• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab i v sb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "bab i v sb"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Bijih atau ore adalah kumpulan mineral yang diolah atau diekstraksi dengan teknologi secara ekonomis untuk mendapatkan logam berharga dan menguntungkan. Pada perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang tambang, pengolahan bahan galian sepeti ini sudah sangat lumrah. Karena bijih yang didapat tidak dapat langsung diolah menjadi besi atau baja, bjih ini harus melewati tahap-tahap yang disebut ore dressing. Mulai dari kominusi, sizing, konsentrasi sampai akhirnya di padatkan kembali dengan proses aglomerasi. Untuk mengolah bijih pada awalnya kita harus memisahkannya dari batu-batu ikatannya yang disebut gangue. Sehingga dalam perkembangan industri pertambangan dan metalurgi, diperlukan cara-cara pemisahan mineral yang dilakukan untuk mempersiapkannya agar dapat diproses dalam proses selanjutnya. Oleh karena itu, pelaksanaan pemisahan mineral dengan prinsip sluice box yang menerapkan metode fluid film concentration perlu diketahui.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk melakukan klasifikasi mineral dengan metode fluid film concentration.

1.3 Batasan Masalah

Ada beberapa hal yang berpengaruh terhadap percobaan ini sehingga menjadi batasan masalah yaitu pengaruh dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat yaitu pasir besi dan pasir kuarsa. Sedangkan variabel bebas yaitu

(2)

1.4 Sistematika Penulisan

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Bahan Galian

Bijih atau ore adalah kumpulan mineral yang diolah atau diekstraksi dengan teknologi secara ekonomis untuk mendapatkan logam berharga dan menguntungkan. Sebelum bijih mengalami proses metalurgi ekstraksi secara hidrometalurgi ataupun pirometalurgi, bijih akan mengalami suatu pengolahan awal yang terdiri dari :

1. Kominusi yaitu proses size reduction atau pengecilan ukuran bijih (dengan metode peremukan/crushing dan penggerusan/grinding) sesuai kebutuhan untuk proses selanjutnya.

2. Sizing and classification yaitu pengelompokan mineral berdasarkan ukuran mineral tersebut.

3. Konsentrasi yaitu setelah bijih diperkecil dengan tahap kominusi, selanjutnya dilakukan proses konsentrasi dengan memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya (gangue).

Dasar pemisahan : sifat densitas, listrik, magnet, permukaan

Metode dalam proses konsentrasi yaitu : gravity separation, electric separation, magnetic separation, flotasi.

Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses pengolahan bahan galian tersebut antara lain adalah:

1. Mengurangi ongkos angkut.

2. Mengurangi ongkos peleburan.

(4)

4. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.[1]

2.2 Gravity Separation

Konsentrasi gravitasi adalah proses pemisahan mineral berharga dan tidak berharga dengan menggunakan berat jenis suatu mineral untuk pemisahannya, dalam pergerakan yang diakibatkan oleh gaya gravitasi dari mineral itu sendiri. Proses ini biasa dilakukan dalam keadaan basah atau terdapat media liquid.

Gravity concentration dibagi menjadi :

(5)

tailing. Alat sluice box berupa lounder dengan ukuran panjang 8-12 meter, lebar 1 meter dengan feed 10-20%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi operasi pemisahan mineral dengan menggunakan sluice box adalah sebagai berikut :

1. Kecepatan aliran

Pada dasar aliran, kecepatan alirannya adalah nol. Semakin mendekati permukaan maka kecepatan aliran akan bertambah. Kecepatan maksimum akan terjadi di bawah permukaan aliran, karena pada permukaan aliran kecepatannya di pengaruhi oleh gaya-gaya gesek antara fluida dengan udara. Dengan prinsip kecepatan aliran inilah maka mineral yang mempunyai specific gravity yang berlainan akan di pisahkan.

2. Perbedaan densitas mineral

Perbedaan density yang besar akan menyebabkan operasi pemisahan semakin mudah dan kadar konsentrat semakin tinggi. 3. Kekentalan

Semakin kental fluida, maka jumlah konsentrat semakin tinggi, tetapi kadar konsentrat yang dihasilkan semakin rendah.

4. Kemiringan dari lounder

Jika kemiringan semakin besar, maka konsentrat yang dihasilkan akan semakin bersih.

5. Lebar dan panjang lounder

Semakin sempit lounder maka konsentrat makin bersih, semakin panjang lounder maka recovery makin tinggi tetapi kadarnya akan rendah.

6. Tinggi riffle

Riffle yang rendah akan menghasilkan konsentrat yang berkadar tinggi

7. Kekasaran butir partikel maupun kekasaran dari deck

(6)

cukup besar. Apabila feed halus, maka untuk mengatur tebal aliran harus diperhatikan ukuran besar butirnya dan harus seragam.

Mekanisme pemisahan yang terjadi dalam sluice box yaitu feed yang sudah terliberasi sempurna misalnya emas, timah, pasir besi dimasukkan ke dalam

sluice box. Kemudian dilakukan pemisahan partikel-partikel yang besar terlebih dahulu. Jika pada ujung alat telah terdapat mineral berat, artinya alat sudah jenuh, maka pada alat lounder tersebut dilakukan pembersihan dengan mengalirkan

wash water. Akan terjadi pemisahan-pemisahan antara partikel berat dan partikel ringan setelah pembersihan. Dimana partikel berat akan tertinggal pada bagian belakang bawah riffle atau akan menempel pada karpet. Partikel berat yang tertinggal ini yang disebut sebagai konsentrat. Mineral yang menempel pada karpet akan diambil dengan cara karpet tersebut dibakar.[2]

Gambar 2.1 Tampak samping sluice box[1]

(7)

Fluid film concentration juga merupakan salah satu metode klasifikasi mineral berdasarkan berat jenis partikel. Prinsip dari metode fluid film concentration yaitu partikel dialirkan dalam suatu aliran yang tipis dengan kecepatan alir tertentu yang dijaga mengalir secara laminar. Dengan demikian partikel yang mempunyai berat jenis (density) paling besar akan mengendap terlebih dahulu, kemudian diikuti partikel dengan berat jenis yang lebih ringan.[3]

Jadi yang mempengaruhi berhasil tidaknya dalam melakukan operasi pemisahan dengan alat ini adalah kecepatan aliran dan ketebalan aliran fluida, bila kecepatan dan ketinggian fluida terlalu besar maka mineral yang ada, baik itu mineral berat maupun ringan dan ketebalan yang besar dari fluida akan membuat arus turbulen yang besar sehingga ini yang membuat material meloncat dari riffle. Berat jenis dari material harus cukup besar karena material itu harus dapat mengimbangi derasnya arus dengan gaya berat sehingga material itu akan dapat terhalangi oleh riffle. Bila material itu mempunyai berat jenis yang kecil, akan hanyut terbawa oleh aliran air, banyaknya air atau fluida yang digunakan untuk memisahkan mineral ini hanya sedikit, maka mineral tersebut tidak akan dapat terpisahkan atau hasilnya adalah heterogen.

Arus air yang berada diantara riffle akan terjadi arus turbulen, sehingga pemisahan akan lebih sempurna dikarenakan mineral berat akan menumpuk pada

riffle. Bila riffle dirasa sudah penuh, maka proses pengaliran air akan dihentikan. Sehingga palong adalah proses yang tidak kontinu. Tahap–tahap pemisahan dalam

sluice box, yaitu :

1. Feeding, yaitu pengaliran pulp

(8)

Gambar 2.2 Pengaruh Riffle Dalam Sluice Box[2]

Seperti terlihat pada Gambar 2.3 maka mineral berat akan mengendap karena adanya turbulensi dari aliran air yang tertahan oleh riffle. Tetapi mineral ringan yang terkena efek turbulensi akan ikut terbawa oleh arus air. Kelemahan dari palong ini adalah kita sulit mengatur debit air yang akan digunakan. Maka sebelum melakukan percobaan, ada baiknya kita mencoba mengatur debit air yang sesuai (mengkalibrasi debit air) guna terjadinya proses pemisahan yang baik.

(9)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan

Percobaan “sluice box” ini dideskripsikan dalam bentuk diagram alir untuk memudahkan pelaksanaan percobaan seperti gambar 3.1.

Pasir besi 50 gramdan pasir kuarsa 50 gram

Mengalirkan air dengan debit tertentu

Menempatkan umpan dalam feeder

Mengangkat riffle kemudian memindahkan konsentrat ke wadah tertentu

Memanaskan dalam oven

(10)

Gambar 3.1 Diagram alir sluice box

1. Menimbang pasir kuarsa 50 gram dan pasir besi50 gram. 2. Mengalirkan air dengan debit tertentu

3. Menempatkan umpan dalam feeder

4. Mengangkat riffle dan memindahkan konsentrat ke wadah tertentu 5. Memanaskan konsentrat dalam oven pemanas

(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan “sluice box” dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemisahan mineral pasir besi dan pasir kuarsa dapat menggunakan

alat sluice box dengan metode fluid film concentration

2. Total massa tertampung pada riffle 1 sampai riffle 10 yaitu pasir besi sebanyak 38,817 gram dan pasir kuarsa sebanyak 41,304 gram

3. Faktor yang mempengaruhi pemisahan pada proses sluice box antara lain kecepatan aliran dan ketebalan fluida, berat jenis mineral yang akan dipisahkan, banyaknya air atau fluida, ketinggian riffle dan panjang box

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan untuk praktikum selanjutnya yaitu 1. Sebelum melakukan percobaan, ada baiknya praktikan mencoba

mengatur debit air yang sesuai (mengkalibrasi debit air) guna

terjadinya proses pemisahan yang baik. Setelah debit air diatur barulah proses dapat dijalankan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi looseness

(12)

Gambar

Gambar 2.1 Tampak samping sluice box[1]
Gambar 2.2 Pengaruh Riffle Dalam Sluice Box[2]
Gambar 3.1 Diagram alir sluice box

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions. Start

menjadi sumberdaya potensial untuk menyediakan bahan pangan yang bergizi dan bernilai ekonomi tinggi. Kediri merupakan salah satu sasaran tempat pengembangan KRPL

[r]

[r]

Limbah kulit buah pisang yang selama ini merupakan bagian sisa dan dianggap sudah tidak berguna , ternyata masih memeiliki banyak manfaat. Tidak banyak orang yang tahu nutrisi

Mengetahui bahwa strategi public relations yang dilakukan oleh Museum Geologi Kota Bandung mempunyai andil terhadap kemenangan Museum Geologi Kota Bandung dalam kategori

Dialog kami dengan aktivis CIMARS dan perwakilan pengungsi Syiah- Sampang memberikan kami pemahaman yang lebih konprehensif tentang sebuah konflik, pelanggaran

Dalam PERMENPAN ini pula telah ditetapkan pengaturan Pelatihan dalam jabatan bagi Penyuluhan Pertanian yaitu bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan atau telah