BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat musik merupakan gambaran dari ungkapan jiwa seseorang. Saat ini alat musik tidak hanya dijadikan media untuk hiburan saja, tetapi saat ini
kebanyakan masyarakat di berbagai daerah menjadikan alat musik sebagai sumber mata pencaharian sehari-hari.
Kebanyakan masyarakat diberbagai daerah memilih sebagai alat pengrajin musik tentunya karena banyak alasan. Selain untuk memenuhi faktor ekonomi, para pengrajin ini ingin terus berkarya untuk melestarikan alat musik ini dan mengenalkan kepada masyarakat tentang alat musik terutama perkusi atau jimbe yang nada-nadanya dapat member ketenangan pada jiwa. Dalam karya tulis ilmiah ini kami akan membahas tentang produktivitas masyarakat pembuat jimbe di kawasan Kota Blitar.
Oleh sebab itu penelitian kami mengambil judul “Peningkatan Kualitas Produk Perkusi di Desa Santren, Kelurahann Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian tersebut adalah
a.
Apa yang dimaksud dengan peningkatan kualitas produksi?b.
Apa yang disebut sebagai perkusi?c.
Apa yang menjadi sebab utama para penduduk memilih menjadi produsen perkusi atau jimbe?1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah maka diperoleh tujuan penelitian, yaitu: Untuk mengetahui peningkatan kualitas produk perkusi di Desa
Santren, Kelurahan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.
Untuk mengetahui kondisi perekonomian masyarakat penghasil perkusi di Desa Santren, Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu: Bagi peneliti:
Peneliti dapat mengetahui apa sebab utama masyarakat memilih sebagai produsen perkusi atau jimbe dan untuk menambah wawasan serta pengetahuan dalam hal musikalitas tentang perkusi atau jimbe. Bagi Masyarakat:
Masyarakat dapat mengetahui bagaimana perkembangan
perekonomian masyarakat penghasil perkusi atau jimbe dan penelitian ini juga dapat berguna sebagai acuan masyarakat lainnya untuk
meniru kesuksesan desa tersebut. Bagi Pembaca:
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Peningkatan Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan jika ingin yang dihasilkan dapat bersaing di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dewasa ini sebagian besar konsumen semakin kritis dalam mengkonsumsi suatu produk. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, meskipun ada sebagian masyarakat berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah produk yang
berkualitas.
Adapun arti dari kualitas oleh Philip Kotler (1992 : 55 ) sebagai berikut: Quality is the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs. Maksud dari definisi di atas adalah kualitas produk merupakan keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dinyatakan maupun yang tersirat.
Sedangkan menurut Adam and Eberts (1992 : 511) Product quality is the appropriateness of design specification of function and use as well the degree specification. Definisi di atas menjelaskan bahwa kualitas produk merupakan
spesifikasi rancangan yang tepat atau yang layak untuk digunakan sebaik mungkin sesuai dengan spesifikasi.
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang
menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh “sekumpulan kegunaan” (bundle of utilities). Fungsinya termasuk di dalam daya tahan, ketidak – tergantungan pada produk atau komponen lain, eksklusivitas, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk,
pembungkusan, dan sebagainya) dan harga yang ditentukan oleh biaya produk. (Handoko, 1990 : 25 )
Kualitas adalah suatu konsep yang sulit untuk dikemukakan atau dideteksi. Para konsumen sering tidak dapat mengungkapkan bila ada perbedaan kualitas. Langganan tidak dapat menyebutkan mana yang terbaik. Pencampuran perbedaan – perbedaan karakteristik produk seperti halnya perbedaan harga semakin
mempersempit perbandingan ini. Disamping itu, kadang – kadang para langganan tidak dapat melihat perbaikan – perbaikan kualitas secara langsung karena mereka lebih memperhatikan harga yang lebih rendah daripada kualitas lebih tinggi untuk harga lama.
kebutuhan dan keinginan konsumen baik yang dinyatakan maupun yang tersirat (Kotler, 1995 : 64) Kualitas sebagai faktor – faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan. (Assauri, 1993 : 221 )
Dari 3 definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah sejumlah atribut atau sifat – sifat yang dideskripsikan di dalam produk dan yang digunakan untuk memenuhi harapan – harapan pelanggan. Kualitas adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, bukan oleh insinyur, bukan pula oleh pemasaran atau manajemen umum.
Kualitas didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan, terhadap produk, yang diukur berdasarkan persyaratan pelanggan tersebut. Dengan demikian kualitas produk harus didasarkan pada kehendak konsumen yang selanjutnya diterjemahkan dalam rancang bangun produksi, pelaksanaan proses produksi dan selanjutnya diproduksi. Jadi kualitas produk dalam kegiatan proses produksi harus dikendalikan sedemikian rupa agar produk yang dihasilkan benar - benar sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki pelanggan juga bermanfaat menekan tingginya tingkat kepuasan produk yang terjadi.
