• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN,LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI PADA INDUSTRI PERBANKAN - Perbanas Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN,LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI PADA INDUSTRI PERBANKAN - Perbanas Institutional Repository"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT

KONSERVATISME AKUNTANSI PADA INDUSTRI PERBANKAN

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :

DIANITA AFFIANTI NIM : 2013310922

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A

(2)

PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Nama : Dianita Affianti

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 1 September 1995

N.I.M : 2013310922

Jurusan : Akuntansi

Program Pendidikan : Sarjana

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

Judul : Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran

Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Tingkat

Konservatisme Akuntansi pada Industri Perbankan

Disetujui dan diterima baik oleh : Dosen Pembimbing

Tanggal : ...

Supriyati, S.E., M.Si., Ak., CA., CTA

Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi Tanggal : ...

(3)

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT

KONSERVATISME AKUNTANSI PADA INDUSTRI PERBANKAN

Dianita Affianti STIE Perbanas Surabaya Email : affianti46@gmail.com

Supriyati

STIE Perbanas Surabaya Email: supriyati@perbanas.ac.id Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya

ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of good corporate governance, firm size, leverage, and profitability on accounting conservatism level. The population use in this study are all banking industry companies listed on the stock exchange (BEI) 2008-2015 who report good ccorporate governance completely. The sampling technique use in this research is purposive sampling. There are 18 companies that qualified as sample. Data analysis method used is multiple linier regression analysis using SPSS 23 program for windows, where the significance level use was 0.05. The result show that good corporate governance and firm size have no significant effect on accounting conservatism level. Meanwhile, leverage and profitability have significant effect on accounting conservatism level.

Keyword : Accounting Conservatism, Good Corporate Governance, Firm Size, Leverage and profitability.

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban manajemen yang menggambarkan kinerja dan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Perusahaan dikatakan berhasil apabila mampu bertahan serta memiliki kinerja yang bagus. Dalam penyusunan laporan keuangan, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan bagi perusahaan untuk memilih metode maupun estimasi yang digunakan sesuai dengan kondisi perusahaan sehingga perusahaan dapat lebih fleksibel dalam menyesuaikan dengan kondisi perekonomian yang dialami oleh perusahaan. Kondisi perekonomian dimasa

mendatang penuh dengan ketidakpastian dan risiko sehingga perusahaan diharapkan lebih berhati-hati (konservatis) dalam pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan.

(4)

perusahaan (stock’s maket value) dengan nilai buku dimana semakin tinggi nilai dari rasio market to book value (lebih dari 1) mengindikasikan bahwa perusahaan semakin konservatis dalam penyajian laporan keuangannya.

Fenomena yang terjadi pada semester I 2016 yaitu peningkatan harga saham beberapa industri perbankan yang mengakibatkan meningkatnya rasio market to book value. Seperti yang dimuat dalam bareksa.com pada semester I tahun 2016 saham milik PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mengalami peningkatan. Peningkatan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) meningkat dari Rp 97 menjadi Rp 458 dengan nilai buku perusahaan sebesar Rp 1,3 miliar. Dengan adanya peningkatan harga saham ini mengakibatkan rasio market to book value meningkat dari 3,078 menjadi 3.8. Sedangkan untuk saham PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) meningkat dari Rp 171 menjadi Rp 344 dangan nilai buku perusahaan sebesar Rp 15.743.268. Dengan adanya peningkatan harga saham ini juga mengakibatkan rasio market to book value meningkat dari 1.04 menjadi 1,3. Peningkatan harga saham kedua perusahaan ini disebabkan kinerja perusahaan yang semakin membaik, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya laba perusahaan.

Fenomena ini menunjukkan perusahaan dengan kinerja yang semakin baik akan menarik perhatian investor sehingga harga pasar saham perusahaan semakin meningkat. Dengan meningkatnya harga pasar saham akan meningkatkan rasio market to book value yang berarti dengan adanya peningkatan rasio ini mengindikasikan bahwa perusahaan semakin konservatis dalam menyajikan laporan keuangannya. Terdapat beberapa faktor dalam menentukan keputusan manajer untuk lebih berhati-hati (konservatis) dalam penyajian laporan keuangannya. Dalam penelitian ini

faktor-faktor yang digunakan untuk mengetahui tingkatan konservatisme akuntansi pada perusahaan yaitu GCG, ukuran perusahaan leverage, dan profitabilitas.

Implementasi good corporate governance membuat segala sesuatu tentang perusahaan harus diungkapan secara terbuka sesuai dengan prinsip-prinsip GCG yaitu transaparan, wajar dan dapat dipertangunggjawabkan. Hal ini dapat diartikan pula dalam penyusunan laporan keuangan manajemen harus lebih berhati-hati (konservatis) agar informasi yang diungkapkan sesuai dengan kondisi perusahaan.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah ukuran perusahaan.Perusahaan yang besar memiliki masalah dan risiko yang lebih kompleks apabila dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, sehingga perusahaan yang ukurannya besar akan dikenakan biaya politis yang tinggi, untuk mengurangi biaya politis tersebut perusahaan menggunakan konservatisme akuntansi (Desak dan I gusti, 2013). Selain itu, leverage juga mampu mempengaruhi tingkatan konservatisme akuntansi pada perusahaan hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat leverage akan semakin tidak konservatis dalam menyajikan laporan keuangannya. Hal ini karena perusahaan cenderung akan meningkatkan laba agar kondisi keuangan terlihat baik oleh kreditur. Dan yang terakhir yaitu profitabilitas. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan lebih konservatis dalam melakukan menyajikan laporan keuangannya hal ini dikarenakan konservatisme digunakan oleh manajemen untuk mengatur laba agar terlihat stabil.

