• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemah Pelajar Lintas Agama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kemah Pelajar Lintas Agama"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Edisi 7/ Tahun I/ Juli 2015

Bidang Penmad

Pendidikan

Karakter dalam

Kurikulum 2013

8

Dinamika Daerah

NKRI dan

Perdamaian adalah

Harga Mati

19

25

Artikel

Indahnya Sinergi

Pendidikan

media pemersatu umat

Kemah Pelajar

Lintas Agama

(2)

Salam

Redaksi

Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi, Suripah, Martina Wulandari, M Fachri ; Penyunting / Editor : Saronji, Muhammad Khoirulloh ; Design Grafis

/ Fotografer : Hery Basuki, Djati Prasetyo ; Sekretariat : Yudi Prasetyo, Amin Sri Widodo

Majalah Bulanan

SEJAHTERA

Diterbitkan oleh : Subbag Informasi & Humas Kanwil

Kemenag Provinsi Jawa Tengah

Penerbit: Subbag Informasi & Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah

Alamat Redaksi : Jalan Sisingamangaraja 5 Semarang - 50232 Telp : 024-8412547, 8412548, 8412552 Fax. 024-8315418, EMAIL : sejahtera_jateng@kemenag.go.i

Keterangan Cover Depan : Kakanwil Kemenag Prov Jateng, Drs H Ahmadi membuka Kemah Pela-jar Lintas Agama tingkat Jawa Tengah di Umbul Sidomukti, Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2015.

daftar isi

Redaksi SEJAHTERA menerima sumbangan dalam bentuk tulisan, foto ilustrasi dan lainnya yang sesuai dengan misi Majalah SEJAHTERA. Ketikan 1,5 spasi maks 2 hal kuarto, disertai identitas resmi penulis. Redaksi berhak merubah tulisan tanpa mengurangi substansinya. Demi perbaikan penerbitan, redaksi mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Salam Redaksi ... 2

Pembinaan ... 3

Laporan Utama ... 5

Bidang PENMAD ... 8

Pendidikan karakter

dalam kurikulum 2013

P

otret bangsa kita akhir-akhir ini sudah cukup memper-hatinkan. Dari yang namanya dekadensi moral, perilaku sosial, kekejaman, kejahatan, kedoliman, sudah kian tak terelakkan, sehingga saat peme rintahan yang lalu men-carikan solusinya terhadap realitas kehidupan bangsa, yang dari hari ke hari semakin mengkhawatirkan, sampai-sampai orang tua merasakan kegelisahan di mana kalau sang kekasih ananda habis belajar pulang ke rumah, di sisi lain orang tua belum di rumah. Bidang PONTREN ... 10

Bidang URAIS ... 12

Wajah Baru

KUA Kecamatan

D

alam rangka usaha me-ningkatkan profesionalisme dan exelent service pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan, setiap tahun diselenggarakan pemilihan KUA Teladan, dengan harapan semua Kepala KUA berpacu untuk memperoleh predikat KUA Teladan baik di tingkat Kabupaten, Karesidenan, tingkat Provinsi lebih lebih memperoleh prestasi tingkat Nasional. Bimas Kristen ... 13

Bimas Katolik ... 14

Bimas Hindu ... 15

Bimas Buddha ... 16

Bimas KhongHucu ... 18

Dinamika Daerah ... 19

Artikel ... 25

KUB ... 33

Prestasi ... 35

Terapan ... 37

Lensa Foto ... 39

Assalamu’alaikum Wr. Wb

P

uji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, dan hidayahNya yang telah memberikan kekuatan kami untuk terus berkarya dan berkreasi sehingga kami dapat kembali menerbitkan majalah dinas Sejahtera Edisi Juli 2015.

Pada kesempatan ini, Sejahtera edisi Juni 2015 menyampaikan tentang eksistensi madrasah yang dinilai memiliki banyak kelebihan dibanding dengan sekolah pada umumnya. Di antara keunggulan madrasah adalah lembaga pendidikan Islam formal ini terbukti mampu mendidik dan membimbing anak-anak untuk memiliki akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Di samping, tentu saja madrasah memberikan pem-belajaran ilmu-ilmu dan keterampilan lainnya seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah pada umumnya.

Upaya untuk lebih mengenalkan madrasah kepada masyarakat luas, Dirjen Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) RI, menggelar pameran pendidikan madrasah (Madrasah Expo) 2015 tingkat na-sional di Palembang, Sumatera Selatan. Acara ini digelar bersamaan dengan penyelenggaraan ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) tingkat nasional. Dari kegiatan terse-but bisa dilihat hasil kreatifitas siswa madrasah yang telah mendapatkan penghargaan internasional.

Kementerian Agama telah mengupayakan beberapa kebijakan dan program untuk mencapai peningkatan kualitas madrasah sehingga ketertinggalan ini dapat di atasi. Program Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) dan Program Peningkatan Mutu Pendidikan Kontrak Prestasi adalah diantara program real Kementerian Agama dalam upaya peningkatan kualitas madrasah. Pada akhirnya, Kebijakan dan program yang ditetapkan oleh Kementerian Agama berkenaan dengan peningkatan kualitas madrasah diperlukan dukungan sepenuhnya dari seluruh warga madrasah dan masyarakat.

Dukungan seperti ini akan memberikan kesempatan dan peluang bagi madrasah untuk lebih mampu berkompetisi secara sehat dengan sekolah. Karenanya di madrasah diper-lukan komitmen yang kuat, manajemen berwawasan luas dan menguasai teknologi informasi, serta sumber daya manusia yang berjiwa akhlakul-karimah.

Akhirnya, kami segenap redaksi majalah SEJAHTERA memohon maaf atas segala kekurangan. Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penerbitan majalah ini. Kami sadar, majalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun selalu kami nanti untuk perbaikan pada edisi mendatang. Harapan kami, Semoga karya sederhana ini tidak hanya sederhana manfaatnya, melainkan memiliki manfaat yang besar bagi kita semua dan nilai tinggi terutama di hadapan Allah SWT. (wul-red)

(3)

Pembinaan

Penghulu dan Angka Kreditnya

Penghulu adalah pejabat fungsional

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas

tanggung jawab dan wewenang untuk

melakukan pengawasan nikah/rujuk

menurut agama Islam dan kegiatan

kepenghuluan pada KUA Kecamatan

bersama dengan Pegawai Pencatat

Nikah (PPN).

T

ugas pelayanan nikah sebelum terbitnya regulasi tentang jabatan fungsional penghulu dilaksanakan oleh PPN dibantu oleh wakil PPN. PPN dijabat oleh Kepala KUA yang merupakan pejabat struktural dan Wakil PPN adalah staf yang mendapatkan SK untuk melaksana-kan tugas pengawasan nikah/rujuk berdasarmelaksana-kan agama Islam, wakil PPN bukan merupakan jabatan fungsional. Dalam rangka meningkatkan status pejabat pelaksana pencatatan nikah, berdasarkan KEP/42/M.PAN/4/2004 semua Kepala KUA dan wakil PPN diinpassing kedalam jabatan fungsional penghulu, dengan katagori penghulu ula, penghulu wustha dan penghulu ulya.

Terbitnya Peraturan Menpan nomor : PER/62/M. PAN/6/2005 merubah jabatan fungsional penghulu men-jadi Penghulu Pertama, penghulu Muda dan Penghulu Madya. Mereka yang masih melaksanakan tugas di bidang kepenghuluan disesuaikan/diinpassing dalam jabatan fungsional penghulu dengan angka kredit minimal 100 dengan ketentuan, berijazah S1, pangkat serendah-ren-dahnya Penata Muda golongan ruang III/a. Dari regulasi tersebut, mereka yang memenuhi ketentuan otomatis melanjutkan jabatan fungsional penghulu meskipun ada yang ijazah kesarjanaannya tidak sejalan dengan tugas pokok dan fungsinya, namun beberapa penghulu yang berasal dari inpassing wakil PPN terkena pemberhentian karena tidak memenuhi ketentuan S1 dan golongan ruang III/a, mereka harus mengambil kuliah S1 untuk menjadi penghulu sesuai dengan ketentuan tersebut.

Jabatan penghulu sekarang ini merupakan jabatan yang favorit bagi PNS Kementerian Agama, karena disamping mendapat tunjangan jabatan fungsional atau tunjangan struktural bagi Kepala KUA, penghulu juga mendapatkan jasa profesi dan transport sebagai penghulu bila me-nikahkan di luar kantor dan juga masih menerima uang makan dan tunjangan kinerja, sama dengan PNS yang lain. Konsekwensi dari jabatan fungsional penghulu adalah kewajiban mengumpulkan angka kredit dalam kenaikan pangkatnya. Sebagai pejabat fungsional, penghulu bisa naik pangkat lebih cepat daripada pejabat struktural yang sesuai ketentuan empat tahun sekali.

Bagi mereka yang aktif dalam kegiatan kepenghuluan dan mampu mendokumentasikan bukti kegiatannya bisa naik pangkat dalam dua tahun, namun penghulu yang tidak bisa mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat dalam lima tahun, dibebaskan sementara dari

jabatannya sebagai penghulu, disamping itu penghulu juga bisa dibebaskan sementara dari jabatan penghulu apabila dijatuhi hukuman tingkat sedang atau berat berupa penurunan pangkat, diberhentikan sementara dari PNS, ditugaskan secara penuh di luar jabatan penghulu, cuti diluar tanggungan negara, menjalani tugas belajar lebih dari enam bulan. Penghulu diberhentikan dari jabatan-nya bila satu tahun setelah dibebaskan sementara dari jabatan penghulu belum juga bisa mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat, dan juga bila dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap kecuali jenis hukuman disiplin tingkat berat berupa penurunan pangkat.

