ISBN: 978-602-72412-0-6
Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran berbasis Proyek
pada Materi Gaya Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kesesi
Tahun Pelajaran 2014/2015
HETTY EROWATI, S.Pd
Guru IPA SMP Negeri 2 Kesesi - Pekalongan E-mail : erowatihetty@gmail.com
085742086050
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya guna tercapainya hasil belajar IPA kelas VIII A khususnya pada materi gaya. Mengingat respon anak-anak dalam kelas yang begitu kurang antusias karena masih banyak anak suka bermain sendiri dan berbicara dengan temannya saat pelajaran sehingga kurang memperhatikan materi yang disampaikan bapak ibu guru di kelas. Dengan demikian perlu dilakukan model pembelajaran berbasis proyek. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII A tahun pelajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Data penelitian ini adalah data tugas individu, ulangan harian, observasi dan respon siswa.
Subjek penelitian berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki di kelas VIII A SMP Negeri 2 Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil pembelajaran pertemuan I dengan nilai rata-rata 83,0 dan dengan prosentase 76,7 % (ada 7 siswa yang belum tuntas, karena masih di bawah KKM yaitu < 75 ). Sedangkan pada pembelajaran II ada peningkatan nilai rata-rata sebesar 86,50 dengan prosentase 100 % yang artinya bahwa seluruh siswa telah tuntas belajar materi gaya dengan nilai yang diperoleh di atas KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap penerapan pembelajaran berbasis proyek pada materi gaya.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Pembelajaran Berbasis Proyek, Materi Gaya
I. PENDAHULUAN
Pelajaran IPA masih dianggap sulit oleh anak-anak didik kami, sehingga minat untuk belajar IPA juga masih rendah. Apalagi materi sekarang ini disemester genap dengan kurikulum 2006 ( KTSP ) berisi materi IPA fisika yang terdiri dari rumus-rumus fisika yang oleh kebanyakan anak dianggap sulit. Hal ini terlihat ketika hasil ulangan yang dicapai anak masih rendah. Karena itu perlu adanya peningkatan mutu dalam mengajar. Salah satunya yang harus diperhatikan adalah peningkatan hasil belajar IPA di sekolah. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran IPA diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi. Metode yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan materi, jadi tidak harus sama metode yang digunakan dalam setiap pembelajaran.
sangat penting karena dengan pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan inovatif. Dalam hal ini pendidikan IPA sebagai ilmu memiliki 5 ( lima) unsur karakteristik yang khas yaitu produk, proses, sikap, aplikasi dan kreatif. Kelima unsur itu merupakan ciri IPA yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain yang diharapkan dapat muncul dalam proses pembelajaran IPA ( Mitralis, 2009).
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu interaksi yang dilakukan antara guru dengan siswa dalam situasi pendidikan dan pengajaran untuk dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan. Guru hendaknya mengunakan metode yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga proses kegiatan pembelajaran akan berjalan secara aktif dan efisien.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model
Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning). Model Pembelajaran Berbasis Proyek sangat cocok diterapkan pada pembelajaran IPA karena dalam mempelajari IPA tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal rumus-rumus saja tetapi juga dibutuhkan pemahaman serta kemampuan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat mengemukakan pendapatnya, saling bertukar pendapat, saling bekerjasama dengan teman yang dianggap mampu membimbing untuk belajar bersama.
Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian pembelajaran IPA dengan judul ‘’ Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Gaya Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kesesi Tahun Pelajaran 2014/2015 ‘’. Diharapkan melalui pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran IPA baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor serta dapat meningkatkan respon siswa di kelas dalam proses pembelajaran.
Model Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning ) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek / kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun ( a guiding question ) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek ( materi ) dalam kurikulum. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topic dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik. 3) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan.
4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.
ISBN: 978-602-72412-0-6
7) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
8) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai fasilitator, pelatih, penasihat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari peserta didik.
Penjelasan langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut:
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar ( start with the essential question )
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a plan for the project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa ‘’memiliki’’ atas proyek tersebut. Perencanaan berisi aturan kegiatan dalam penyelesaian proyek
3) Menyusun Jadwal (create a schedule)
Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (a) membuat timeline penyelesaian proyek, (b) membuat deadline penyelesaian proyek, (c) membimbing peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (d) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, (e) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alas an) tentang pemilihan suatu cara.
