• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II FILSAFAT PANCASILA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II FILSAFAT PANCASILA INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

FILSAFAT PANCASILA

A. Pengertian Filsafat

Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia. Secara etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa

Yunani “philein” yang artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau

“kebijaksanaan” atau “wisdom”.

B. Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Dasar filsafat negara pancasila adalah merupakan satu kesatuan yang bersifat majemuk tunggal.

C. Kesatuan Sila-Sila Pancasila

Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari sila-sila dimukanya.

Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan hierarkhis piramidal. Tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya,

dikualifikasi oleh empat sila lainnya.

D. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sisitem Filsafat

Secara filosofis pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki, dasar ontologis, dasar epistimologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya.

E. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara

Republik Indonesia

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,

kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu sumber dari hukum dasar dalam negara Indonesia. Sebagai suatu sumber dari hukum dasar, secara objektif merupakan suatu

(2)

filsafat negara Republik Indonesia.

F. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa

ini merupakann kausa materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila

tersebutkemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

G. Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila

Realisasi setiap sila atau derivasi setiap sila senantiasa, dalam hubungan yang sistemik dengan sila-sila lainnya. Hal ini berdasarkan pada pengertian bahwa makna sila-sila Pancasila senantiasa dalam hubungannya sebagai sistem filsafat.

H. Pancasila sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan terutama dalam melaksanakan pembangunan dan pembaharuan maka harus mendasarkan pada suatu kerangka pikir, sumber nilai serta arahan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Filsafat Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan

kenegaraan adalah merupakan Identitas Nasional Indonesia. Hal ini didasarkan

pada suatu realitas bahwa kausa materialis atau asal nilai-nilai Pancasila adalah

bangsa Indonesia sendiri.

BAB III

IDENTITAS NASIONAL

A. Pengertian Identitas Nasional

Agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jatidiri dan identitas nasional yang merupakan

kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

(3)

dinamis namun harus berkeadaban serta kesadaran akan tujuan hidup bersama dalam berbangsa dan bernegara. Dengan kesadaran akan kebersamaan dan persatuan tersebut maka insyaAllah bangsa Indonesia akan mampu mengukir identitas nasionalnya secara dinamis di dunia internasional.

B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Faktor yang mendukung kelahiran identitas bangsa Indonesia meliputi : 1. Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis

2. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik dan kebudayaan.

C. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada

hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat pancasila bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa

melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang “panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara formal yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia.

Sejarah Budaya Bangsa sebagai Akar Identitas Nasional

Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Inodnesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirirkan negara. Proses terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan pada abad ke-IV, ke-V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke-VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra di Palembang, kemudian kerjaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.

Dasar-dasar pembentuka nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945 yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia.

BAB IV

DEMOKRASI INDONESIA

A. Demokrasi dan Implementasinya

(4)

demokrasi, ini karena dua alasan:

1. Hampir semua Negara di dunia menjadikan demokrasi sebagai asasnya

yang fundamental .

2. Demokrasi sebagai asas Negara secara esensial telah memberikan arah bagi

peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertinggi tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang berbeda-beda (Rais, 1955:1).

Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam system pemerintahan, demokrasi juga melahirkan system yang bermacam-macam seperti, sistem presidensial, sistem parlementer, sistem referendum (meletakkan pemerintah sebagai bagian/ badan pekerja dari parlemen). Di beberapa Negara ada yang menggunakan sistem campuran antara presidensial dengan parlementer.

B. Arti dan Perkembangan Demokrasi

Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan

kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

C. Bentuk-Bentuk Demokrasi

Formal demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti system

pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai Negara. Dalam suatu Negara misalnya dapat diterapkan demokrasi dengan menerapkan system presidensial atau sistem parlementer.

Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan eksekutif (kekuasaan menjalankan permintaan) sepenuhnya berada di tangan presiden.

Sistem Parlementer : Sistem ini menerpakan model hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legeslatif. Kepala eksekutif (head of government) adalah berada di tangan seorang perdana menteri. Adapun kepala Negara (head of state) adalah berada pada seorang ratu, misalnya di Negara Inggris atau ada pula yang berada pada seorang presiden misalnya di India. Prinsip demokrasi perwakilan liberal didasarkan pada suatu filsafat

kenegaraan bahwa manusia adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar

fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.

Kebebasan formal berdasarkan demokrasi liberal akan menghasilkan kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya kapitalislah yang menguasai negara.