(5)

profitabilitas terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan informasi dan bukti tambahan terhadap penelitian yang akan datang.

RERANGKA TEORITIS YANG

DIPAKAI DAN HIPOTESIS Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori Keagenan menurut Jensen dan Meckling (1976) merupakan hubungan yang terjadi antara agen dengan prinsipal yang didalamnya terdapat sekumpulan kontrak dimana agen merupakan manajer yang diberikan wewenang oleh prinsipal yang merupakan pemilik dana (investor) untuk menjalankan perusahaan serta mengambil keputusan. Melalui pendelegasian tugas ini maka hubungan yang terjadi antara agen dengan prinsipal akan menghasilkan ketimpangan informasi (asimetri informasi) yang dimiliki antara keduanya dimana agen mengetahui lebih banyak informasi tentang perusahaan jika dibandingkan dengan prinsipal.

Teori keagenan memiliki elemen kunci yaitu bahwa principal dan agen memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda. Pihak prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterkan dirinya melalui profitabilitas perusahaan sedangkan pihak agen termotivasi untuk memaksimalkan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh kompensasi dan pinjaman (Fani dan Kusmuriyanto, 2015). Adanya perbedaan tujuan ini dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya konflik antara agen dengan prinsipal.

Hubungan teori keagenan dalam penelitian ini berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa melalui kehati-hatian (konservatisme) yang diterapkan oleh manajemen dalam menyajikan laporan keuangan akan menjaga hubungan antara pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan karena melalui konservatisme mampu mengurangi konflik keagenan

yang salah satunya disebabkan asimetri informasi diantara pihak-pihak yang melakukan transaksi dengan perusahaan.

Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal (signaling theory) menjelaskan mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal (Rheny dan Denies, 2012). Menurut Najmudin (2011:308) menyatakan bahwa teori sinyal merupakan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan untuk memberikan petunjuk kepada investor bagaimana mereka menilai prospek perusahaan. Hubungan teori sinyal dengan penelitian ini yaitu dengan teori ini memberikan sinyal keyakinan manajer atas prospek perusahaan dimasa depan yang dapat dinilai dari sejauh mana manajer menerapkan prinsip kehati-hatian (konservatisme) dengan cara pemilihan metode akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan yang bertujuan agar aset atau laba yang disajikan dalam laporan keuangan tidak terlalu besar (overstate) sehingga tidak akan menimbulkan harapan kompensasi keuangan yang terlalu besar dari investor terhadap perusahaan.

Stewardship Theory

Stewardship theory merupakan teori yang dibangun berdasarkan asumsi filosofis manusia tentang sifat manusia yakni manusia pada hakikatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas serta dan kejujuran terhadap pihak lain (Thomas, 2006). Hal ini berarti, stewardship theory mempercayai bahwa manajemen mampu bertindak sesuai dengan kepentingan publik ataupun stakeholder dengan menciptakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) sehingga kinerja perusahaan akan mengalami peningkatan dengan cara pemantauan kinerja manajemen.

(6)

teori ini manajemen dipandang sebagai pihak yang dapat dipercaya, bertanggung jawab serta berintegritas sehingga mampu melaksanakan penerapan tata kelola perusahaan (good corporate governance) sebaik mungkin sesuai dengan kepentingan (stakeholder) dan juga masyarakat sehingga laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen mampu memberikan informasi yang berkualitas bagi para pemangku kepentingan.

Hubungan Good Corporate Governance Terhadap Konservatisme Akuntansi Perusahaan yang memiliki hasil self assessment tentang pelaksanaan good corporate governance yang baik sesuai dengan Surat Edaran BI No.9/12/DPNP/2007 yaitu kurang dari 1,5 maka akan meningkatkan citra perusahaan sehingga loyalitas konsumen terhadap perusahaan juga semakin tinggi. Meningkatnya loyalitas konsumen akan berdampak kepada meningkatnya pendapatan dan profitabilitas perusahaan sehingga ketika profitabilias perusahaan meningkat perusahaan akan memiliki daya tarik dimata investor. Meningkatnya daya tarik investor ini akan meningkatkan harga pasar saham yang dimiliki oleh perusahaan sehingga nantinya rasio market to book value yang merupakan perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku semakin meningkat. Rasio market to book value merupakan proksi dari pengukuran konservatisme akuntansi. Meningkatnya rasio market to book value mengindikasikan bahwa perusahaan semakin konservatis. Pernyataan ini didukung dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dariush et al (2013) serta Fani dan Kusmuriyanto (2015) menunjukkan hasil bahwa good corporate governance berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

H1: Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi.

Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi Semakin besar ukuran perusahaan maka beban transfer kesejahteraan (biaya politis) yang dikeluarkan oleh perusahaan juga semakin besar karena perusahaan yang besar akan dikenakan tarif pajak yang lebih tinggi dan mendapatkan tuntutan dari buruh. Biaya Politis yang semakin besar mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai profitabilitas yang tinggi. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan berarti laba yang diperoleh perusahaan semakin meningkat. Meningkatnya laba perusahaan akan meningkatkan daya tarik masyarakat terutama investor terhadap perusahaan. Meningkatnya daya tarik masyarakat terutama investor akan meningkatkan harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham yang semakin meningkat akan meningkatkan nilai dari rasio market to book value yang merupakan proksi dari pengukuran konservatisme akuntansi. Meningkatnya rasio market to book value mengindikasikan bahwa perusahaan lebih konservatis. Penelitian yang dilakukan Ni Wayan dan Ni Made (2015) menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

H2: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi.