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the students and the progress of the project)
Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek, menggunakan rubric yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetens, mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, member umpan balik terhadap pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamnnya selama menyelesaikan proyek. Pendidik dan peserta didik mengembangkan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Secara umum, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif di lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, ketrampilan dan nilai perubahan sikap itu bersifat konstan dan membekas. Kalau belajar dikatakan adalah kegiatan siswa, maka mengajar dikatakan kegiatan guru, jadi pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungan yang didalammya terdapat unsur pemberi informasi/pengetahuan yaitu guru dan penerima informasi yaitu siswa.
Dalam diri manusia adanya sifat keingintahuan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dilingkungannya. Keinginan tersebut yang mendorong dirinya berusaha mencari dan mendapatkan pengalaman baru. Dalam proses usaha mencari dan mendapatkan pengalaman baru, sebenarnya manusia telah melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya pengalaman baru yang diperoleh dari hasil usaha tersebut, maka dalam diri manusia ada pengalaman yang bertambah dan berkembang. Sehingga dari proses tersebut, adanya perubahan tingkah laku dalam diri manusia. Perubahan itu terwujud dengan adanya pemahaman, kemampuan, dan kebiasaan dan ketrampilan yang bertambah. Oleh karena itu belajar dapat diartikan sebagai proses yang berlangsung seumur hidup.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Arikunto (2002:26) banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:
a. Faktor yang berasal dari dalam siswa (internal)
ISBN: 978-602-72412-0-6 hati dan kebiasaan belajar.
b. Faktor yang berasal dari luar individu (eksternal)
Faktor yang berasal dari luar individu dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu factor manusia dan non manusia seperti alam bebas, hewan dan lingkungan fisik.
Materi Gaya
Gaya dalam Fisika, diartikan sebagai suatu besaran yang menyebabkan benda bergerak. Gaya disini dapat berupa suatu tarikan atau dorongan. Gaya merupakan besaran turunan, diperoleh dari penurunan besaran pokok massa, panjang dan waktu. Sebuah benda bila diperolehkan gaya akan mengakibatka perubahan, seperti gerak, berubah arah, berubah kecepatan.
Satuan Gaya adalah Newton (N) yang artinya adalah gaya yang bekerja pada benda 1 kg sehingga benda bergerak dengan percepatan 1 m/s2.
Gaya dilambangkan dengan garis beranak panah, panjang gaya menunjukkan besarnya gaya sedangkan arah panah menunjukkan arah gaya. Alat Ukur Gaya adalah Neraca pegas atau dynamometer.
Gaya Yang Searah, maka :
R = Σ F R = F1 + F2
Gaya yang berlawanan arah, Maka :
R = Δ F R = F1 – F2
Catatan :
Gaya ke kanan diberi nilai + (positif) Gaya ke kiri diberi nilai – (negatif) -Meningkatkan Keprofesionalan.
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, penelitian yang hanya memberi perlakuan pada satu kelas saja tanpa adanya kelas kontrol. Dalam penelitian ini subjek penelitian yaitu kelas VIII A SMP Negeri 2 Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2014 / 2015 pada semester genap yang berjumlah 30 anak yang terdiri dari 20 peserta didik perempuan dan 10 peserta didik laki-laki.
F1
F2
tes ulangan harian, observasi dan menyebarkan angket. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa lembar pengamatan untuk mengetahui keaktifan dan kekompakan peserta didik dalam pembelajaran serta respon peserta didik pada saat pembelajaran. Sedangkan angket yang dibagikan kepada peserta didik untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model pembelajaran yang disampaikan oleh guru di kelas.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data Frekuensi Perolehan Nilai Peserta Didik Pada Pertemuan Pertama Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:
No. Nilai ( x ) Frekuensi ( f ) Hasil f.x
1. 45 1 45
2. 50 2 100
3. 55 1 55
4. 60 1 60
5. 65 1 65
6. 70 1 70
7. 75 2 150
8. 80 2 160
9. 85 2 170
10 90 5 450
11 95 6 570
12 100 6 600
Jumlah 30 2505
Nilai Rata-rata 83,5
Hasil posttest peserta didik kemudian dibandingkan dengan KKM sekolah. Peserta didik dikatakan tuntas jika telah mencapai nilai uji kompetensi ≥ 75. Sehingga diperoleh 7 peserta didik yang belum tuntas dari 30 peserta didik. Sedangkan untuk ketuntasan klasikal suatu kelas dikatakan tuntas jika 85% peserta didik mencapai nilai Uji Kompetensi ≥ 75. Dari hasil diatas maka dapat dikatakan bahwa prosentase ketuntasan yang dicapai oleh peserta didik sebelum menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek sebesar 76,7 % dengan rata-rata nilai yang diperoleh 83,5.