Angka kredit merupakan hasil dari bukti kegiatan yang harus dikumpulkan penghulu dalam kenaikan pangkat. Dalam mengumpulkan angka kredit, penghulu bisa menda-patkan dari kegiatan kepenghuluan dari unsur utama berupa pendidikan dengan bukti ijazah dan sertifikat, pelayanan dan konsultasi nikah rujuk, pengembangan kepenghuluan, dan pengembangan profesi. Dari unsur penunjang, penghulu bisa mendapatkan angka kredit dengan menjadi pengajar atau pelatih di bidang kepen-ghuluan, keikutsertaan dalam seminar/lokakarya atau konferensi di bidang kepenghuluan, keanggotaan dalam organisasi profesi, keanggotaan dalam tim penilai jaba-tan fungsional penghulu, keikutsertaan dalam kegiajaba-tan pengabdian masyarakat, keanggotaan dalam delegasi misi keagamaan, perolehan penghargaan dan perolehan gelar kesarjanaan lainnya.

Bagi penghulu pertama, ada 20 kegiatan yang bisa dinilai angka kreditnya meliputi; menyusun rencana kerja tahunan, menyususn rencana kerja operasional, melakukan pendaf-taran dan meneliti kelengkapan administrasi pendafpendaf-taran kehendak nikah/rujuk, mengolah dan menverifikasi data calon pengantin, menyiapkan bukti pendaftaran nikah, membuat materi pengumuman kehendak nikah/rujuk, membuat materi pengumuman peristiwa nikah/rujuk dan mempublikasikan melalui media, mengolah dan menganalisis tanggapan masyarakat terhadap pengumu-man kehendak nikah/rujuk, memimpin pelaksanaan akad nikah/rujuk melalui proses menguji kebenaran syarat dan rukun nikah/rujuk dan menetapkan legalitas akad nikah/ rujuk, menerima dan melaksanakan taukil wali nikah/ tauliyah wali hakim, memberikan khutbah/nasihat/doa nikah/rujuk, memandu pembacaan sighot taklik talak, mengumpulkan data kusus perkawinan, memberikan penasihatan dan konsultasi nikah/rujuk, mengidentifikasi kondisi keluarga pra sakinah dan sakinah 1, membentuk kader pembina keluarga sakinah, melatih kader pembina keluarga sakinah, melakukan konseling kepada kelompok keluarga sakinah, memantau dan mengevaluasi kegiatan kepenghuluan, dan melakukan koordinasi kegiatan lintas sektoral di bidang kepenghuluan.

(4)

Pembinaan

nikah, meneliti data pasangan rujuk dan saksi, melakukan penetapan dan atau penolakan kehendak nikah/rujuk dan menyampaikannya, menganalisis kebutuhan konseling/ penasihatan calon pengantin, menyusun materi dan desain konseling/penasihatan calon pengantin, mengarahkan/ memberikan materi konseling/penasihatan calon pengantin, mengevaluasi rangkaian kegiatan konseling/penasiha-tan calon pengantin, mengidentifikasi dan menverifikasi dan memberikan solusi terhadap pelanggaran ketentuan nikah/rujuk, menyusun monografi kasus, menyusun jadwal konseling/penasihatan nikah/rujuk, mengidentifikasi per-masalahan hukum munakahat, menyusun materi bimbingan muamalah, membentuk kader pembimbing muamalah, mengidentifikasi kondisi keluarga sakinah II dan sakinah III, menyusun materi pembinaan keluarga sakinah, menyusun materi bahtsul masail munakahat dan ahwal as syakhsiyyah, melakukan uji coba hasil pengembangan metode penasi-hatan/konseling dan pelaksanaan serta pengembangan perangkat dan standar pelayanan nikah/rujuk.

Sedangkan bagi Penghulu Madya ada 32 kegiatan yang bisa dinilai angka kreditnya, disamping kegiatan Penghulu Muda, ditambah dengan kegiatan menganalisis kasus dan problematika rumah tangga, mengidentifikasi pelanggaran peraturan perundang-undangan, mengamankan dokumen nikah/rujuk, melakukan telaahan dan pemecahan masalah pelanggaran ketentuan nikah/rujuk, melaporkan kepada pihak yang berwenang, menganalisis dan menetapkan fatwa hukum, mengidentifikasi kondisi keluarga sakinah III plus, menganalisis bahan/data pembinaan keluarga sakinah, mengembangkan metode penasihatan/konsel-ing dan pelaksanaan nikah/rujuk, merekomendasikan hasil pengembangan metode penasihatan/konseling pelaksanaan nikah/rujuk, mengembangkan perangkat dan standar pelayanan nikah/rujuk, merekomendasikan hasil pengembangan perangkat dan standar pelayanan nikah/rujuk, mengembangkan sistim pelayanan nikah rujuk, mengembangkan instrumen pelayanan nikah/ rujuk, menyusun kompilasi fatwa hukum munakahat.

Dalam penilaian angka kredit dibutuhkan perangkat penilaian yaitu Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu dan Sekretariat Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu. Penghulu Pertama golongan ruang III/a dan III/b kewenan-gan penilaian ada pada Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu Kankemenag Kab./Kota. Penghulu Muda golon-gan ruang III/c dan III/d kewenangolon-gan penilaian ada pada Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu tingkat Provinsi. Bagi Penghulu Madya golongan ruang IV/a, IV/b dan IV/c, kewenangan penilaian ada pada Direktorat Urusan Agama Islam Kemenag RI. Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu tingkat Provinsi berjumlah 10 orang terdiri dari pejabat pembina dan penghulu senior. Bapak Kakanwil Drs. H. Ahmadi, M.Ag, selaku Penanggung Jawab, Kabid Urais dan Binsyar Drs. H.A. Saifulloh, M.Ag. selaku Ketua, Wakil Ketua Kasi Kepenghuluan H. Zainal Fatah, M.S.I, Sekretaris Kasubag Ortala dan Kepegawaian H. Wahid Arbani, S.Ag. M.Si, dengan anggota H. Agus Suryo Suripto, S.Ag, MH. Kasi Pemberdayaan KUA, Afief Mundzir, S.Ag. M.Si, Penyusun Bahan Pembinaan Kepenghuluan serta beberapa penghulu yakni Nur Kholis, S.Ag. M.Si, Shohi Lutfi, S.Ag, MH, Ahmad Muhson, S.Ag, M.Si, Mantep Miharso, S.Ag, M.Si.

Tim penilai dipimpin oleh Kabid Urais dan Binsyar untuk menilai angka kredit penghulu muda golongan ruang III/c dan III/d. Disamping itu pada Kantor Kemenag

Kabupaten/Kota juga sudah terbentuk Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu untuk menilai penghulu pertama golongan ruang III/a dan III/b.

Dalam menyusun berkas penetapan angka kredit, pen-ghulu harus memahami peraturan terkait dengan jabatan fungsional penghulu yakni Peraturan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 20 tahun 2005 dan nomor 14 A tahun 2005, dan secara tehnis harus berpedoman pada Peraturan Dirjen Bimas Islam nomor Dj.II/426 tahun 2008. Pengajuan usul pen-etapan angka kredit dilakukan 2 kali dalam setahun, untuk kenaikan periode April, usul diajukan oleh penghulu selambat lambatnya akhir tahun sebelumnya, sedangkan untuk kenaikan periode Oktober, usul diajukan selamat lambatnya 30 Juni tahun yang bersangkutan.

Berkas usulan PAK disiapkan oleh penghulu, disusun secara tertib dengan format halaman sampul, daftar isi, surat pengantar usul penetapan, Dupak RKT-RKP, RKO merupakan penjabaran dalam bentuk kerangka acuan (TOR) dari setiap kegiatan yang tertuang dalam RKT/RKP, rekapan kegiatan, surat pernyataan kegiatan per bulan dilampiri dengan bukti fisik secara langsung, Karpeg, SKP dan dijilid. Berkas diajukan kepada atasan langsung yaitu Kepala KUA. Selanjutnya Kepala KUA memeriksa isian formulir dan kelengkapan serta kebenaran berkas dan data, kemudian membuat surat pengantar usul kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dengan ketentuan berkas usulan PAK yang menjadi kewenangan tim penilai pada Kankemenag Kabupaten/Kota, surat usulan ditandatangani oleh Kepala KUA ditujukan kepada Kepala Kankemenag Kab/Kota up. Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu. Berkas usulan yang merupakan kewenangan tim penilai yang lebih tinggi (Kanwil/Pusat), surat pengantar ditandatangani oleh Kepala Kankemenag Kab./Kota atas dasar usul dari Kepala KUA yang bersang-kutan, kemudian dikirim kepada pejabat penilai dengan melampirkan bukti fisik rangkap dua, satu asli dan satu copy. Berkas usul penetapan angka kredit harus terdiri dari surat pengantar, isian formulir sesuai ketentuan lam-piran. Formulir harus diisi sendiri oleh penghulu terdiri dari seluruh aspek yang diminta dalam formulir tersebut , lembar terakhir ditandatangani oleh penghulu dan Pejabat yang mengusulkan.