Hubungan Leverage Terhadap Konservatisme Akuntansi

(7)

mengindikasikan bahwa perusahaan semakin tidak konservatis. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan dan Ni Made (2105) menyatakan bahwa leverage mempunyai berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

H3: Leverage berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi

Hubungan Profitabilitas Terhadap Konservatisme Akuntansi

Semakin tinggi profitabilitas perusahaan berarti laba yang diperoleh perusahaan semakin meningkat. Meningkatnya laba perusahaan akan meningkatkan daya tarik masyarakat terutama investor terhadap perusahaan. Meningkatnya daya tarik masyarakat terutama investor akan meningkatkan

harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham yang semakin meningkat akan meningkatkan nilai dari rasio market to book value yang merupakan proksi dari pengukuran konservatisme akuntansi. Sehingga dengan meningkatnya rasio market to book value mengindikasikan bahwa perusahaan lebih konservatis (berhati-hati) dalam menyajikan laporan keuangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Radyasinta dan Kusmuriyanto (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntantsi

H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi

Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1

KERANGKA PEMIKIRAN METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian, penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) dan merupakan jenis penelitian kausal (Jogiyanto, 2015:70). Berdasarkan sifat dan jenis data, data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam data metrik yang bernilai kuantitatif dengan tipe skala atau tipe nilai data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala rasio dan menggunakan data sekunder (Jogiyanto, 2015:81). Data sekunder yang digunakan merupakan

data-data yang diperoleh dari laporan keuangan, annual report, serta laporan good corporate governance pada industri perbankan periode 2008 – 2015.

Batasan Penelitian

Terdapat beberapa batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Penelitian ini menguji pengaruh good corporate governance, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas terhadap tingkat konservatisme akuntansi

Good Corporate Governance

Konservatisme Akuntansi

Ukuran Perusahaan

Leverage

(8)

2. Industri yang yang digunakan dalam penelitian ini merupakan industri perbankan konvensional.

3. Periode penelitian dalam penelitian ini dimulai tahun 2008 sampai dengan 2015.

Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Variabel dependen (Y) adalah Konservatisme Akuntansi

2. Variabel independen (X) adalah Good Corporate Governance (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Leverage (X3) dan Profitabilitas (X4).

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Konservatisme Akuntansi

Konservastime merupakan sikap atau aliran (mazhab) untuk mengambil tindakan atau keputusan secara berhati-hati dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan risiko (Suwardjono, 2013:245). Konservatisme dalam penelitian ini menggunakan pengukuran rasio market to book value mengacu pada penelitian Fani dan Kusmuriyanto (2015).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma natural total aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Jumratul dan I Dewa (2014).

Leverage

Leverage merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai aset perusahaan perusahaan. Dalam penelitian ini proksi yang digunakan untuk pengukuran leverage yaitu total hutang dibagi dengan total aset mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan dan Ni Made (2015) :

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini proksi yang digunakan untuk menilai profitabilitas menggunakan ROA (Return On Asset) yaitu membandingkan antara Laba Bersih dengan Total Asset yang dimiliki perusahaan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Radyasinta dan Kusmuriyanto (2014) :

Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang tedaftar di BEI selama periode 2008-2015. Pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan proses pengambilan sampel yang membatasi jumlah sampel dengan kriteria-kriteria yang digunakan oleh peneliti sehingga menunjukkan hasil yang lebih baik. Maka dari itu terdapat beberapa kriteria yang digunakan oleh peneliti, terdiri dari:

1. Perusahaan sektor perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu 2008-2015.

SIZE = Ln (Total Aset)

Leverage Total Utang Total Aset =

Closing Price equity per share MTB =

(9)

2. Peusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dan berakhir pada 31 Desember selama periode penelitian yaitu 2008-2015.

3. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan yang diterbitkan.

4. Perusahaan melaporkan dan menerbitkan laporan Good Corporate Governance secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu 2008-2015.

Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data statistik deskriptif, analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Imam (2016: 19), analisis statistik deskriptif memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, minimum, maksimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Pengujian ini memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Model ini dikatakan baik jika distribusinya normal atau mendekati normal. Uji statistik ini dapat menggunanakan kolmogorov-Smirnov Test. Kolmogorov-Smirnov Test mempunyai kriteria tertentu dalam penilaian uji ini :

a. Jika signifikansi > 5%, maka data berdistribusi normal.

b. Jika signifikansi < 5% maka data berdistribusi tidak normal.