2.2
Instrumen Musik Perkusi
Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat
menghasilkan suara baik karena dipukul, dikocok, digosok, diadukan, atau dengan cara apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. Istilah instrumen perkusi biasanya digunakan pada benda yang digunakan sebagai pengiring dalam suatu permainan musik.
Antropolog dan sejarawan umumnya berpendapat instrumen musik perkusi merupakan alat bantu bermain musik pertama yang pernah diciptakan, sementara suara manusia merupakan alat musik pertama yang digunakan manusia. Instrumen perkusi seperti tangan, kaki, tongk`at, batu, dan batang kayu sangat mungkin masuk sebagai generasi selanjutnya dalam evolusi musik.
Banyak literatur, termasuk dalam "Teaching Percussion" oleh Gary Cook dari Universitas Arizona, mulai meneliti karakteristik fisik dari instrumen dan cara suara dihasilkan. Paradigma ini dianggap sebagai metode yang paling dapat diterima secara keilmuan dan memudahkan untuk membuat model penamaan dibandingkan dengan paradigma lain yang lebih bergantung pada sejarah dan lingkungan sosial yang ada.
2.3
Sebab Utama Mayarakat Menjadi Produsen Jimbe atau Perkusi
Selain itu sebab lainnya yaitu karena didaerah tersebut kurang adanya toko-toko yang memproduksi bahan lain maupun pabrik yang memproduksi bahan
industrinya (contoh: bahan-bahan dapur, furniture dll),menjadi produsen jimbe atau perkusi juga membawa untung banyak dalam hal perekonomian tentunya. Jimbe atau perkusi ini sangat diminati banyak masyarakat luar negeri maupun dalam negeri itu sendiri.
Menjadi produsen jimbe atau perkusi berarti juga bisa melestarikan kebudayaan nenek moyang kita. Sehingga menjadi produsen jimbe atau perkusi dapat
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Setting Penelitian
Penelitian untuk karya tulis ilmiah ini dilakukan di Desa Santren,
Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.3.2
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada saat kegiatan
Project Based Learning
di Kota Blitar pada Sabtu, 13 Desember 2014.
3.3
Instrumen Penelitian
Mempersiapkan rancangan pertanyaan yang akan di tanyakan
kepada beberapa narasumber.
Mencatat jawaban dan penjelasan dari para narasumber.
Merekam obrolan dari para narasumber dengan peneliti.
3.4
Pengumpulan Data
Dari hasil Tanya jawab yang kami lakukan kepada beberapa
narasumber yang merupakan masyarakat Desa Santren, Kelurahann
Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, kami mendapat jawabandari pokok permasalahan yang sedang kami teliti kemudian kami
3.5
Teknik Analisis Data
Kami menggunakan teknik observasi yaitu, memperlihatkan
sesuatu dengan mempergunakan mata. Atau observasi juga disebut
pengamatan, meliputi kegiatan pemusat perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh panca indra
Data yang didapat dari beberapa narasumber, yaitu:
Sebab atau factor-faktor yang mempengaruhi masyarakat Desa
Santren, Kelurahann Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.
Solusi untuk menaikkan tingkat produktivitas jimbe atau perkusi di
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Hasil Penelitian
Menurut hasil penelitian kami, masyarakat yang menjadi produsen
jimbe atau perkusi di Desa Santren, Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjen
Kidul, Kota Blitar merupakan salah satu pelancar kestabilan ekonomi diIndonesia khususnya Kota Blitar. Maka dari itu pemerintah seringkali
mencoba untuk meningkatkan pendapatan di Kota Blitar, yaitu dengan cara:
• Memperluas lahan untuk penanaman kayu atau pohon di
daerah sekitar desa penghasil jimbe atau perkusi.
• Mendirikan toko atau ruko yang digunakan sebagai tempat
untuk memamerkan hasil karya masyarakat penghasil jimbe atau
perkusi yang sudah jadi.
• Mengekspor hasil karya masyarakat penghasil jimbe atau
perkusi ke berbagai negara.
Masyarakat Desa Santren, Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar merupakan contoh dari sekian banyak masyarakat yang sukses dalam bidangnya. Hasil karya masyarakat sudah banyak sekali yang mengikuti pameran di berbagai kota atau daerah dan banyak sekali mendapat penghargaan dari
pemerintah. Kerjasama antar perusahan luar negeri pun juga tidak main-main. Banyak Negara yang menjadi konsumtor desa penghasil jimbe atau perkusi ini, misalnya seperti Bali, Jepang, Amerika, Jamaica, dan lain sebagainya.