekerjaan diidentifikasi dengan teliti dan lengkap.

1.3 Dokumen daftar simak SMK3 dan lingkungan diuraikan secara rinci dan lengkap.

2. Mengidentifikasi dan

mensosialisasikan penerapan SMK3 dan Lingkungan

2.1 Kebutuhan jenis dan jumlah APD (Alat Pelindung Diri) untuk pekerjaan perencanaan tata ruang wilayah dan kota diidentifikasi dan disiapkan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak kerja.

2.2 Kebutuhan jenis dan jumlah APK (Alat Pengaman Kerja) diidentifikasi dan disiapkan.

2.3 Petunjuk cara penggunaan APD dan APK ditunjukkan dengan benar.

3. Melaksanakan ketentuan SMK3 dan Lingkungan

3.1 Alat Pelindung Diri (APD) diidentifikasi untuk dipakai sesuai ketentuan.

3.2 Alat Pengaman Kerja (APK) diidentifikasi untuk dipakai sesuai ketentuan.

3.3 APD dan APK ditunjukkan penggunaannya sesuai ketentuan

3.4 Peralatan dan perlengkapan P3K disediakan untuk dipakai sesuai ketentuan.

3.5 Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dilaksanakan jika terjadi kecelakaan.

2.3.6 Batasan Variabel

1. Konteks Variabel

1.1 Unit kompetensi ini diterapkan sebagai dasar penentuan kemampuan

(11)

keselamatan, kesehatan kerja (SMK3) dan lingkungan terkait dengan

pelaksanaan pekerjaan perencanaan tata ruang wilayah dan kota

1.2 Pengendalian bahaya dan resiko kecelakaan kerja yang dilakukan

meliputi:

1.2.1 Memilih, menyiapkan, memelihara dan memakai Alat Pelindung

Diri (APD),

1.2.2 Memilih, memeriksa, memelihara dan menggunakan Alat

Pengaman Kerja (APK).

2. Perlengkapan yang diperlukan

2.1 Alat Pelindung Diri (APD), antara lain:

2.1.1 Helm Pengamanan (safety helmet)

2.1.2 Pelampung (life vest)

2.1.3 Sabuk Pengaman (safety belt)

2.2 Alat Pengaman Kerja (APK), antara lain:

2.2.1 Perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

3. Tugas yang harus dilakukan

3.1 Melaksanakan ketentuan Perundang-undangan SMK3 dan Lingkungan.

3.2 Mengidentifikasi dan mensosialisasikan penerapan SMK3 dan

Lingkungan.

3.3 Melaksanakan ketentuan SMK3 dan Lingkungan

4. Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

4.2 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

4.3 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup

4.4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4.5 Peraturan-peraturan lain yang terkait

4.6 Petunjuk Manual yang dirumuskan oleh perusahaan

4.7 SOP yang terkait dan diberlakukan.

2.3.7 Panduan Penilaian

(12)

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan

sebelum menguasai unit serta unit-unit kompetensi yang terkait :

1.1 Keterkaitan dengan unit lain:

1.1.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: Tidak Ada

1.2 Kaitan dengan unit lain

1.2.1 F45.PW01.002.01: Menerapkan Etos Kerja, Etika Profesi, dan Manajeman Organisasi Kerja yang Baik

1.2.2 F45.PW02.001.01: Melakukan Identifikasi dan Menerapkan

Norma, Standar, Pedoman, Kriteria, dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

1.2.3 F45.PW02.002.01: Menyiapkan Kebutuhan Data Perencanaan 1.2.4 F45.PW02.007.01: Melakukan survei primer dan sekunder 1.2.5 F45.PW02.010.01: Melaksanakan Kompilasi dan Pengolahan