Uji Multikolinieritas

Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinieritas ini digunakan untuk penelitian yang memiliki variabel independen lebih dari satu. Hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

Uji Autokorelasi

Menurut Imam (2016: 107), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t1 (sebelumnya). Pada penelitian ini menggunakan uji Run Test. Hipotesis yang digunakan untuk uji ini adalah:

H0 : Resiudal random (acak), artinya tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual

Ha : Residual tidak random, artinya terjadi autokorelasi antar nilai residual

Data akan dilihat pada nilai signifikan > 0,05. Apabila nilai signifikansi yang dihasilkan > 0,05 maka dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam (2016: 134), uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat adanya ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam suatu model regresi. Suatu model dapat dikatakan bebas dari heterokedastisitas apabila koefisien

parameter β dari persamaan regresi secara

(10)

Regresi Linier Berganda

Analisis regresi dilakukan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih selain itu juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Imam Ghozali 2011 : 96). Dalam penelitian ini peneliti menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan metode analisis regresi linier berganda (Multiple Linier Regression) dengan persamaan matematis sebagai berikut:

KON_AK = α+β1GCG + β2SIZE + β3LEV

+ β4ROA + ε Keterangan :

KON_AK = Konservatisme Akuntansi

GCG = GCG

SIZE = Ukuran Perusahaan LEV = Leverage

ROA = Profitabilitas

α = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi GCG

β2 = Koefisien Regresi SIZE

β3 = Koefisien Regresi Leverage

β4 = Koefisien Regresi Profitabilitas

ε = error

ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN

Analisis statistik deskriptif

Dalam penelitian ini analisis deskriptif akan menjelaskan dan mendeskriptifkan data yang dilihat dari minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Berikut ini ialah penjelasan dari analisis deskriptif :

Tabel 1

Hasil Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Konservatisme 122 ,3029 3,6587 1,381490 ,6962065

GCG 122 1,0000 3,0000 1,653238 ,4255754

SIZE 122 27,9384 34,4445 31,763050 1,6260520

Leverage 122 ,3422 ,9398 ,873263 ,0663636

Profitabilitas 122 ,0005 ,0446 ,019599 ,0106733

Keterangan Nilai minimum variabel GCG mengindikasikan penerapan kesebelas indikator good corporate governance perbankan semakin baik, sedangkan nilai maksimum variabel GCG mengindikasikan penerapan kesebelas indikator good corporate governance perbankan semakin buruk.

Sumber: Data Diolah

1. Konseratisme Akuntansi

Berdasarkan output uji statistik deskriptif tabel menunjukkan bahwa sampel dalam penelitian ini sebanyak 122 sampel. Pada penelitian ini diperoleh nilai minimum konservatisme akuntansi sebesar 0,3029 dari Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) pada tahun 2015. Pada tahun 2015 harga saham saat penutupan (closing price) Bank Artha Graha Internasional Tbk sebesar Rp 64 dan nilai buku perlembar saham sebesar Rp 211,316 sehingga rasio market to book value yang dihasilkan

sebesar 0,3029. Nilai minimum konservatisme akuntansi yang jauh dari 1 mengindikasikan bahwa Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) cenderung tidak konservatis dalam pelaporan keuangannya dibandingkan dengan bank-bank lain yang menjadi sampel selama periode 2008-2015.

(11)

to book value. Harga saham saat penutupan (closing price) bank BCA sebesar Rp 13.300 lebih besar dari nilai buku perlembar saham yaitu Rp 3.635,162 sehingga rasio market to book value yang dihasilkan sebesar 3,6587. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki tingkat konservatisme akuntansi yang tinggi dalam pelaporan keuangannya karena berarti perusahaan mencatat nilai buku lebih rendah daripada nilai pasar perusahaan. Standar deviasi konservatisme akuntansi dari sebesar 0,6475693 dengan nilai mean sebesar 1,381490. Nilai standar deviasi variabel konservatisme akuntansi dalam penelitian ini jauh lebih lecil dari nilai rata-rata yang diperoleh untuk variabel konservatisme akuntansi berarti variasi data dalam penelitian tergolong rendah atau data homogen sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data baik.

Sedangkan dari 122 sampel yang diteliti sebesar 53% perusahaan memiliki nilai konservatisme akuntansi dibawah rata-rata selama periode 2008-2015 dan sisanya 47% perusahaan memiliki nilai konservatisme akuntansi diatas rata-rata dengan demikian dapat diartikan bahwa rata-rata perusahaan perbankan memiliki tingkat konservatisme akuntansi yang rendah karena semakin rendah rasio market to book value berarti perusahaan mengakui nilai buku lebih tinggi dari nilai pasar perusahaan

2. Good Corporate Governance

Berdasarkan output uji statistik deskriptif tabel menunjukkan bahwa sampel dalam penelitian ini sebanyak 122 sampel. Pada penelitian ini diperoleh nilai minimum good corporate governance sebesar 1.000. Terdapat beberapa bank yang memperoleh nilai komposit sebesar 1,000 diantaranya yaitu Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) pada tahun 2010, Bank CIMB Niaga Tbk pada tahun 2013, Bank OCBC NISP Tbk pada tahun 2013, Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada tahun 2015, serta Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada tahun 2014 dan 2015. Nilai

maximum sebesar 3,000 berasal dari Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) di tahun 2011.

Rata-rata nilai good corporate governace pada industri perbankan berdasarkan tabel diatas sebesar 1,653238. Dari 122 sampel yang diteliti sebesar 48% perusahaan memiliki nilai komposit GCG dibawah rata-rata sedangkan sisanya sebesar 52% memiliki nilai komposit GCG diatas rata-rata. Standar deviasi dari good corporate governance sebesar 0,4255754. Nilai standar deviasi yang jauh dibawah rata-rata mengindikasikan bahwa variasi data dalam penelitian tergolong rendah.