Kendala yang sering dialami penghulu dalam pengusulan Penetapan Angka Kredit adalah sulitnya menyusun ber-kas usul penetapan angka kredit, karena semua kegiatan kepenghuluan harus terekam dan terdokumentasikan dalam bentuk tulisan sebagai bukti fisik. Namun bagi penghulu yang banyak berkoordinasi dan bermusyawarah dengan penghulu lainnya dalam kegiatan Pokjahulu, pembuatan berkas usulan PAK bukan merupakan hal yang sulit, karena mereka sudah menggunakan aplikasi untuk merekam kegiatan kepenghuluan. Dari data peristiwa nikah yang terekam dalam aplikasi simkah bisa diambil sebagai ba-han penyusunan usulan PAK, dengan aplikasi tersebut menyusun usul PAK penghulu cukup dengan satu malam saja, maka dari itu cara kerja penghulu harus terprogram dengan baik, diawali dengan menginput data peristiwa nikah ke dalam aplikasi simkah, kemudian menggunakan data tersebut per bulan sebagai bahan penyusunan angka kredit dan membuat lampiran bukti fisiknya (*)

H. Zainal Fatah, M.S.I

(5)

Lebih Baik Madrasah, OK!

Laporan UTAMA

Madrasah Lebih Baik, Yes!

Menteri Agama (Menag)

Lukman Hakim Saifuddin

hingga kini tidak

henti-hentinya mengampanyekan

dan memasyarakatkan

eksistensi madrasah ke

seluruh lapisan masyarakat

di negeri ini.

O

rang nomor satu di Kementerian Agama RI itu juga berpesan kepada para kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama, kepala Bidang Pendidikan Madrasah dan seluruh hadirin yang hadir pada pembukaan Ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) Tingkat Nasional di Palembang Sumatera Selatan untuk

selalu memasyarakatkan madrasah. Bahkan, Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam forum dua tahu-nan itu juga mengajak hadirin untuk menjawab slogan: Madrasah Lebih Baik..., (dijawab) Yes!. Lebih baik Madrasah..., (dijawab) OK. Slogan itu pun diteriakkan berulang, dan hadirin menjawab dengan penuh se-mangat dengan “Yes dan OK”. Setelah itu, hadirin menimpalinya dengan

(6)

Laporan UTAMA

tepuk tangan meriah.

Menurut Menag, kebaradaan ma-drasah memiliki banyak kelebihan dibanding dengan sekolah pada umum-nya. Di antara keunggulan madrasah adalah lembaga pendidikan Islam formal ini terbukti mampu mendidik dan membimbing anak-anak untuk memiliki akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Di samping, tentu saja madrasah memberikan pembelajaran ilmu-ilmu dan keterampilan lainnya seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah pada umumnya.

Bila anak sejak kecil dikenalkan den-gan emosi, lanjut Menag, maka anak akan belajar berkelahi. Sebaliknya, bila anak dikenalkan dengan kasih sayang maka anak akan menemukan cinta kasih sejati. Pembelajaran cinta kasih sejati dan akhlakul karimah selama ini terbukti ditemukan di madrasah. “Lebih dari itu, madrasah harus ber-peran aktif sebagai benteng dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai ini,” tandasnya.

Sementara itu Sekjen Kemenag Prof Dr H Nur Syam menegaskan, ma-drasah kini bukan lagi pilihan kedua masyarakat dalam menyekolahkan putra-putrinya. Sebaliknya, madrasah

sekarang menjadi pilihan pertama masyarakat. Madrasah sekarang juga menjadi jujugan anak-anak para pe-jabat, orang kaya, para petani, dan seluruh lapisan masyarakat untuk mendidikan anak-anak mereka agar memiliki akhlak mulia.

“Masyarakat luas sekarang sudah mengetahui bahwa madrasah adalah tempat yang tepat untuk mendidik dan membangun karakter anak-anak dan masa depan bangsa. Semua mengakui bahwa madrasah memiliki peran yang luar biasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.

Ikhlas Beramal

Keberhasilan madrasah dalam mem-bangun karakter bangsa itu sesuai den-gan moto Ikhlas Beramal Kementerian Agama RI. “Dengan hati yang baik maka kita akan sukses dalam membangun dan meningkatkan kualitas madrasah. Dan, madrasah adalah tempat yang baik bagi masyarakat untuk menitip-kan anak-anaknya. Pikiran, hati, dan tindakan harus satu kata. Ini adalah kunci sukses madrasah, kunci sukses membangun Indonesia.”

Sebagaimana Menag, Nur Syam juga menandaskan bahwa madra-sah adalah tempat yang tepat untuk membangun karakter bangsa. Kalau

ada pertanyaan, kata dia, di mana kita belajar akhlakul karimah? Maka jawabnya adalah di pondok-pondok pesantren dan madrasah.

Di sisi lain, lanjut dia, madrasah realitasnya juga tidak tertinggal dari siswa sekolah lainnya. Dalam kaitan ini, pihaknya mencontohkan budaya riset. “Madrasah adalah tempat siret. Riset di madrasah adalah bukan riset yang ribet. Riset yang sulit diterapkan di masyarakat. Tetapi riset madrasah adalah riset yang aplikatif dan sangat dibutuhkan masyarakat. Temuan-temuan siswa madrasah di bidang teknologi terapan selama ini sangat membumi.

Pihaknya mendorong madrasah untuk melakukan riset-riset bertaraf nasional dan internasional. Para siswa madrasah terus dimotivasi untuk menghasilkan konsep-konsep riset yang baik. Sebab, di era sekarang sebuah lembaga pen-didikan jika tidak pernah manghasilkan temuan riset maka akan eksistensinya dipertanyakan masyarakat. Oleh kar-ena itu, Kementerian Agama sangat apresiatif terhadap penyelenggaraan KSM dan Aksioma. Hal ini karena den-gan kegiatan KSM dan Aksioma maka madrasah akan semakin diakui dan dipercaya oleh masyarakat luas.

(7)

Laporan UTAMA

Madrasah Expo

Untuk lebih mengenalkan ma-drasah kepada masyarakat luas, Dirjen Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) RI, menggelar pameran pendidikan madrasah (Madrasah Expo) 2015 tingkat na-sional di Palembang, Sumatera Selatan. Acara ini digelar bersamaan dengan penyelenggaraan ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) tingkat nasional.

Kegiatan tersebut diikuti seluruh Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model, Litbang Kemenag Pusat, serta instansi/ lembaga terkait. Stan Kanwil Kemenag Jateng berada di tengah lokasi pameran dan menempati stan nomor 14.

Pada kegiatan tersebut Jateng me-mamerkan sejumlah produk ung-gulan siswa-siswi MAN Keterampilan Purwokerto, MAN Babakan (Tegal), MAN Magelang, dan MAN Karanganyar. Produk-produk itu antara lain batik aneka motif, sapu, olahan makanan dan minuman ringan, kaligrafi berba-han kulit, serta sejumah karya sains madrasah.

Bahkan, batik khas Gelangan atau

motif Gelang-gelang karya siswa MAN Magelang diminati banyak pengunjung. Batik yang dijual dengan harga Rp 200.000 per potong itu dalam waktu sekejap habis diborongpara pengun-jung. “Alhamdulillah, ini menunjuk-kan siswa madrasah Jateng mampu menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat dan bernilai ekono-mi,” kata Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jateng Jamun Effendi didampingi Koordinator Pameran, Siti Muthmainah.

Di sela-sela pameran tersebut, istri Menteri Agama Trisna Willy mengun-jungi stan Kanwil Kemenag Jateng. Seperti pengunjung lainnya, dia ju-ga tertarik pada produk batik karya siswa-siswi MAN Magelang. Bahkan, orang nomor satu di jajaran Persatuan Darma Wanita Kemenag RI itupun membubuhkan tanda tangan pada salah satu potong batik yang dipajang di stan Jateng.

Adapun produk sains madra-sah Jateng yang ditampilkan pada Madrasah Expo tingkat nasional-antara lain Fousis Umbrella karya Nurmila Karimah dan Oze Dora Ilala, keduanya siswi MAN 2Kudus. Temuan teknologi tersebut pernah meraih penghargaan Special Award From Taiwan Creativity Development

Association on IEYI 2014.

“Fungsi alat tersebut sebagai payung, tongkat narsis, dan penyangga kam-era,” kata Siti Muthmainah yang juga Kasi Kelembagaan Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jateng.

Produk sains madrasah lainnya yang ditampilkan adalah Alat (teknologi) Belah Durian. Temuan sains siswi MAN 2 Kudus (Putri khusna Millaty dan Yunita Mahda Sari) itu, juga pernah mendapat penghargaan Special Award and Grand Prize From Hongkong Invention Association on IEYI 2014.

Kepala MAN 2 Kudus Ahmad Rifan bersama sejumlah kepala MAN lain-nya, Kasi Sarana Bidang Pendidikan Madrasah Nurkholis, Kasi Evaluasi Nur Abadi, Kasi Kesiswaan Akhmad Suaidi, dan Kasi PTK Muizzudin, be-rada di lokasi Madrasah Expo.Mereka bersama-sama staf tampil total dalam rangka sukses Jateng pada Madrasah Expo tingkat nasional tersebut. Pada pameran yang digelar tiap dua tahun sekali itu, Jateng mengusung tema “Madraah Soko Guru Pembangunan Jateng”. Dan, hasil kerja keras itu mem-buahkan hasil. Stan Jateng berhasil meraih Juara Harapan I Madrasah Expo Tingkat Nasional tersebut.

mohammad saronji

(8)

Pendidikan Karakter

Dalam Kurikulum 2013

D

itambah lagi mas media yang ada baik media masa maupun elektronika yang siap tayang kapan saja dan dimana saja, sehingga semakin tam-bah rasa ketidaknyamanan orang tua kepada ananda tercinta.