Data Parsial

1.2.6 F45.PW02.011.01: Memeriksa Hasil Kompilasi dan

Pengolahan Data Parsial

1.2.7 F45.PW02.012.01: Mengevaluasi Hasil Kompilasi dan

Pengolahan Data Parsial

1.2.8 F45.PW02.018.01: Melakukan Analisis Parsial Perencanaan

Wilayah dan Kota

1.2.9 F45.PW02.021.01: Menyusun Rencana Parsial Sebagai

Naskah Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kota

1.2.10 F45.PW02.030.01: Menyusun Laporan Pekerjaan

Perencanaan

1.2.11 F45.PW03.001.01: Menggunakan Teknologi Informasi Dalam

Pelaksanaan Pekerjaan

1.2.12 F45.PW03.002.01: Menggunakan Kemampuan Teknik Komunikasi

2. Kondisi Pengujian

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan

dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di

luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan

menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan,

keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain:

1. Ujian tertulis

(13)

3. Pengetahuan yang dibutuhkan

3.1 Persyaratan industri/sektor asuransi dan pertanggungan sehubungan

dengan tanggung jawab staf individu,

3.2 Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan sehubungan dengan

hak dan kewajiban atasan dan bawahan.

3.3 Peraturan Perundang-undangan Jasa Konstruksi.

3.4 Prosedur SMK3 dan Lingkungan di tempat kerja bidang jasa konstruksi.

3.5 Pengetahuan tentang penggunaan APD

4. Keterampilan yang dibutuhkan

4.1 Mengidentifikasi penyebab utama kecelakaan tempat kerja berkaitan

dengan lingkungan kerja serta cara mengendalikan bahaya/resiko

kecelakaan kerja dan pencegahannya,

4.2 Penerapan peraturan-peraturan yang berlaku untuk SMK3 dan

Lingkungan

5. Aspek Kritis

5.1 Kemampuan mengidentifikasi potensi bahaya dan resiko kecelakaan

kerja,

5.2 Kemampuan untuk melakukan tindakan penanggulangan kecelakaan

kerja bila terjadi keadaan darurat lainnya di tempat kerja,

5.3 Kemampuan dalam melakukan tindakan pencegahan pencemaran

lingkungan di tempat kerja

2.3.8 Kompetensi kunci

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi

2

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide

2

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan

2

4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok

2

5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis

2

6. Memecahkan masalah

2

(14)

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan

1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek

1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi

1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek.

3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

3.1.5 Penilaian

(15)

3.2 Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan

disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk

mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan

Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh

instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session

plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu

para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya sebagai instruktur.

Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut:

Unit Kompetensi : Melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan Terkait Dengan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Elemen Kompetensi 1 : Melaksanakan ketentuan Perundang-undangan SMK3 dan Lingkungan

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan Referensi yang

Disarankan undangan SMK3 dan Lingkungan yang berkaitan diuraikan secara benar

1) Dapat menjelaskan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengkaji Peraturan

1) Menjelaskan Peraturan perundang-undangan SMK3 dan Lingkungan yang berkaitan diuraikan secara benar

1) Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. 2)

Undang-undang Nomor 1

(16)

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan Referensi yang

Disarankan dengan isu perencanaan dengan isu yang ada yang terkait dengan isu perencanaan secara cermat

dengan isu perencanaan dengan isu yang ada yang terkait dengan isu perencanaan

Tahun 1970 tentang Tahun 1997 tentang Tahun 2003 tentang Ketenagaker jaan 5)

Peraturan-peraturan lain yang terkait 6) Petunjuk

Manual yang dirumuskan oleh perusahaan 7) SOP yang

terkait dan diberlakukan 1.

2

Dokumen daftar simak tentang potensi

bahaya/kecelakaa n kerja setiap kegiatan pekerjaan diidentifikasi dengan teliti dan lengkap undangan yang terdapat dalam daftar sima 2) Mampu

menghubungka n keterkaitan antara salah satu pasal dengan isu perencanaan yang ada dengan rinci 3) Harus memilih

pasal

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifikas i potensi bahaya/kece lakaan kerja

1. Ceramah

1) Menyebutkan pasal-pasal dalam Peraturan Perundang-undangan yang terdapat dalam daftar simak 2) Menghubungk

an keterkaitan antara salah satu pasal dengan isu perencanaan yang terkait perencanaan

1) Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. 2)

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Tahun 1997 tentang Tahun 2003 tentang Ketenagaker jaan 5)

(17)

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan Referensi yang

Disarankan undangan yang terkait

perencanaan dengan cermat

peraturan lain yang terkait 6) Petunjuk

Manual yang dirumuskan oleh perusahaan 7) SOP yang

terkait dan diberlakukan 1.

3

Dokumen daftar simak SMK3 dan lingkungan diuraikan secara rinci dan lengkap 1) Dapat

menjelaskan bahaya dan sumber bahaya pada loasi kerja 2) Mampu

memprediksi bahaya yang akan terjadi pada pekerjaan 3) Harus mampu

menjelaskan resiko yang mungkin dihadapi pada pekerjaan perencanaan secara cermat

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu

1) Menjelaskan bahaya dan sumber bahaya pada loasi kerja 2) Memprediksi

bahaya yang akan terjadi pada pekerjaan 3) Menjelaskan

resiko yang mungkin dihadapi pada pekerjaan perencanaan

1) Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. 2)

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 4)

Peraturan-peraturan lain yang terkait 5) Petunjuk

Manual yang dirumuskan oleh perusahaan 6) SOP yang

terkait dan diberlakukan

15 menit

Unit Kompetensi Melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan Terkait Dengan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Elemen Kompetensi 2 Mengidentifikasi dan mensosialisasikan penerapan SMK3 dan Lingkungan

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan

2.1 Kebutuhan jenis dan jumlah APD (Alat Pelindung Diri) untuk

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu

1. Ceramah 2.

Demonstras i

(18)

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan perencanaan tata ruang wilayah dan kota diidentifikasi dan disiapkan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak kerja. 1) Dapat APD tertentu 3) Mampu

mencontohka n penyiapan APD secara hati-hati

mengidentifikasi dan

menyiapkan Kebutuhan jenis dan jumlah APD (Alat Pelindung Diri) untuk pekerjaan perencanaan tata ruang wilayah dan kota

3. Tugas

2) Menggunakan APD tertentu 3) Mencontoh

kan penyiapan APD 3)

Peraturan-peraturan terkait dan diberlakuk an 2.2 Kebutuhan jenis

dan jumlah APK (Alat Pengaman Kerja)

diidentifikasi dan disiapkan 1) Dapat

mengidentifika si jenis dan jumlah APK yang perlu disiapkan APK dengan lengkap sesuai ketentuan secara cermat

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifikasi dan

menyiapkan kebutuhan jenis dan jumlah APK (Alat Pengaman Kerja)

1) Mengidentifika si jenis dan jumlah APK yang perlu disiapkan 2) Menyiapkan

kebutuhan APK 3) Menyiapkan

APK dengan lengkap 3)

Peraturan-peraturan terkait dan diberlakuk an 6)

(19)

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan penggunaan APD dan APK

ditunjukkan dengan benar

1) Dapat secara cermat

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menyiapkan petunjuk cara penggunaan

1) Menjelaskan cara 3)

Peraturan-peraturan terkait dan diberlakuk an

15 menit

Unit Kompetensi Melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan Terkait Dengan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Elemen Kompetensi 3 Melaksanakan ketentuan SMK3 dan Lingkungan

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode

3.1 Alat Pelindung Diri (APD) diidentifikasi untuk dipakai sesuai

Pada akhir

pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifikasi Alat Pelindung Diri (APD) mengidentifikasi Alat Pelindung Diri (APD)

1. Ceramah ikan untuk dipakai sesuai ketentuan 2) Menempatkan

fungsi

peralatan APD 3) Menempatkan peralatan APD

(20)

Undang-No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode 3) Peratura

n-untuk dipakai sesuai

Pada akhir

pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifikasi Alat Pengaman Kerja (APK)

1) Menyebutkan peralatan APK 2) Menyebutkan

fungsi

peralatan APK 3) Menempatkan peralatan APK

1) Undang-3) Peratura

(21)

n-No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode APK sesuai ketentuan