Namun, untuk keseluruhan data yang diolah menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan memiliki tata kelola perusahaan dengan predikat baik yang dapat dilihat dari hasil uji statistik rata-rata nilai komposit sebesar 1,653238 dan nilai rata-rata komposit tersebut masih dalam kategori predikat baik dikarenakan nilai komposit yang kurang dari 2,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian telah memiliki tata k/elola yang baik.

3. Ukuran Perusahaan

Nilai minimum ukuran perusahaan sebesar 27,9384 berasal dari logaritma natural total aset Bank Of India Tbk (BSWD) pada tahun 2008 dengan total aset sebesar Rp 1.359.880.323.678. Sedangkan nilai maximum ukuran perusahaan sebesar 34,4445 berasal dari logaritma natural total aset Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2015 dengan total aset sebesar Rp 910.063.409.000.000.

(12)

sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data baik.

4. Leverage

Nilai minimum leverage sebesar 0,3422 berasal dari Bank QNB Indonesia Tbk pada tahun 2013 dengan total hutang sebesar Rp 3.781.586.000.000 dan total aset sebesar Rp 11.051.347.000.000. Hal ini berarti kemampuan terendah perusahaan dalam membiayai aset-asetnya menggunakan hutang yaitu sebesar 34,2%. Sedangkan nilai maksimum yaitu sebesar 0,9398 pada Bank Artha Graha Internasional Tbk tahun 2011 dengan total hutang sebesar Rp 18.031.095.213.642 dan total aset sebesar Rp 19.185.436.308.366. Hal ini berarti kemampuan tertinggi perusahaan dalam membiayai aset-asetnya yaitu sebesar 93,98%. Dapat diartikan pula pengawasan kreditur pada perusahaan yang memiliki leverage tinggi akan lebih ekstra apabila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki leverage yang rendah.

Secara keseluruhan rata-rata leverage sebesar 0,873263 dengan standar deviasi 0,0663636. Standar deviasi dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh jarak antara data satu dengan data yang lainnya. Variasi data dari leverage dapat dikatakan rendah karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata yaitu sebesar 0,0663636.

5. Profitabilitas

Nilai minimum sebesar 0,0005 yang berasal dari Bank QNB Indonesia Tbk pada tahun 2011 dengan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 15.550.000.000 dan total aset sebesar Rp 3.593.817.000.000. Hal ini berarti kemampuan terendah perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aset yang dimiliki perusahaan sebesar 0,05%.

Sedangkan nilai maksimum yaitu sebesar .0446 yang diperoleh dari Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2013 dengan laba sebelum pajak sebesar Rp 27.910.000.000.000 dan total

aset sebesar Rp 626.100.633.000.000 yang berarti kemampuan tertinggi perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aset yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 4,6%. Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa profitabilitas memilki rata-rata sebesar 0,019599 dengan standar deviasi 0,0106733. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata menunjukkan bahwa variasi data dalam penelitian tergolong rendah atau data homogen sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data baik.

ROA (Return On Asset) yang tinggi menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh dari aset perusahaan semakin baik karena berarti manajemen mampu mengoptimalkan penggunaan serta pemanfaatan aset yang dimiliki oleh perusahaan, begitu pula sebaliknya semakin rendah rasio Return on Asset menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh dari aset perusahaan semakin buruk dan dapat dikatakan bahwa

manajemen belum mampu

mengoptimalkan penggunaan serta pemanfaatan aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Uji Normalitas

Hasil perhitungan normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Residual dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansinya Kolmogorov-Smirnov Test (Test Statistic)> 0,05. Data semula dengan sampel perusahaan sebesar 144 perusahaan menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,000 lebih kecil dari koefisien signifikan yaitu 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data residual dalam model regresi tersebut tidak berdistribusi normal.

(13)

harus melakukan pengujian ulang terhadap data-data yang dianggap outlier. Pengujian outlier dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 7 kali dengan total data outlier sebanyak 22 sehingga menghasilkan sampel akhir 122 perusahaan selama periode 2008-2015 dengan signifikansi sebesar 0,065 sehingga data telah terdistribusi normal.

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 122

Test Statistic .078

Asymp. Sig. (2-tailed)

.065c

Sumber: Hasil Olah SPSS

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen (Imam, 2016: 103).

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

GCG .748 1.336

Ukuran

Perusahaan .715 1.398

Leverage .987 1.013

Profitabilitas .800 1.249 Sumber: Hasil Olah SPSS

Nilai tolerance menunjukkan bahwa tidak terdapat variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Sedangkan untuk hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama bahwa dari keempat variabel independen tidak ada satupun variabel yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah terdapat masalah autokorelasi pada model regresi yang digunakan peneliti menggunakan Run Test.

Tabel 4 Hasil Run Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.05809

Total Cases 122

Asymp. Sig. (2-tailed) .585 Sumber: Hasil Olah SPSS

Berdasarkan hasil pengujian Run Test tabel 4.6 menunjukkan nilai test sebesar -0,05809 dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,585. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,585 lebih besar dari koefisien signifikan 0,05 (0,585 > 0,05). Hal ini berarti hipotesti nol bahwa data residual random (acak) sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Hasil pengujianya sebagai berikut:

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Sig

GCG 0,252

Ukuran Perusahaan 0,232

Leverage 0,749

Profitabilitas 0,070

(14)

Berdasarkan tabel hasil uji glejser diperoleh signifikansi variabel GCG sebesar 0,252, Ukuran Perusahaan sebesar 0,232, Leverage sebesar 0,749, dan profitabilitas sebesar 0,070. Keempat variabel indpenden menunjukkan nilai siginifikansi diatas 0,05 terhadap variabel dependen Absolut Residual (AbsUt). Hal ini berarti menunjukkan bahwa nilai signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt). Sehingga dapat disimpulkan model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara good corporate governance, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi serta mengetahui hubungan antara keempat variabel independen tersebut dengan variabel dependen. Dari hasil pengolahan data diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:

KON_AK = 2,339 – 0,181 GCG + 0,036 SIZE – 2,8000 LEV + 32,316

ROA + ε

Uji Hipotesis Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi dalam penelitian fit atau tidak fit. Hasil dari uji model regresi (uji F) dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 6 Hasil uji F

Sumber: Hasil Olah SPSS

Berdasarkan tabel hasil uji F sebesar 23,310 dengan nilai signifikansi 0,000 yang jauh lebih kecil dibandingkan tingkat

signifikansi (α) 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat salah satu dari variabel good corporate governance,

ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas yang berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi dan model regresi dikatakan fit atau bagus.

Uji R2

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model (pengaruh variabel independen) dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 7 Hasil Uji R2

Sumber: Hasil Olah SPSS

Berdasarkan tabel, nilai adjusted R square menunjukkan angka 0,424 yang berarti variabel konservatisme akuntansi dapat dijelaskan oleh variabel good corporate governance, ukuran perusaahan, leverage dan profitabilitas sebesar 42,2% sedangkan sisanya 57,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dteliti dalam penelitian ini.

Uji t

Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu (setiap) variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Hasil dari uji t dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 8 Hasil Analisis Uji t Variabel Sig. t hitung t tabel

GCG .168 -1.387 1,9804 SIZE .301 1.040 1,9804 LEV .000 -3.845 1,9804 ROA .000 6.427 1,9804 Sumber: Hasil Olah SPSS

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate

Model F Sig.

Regression 23,310 0.000

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

(15)

governance terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan tabel 8 nilai t hitung sebesar -1,387 dengan signifikansi 0,168. Tingkat signifikansi sebesar 0,168 lebih besar dari 0,05 serta nilai t hitung sebesar -1,387 lebih kecil dari pada t tabel yaitu 1,9084 maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti good corporate governance tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dilakukan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan tabel 8 nilai t sebesar 1.040 dengan signifikansi 0,301. Tingkat signifikansi sebesar 0,301 lebih besar dari 0,05 serta nilai t hitung sebesar 1,080 lebih kecil dari pada t tabel yaitu 1,9084 maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga dilakukan untuk menguji pengaruh leverage terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan tabel 8 nilai t sebesar -3,845 dengan signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 serta nilai t hitung sebesar 3,854 lebih besar dari t tabel yaitu 1,9084 maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti d. Pengujian Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat dilakukan untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan tabel 8 nilai t sebesar 6.427 dengan signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 serta nilai t hitung sebesar 6,427 lebih besar dari t tabel yaitu 1,9084 maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Pembahasan

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Konservatisme Akuntansi Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh temuan bahwa good corporate governance tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi dengan nilai signifikan good corporate governance sebesar 0,168 lebih besar 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis pertama ditolak dan teori dalam penelitian ini belum dapat dibuktikan kebenarannya bahwa good corporate governance berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi dengan menggunakan proksi pengukuran rasio market to book value.

TABEL 9

Rata-Rata GCG Berdasarkan Tingkat Konservatisme Akuntansi

Sumber: Data Diolah

(16)

maupun perusahaan yang tidak konservatis dalam menyajikan laporan keuangannya sama-sama memiliki tata kelola perusahaan (good corporate governance) dengan predikat baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai komposit yang diperoleh dari jumlah observasi dalam kisaran 1,5 sampai dengan 2,00. Dimana sesuai dengan SE BI No. 09/12/DPNP/2007 perusahaan dengan nilai komposit tersebut merupakan perusahaan dengan pelaksanaan GCG dengan predikat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan good corporate governance tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi yang diterapkan perusahaan dalam penyajian laporan keuangannya.

Hasil pengujian yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh good corporate governance terhadap konservatisme akuntansi apabila dikaitkan dengan cara pengukuran konservatisme dalam penelitian ini yang merupakan rasio perbandingan antara harga saham saat penutupan (closing price) dengan nilai buku per lembar saham, nilai komposit good corporate governance tidak akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan diduga karena besar atau kecilnya nilai komposit yang diperoleh dari laporan self assessment good corporate governance bukan merupakan fokus utama dari investor, karena fokus utama dari investor merupakan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan dengan kinerja keuangan yang baik kemungkinan besar investor memperoleh dividen dan return juga semakin besar. Oleh karena itu, nilai komposit tersebut tidak akan mempengaruhi fluktuasi harga saham yang menyebabkan nilai dari rasio market to book value yang merupakan proksi pengukuran konservatisme akuntansi juga tidak akan berpengaruh.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Mariska Veres (2013) yang tidak dapat membuktikan pengaruh good corporate governance terhadap konservatisme

akuntansi akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fani dan Kusmuriyanto (2015) yang menunjukkan hasil bahwa good corporate governance berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh temuan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi dengan nilai signifikan 0,301 jauh lebih besar dari 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis kedua ditolak dan teori dalam penelitian ini belum dapat dibuktikan kebenarannya bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi dengan menggunakan proksi pengukuran rasio market to book value.

TABEL 10

Rata-Rata SIZE Berdasarkan Tingkat Konservatisme Akuntansi

Sumber: Data Diolah

(17)

perusahaan yang tidak konservatis dalam menyajikan laporan keuangannya memiliki ukuran perusahaan yang hampir sama. Hal ini dapat dilihat dari selisih nilai rata-rata logaritma natural total aset antara perusahaan yang menerapkan konservatisme akuntansi dengan perusahaan yang tidak menerapkan konservatisme akuntansi tidak terlalu besar sehingga berarti dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi.

Apabila dikaitkan dengan cara pengukuran konservatisme dalam penelitian ini yang merupakan rasio perbandingan antara harga saham saat penutupan (closing price) dengan nilai buku per lembar saham, ukuran perusahaan tidak akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan karena umumnya orientasi utama investor adalah dividen dan juga return sedangkan perusahaan besar atau kecil belum tentu akan memberikan keuntungan terhadap investor apabila memperoleh laba karena kemungkinan laba yang diperoleh oleh perusahaan akan di reinvestasikan kembali ke perusahaan untuk tujuan perluasan usaha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besar atau kecilnya perusahaan tidak akan berdampak pada fluktuasi harga saham sehingga nilai dari rasio market to book value yang merupakan proksi pengukuran konservatisme akuntansi juga tidak akan berpengaruh.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Mochammad dan Darsono (2015) yang tidak dapat membuktikan pengaruh ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi akan tetapi tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan dan Ni Made (2015) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Pengaruh Leverage Terhadap Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh temuan bahwa leverage berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi dengan nilai signifikan 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis ketiga diterima dan teori dalam penelitian dapat dibuktikan kebenarannya bahwa leverage berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi dengan menggunakan proksi pengukuran rasio market to book value.

TABEL 11

Rata-Rata Leverage Berdasarkan Tingkat Konservatisme Akuntansi

Tahun

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa nilai rata-rata leverage selama periode penelitian yaitu 2008 – 2015 pada perusahaan perbankan yang menerapkan konservatisme akuntansi sebesar 0,8575. Sedangkan pada perusahaan perbankan yang tidak menerapkan konservatisme akuntansi memiliki nilai rata-rata leverage sebesar 0,9022. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari data yang diolah, perusahaan yang konservatis dalam menyajikan laporan keuangannya memiliki rata-rata leverage yang lebih rendah yaitu sebesar 0,8575 atau 85,75% apabila dibandingkan dengan perusahaan yang tidak konservatis dalam menyajikan laporan keuangannya yaitu sebesar 0,9022 atau 90,22%.

(18)

akan semakin tidak konservatis dalam menyajikan laporan keuangannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ni Wayan dan Ni Made (2015) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dini Prastiwi (2013) menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh temuan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi dengan nilai signifikan 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis keempat diterima dan teori dalam penelitian dapat dibuktikan kebenarannya bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi dengan menggunakan proksi pengukuran rasio market to book value.

TABEL 12

Rata-Rata Profitabilitas Berdasarkan Tingkat Konservatisme Akuntansi

Tahun

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel 12 menunjukkan bahwa nilai rata-rata profitabilitas selama periode penelitian yaitu 2008 – 2015 pada perusahaan perbankan yang menerapkan konservatisme akuntansi sebesar 0,0235. Sedangkan pada perusahaan perbankan yang tidak menerapkan konservatisme akuntansi memiliki nilai rata-rata

profitabilitas sebesar 0,015. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari data yang diolah, perusahaan yang konservatis dalam menyajikan laporan keuangannya memiliki rata-rata profitabilitas yang lebih tinggi yaitu sebesar 0,0235 atau 2,35% apabila dibandingkan dengan perusahaan yang tidak konservatis dalam menyajikan laporan keuangannya yaitu sebesar 0,0125 atau 1,25%. Sehingga berdasarkan data tersebut juga dapat dibuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Hal ini berarti dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan membawa kencenderungan yang tinggi bagi perusahaan untuk menerapkan prinsip konservatisme karena perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi ingin menjaga agar laba yang diperoleh tidak terlihat fluktuatif. Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Radyasinta dan Kusmuriyanto (2014) yang juga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika dan Fachrurrozie (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

KESIMPULAN, KETERBATASAN

DAN SARAN

Berdasarkan pengujian terhadap hipotesis penelitian dan pembahasan hasil, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

(19)

keuangan perusahaan sehingga nilai komposit tersebut tidak akan mempengaruhi fluktuasi harga saham yang menyebabkan nilai dari rasio market to book value yang merupakan proksi pengukuran konservatisme akuntansi juga tidak akan berpengaruh. 2. Selama delapan tahun pengamatan

(2008-2015) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi dikarenakan perusahaan besar umumnya akan menjadi perhatian dari berbagai pihak sehingga perusahaan besar akan membuat laporan keuangan yang benar-benar menggambarkan perusahaan sedangkan prinsip mengenai konservatisme akuntansi ini masih dianggap oleh beberapa pihak merupakan prinsip memberikan dampak laporan keuangan yang disajikan menjadi bias sehingga belum mampu dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi resiko perusahaan.

3. Selama delapan tahun pengamatan (2008-2015) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), menunjukkan hal yang serupa dengan hipotesis awal yaitu leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi yang dapat diartikan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang semakin tinggi memiliki tingkat konservatisme akuntansi yang semakin rendah.