ISBN: 978-602-72412-0-6
Setelah mengikuti pembelajaran IPA pada pertemuan kedua dengan metode pembelajaran berbasis proyek, maka diperoleh hasil jumlah peserta didik yang telah tuntas belajar sebanyak 30 anak dari 30 peserta didik. Artinya seluruh siswa telah tuntas belajar dengan prosentase 100 %. Berikut daftar capaian nilainya:
No. Nilai (x) Frekuensi (f) Hasil (f.x)
Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap peserta didik. Pengamatan tersebut dilaksanakan pada proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan tersebut dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sikap dan keterampilan peserta didik selama proses pembelajaran.
Angket Respon Peserta Didik
Angket ini berisi pendapat peserta didik tentang model Pembelajaran Berbasis Proyek yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 8 pernyataan, terdiri dari 7 pernyataan positif dan 1 pernyataan negatif dengan 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju seperti pada Tabel berikut ini:
Tabel 1. Item Pernyataan Respon Peserta Didik
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju
1 Saya senang mempelajari materi pokok gaya dengan
pembelajaran yang digunakan oleh guru
100 % -
2 Pembelajarannya sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
86,67 % 13,33 %
3 Pembelajaran yang digunakan mampu mengembangkan
kemampuan saya dalam berpikir krtitis.
76,67 % 23,33 %
4 Dengan sistem pembelajaran berkelompok menjadikan saya
berlatih berkomunikasi dengan teman
96,67 % 3,33 %
5 Buku ajar dan LKS yang diberikan sangat memudahkan dalam
belajar
8 Tes yang diberikan sudah sesuai dengan materi yang diajarkan
pada saat pembelajaran
besar peserta didik memberikan respon baik dengan tingkatan prosentase yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan anak. Untuk pernyataan nomor 5 prosentasenya masih menunjukkan angka 60 % , hal ini menjadikan koreksi bagi guru agar mengetahui kesulitan apa yang dialami peserta didik dalam belajar. Sedangkan untuk pernyataan nomor 6 adalah pernyataan negatif, tetapi hasil jawaban peserta didik adalah sebaliknya yaitu memberikan respon yang positif. Dengan demikian, model Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan hasil yang positif karena peserta didik dapat bekerjasama dan berkomunikasi, tidak ada perbedaan sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
a. Model Pembelajaran Berbasis Proyek di kelas VIII A SMP Negeri 2 Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2014 / 2015 dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. b. Dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek, dapat memberikan dampak positif terhadap
respon peserta didik pada mata pelajaran IPA.
c. Dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek, dapat meningkatkan semangat dan antusias peserta didik dalam belajar IPA.
V. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineke Cipta Dantes,Nyoman.2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta
Depdiknas. 2007. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Elok Sudibyo dkk. 2008. Mari Belajar IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ibrahim, M, Rachmadiarti,F, Nur, M dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press UNESA
Karim,Saeful. 2008. Belajar IPA: Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas VIII SMP.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidiikan Nasional.
Kuswanto, H. dkk. 2014. Model-Model Pembelajaran Sain. Jakarta : Depdiknas
Mark. K. Smith dkk. 2009. Teori Pembelajaran Dan Pengajaran. Yogyakarta : Mirza Media Pustaka.
Nana Sudjana. 1987. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. 2014. Materi Palatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2014/2015. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. Tim Abdi Guru. 2014. IPA Terpadu. Jakarta: Erlangga..
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineke Cipta. Sukidi, Basrowi, Suranto. 2010. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan