• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA BERDASARKAN PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA BERDASARKAN PE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA BERDASARKAN

PERSPEKTIF HUKUM

Dhanny Saraswati

dhannysaras@students.unnes.ac.id

DATA BUKU

Nama/Judul Buku : Hukum Hak Asasi Manusia

Penulis Pengarang : Prof. Dr. Rahayu, S.H., M.Hum

Penerbit : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang

Tahun Terbit : 2015

Kota Penerbit : Semarang, Indonesia Bahasa Buku : Bahasa Indonesia Jumlah Halaman : 402 halaman

ISBN Buku : 978-979-70490-6-5

DISKUSI/PEMBAHASAN REVIEW

Hak asasi manusia merupakan seperangkat hak yang mutlak ada pada diri setiap manusia dan ia bawa semenjak ia lahir.Hak asasi

manusia merupakan suatu

perangkat hidup yang sangat penting untuk dimiliki dan digunakan secara bertanggung jawab oleh setiap manusia.Pada dasarnya hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinnya bukan karena diberikan kepadannya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia1 Konsep tentang hak asasi manusia pada mulanya muncul dalam piagam madinah dan beberapa perjanjian-perjanjian di negara lain.Dalam buku karangan Prof Rahayu ini, segala aspek mengenai hak asasi manusia antara lain istilah pengertian teori dan prinsip dasar HAM, sejarah perkembangan pemenuhan HAM,

Instrumen hukum HAM

Internasional, Instrumen hukum

(2)

nasional hak asasi manusia, Mekanisme perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia. Di mulai dari bab pertama yang memaparkan istilah dan pengertian HAM, Teori HAM, Prinsip Dasar HAM, Perkembangan pemikiran HAM, Pelanggaran HAM, Kewajiban HAM. Di bab kedua akan dijelaskan mengenai sejarah pemenuhan HAM, Perkembangan HAM dalam Hukum Internasional, serta Perkembangan HAM di Indonesia. Di bab ketiga akan dijabarkan mengenai Instrumen instrumen yang ada dalam HAM Internasional meliputi Instrumen utama dan tambahan. Instrumen utama dalam pengelolaan Hak Asasi Manusia di taraf Internasional adalah

Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia). Yang kedua adalah International Convenant on Civil and Political Rights (ICCPR) atau Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik tahun 1966. Yang ketiga adalah International Convenant on Economic and Social Rights (ICESCR) atau Konvenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya tahun 1966. Yang keempat adalah Convention on The Rights of Childs

atau Konvensi Hak Anak. Yang kelima adalah Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punsihment (CAT)

atau Konvensi Menentang Penyiksaan. Convention on the Elimination of Racial Discrimination (CERD) atau Konvensi tentang Penghapusan Diskriminasi Rasial tahun 1965. Yang ketujuh adalah Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) atau Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan tahun 1979. Yang ke delapan adalah Convention on the Rights of Person with Dissabilities (Konvensi Hak Hak Orang Penyandang Disabilitas). Yang ke sembilan adalah Convention on the Protection of Rights of All Migrants Workers and Their Families – ICRMW (Konvensi Perlindungan Pekerja Migran tahun 1990).Serta sub bab terakhir menjelaskan tentang bagaimana mekanisme pemantauan hak asasi manusia berdasarkan piagam PBB.Dalam salah satu pembukaan piagam juga disebutkan bahwasannya Hak Asasi Manusia merupakan salah satu prioritas dibentuknya PBB. Maka dari adanya HAM juga saling keterkaitan dengan berjalannya organisasi PBB.Hal ini dimungkinkan dengan terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1945,segera setelah berakhirnya perang mengorbankan banyak jiwa umat manusia itu. Dengan mendirikan PBB,masyarakat Internasional tidak ingin mengulang terjadinya kembali Holocaust di masa depan, dan karena itu “menegaskan kembali kepercayaan terhadap hak asasi manusia, terhadap kesetaraan hak-hak laki-laki dan perempuan, dan kesetaraan negara besar dan kecil”2 salah satu bunyi piagam PBB yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia. Piagam PBB memiliki mekanisme pemantauan yang bersifat umum, yaitu mekanisme yang dibentuk untuk bekerja di dalam bidang yang sangat luas dalam hukum internasional publik (tidak hanya hukum HAM). Mekanisme tersebut terkait dengan organ-organ utama PBB, seperti Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian, Mahkamah Internasional dan Sekretaris Jendral. Sesuai ketentuan Pasal 7 (2) Piagam, organ-organ utama tersebut boleh membentuk sub-organ. Di bidang HAM, beberapa sub komisi tersebut diantaranya adalah Sub Komisi tentang Pemajuan dan Perlindungan HAM