Pada akhir

pembelajaran sesi ini, peserta mampu menunjukkan penggunaanAPD dan APK sesuai

ketentuan

1) Menjelaskan fungsi APD dan APK 3) Peratura

n-Peralatan dan perlengkapan P3K disediakan untuk dipakai sesuai

Pada akhir

pembelajaran sesi ini, peserta mampu menyediakan Peralatan dan perlengkapan P3K sesuai ketentuan

1. Ceramah peralatan dan perlengkapan P3K

2) Menunjukkan peralatan dan perlengkapan P3K yang terdapat dalam tempat penyimpanan 3) Memilih

peralatan dan perlengkapan P3K untuk dipakai sesuai ketentuan 2) Peratura

(22)

n-No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dilaksanakan jika terjadi kecelakaan

1) Dapat menyebutk an prosedur yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan yang dapat terjadi di tempat

Pada akhir

pembelajaran sesi ini, peserta mampu menyebutkanProsedu r Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dilaksanakan jika terjadi kecelakaan

1. Ceramah 2.

Demonst rasi 3. Tugas

1) Menyebutkan prosedur yang harus

dilakukan jika terjadi kecelakaan 2) Menyebutkan

jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi di tempat kerja 3) Mencontoh kan

prosedur P3K bila terjadi kecelakaan 2) Peratura

(23)

n-BAB IV

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA (SMK3) DAN

LINGKUNGAN DI LOKASI KERJA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH

DAN KOTA

4.1. Umum

Modul ini meliputi ketentuan perundang-undangan smk3 dan lingkungan,

sosialisasi penerapan smk3 dan lingkungan dan pelaksanaan smk3 dan

lingkungan.

4.2. Ketentuan Perundang-undangan SMK3 dan Lingkungan

4.2.1. Keterkaitan peraturan perundang-undangan SMK3 dengan Lingkungan.

a. Keterkaitan Peraturan Perundang-undangan SMK3 dan Lingkungan dengan

isu perencanaan

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dan

lingkungan, pada awalnya diatur di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja

Nomor PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Penerapan SMK3 dipertagas dalam Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 87 yang

menyatakan: Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem

manajemen perusahaan.

Dalam terkait isu perencanaan suatu wilayah dan kota, maka perusahaan

wajib menjamin serikat kerja (seluruh karyawan), misalnya menjamin

keamanan perlatan yang digunakan para pekerja.

b. Keterkaitan Peraturan Perundang-undangan SMK3 dan Lingkungan dengan

isu yang ada

Peraturan perundang -undangan SMK3 dan lingkungan kemudian dikaitkan

dengan isu yang ada.

c. Pemilihan Peraturan Perundang-undangan SMK3 dan Lingkungan yang

terkait dengan isu perencanaan

Dalam hal ini pemilihan perundang -undangan SMK3 dan lingkungan

(24)

4.2.2. Identifikasi dokumen daftar simak tentang potensi bahaya/ kecelakaan kerja

setiap kegiatan pekerjaan

a. Keterkaitan antara salah satu pasal dengan isu perencanaan yang ada

Dalam salah satu pasal 11 ayat 2, pada Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, “upaya menghadapi keadaan darurat

kecelakaan dan bencana industri”. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam

perencanaan wilayah dan kota pun memiliki potensi akan terjadi hal yang

demikian.

b. Pengidentifikasian pasal-pasal dalam Peraturan Perundang-undangan yang

terdapat dalam daftar simak

Dalam menguraikan Peraturan Perundang-undangan terkait, maka

diperlukan daftar simak untuk menyebutkan pasal-pasal yang berkaitan

dengan perencanaan wilayah dan kota.

c. Pemilihan pasal peraturan perundang-undangan yang terkait perencanaan

Dalam memilih pasal dalam peraturan perundang-undangan yang terkait

perencanaan, hal terpenting yang harus dilakukan secara cermat.