Bermula dari sinilah akhirnya peme-rintah mencarikan solusinya mengem-bangkan atau mengubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013. Dimana nuansa kurikulum 2013 yang sa ngat popu ler dan seirama serta senada dengan

sistem pendidikan yang dikembangkan Kementerian Agama dengan menye-lenggarakan pendidikan menyiapkan peserta didik untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Berakhlakul karimah, hal ini sejalan dengan adanya konsep K 13, yaitu kompetensi inti 1 (KI-1 spiritual) dan kompetensi inti 2 (KI-2 sosial)

Disisi lain yang tidak kalah pentingnya di dalam kurikulum 2013 didalamnya termuat pendidikan karakter, disisi lain sekarang sedang dalam proses penyempurnaan terutama pada sistem

penilaian kurikulum 2013.

Apa t yang dimaksud dengan Karakter? Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kekhas-baikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingku-ngan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung

Bidang

PENMAD

Potret bangsa kita akhir-akhir ini sudah cukup memprihatinkan. Dari yang namanya

dekadensi moral, perilaku sosial, kekejaman, kejahatan, kedoliman, sudah kian tak

terelakkan, sehingga pemerintah mencarikan solusi terhadap realitas kehidupan bangsa,

yang dari hari ke hari semakin mengkhawatirkan, sampai-sampai orang tua merasakan

kegelisahan manakala sang kekasih ananda habis belajar pulang ke rumah, di sisi lain

orang tua belum berada di rumah.

(9)

nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

Pembangunan karakter yang meru-pakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasala-han kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan be-lum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa.

Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik, perasaan yang baik, dan perilaku yang baik sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.

Pendidikan karakter mempunyai tu-juan yang mulia yang harus dipelajari, dipahami, dihayati dan diamalkan peserta melalui pengembanga nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yang pancasilais meliputi; Pertama mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik yang terintegrasi menjadi satu kesatuan dalam diri manusia; Kedua membangun bangsa yang berkara-kter Pancasila, karaberkara-kter kita adalah karakter orang Indonesia, yang memi-liki kebiasaan yang berbeda dengan yang lainya; Ketiga mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Hal ini sejalan dengan yang diajarkan agama Islam yaitu mencintai negara adalah sebagian dari iman.

Adapun Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebang-saan yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta

olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tercermin dalam kesadaran, pe-mahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman den-gan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI.

Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidu-pan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, be-rakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana prinsip pengembangan karakter itu?

Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa meru-pakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 MI atau tahun pertama dan

berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir MTs. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di MA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun.

Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstr-akurikuler.

Nilai tidak diajarkan tapi dikembang-kan; mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa; artinya, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti hal-nya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, dan ketrampilan.

Proses pendidikan karakter dapat dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menya-takan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif. (*)

Bidang

PENMAD

(10)

Bidang

PONTREN

Kontingen Perkemahan Pramuka Santri

Nusantara Nasional (PPSN) ke-IV

P

erkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) IV Tahun 2015 di selenggarakan pada tanggal 1-7 Juni 2015 bertem-pat di Bumi Perkemahan Agrowisata Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Pertemuan pramuka tingkat nasion-al ini dilaksanakan atas kerjasama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Kementerian Agama Republik Indonesia.Kegiatan perkemahan mengambil tema “Dengan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara Ke IV Tahun 2015 Kuatkan Jati Diri Santri yang Berakhlak Mulia, Berwawasan Nusantara Untuk Bela Negara dan Jaga Lingkungan” dan motto kegia-tan ”Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan”.

Menteri agama Republik Indonesia Lukman Hakim Syaifuddin membuka acara Perkemahan Pramuka Santri

Nusantara PPSN ke-IV di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan pada selasa, 2 Juni 2015. Acara ini diikuti oleh lebih 5000 peserta yang berasal dari santri pondok pesantren selu-ruh Indonesia.Upacara pembukaan berlangsung dilapangan utama Bumi Perkemahan Agro wisata Tambang Ulang Pelaihari Kalimantan Selatan.

Menteri agama menjadi Inspektur Upacara pada Upacara pembukaan kali ini, menurut menteri, Pramuka dan santri adalah sebuah kombinasi mentalitas yang serasi. “Santri meru-pakan individu yang religius, mandiri, dan disiplin. Sedang Pramuka, juga mengajarkan hal sama, yang tercer-min dalam Dasa Dharma Pramuka” kata menteri. Menteri Lukman Hakim kemudian menabuh beduk tanda dibukanya event 3 tahunan ini.

“Pramuka dan santri adalah sebuah kombinasi mentalitas yang serasi.

Santri merupakan individu yang re-ligius, mandiri, dan disiplin. Sedang Pramuka, juga mengajarkan hal sama, yang tercermin dalam Dasa Dharma Pramuka,kesenian Banjar madihin juga ditampilkan dalam upacara pem-bukaan perkemahan ini, Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatat seabagai pelantun Madihin terbanyak dalam sejarah, penitia sebelumnya merencanakan 5000 peserta namun setelah veriikasi MURI tercatat 5859 peserta dan berhak dicatat dalam rekor Indonesia bahkan rekor dunia.

Para peserta Perkemahan Pramuka Santri Nusantara IV Tahun 2015 akan mengikuti berbagai macam kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain: 1. Upacara

Upacara Pembukaan (lap. Upacara)

Upacara Penutupan (Lap. Upacara)

Tahun 2015 Juara Umum

(11)

Bidang

PONTREN

Pemecahan Rekor Muri Apel (Kelurahan) 2. Mental Spiritual

Shalat 5 Waktu Berjamaah

Shalat Malam (qiyamullail)/Tahajud Call dan Muhasabah

Tadarus Al Quran Kuliah Tujuh Menit

Tablig Akbar/Jumpa Tokoh Bina Ukhuwah / Anjangsana

Olahraga/Senam Pramuka 3. Wawasan

Munaqasyah dan Diskusi 4. Keterampilan

SAR

Energi Terbarukan Disaster Manajemen Life Skil

Jurnalistik dan Reportase Navigasi Darat

Tata Rias (putri) Daur Ulang Sampah 5. Kesakaan

Saka Bahari Saka Bakti Husada Saka Bhayangkara Saka Dirgantara Saka Kencana Saka Taruna Bumi Saka Wana Bakti Saka Wirakartika Saka Pariwisata Saka Widyabakti Saka Kalpataru 6. Petualangan Outbound Labirin

Jelajah Gunung Mengenal Laut Mencari Jejak 7. Seni Budaya

Pentas Kontingen Daerah Karnaval Nusantara Pameran, Bazar 8. Bakti

Santri Peduli Lingkungan Santri Peduli Sesama

9. K e g i a t a n P i n k o n d a & Bindamping

Forum Pinkonda Forum Bindamping Seminar/Lokakarya 10. Prestasi

Majalah Dinding

Mengarang dalam bahasa Arab (Insya’)

Mengarang Dalam Bahasa Inggris

Pentas Sendra Tari Daerah (Pentas

Seni)

Majalah Dinding

Kreasi Teknologi Tepat Guna Kebersihan Tenda (K3) Sangga Tergiat

Karnaval Pameran

Penutupan

Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) IV Tingkat Nasional Tahun 2015 resmi ditutup Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan H. Rudi Arifin, di lapangan utama Bumi Perkemahan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan, Minggu 07 Juni 2015 pagi.

Gubernur menegaskan, pramuka santri perlu terus diberdayakan, khususnya dalam upaya memupuk nasionalisme dan kepedulian sosial di kalangan generasi muda. “Gerakan pramuka merupakan pelopor dalam membentuk karakter untuk memba-ngun pemuda yang tangguh, unggul, dan peduli terhadap permasalahan sosial di negeri ini,”katanya.

Acara penutupan PPSN tahun 2015 itu juga dihadiri Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Dr. H. Mohsen dan Kepala Kanwil Kementerian Agama Kalsel H. Muhammad Tambrin.

Penutupan gelaran akbar pramuka santri itu sendiri diawali dengan up-acara adat Bhineka Tunggal Ika den-gan melepaskan kapak pusaka yang ditancapkan pada sebongkah kayu saat pembukaan PPSN pada 1 Juni 2015. Pada upacara tersebut juga dibacakan Sumpah Janji Pramuka berupa sandi Bhineka Tunggal Ika.

Upacara penutupan PPSN 2015 itu berlangsung khidmat meski dalam guyuran hujan. Banyak prestasi diraih selama perkemahan pramuka santri tersebut, salah satunya adalah khata-man Al-Quran serta hadirnya satu sangga yang semua anggotanya hafal Al-Quran 30 juz yang berasal dari kontingen Prov. Jawa Tengah.

Gubernur Kalsel dalam sambutan penutupan acara lebih lanjut menge-mukakan, berakhirnya PPSN menjadi momentum untuk lebih menghayati pentingnya gerakan dan kegiatan pra-muka, khususnya di kalangan santri. “Pramuka harus bisa menjadi pelopor dalam mengatasi masalah yang dihadapi generasi muda seperti kriminalitas dan

rendahnya rasa hormat serta perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan agama,” kata Rudy sambil mengemukakan harapan agar pra-muka berbenah diri dalam mengelola organisasi dan pendanaannya.

Menutup sambutannya, Gubernur Kalsel menyatakan apresiasi yang tinggi kepada Kwarnas Pramuka, Kementerian Agama, dan Kanwil Kementerian Agama se-Indonesia serta Bupati Tanah Laut yang memberikan dukungan penuh bagi suksesnya PPSN IV tahun 2015. Sementara itu kepala Kanwil Kemenag Prov. Kalsel H. Muhammad Tambrin dalam laporannya mengucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi memberikan bantuan tenaga, fikiran dan do’a untuk me-nyukseskan PPSN IV.

Rangkaian penutupan PPSN IV juga sekaligus mengumumkan juaramasing-masing perlombaan. Dan Kontingen PPSN Prov. Jawa Tengah berhasil meraih Juara Umum dengan meraih Juara I Lomba Mading, Juara I Lomba TTG, Juara 2 Lomba K3 Pertendaan, Juara 3 Lomba De Vile Karnaval, dan Juara 3 Esay Bahasa Inggris. Serta yang meraih Golden Tiket Kemah santri keliling Asia yakni M. Abyan Dzaka Santri yang juga Hafidz Qur’an dari PP Yanbu’ul Qur’an Kab. Kudus

Salah satu peserta Kontingen Provinsi Jawa Tengah, Agus Prasetyo men-gatakan sangat bersyukur bisa ikut pada PPSN IV ini. “Ini kali pertama saya ke Kalimantan Selatan dan juga merupakan pengalaman pertama bisa naik pesawat. Banyak hal yang saya dapatkan selama seminggu di Bumi Perkemahan Tambang Ulang ini karena bisa kenal dan akrab dengan teman-teman dari seluruh nusantara. Saya jadi paham dengan dialek masing-masing daerah,” ungkap Agus.

Kabid PDPontren Prov. Jawa Tengah Drs. H. sholikhin, MM mengucapkan selamat dan bersyukur atas Prestasi Juara Umum yang diperoleh dari Kontingen Prov. Jawa Tengah. Prestasi ini diraih berkat dukungan dari Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Drs. H. Ahmadi, MAg, Kwarda Pramuka Prov. Jateng, Kasi PDPontren/PAKIS Kemenag Kab/Kota Se Jawa Tengah, Pengasuh Pondok Pesantren, serta seluruh Panitia, Bindamping, danPinkonda.

(12)

Bidang

URAIS

D

alam rangka usaha

me-ningkatkan

profesional-isme dan exelent service

pada Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan, setiap

tahun diselenggarakan pemilihan

KUA Teladan, dengan harapan

semua Kepala KUA berpacu

un-tuk memperoleh predikat KUA

Teladan baik di tingkat Kabupaten,

Karesidenan, tingkat Provinsi lebih

lebih memperoleh prestasi tingkat

Nasional.

Mengacu Keputusan Dirjen

Bimas Islam nomor DJ.II/231

tahun 2013 tentang Pedoman

Penilaian KUA Teladan, dan

su-rat Direktur Urusan Agama Islam

dan Pembinaan Syari’ah nomor

DT.II.1/2/HM.01/620/2015 tanggal

5 Maret 2015 tentang Pemilihan

KUA Kecamatan Teladan tahun

2015, Kanwil Kemenag Prov.

Jateng melaksanakan Pemilihan

KUA Teladan tingkat Provinsi Jawa

Tengah, dimulai tanggal 28 Mei

2015 sebagai tahap awal, yakni

test tertulis, test wawancara dan

penilaian dokumen profil KUA.

Selanjutnya tahap kedua melakukan

survei lapangan untuk

mengeta-hui secara pasti kondisi sarana

dan prasarana serta pelayanan

publik dan klarifikasi isi dokumen

profil.

Lomba KUA Teladan

Untuk memacu kedisiplinan dalam

melayani masyarakat diadakan

pemilihan KUA Teladan, pemilihan

KUA Teladan sebagai tradisi yang

baik dan telah cukup lama dijaga

oleh Kementerian Agama

kemu-dian dilakukan kreasi atau inovasi

sehingga bisa lebih memacu untuk

berlomba menuju kebaikan atau

“fastabiquil Khoirot” diharapkan

Kegiatan ini jangan dipersepsikan

hanya milik Kementerian Agama

tapi juga oleh Pemerintah Daerah

agar bisa ikut terlibat secara aktif dan

merasa handarbeni, bahwa Kantor

Urusan Agama (KUA)

merupa-kan etalase terdepan Kementerian

Agama, baik buruknya instansi ini

dipengaruhi oleh performance atau

kinerja KUA yang keberadaannya di

semua kecamatan di penjuru tanah

air, KUA adalah garda terdepan

dalam membangun citra atau

im-age Kementerian Agama. Karena

KUA berhadapan dan memberi

pelayanan secara langsung

terh-adap masyarakat.

Pelayanan yang Ideal pada

KUA

Bagaimana

performance

KUA

yang ideal dan mampu

menaik-kan citra Kementerian Agama serta

membangun

image public

tentang

keberadaan KUA yang

berintegri-tas. hal inilah yang harus dicapai

dalam pemilihan KUA Teladan.

memiliki beberapa kelebihan

da-lam membangun integritas KUA,

yakni diwujudkan dalam

pelayan-an berbasis Teknologi Informasi

dan tata kelola kantor yg inovatif.

Sebagai sebuah kantor pelayanan

publik yang representatif untuk

mewujudkan wajah baru Kantor

Urusan Agama bisa mewujudkan

KUA yang berintegritas, profesional,

inovatif, bertanggung jawab dan

mampu menjadi teladan dalam

memberikan pelayanan publik,

ada standar minimal yang harus

di penuhi, yaitu sbb:

A. Standar Pelayanan Publik

Untuk mengukur

profesion-alitas sebuah pelayanan publik

harus ditetapkan sebuah Standar

Pelayanan Publik minimal

meme-menuhi unsur berikut :

- Sikap ramah dan santun misalnya

mudah senyum, tegur salam,

siap membantu, cepat dan

te-pat/benar.

- Jelas dan Pasti terkait dengan

prosedur, persyaratan,

petu-gas, rincian biaya resmi sesuai

dengan PP No 19 tahun 2015

atau pelayanan nikah di luar

kantor Rp. 600.000,- dan semua

pelayanan di kantor

Rp.0,-- Aman dan Nyaman ; kepuasan

klien, kenyamanan dan

kepas-tian hukum

- Terbuka atau Transparan terkait

dengan prosedur, persyaratan,

pejabat penagungjawab, waktu

penyelesaian

- Adil dan bijaksana dalam

pe-layanan sesuai daftar urut/

panggilan

- Bersedia menerima konsultasi,

kritikan ataupun dumas

B. Standar Sarana dan Prasarana

Pelayanan Publik

Dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat, KUA harus

melengkapi sarana dan prasarana

yang representatif agar masyarakat

yang menerima pelayanan dapat

merasakan nyaman dan puas,

du-kungan sarana dan prasarana yang

harus dipenuhi minimal sebagai

berikut:

- Luas Tanah dan Gedung minimal

500 M2 dan 200 M2

- Jumlah ruangan tercukupi sesuai

kebutuhan

- Front Office Pelayanan

- Ruang tunggu yang representatif

dilengakapi dengan kursi, ruang

ber AC dan TV

- Balai Nikah yang representatif

dilengkapi dengan AC dan TV

serta IP Camera.

Drs HA Saifulloh, MAg

Kabid Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. Jateng

Wajah Baru KUA Kecamatan

(13)

Bimas Kristen

Puzzle Kehidupan

Siapa yang tidak mengenal

puzzle? Puzzle merupakan

mainan yang populer. Dan

bagi anak-anak mainan

ini sangat bermanfaat bagi

tumbuh-kembang anak.

Meski demikian ada pula

orang dewasa yang juga

gemar memainkan puzzle,

tentu saja dengan tingkat

kesulitan yang berbeda

dengan permainan puzzle

untuk anak-anak.

P

uzzle memiliki bagian-bagian yang harus disatukan dengan bagian yang lain yang pada keseluruhannya akan menghasil-kan sebuah gambar yang

bermakna. Puzzle untuk orang dewasa biasanya menghasilkan gambar yang indah dengan bagian puzzle yang sangat banyak, rumit dan memiliki warna, ben-tuk, serta coretan gambar yang hampir mirip sehingga kadang membingungkan namun juga sekaligus me-nantang. Tak jarang kadang orang yang memainkannya akan membutuhkan waktu beberapa menit untuk ber-fikir potongan manakah yang harus diambil lebih dulu. Ketika kita kesulitan menen-tukan potongan mana dulu yang akan disusun maka sudah seharusnya gambar

petunjuk menjadi acuan dalam me-nyelesaikan setiap paket permainan puzzle.

Kemiripan bentuk, warna maupun coretan gambar pada potongan puzzle seringkali membuat kita mengambil potongan yang salah dan mencoba memasangkan namun tidak cocok, lalu kemudian kita kembalikan lagi dan memilih-milih lagi sampai kita menemukan potongan yang tepat, demikian seterusnya sampai selu-ruh potongan terpasang dan gambar

yang dihasilkan tepat persis dengan petunjuk yang telah diberikan.

Sebenarnya, kalau kita amati ke-hidupan manusia pun mirip dengan puzzle. Ibarat puzzle, kejadian-keja-dian dalam kehidupan kita seperti potongan-potongan puzzle yang se-dang kita susun yang nantinya akan menghasilkan kesatuan gambar yang indah seperti yang dikehendaki oleh Sang Pencipta. Gambaran utuh nan indah itulah yang menjadi acuan atau visi kita dalam kehidupan ini. Visi tersebut yang menjadi petunjuk bagi kita dalam mengambil setiap keputusan dalam mengarungi bahtera kehidupan kita di dunia ini.

Ada kalanya kita berada di persim-pangan jalan dan tak jarang kita dibuat bingung oleh banyaknya pilihan yang ada di depan mata, semua tampak begitu mirip dan seolah cocok dengan

dengan kebutuhan kita. Kita perlu berhati-hati ketika diperhadapkan pada berbagai pilihan potongan puzzle kehidupan yang begitu banyak. Kita terus mencoba satu persatu potongan-potongan tersebut, namun bisa saja potongan yang kita ambil salah dan tidak pas, lalu kita mencoba pilihan-pilihan yang lain berulang kali. Saat potongan puzzle yang diambil tidak juga tepat dengan potongan yang telah ada sebelumnya, kita akan mengalami perasaan lelah, bosan, jengkel sendiri

bahkan stres.

Namun seperti halnya permainan puzzle, puzzle kehidupan kita pun sebenarnya memiliki petunjuk yang akan menolong kita mengambil po-tongan puzzle dengan tepat. Ada buku besar Allah yang sudah Ia siapkan untuk manusia, yaitu Firman Allah yang tertuang dalam Alkitab. Alkitab merupakan buku petunjuk dan acuan bagi kita supaya kita bisa menentu-kan potongan puzzle manakah yang harus dipilih dan dipasangkan den-gan potonden-gan sebelumnya. Kita tidak perlu kuatir tidak mampu melanjutkan puzzle kehidupan kita dengan benar. Allah berbicara melalui Firman-Nya yang semuanya ada tertulis di dalam Alkitab. Petunjuk-Nya selalu ada buat kita. Tinggal bagaimana dengan kita, manusia fana ini, apakah kita rajin dan ingin terus membaca buku petunjuk puzzle kehidupan kita atau sebaliknya?

Apakah kita ingin gam-bar kehidupan kita selesai dengan gambar yang utuh, indah, bermakna dan sem-purna bagi Allah maupun bagi sesama atau justru sebaliknya. Semakin sering kita mem-baca Alkitab maka semakin mengerti pula kita akan apa yang menjadi keinginan Sang Pencipta bagi hidup kita. Namun buku petunjuk tidak akan pernah berarti apabila kita hanya membacanya, tan-pa kembali memandang tan-pada potongan puzzle kehidupan kita lalu mengambil keputu-san untuk memilih kepingan potongan yang benar hingga seluruh potongan itu terpasang, sam-pai sebuah mahakarya kehidupan seorang manusia selesai.

“Firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 119 :105”

Sudahkah kita menjadikan Alkitab yaitu Firman Tuhan sebagai petun-juk dalam kita menjalani puzzle ke-hidupan kita? Selamat melanjutkan puzzle kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Shalom.

(14)

Bimas Katolik

Resep Sederhana agar

Pernikahan Katolik

Langgeng

Paus Fransiskus di lapangan

St. Petrus Vatikan, di depan

25.000 sejoli, menawarkan

resep sederhana untuk

pernikahan langgeng. Paus

menyebutkan resep itu

hanya berupa tiga ungkapan

sederhana tapi sulit

diungkapkan dalam berelasi

dengan sesama atau dalam

keluarga, yaitu : TOLONG –

TERIMA KASIH – MAAF.

K

ata "TOLONG – TERIMA KASIH – MAAF adalah ben-tuk ungkapan yang sopan, bersyukur atas segala hal, dan penyesalan yang dapat melestarikan pernikahan dan meningkatkan cinta satu sama lain dalam keluarga dari waktu ke waktu”.

Dan ungkapan di atas sungguh me-neguhkan, yang dapat kita lontarkan dalam setiap kesempatan berelasi dengan pasangan hidup kita.

"Jangan mengakhiri hari tanpa mem-buat perdamaian atau berdamailah sebelum matahari terbenam. Bila pasangan mengakhiri satu hari saja dalam pernikahan tanpa perdama-ian, maka pernikahan tersebut akan menjadi keras dan dingin. Dan men-jadi sulit untuk berdamai pada hari berikutnya”, demikian nasehat Paus Fransiskus pada saat itu.

Paus Fransiskus juga menyesalkan banyaknya pernikahan yang berakhir dengan perceraian. Paus menduga fenomena perceraian itu bersumber pada "budaya hubungan sementara" yang membuat orang-orang enggan membuat komitmen seumur hidup.

Perkawinan Katolik adalah

Sakramental (kudus dan suci) sepa-njang hidup, monogam dan tak ter-ceraikan alias hanya maut yang memi-sahkan. Namun bahwa setiap orang pasti pernah membuat kesalahan dan tak ada satu orang pun yang sempurna. Demikian juga kita dan anda serta pasangan hidup tidaklah sempurna. Hanya Tuhan yang sempurna !!!. Tapi "Jangan pernah berbicara tentang ibu mertua yang sempurna," canda Paus dalam pesannya.

Pernikahan Itu Tak Terputuskan

“Apa yang telah dipersatukan Allah tak boleh diceraikan manusia” (Matius 19:16) merupakan teks yang sangat kuat dalam Kitab Suci yang diucapkan oleh Yesus sendiri tentang kekuatan dari perkawinan itu. Perkawinan meru-pakan anugerah Allah. Ia yang mem-persatukan kedua insan. Oleh karena perkawinan merupakan karya Allah bagi manusia maka karya yang suci itu tak dapat dipisahkan atau dibatalkan oleh tangan manusia kecuali ada alasan yang kuat yang berlawanan dengan hukum perkawinan. Dalam iman ka-tolik, perkawinan dimeteraikan oleh tangan Allah sendiri dalam sakramen perkawinan. Olehnya, perkawinan tak akan dan tak dapat diceraikan oleh ma-nusia. Inilah yang merupakan ciri atau kekhasan pernikahan atau perkawinan Katolik terutama katolik. Jika suatu saat, karena ketegaran hati dan ketidaktaatan terhadap perintah Allah ini, maka itu adalah tanggung jawab setiap pribadi dihadapan Allah.

“Mereka bukan lagi dua melainkan satu” demikianlah dikatakan Yesus. Adalah suatu karya Allah ketika Ia mempersatukan Adam dan Hawa. “Inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”, karena Hawa diambil dari tulang rusuk Adam. Allah me-nyatukan kedua insan dan persatuan

ini tak terpisahkan. Inilah hakikat perkawinan yang diajarkan Yesus. Seorang bapa Gereja, Santo Tertulianus mengungkapkan hal ini dengan sangat indah: “Bagaimana saya dapat melukis-kan kebahagiaan perkawinan, yang disatukan oleh Gereja, dikukuhkan dengan persembahan, dimeteraikan oleh berkat, diwartakan oleh para malaikat dan disahkan oleh Bapa. Betapa mengagumkan pasangan itu; dua orang beriman dengan satu hara-pan, satu keinginan, satu cara hidup, satu pengabdian, anak-anak dari satu Bapa, abdi dari satu Tuhan. Tak ada pemisahan diantara mereka dalam jiwa maupun dalam raga tetapi sungguh dua dalam satu daging. Bila dagingnya satu, satu pula roh mereka.”

Mengapa Gereja Katolik sangat keras dalam hal perkawinan ? Ini karena gereja melihat suatu makna yang ter-dalam dari perintah Tuhan sendiri. “Apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia.” Mereka (suami istri) dipanggil untuk tetap bertumbuh dalam kesatuan mereka melalui kesetiaan dari hari kehari terhadap janji perkawinannya untuk saling menyerahkan diri seutuhnya. Perkawinan Katolik dipandang sebagai suatu anugerah Allah dan anugerah Allah adalah baik adanya. Didalam perkawinan Allah berkarya dengan rahmat-rahmat-Nya.

“Sakramen perkawinan adalah tanda untuk perjanjian Yesus Kristus dan Gereja. Ia memberi rahmat kepada suami istri agar saling mencintai dengan cinta, yang dengannya Kristus mencintai Gereja. Dengan demikan rahmat sakramen menyempurnakan cinta manusiawi suami istri, meneguhkan persatuan yang tak terhapuskan dan menguduskan mereka dijalan menuju hidup abadi” (bdk. Konsili Trente DS 1799).

Bimas Katolik Kanwil Kemenag Prov Jateng

(15)

Bimas Hindu

Kegiatan Kemah Pemuda Hindu

Provinsi Jawa Tengah

Arus globalisasi membawa

perubahan pada setiap

sendi kehidupan. Dampak

kemajuan teknologi

semakin terasa dalam

kehidupan sehari-hari, baik

dampak positif maupun

yang negatif.

G

enerasi muda dan remaja tidak terlepas pula dari dampak tersebut. Tidak sedikit kasus kenakalan remaja, narkotika maupun asusila tindak asusila menjadi topik berita di media masa. Untuk mencegah dan menanggulangi hal tersebut pada generasi muda Hindu perlu adanya pembinaan yang tepat.

Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan generasi muda Hindu menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat, pe-merintah dan remaja itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan melalui upaya peningkatan pemantapan Sradha dan Bhakti terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu upaya pemerintah dalam hal ini Bimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dalam pembinaan tersebut dengan mengadakan kegiatan Kemah Pemuda Hindu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.

Pembinaan dalam bentuk Kemah Pemuda Hindu dilakukan dengan cara menanamkan dan menumbuh kem-bangkan kesadaran bermasyarakat, ber-bangsa, dan bernegara, memperkokoh kepribadian, meningkatkan disiplin, mempertinggi budi pekerti, menin-gkatkan kecerdasan dan kreativitas, memperkuat semangat belajar dan etos kerja, serta memiliki keahlian dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani untuk mewujudkan generasi muda Indonesia khususnya generasi muda Hindu yang berkualitas.

Materi yang disampaikan pada Kegiatan Kemah Pemuda Hindu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 dilingkungan Bimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah adalah se-bagai berikut : Peran Pemerintah dalam Peningkatan Partisipasi Keagamaan pada Generasi Muda, Ice Breaking, Dinamika Kelompok, Game tentang Koordinasi dan Kerjasama Kelompok, Strategi dan Pengembangan Pembinaan pada Generasi Muda Hindu, dan Peran dan Tanggung Jawa Generasi Muda dalam Pengembangan Agama Hindu.

Narasumber pada kemah tersebut diantaranya : H. Andewi Susetyo,SH, Himawan, Bernadus Andre Dwi Hartono, Arif Sawoko Yudianto, Drs. A.A Ketut Darmaja, M.Pd.H, dan Drs. I Dewa Made Artayasa selaku Pembimas Hindu Jawa Tengah.

Kegiatan Kemah Pemuda Hindu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 dilingkungan Bimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah mengambil Tema “Dengan Kemah Pemuda Hindu Kita Tingkatkan

Solidaritas dan Kepedulian Terhadap Perkembangan Umat Hindu“

Peserta pada kemah pemuda sejumlah tujuh puluh peserta dari Kabupaten/ Kota di Jawa tengah, semua peserta antausias dengan kegiatan kemah pemuda hindu dan mereka berharap kedepan kemah pemuda akan ada lagi dengan peserta lebih banyak de-mikaian di sampaikan oleh peserta dari Kabupaten Banyumas.

Dengan kegiatan kemah peserta membuat grup jejaring sosial baik itu facebook maupun BBM. Harapanya dengan kemah pemuda Hindu ter-bangun komunikasi yang baik antara pemuda Hindu dan menyampaikan berbagai berita kegiatan di daerah masing-masing.

Pembimas Hindu Jawa Tengah mene-kankan pada sesi terakhir penutupan bahwa pemuda adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa maupun agama, untuk itu perlu adanya bekal pengetahuan yang cukup, tidak seperti katak dalam tempurung tetapi terus bergerak dan berperan aktif untuk men-jemput bola, sehingga lebih maju tidak lagi menjadi pemuda yang pasif. (*)

Tri Wahono

(16)

Bimas Buddha

Toleransi dalam Pandangan Buddha

Di Indonesia kita

mengenal berbagai agama

dari agama yang masih

primitif (animisme dan

dinamisme) sampai

dengan agama-agama

besar dunia.

D

i antara agama-agama tersebut, agama Buddha adalah salah satunya. Oleh sebab itu, agama Buddha menyadari keberadaan keyakinan dan agama lain serta berusaha hidup rukun, damai, dan harmonis den-gan keyakinan lain tersebut melalui toleransinya yang besar terhadap ajaran lain tersebut. Hal ini sudah terjadi sejak zaman Buddha Gautama hidup dulu di India sampai saat ini di mana agama Buddha menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Suatu ketika Buddha bersama lima ratus orang siswa-Nya dari satu kota ke kota lain. Mengikuti di belakang rombongan Sang Buddha, dua orang pertapa pengembara, yaitu seorang guru dan muridnya. Walaupun ke-duanya guru dan murid, kedua ber-beda pandangan terhadap ajaran Buddha; selama perjalanan sang guru menghina dan merendahkan ajaran Buddha, sedangkan muridnya beru-saha memuji dengan berbagai cara. Perdebatan keduanya berlangsung selama perjalanan hingga akhirnya rombongan Buddha mendapatkan tempat persinggahan untuk beris-tirahat.

Saat itu para bhikkhu membicarakan tentang kejadian ini dan bagaimana Buddha diam saja walaupun jelas-jelas keduanya yang berdebat ten-tang ajaran Beliau berada persis di belakang rombongan tersebut. Ketika Buddha mengetahui pembicaraan tersebut, Beliau berkata:

“Para bhikkhu, jika seseorang menghina-Ku, Dhamma (ajaran Buddha), atau Sangha (perkumpulan para bhikkhu), kalian tidak boleh

marah, tersinggung, atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?”

“Tidak, Bhagava,” jawab para bhik-khu.

“Jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan mengatakan: ‘Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami, itu tidak ada pada kami’.”

“Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian tidak boleh gembira, bahagia, atau senang akan hal itu. Jika kalian gembira, bahagia, atau senang akan pujian itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian harus mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan: ‘Itu benar, itu tepat sekali, itu ada-lah jalan kami, itu ada pada kami’.” (Brahmajala Sutta)

Pada kesempatan lain, seorang umat awam Buddha hendak mengunjungi Sang Buddha, namun saat itu waktu-nya tidak tepat karena masih terlalu

pagi dan biasanya Buddha sedang bermeditasi pada waktu demikian. Oleh sebab itu, orang tersebut men-gunjungi tempat pertapaan pengikut ajaran lain dan ia terlibat percakapan serius di mana para pertapa terse-but mengatakan hal-hal yang tidak baik terhadap Sang Buddha. Ketika Buddha mengetahui hal ini, Beliau mengunjungi tempat pertapaan terse-but dan melalui serangkaian tanya jawab antara kedua pihak, Buddha berhasil melenyapkan pandangan salah para pertapa ajaran lain terse-but. Namun demikian, pada akhir kotbah para pertapa tersebut tidak menjadi pengikut Buddha.

(17)

Bimas Buddha

kami dalam melakukan hal-hal yang menurut ajaran kami adalah salah, dan yang dianggap demikian oleh kami.’ Namun jangan engkau berang-gapan demikian. Biarlah hal-hal yang kalian anggap salah tetap dianggap demikian. Atau engkau mungkin berpikir: ‘Beliau ingin menarik kami dari hal-hal yang menurut ajaran kami adalah baik, dan yang diang-gap demikian oleh kami.’ Namun jangan engkau beranggapan demiki-an. Biarlah hal-hal yang kalian ang-gap baik tetap diangang-gap demikian. Nigrodha, Aku tidak berbicara karena alasan-alasan ini.”

“Ada, Nigrodha, hal-hal tidak baik yang belum ditinggalkan, ternoda, mendukung kelahiran kembali, mena-kutkan, menghasilkan akibat menya-kitkan di masa depan, berhubungan dengan kelahiran, kerusakan, dan kematian. Adalah untuk meninggalkan hal-hal ini, maka Aku mengajarkan Dhamma. Jika engkau mempraktik-kan dengan benar, hal-hal ternoda ini akan ditinggalkan, dan hal-hal yang murni akan tumbuh dan berkem-bang dan engkau akan mencapai dan berdiam dalam kesempurnaan kebijaksanaan sepenuhnya, dalam kehidupan ini, dengan pandangan terang dan pencapaianmu sendiri.” (Udumbarika-Sihanada Sutta)

Pada abad ke 6 SM di India berkem-bang berbagai ajaran agama selain agama Hindu yang bersumber dari kitab Veda. Selain agama Buddha, terdapat juga agama Jainisme yang diajarkan oleh Jaina Mahavira (dis-ebut juga Nigantha Nataputta dalam kitab-kitab Buddhis) yang hidup sezaman dengan Buddha Gautama. Walaupun agama Buddha sudah hampir punah di tanah kelahirannya, agama Jainisme masih mengakar kuat dan memiliki banyak pengikut di India saat ini.

Seorang pengikut awam Nigantha Nataputta yang terkemuka bernama Upali terkenal akan kepandaiannya dalam berdebat. Ia diutus oleh gu-runya untuk mengalahkan Buddha dalam perdebatan tentang manakah yang menghasilkan akibat yang lebih besar perbuatan melalui pikiran, tubuh, atau ucapan. Buddha men-gajarkan bahwa perbuatan mela-lui pikiranlah yang menghasilkan

akibat yang lebih besar, sedangkan Nigantha mengajarkan bahwa per-buatan melalui tubuh yang meng-hasilkan akibat yang lebih besar. Pada akhir perdebatan tersebut, Upali mengakui kebenaran ajaran Buddha dan bermaksud untuk men-jadi pengikut Beliau. Namun Sang Buddha berkata:

“Perumah tangga, pikirkanlah kembali sebelum kamu berbuat, orang-orang terkemuka seperti dirimu seharusnya berpikir secara hati-hati sebelum bertindak.”

Upali menjawab, “Yang Mulia, saya sangat puas dan gembira dengan kata-kata Sang Bhagava tadi. Jika para pertapa lain mendapatkan murid sep-erti saya, mereka akan membawaku berkeliling kota Nalanda dengan mengatakan: ‘Upali sang perumah tangga telah menjadi pengikut kami.’ Namun di sini Sang Bhagava men-gatakan: ‘Perumah tangga, pikirkan kembali sebelum kamu berbuat… dst.’ Sekarang saya menyatakan diri berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha untuk kedua kalinya. Semoga saya diingat sebagai umat awam yang telah mengambil perlindungan sejak hari ini hingga kehidupanku berakhir.”

“Perumah tangga, telah lama sekali keluargamu menjadi penyokong utama bagi para Nigantha. Aku menganjurkan agar dana makanan tetap diberikan kepada para Nigantha yang datang.”

“Yang Mulia, saya sangat puas dan gembira dengan kata-kata Sang Bhagava ini: ‘Perumah tangga, telah lama sekali keluargamu menjadi pe-nyokong utama bagi para Nigantha…. dst.’ Yang Mulia, saya telah menden-gar tentang Anda: ‘Pemberian dana harus diberikan kepada-Ku saja, tidak kepada orang lain. Pemberian dana harus diberikan kepada para siswa-Ku saja, tidak kepada para siswa ajaran lain. Pemberian dana yang diberikan kepada para siswa-Ku akan memiliki buah yang besar, tetapi tidak pem-berian kepada orang lain.’ Namun di sini Sang Bhagava menyarankan saya agar memberikan dana kepada para Nigantha. Kami mengetahui kapan waktunya untuk melakukan hal terse-but. Sekarang saya berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha untuk ketiga kalinya….” (Upali Sutta)

Siddharttha Gautama meninggalkan kehidupan mewah di istana pada usia 29 tahun. Setelah menyadari kesia-siaan pertapaan penyiksaan diri yang Ia lakukan selama 6 tahun, ia mencapai Pencerahan di bawah pohon Bodhi dengan mempraktekkan meditasi pandangan terang. Selama 45 tahun kemudian Ia dikenal se-bagai Buddha dan mengembara ke berbagai daerah di sekitar lembah sungai Gangga untuk mengajar banyak orang. Titik terakhir per-jalanan Beliau adalah sebuah kota kecil bernama Kusinara. Saat itu seorang pertapa pengembara ber-nama Subhadda mendekati Buddha yang sedang menjelang ajal-Nya dan bertanya mengenai kebenaran berbagai ajaran agama yang ada saat itu. Tanpa mengatakan bahwa aja-ran Beliau-lah yang paling benar, Buddha menjawab:

“Cukup, Subhadda, jangan pikir-kan apakah mereka semua, atau tidak seorang pun, atau sebagian dari mereka telah menembus ke-benaran. Aku akan mengajarkan Dhamma kepadamu. Dengarkan dan perhatikan baik-baik….”

“Dalam ajaran dan disiplin mana pun, Subhadda, di mana tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka tidak akan mungkin ditemukan para pertapa yang telah mencapai kesu-cian pertama (Sotapanna), kesukesu-cian kedua (Sakadagami), kesucian ketiga (Anagami), dan kesucian keempat (Arahat). Tetapi dalam ajaran dan disiplin mana pun di mana terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana dapat ditemukan para pertapa yang telah mencapai kesucian per-tama, kedua, ketiga, dan keempat.” (Mahaparinibbana Sutta)

(18)

Khonghucu

“Menghargai yang Puasa dan

yang Tidak Berpuasa”

Di Negara Indonesia

yang kita cintai hidup

masyarakat yang sangat

plural, beraneka suku

bangsa, beragam adat isti

adat, kepercayaan dan

Agama. Berbagai agama

masuk ke Indonesia,

tumbuh dan berkembang

sejak berabad-abad

lalu, menyatu dalam

kehidupan masyarakat,

pengamalan ajaran agama

menjadi prilaku dalam

kehidupan sehari-hari.

K

ehidupan masyarakat yang be-raneka ragam agama, kadang dapat menimbulkan masalah, kerukunan sangat diperlukan untuk menimbulkan suasana yang damai dan harmonis. Agama menitikberat-kan hubungan manusia dengan Yang Maha Khalik Pencipta, masing-masing agama mempunyai penyebutan ber-beda. Dalam kehidupan bermasyarakat inilah lebih dibutuhkan kedewasaan. Sikap dewasa beragama dapat dinilai bagaimana kemampuan mengamalkan ajaran agamanya; bagaimana menghar-gai dan bersikap tepo seliro tenggang rasa terhadap sesama, bagaimana tidak melakukan perbuatan yang diri sendiri tidak ingin orang lain berbuat kepadanya, bagaimana membantu orang lain tegak seperti diri sendiri ingin tegak .

Puasa merupakan ibadah yang paling pribadi, hubungan antara manusia dengan Allah Sang Khalik Pencipta. Di bulan Ramadhan penuh ampunan, penuh berkah rakhmat, bulan untuk mengumpulkan pa-hala, bulan suci di saat umat Islam menuaikan ibadah puasa, bukan

hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi tentunya mempunyai makna religi yang sangat dalam.

Puasa Ramadhan artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar seh-ingga terbenam matahari pada bulan Ramadhan. Hukum puasa Ramadhan adalah wajib bagi umat Islam. Umat Islam juga dikehendaki menahan diri dari pada menipu, mengeluarkan kata-kata buruk atau sia-sia, serta bertengkar atau bergaduh. Ini karena puasa merupakan medan latihan me-mupuk kesabaran, kejujuran. Secara tidak langsung amalan puasa akan menyuburkan sikap murni di da-lam diri pelakunya. Adalah menjadi harapan kita agar ke semua nilai yang baik ini akan terus dipraktikkan ke bulan-bulan berikutnya.

Di dalam ajaran agama Khonghucu juga ada puasa, sebagai ibadah karena diyakini adanya TIAN Tuhan Yang Maha Kuasa, puasa dan pantang den-gan cara pelaksanaan yang tentunya berlainan. Nabi Kong Zi bersabda: “Sungguh Maha Besarlah Kebajikan Tuhan yang Maha Rokh; Dilihat tiada nampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa Dia; Demikianlah menjadikan umat manusia di dunia berpuasa, member-sihkan hati dan mengenakan pakaian lengkap sujud bersembahyang kepada Nya. Sungguh Maha Besar Dia, tera-sakan di atas dan di kanan-kiri kita ; Kenyataan Tuhan Yang Maha Rokh itu tidak boleh diperkirakan, lebih-lebih tidak dapat ditetapkan.” (Zhong Yong Kitab Tengah Sempurna VX)

Ini ujian bagi umat beragama, bagaimana menciptakan suasana tentram harmonis, adem ayem, seh-ingga umat Islam dapat melakukan ibadahnya dengan baik, dari hari kehari membersihkan hati kembali menjadi manusia yang suci. Selama Ramadhan ini, selayaknya kita untuk

saling menghormati dan menghargai baik antara orang yang berpuasa dengan yang berpuasa lainnya, antara orang yang berpuasa dengan yang tidak berpuasa dan antara orang yang tidak berpuasa dengan orang yang berpuasa. Bagi yang tidak berpuasa menjadi kewajiban menghormati yang berpuasa, dengan menjaga tingkah laku kita, misal kalau kita makan, minum, merokok jangan di depan kawan kita yang berpuasa, jangan mengundang jamuan makan di saat waktu puasa. Sebaliknya bagi yang berpuasa juga memberi ruang bagi umat yang tidak puasa. Tentunya bagi yang tidak puasa, memerlukan makanan dan minuman, memerlu-kan warung mamemerlu-kan jika diperlumemerlu-kan, pemilik warung makan juga membu-tuhkan aktifitas yang menghasilkan secara ekonomi. Jika dapat saling menghormati dan toleransi maka akan terhindar adanya konflik.

Di masyarakat ada kelompok yang berkedok agama, yang menggunakan agama bagi kepentingannya, ser-ing melakukan tindak kekerasan, melakukan kegiatan yang bukan menjadi tugasnya dan tidak bersikap dewasa. Hal demikian meresah-kan masyarakat dan memporak-porandakan kehidupan masyarakat dan kerukunan.

Sesuatu yang indah jika terjalin teposeliro, yang berlanjut pada per-sahabatan dan terwujud kerukunan. Bagaikan simfoni yang harmoni, berbagai alat musik yang menga-lunkan bunyi masing-masing, teratur saling mengisi mengalunkan lagu yang merdu yang enak didengar. Karena itu sangat penting untuk membina hubungan baik antar umat beragama, saling menghargai, saling menghormati, menjunjung tinggi perbedaan dan bersikap tenggang rasa/teposeliro

Selamat Bulan Ramadhan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa (*)

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan kasih karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Salah satu kebijakan yang diterapkan dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi sosial pada masyarakat korban Lumpur Sidoarjo adalah melalui program social resettlement ,

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang (2010) dimana pengaruh transaparansi negatif terhadap hubungan antara tax avoidance

Semua perangkat lunak bebas adalah perangkat lunak sumber terbuka, tapi sebaliknya perangkat lunak sumber terbuka belum tentu perangkat lunak bebas,

Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

Faktor tersebut adalah proses geomorfologi yang bekerja pada material endapan hasil letusan terutama pada bagian hulu lokasi penelitian.. Tujuan dari penelitian ini adalah

[r]

Perencanaan partisipatif dilakukan untuk mengikutsertakan masyarakat dalam pelatihan budidaya jamur tiram putih dengan teknologi tepat guna yang sederhana dan pengolahan