(3)

(1947/1999), Komisi tentang Status Perempuan (1946) dan Komisi tentang Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana (1992). Sedangkan dalam bab yang keempat akan dibahas mengenai Instrumen Hukum Nasional Hak Asasi Manusia yang meliputi pembahasan tentang Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI 1945, Hak Asasi Manusia dalam Peraturan Perundangan lainnya. Dengan mengkaji Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang HAM, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT).Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Pengapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Secara garis besar buku ini menjelaskan hal-hal apa saja yang berkaitan dengan Undang-Undang yang mengatur Hak-Hak Asasi Manusia yang bersifat mutlak dan esential. Pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM yang disahkan di Jakarta3 pada Tanggal 23 September 1999 oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie dan Diundangkan di Jakarta Pada Tanggal 23 September 1999 Menteri Negara Sekretaris Negara Bapak Muladi. Undang-Undang ini memuat semua hak yang tercantum di berbagai instrument internasional HAM. Undang-Undang yang terdiri dari 106 pasal dan meliputi sepuluh bagian ini memuat pengakuan yang luas terhadap hak-hak anak, hak perempuan maupun hak masyarakat adat (indigeneous people). Bagian pertama dalam Undang-Undang-Undang No.39 Tahun 1999 membahas tentang hak untuk hidup (pasal 9), bagian kedua membahas tentang hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan (pasal 10), bagian ketiga membahas tentang mengembangkan diri (pasal 11-16), bagian keempat membahas tentang hak memperoleh keadilan (pasal 17-19), bagian kelima tentang hak atas kebebasan pribadi (pasal 20-27), bagian keenam membahas tentang hak atas rasa aman (pasal 28-35), bagian ketujuh membahas tentang hak atas kesejahteraan (pasal 36-42), bagian kedelapan membahas tentang hak turut serta dalam pemerintahan (pasal 43-44), bagian kesembilan tentang hak-hak perempuan (pasal 45-51) dan bagian kesepuluh tentang hak anak (pasal 52-66). Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM yang mengatur tentang mekanisme pengadilan HAM dipercepat adanya desakan dari Komisi Tinggi HAM PBB Tahun 1999, akibat dari adanya dugaan pelanggaran HAM yang berat di Timor-Timur selama proses jajak pendapat tahun 1999. Yang selanjutnya adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.Bahwasannya dalam bagian awal poin yang pertama4dijelaskan setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Poin kedua

3 Dikutip dari Naskah Undang-Undang No 39 Tahun 1999 Tentang HAM

(4)
(5)
(6)

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan analisis kriteria investasi dalam penulisan ini ditinjau dari aspek financial (ekonomi) mengenai investasi yang terdapat dalam proyek Perumahan Griya

Genotipe kedelai GH-5 dan GH-6 sesuai untuk tanaman sela pertama (T1), sedangkan GH-3 sesuai sebagai tanaman sela kedua (T2) pada tumpang sari ubi kayu+kedelai, dengan nilai

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik dalam novel Rambut Annisa karya Zaynur Ridwan saling terjalin dan menyatu dengan nilai religius yang

Upaya pencegahan pada tingkat promosi kesehatan pada masyarakat di wilayah kerja pukesmas UN adalah penyuluhan kesehatan, meskipun belum maksimal secara keseluruhan

“Kami mohon maaf karena keterbatasan tempat di PAUD Kilometer nol, sehingga tidak memungkinkan bagi semua hadirin dapat masuk, Untuk itu kepada hadirin yang lain, kami ucapkan

Hasil penelitian menunjukkan baliwa pada penyuntikan PMSG dengan dosis 40 IU/kg bobot badan memberikan onset berahi tercepat (P<0,05) yaitu 29,81 ± 3,20 jaln sedangkan yang

Pada Form ini user bisa mendaftarkan kartu RFID yang baru, menghapus, atau mengedit informasi yang ada di dalam kartu tersebut. Ada tiga kolom textbox yang bisa

Penggandaan formulir ini meliputi kegiatan penggandaan dan pencetakan formulir apabila jumlahnya banyak. Jenis formulir yang digandakan sesuai dengan ketentuan