4.2.3. Rincian dokumen daftar simak SMK3 dan lingkungan

a. Penjelasan bahaya dan sumber bahaya pada lokasi kerja

Bahaya dan sumber bahaya pada lokasi kerja untuk perencanaan lebih

kepada pada saat survey ke lapangan

b. Prediksi bahaya yang akan terjadi pada pekerjaan

Bahaya yang akan terjadi pada pekerjaan pada saat survey lapangan

adalah dengan mempertimbangkan ‘iklim’ yang tepat pada saat ke tujuan,

harus pada kondisi aman secara fisik maupun politik

c. Penjelasan resiko yang mungkin dihadapi pada pekerjaan perencanaan

(25)

4.3. Sosialisasi Penerapan SMK3 dan Lingkungan

4.3.1. Identifikasi kebutuhan jenis dan jumlah APD (Alat Pelindung Diri) untuk

pekerjaan perencanaan tata ruang wilayah dan kota berdasarkan kontrak kerja

a. Pengidentifikasian kebutuhan jenis dan jumlah APD

Kebutuhan jenis dan jumlah APD (Alat Pelindung Diri) yang harus digunakan

oleh perencana tidak ada. Hanya pada saat survey ke lapangan dengan

asuransi kecelakaan sehingga mengamankan personil dari resiko

kecelakaan pada saat perjalanan survey apabila dengan menggunakan

pesawat.

b. Pengidentifikasian penggunaan APD tertentu

Penggunaan APD tertentu tidak ada dalam perencanaan

c. Penjelasan contoh penyiapan APD

Dalam menyiapkan APD, perencana harus berkoordinasi dengan konsultan

untuk kesepakatan asuransi pada saat perjalanan lapangan

4.3.2. Identifikasi kebutuhan jenis dan jumlah APK (Alat Pengaman Kerja)

a. Pengidentifikasian jenis dan jumlah APK yang perlu disiapkan

Alat Pengaman Kerja (APK) adalah alat yang befungsi untuk mengamankan

diri dari adanya atau timbulnya bahaya, ketika sedang melaksanakan

pekerjaan yang ditugaskan. Dalam pekerjaan perencanaan tidak

menggunakan APK

b. Penyiapan kebutuhan APK

Seperti yang dijelaskan diatas, maka perencana tidak menyiapkan

kebutuhan APK

c. Penyiapan APK dengan lengkap sesuai ketentuan

Seperti yang dijelaskan diatas, maka perencana tidak menyiapkan kebutuhan

APK

4.3.3. Petunjuk cara penggunaan APD dan APK

(26)

Perencana tidak menggunakan APD dan APK

b. Penjelasan contoh petunjuk cara penggunaan APD dan APK

Perencana tidak menggunakan APD dan APK

c. Penjelasan contoh petunjuk cara penggunaan APD dan APK

Perencana tidak menggunakan APD dan APK

4.4. Pelaksanaan SMK3 dan Lingkungan

4.4.1. Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)

a. Penjelasan peralatan APD

Perencana tidak menggunakan APD

b. Pengidentifikasian fungsi peralatan APD

Perencana tidak menggunakan APD

c. Pengidentifikasian penempatan peralatan APD

Perencana tidak menggunakan APD

4.4.2. Identifikasi Alat Pengaman Kerja (APK)

a. Penjelasan cara penggunaan APK

Perencana tidak menggunakan APK

b. Pengidentifikasian fungsi peralatan APK

Perencana tidak menggunakan APK

c. Pengidentifikasian penempatan peralatan APK

Perencana tidak menggunakan APK

4.4.3. Petunjuk penggunaan APD dan APK

a. Penjelasan fungsi APD dan APK

Perencana tidak menggunakan APD dan APK

(27)

Perencana tidak menggunakan APD dan APK

c. Penjelasan contoh penggunaan APD dan APK

Perencana tidak menggunakan APD dan APK

4.4.4. Penyediaan pemakaian peralatan dan perlengkapan P3K

a. Tujuan penunjukan tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan P3K