4. Selama delapan tahun pengamatan (2008-2015) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), juga menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi yang dapat diartikan bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang semakin tinggi memiliki tingkat konservatisme akuntansi yang semakin tinggi.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan antara lain: 1) Dalam penelitian ini terdapat data outlier sehingga hasil penelitian yang dicapai kurang maksimal dari yang diharapkan peneliti. 2) Pengukuran good corporate governance dengan sebelas indikator memiliki kekurangan pada tahun 2013, 2014, dan 2015 banyak bank yang menggunakan penilaian komposit dengan nilai peringkat untuk self assessment GCG karena adanya perubahan peraturan dari BI.

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan untuk peneliti di masa yang akan datang untuk: 1) Penelitian selanjutnya dapat menggunakan model pengujian statistik lain yang tidak mensyaratkan sebaran data berdistribusi normal sehingga data tidak mengalami proses outlier. 2) Penelitian selanjutnya menggunakan peringkat penilaian self asessment untuk mengukur variabel good corporate governance pada industri perbankan.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2007. Surat Edaran No. 9/12/DPNP/2007 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Jakarta : Bank Indonesia

Desak Gede Utami Aristiyani & I Gusti

Putu Wirawati. 2013. “Pengaruh Debt

To Total Assets, Dividen Payout Ratio dan Ukuran Perusahaan pada Konservatisme Akuntansi Perusahaan

Manufaktur di BEI”. E-Jurnal

Akuntansi, 3(3). Pp 216-230

Dini Prastiwi Brilianti. 2013. “Faktor -faktor yang Mempengaruhi Penerapan

Konservatisme Akuntansi Perusahaan”.

Accounting Analysis Journal, 2(3). Pp 268-275.

Fani Risdiyani & Kusmuriyanto.

2015.“Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penerapan

(20)

Ika Ria Padmawati & Fachrurrozie. 2015.

“Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governanance Terhadap Tingkat

Konservatisme Akuntansi”. Accounting Analysis Journal. 4(1) Pp 1-11

Imam Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jensen, Michael, and William Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, and Ownership

Structure”. Journal of Financial Economics, Vol.3. Pp 305-360.

Jogiyanto. 2015. Metodologi Penelitian : Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Keenam. Yogyakarta : BPFE-UGM

Jumratul Haryani & I Dewa Nyoman

Wiratmaja. 2014. “Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Komite Audit, Penerapan International Financial Reporting Standards dan Kepemilikan Publik pada

Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.6(1). Pp.63-78 Mariska Veres. 2013. “Hubungan

Mekanisme Good Corporate Governance Dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Konservatisme Akuntansi Di Industri Perbankan Indonesia Periode

2009-2011”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya, 2(1). Pp 1-17 Mochammad Ibnu Haris & Darsono. 2015.

“Pengaruh Non-Ceo Family Ownership Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi Dengan Founder Ownership Sebagai Variabel

Pemoderasi”. Diponegoro Journal Of Accounting.4(4).Pp1-8

Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan

dan Aktualisasi Syari’iyyah Modern.

Yogyakarta: Andi.

Ni Wayan Noviantari & Ni Made Dwi

Ratnadi. 2015. “Pengaruh Financial

Distress, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Pada Konservatisme

Akuntansi”. E-Jurnal Akuntansi, 11(3). Pp 646-660

Reny Dyah Retno & Denies Priantinah.

2012. “Pengaruh Good Corporate

Governance dan Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility

Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Nominal. 1(1). Pp 84-103

Radyasinta Surya Pratanda &

Kusmuriyanto. 2014. “Pengaruh

Mekanisme Good Corporate Governance, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Konservatisme

Akuntansi”. Accounting Analysis

Journal, 3(2). Pp 255-263

Suwardjono. 2013. Teori Akuntansi; Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Thomas Stefanus Kaihatu. 2006. “Good

Corporate Governance Dan

Penerapannya Di Indonesia”.Journal of

Management and

Gambar

Gambar 1 KERANGKA PEMIKIRAN
Tabel 1 Hasil Analisis Deskriptif
Hasil Uji Normalitas Tabel 2 penelitian ini, untuk mendeteksi apakah terdapat masalah autokorelasi pada model
tabel hasil

Referensi

Dokumen terkait

Dari keterangan anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan, kemudian ditegakkan diagnosis pada pasien berupa perdarahan pasca persalinan et causa atonia

Ada tiga tahap yang telah dilalui dalam penelitian ini, yaitu preliminary design(desain awal) dengan menggunakan dua aktivitas yaitu aktivitas pertama

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji faktor spesifik bank yang terdiri atas loan loss provision, inefficiency, leverage, non interest income, size, dan profitability,

Pengukuran user create yang dilakukan pada sistem OpenStack yang dibuat ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh platform keystone

Tahap asetogenesis menghasilkan produk yang digunakan dalam tahap pembentukan gas metana oleh bakteri metanogenik pada tahap metanogenes is, akan tetapi tidak

Penyediaan infrastruktur permukiman Program pembangunan infrastruktur perkotaan RTRW APBD 5 tahun pertama dan 5 tahun kedua Penyediaan infrastruktur permukiman Program pembangunan

Design ( perencanaan), Operation (Operasi) dan M aintanance ( Pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat.

Hal ini ditunjukkan dari nilai hasil tes yang diberikan pada siklus I pertemuan I Aktivitas belajar IPA siswa kelas III di atas menunjukkan hasil prosentase