Peralatan dan perlengkapan P3K dibawa pada saat survey ke lapangan,

contohnya obat-obatan umum.

b. Penjelasan tentang peralatan dan perlengkapan P3K yang terdapat dalam

tempat penyimpanan

Peralatan dan perlengkapan P3K dibawa oleh setiap perencana pada saat

survey

c. Pemilihan peralatan dan perlengkapan P3K untuk dipakai sesuai ketentuan

Peralatan dan perlengkapan P3K berdasarkan penyakit pribadi

masing-masing perencana

4.4.5. Pelaksanaan Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) apabila

terjadi kecelakaan

a. Penjelasan prosedur yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan

Pada saat terjadi kecelakaan harus cepat ditangani dengan cepat den

seksama

b. Penjelasan jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi di tempat kerja

Jenis-jenis kecelakaan pada saat merencanakan tata ruang adalah listrik

yang mati, karena korslet ataupun petir, sehingga perlu adanya UPS di

komputer, tapi untuk penggunaan notebook tidak berbahaya

c. Penjelasan contoh prosedur P3K bila terjadi kecelakaan

P3K bila terjadi kecelakaan adalah dengan diberikan obat sesuai dengan

kondisi perencana. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya P3K tidak

(28)

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1 Sumber Daya Manusia 5.1.1 Instruktur

Instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran instruktur adalah untuk :

1) Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.

2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.

3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.

4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

5.1.2 Penilai

Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :

1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta.

2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta.

3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta.

5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan

Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.

5.2 Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi ) 5.2.1 Sumber pustaka penunjang pelatihan

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan materi pelatihan ini.

(29)

• Buku referensi (text book)/ buku manual servis

• Lembar kerja

• Diagram-diagram, gambar

• Contoh tugas kerja

• Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam pelatihan Berbasis Kompetensi mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

5.2.2 Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan:

Judul : Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan di

Indonesia

Pengarang/Peng- : Imam Syahputra Tunggal SH, CN, LLM

himpun Drs. Amin Widjaja Tunggal Ak, MBA

Penerbit : Harvarindo, Jakarta

Tahun terbit : 2003

Judul : Personal Protective Equipment

Pengarang : US Department of Labor

Penerbit : www.osha.gov

Tahun terbit : 2003

Judul : Safety Manual

Pengarang : CIMA (Construction Industry Manufacturers

Assosiation)

Penerbit : CIMA, Wisconsin - USA

Tahun terbit : 1986

5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 5.3.1 Peralatan yang digunakan:

1) APD, APK;

2) Rambu-rambu operasi dan K3; 3) Standard tools.

5.3.2 Bahan yang dibutuhkan:

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini memiliki tujuan (1) Meneliti pengaruh variasi komposisi komposit serbuk bonggol jagung, serbuk kuningan (Cu-Zn), magnesium oksida (MgO), dan resin polyester

Ada dua jenis respon imun yang mungkin terjadi bila tubuh terpapar zat asing, yaitu respon imun non spesifik dan spesifik.Penelitian ini bertujuan untuk

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah serta adanya keterbatasan kemampuan, waktu dan dana, maka dalam hal ini masalah dapat dibatasi

Bentuk lingkaran sangat cocok dengan perusahaan yang ingin memberikan kesan yang dinamis, rotasi, memiliki kecepatan, sesuatu yang berulang, tidak terputus, tidak memiliki awal

Kemampuan tangkap dari kantong semar terhadap serangga diduga lebih disebabkan oleh eksternal faktor seperti keberadaan dan ketersediaan serangga yang berada di sekitar

Senyawa dihidro-1,3- benzoksazin tersubstisusi adalah salah satu senyawa turunan benzoksazin yang dapat dibuat melalui tiga tahap sintesis pada percobaan ini.. Semua

Tip untuk pengguna PC: Pastikan pengaturan mikrofon laju sampel dan kedalaman bit, yang terdapat di panel kontrol suara komputer, sesuai dengan laju sampel dan kedalaman bit

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompensasi, komunikasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Pada PT XYZ di Kota Batam..