D. Demokrasi Indonesia

(5)

meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik yang demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya. Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode :

1. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer 2. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin

3. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru 4. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi

Dalam bidang Politik & Konstitusional. Menurut UUD 1945, demokrasi berarti menegakkan kembali asas-asas negara hukum dimana kepastian hukum dirasakan oleh segenap warga negara. Hak-hak asasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalam aspek perorangan dijamin, dan penyalahgunaan

kekuasaan dapat dihindarkan secara intitusional.

Dalam bidang Ekonomi. Demikrasi berarti Kehidupan yang layak bagi semua warga negara. Mencakup :

- Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara - Koperasi

- Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya

- Peranan pemerintahan yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.

Kekuasaan pemerintahan negara ditangan rakyat mengandung pengertian tiga hal :

1. Pemerintah dari rakyat (government of the people)

2. Pemerintahan oleh rakyat (government by people)

3. Pemerintahan untuk rakyat (government for people)

Secara umum dalam sistem pemerintahan yang demokratis senantiasa mengandung unsur yang paling penting dan mendasar, yaitu:

- Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik. - Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.

- Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warganegara.

- Suatu sistem perwakilan

- Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.

Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi adalah : 1. Kekuasaan ditangan rakyat

(a) Pembukaan UUD alinea IV

“…Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD RI yang berkedaulatan rakyat…”

(b) Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

(6)

permusyawaratan perrwakilan” (pokok pikiran III) (c) UUD 1945 Pasal 1 ayat (1)

“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik” (d) UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)

“kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut undang-undang dasar”

Jadi, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat dan realisasinya diatur dalam UUD. Sebelum dilakukan amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh MPR.

2. Pembagian kekuasaan

Pembagian kekuasaan menurut demokrasi :

1. Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (pasal 4 ayat (1) UUD

1945)

2. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Preisiden, DPR, dan DPD

pasal 5 ayat (1), pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945.

3. Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada MA pasal 24 ayat (1) UUD

1945.

4. Kekuasaan Inspektif atau pengawasan didelegasikan kepada BPK dan DPR.

Dalam UUD 1945 pasal 20 ayat (1) “… DPR juga memiliki fungsi pengawasan terhadap presiden selaku penguasa eksekutif”.

5. Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsultatif,

didelegasikan kepada DPA, pasal 16 UUD 1945. Artinya DPA dihapuskan karena berdasarkan kenyataan pelaksanaan kekuasaan Negara fungsinya tidak jelas.

3. Pembatasan Kekuasaan

Pembatasan kekuasaan menurt konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui mekanisme 5 tahunan kekeuasaan:

(a) Pasal 1 ayat (2) “kedaulatan ditangan rakyat…”

Pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.

(b) MPR memilki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden

dan Wapres,serta melakukan impeachment terhadap presiden jika melanggar konstitusi.

(c) Pasal 20 A ayat (1),”DPR memiliki fungsi pengawasan.” Yang berarti

mengawasi pemerintahan selama jangka waktu 5 tahun.

(d) Rakyat kembali mengadakan Pemilu setelah membentuk MPR dan DPR

(rangkaian kegiatan 5 tahunan sebagai periodesasi kekuasaan.

Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut :

(7)

(2) Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat 7.

Konsep Pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut :

(1) Pasal 1 ayat (2), “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut UUD.”

(2) Pasal 2 ayat (1), “MPR terdiri atas DPR dan anggota DPD” (3) DPR senantiasa mengawasi tindakan Presiden.

Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :

(1) Pasal 27 ayat (1), “Segala warganegara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya.”

(2) Pasal 28, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UU.”

(3) Pasal 30 ayat (1), ”Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara.”

Konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan yang terbuka untuk seluruh warga Negara Indonesia. Demokrasi Indonesia mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah sebagai unsur sentral, oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya harus ditunjang oleh adanya orinentasi baik pada nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi hukum dan perundang-undangan juga harus ditunjang norma-norma kemasyarakatan yaitu tuntutan dan kehendak yang berkembang dalam masyarakat.

BAB V

NEGARA DAN KONSTITUSI

A. Pengertian negara

Nicollo Machiavelli yang merumuskan Negara sebagai Negara

kekuasaan. Teori Negara menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi yang kuat dari filsuf lain separti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778). Mereka mengartikan Negara sebagai suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat secara bersama. Menurut mereka, manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak asasinya seperti hak untuk hidup, hak milik serta hak kemerdekaan.

Konsep pengertian Negara modern yang dikemukakan oleh para tokoh lain antara lain :

1.Roger H. Soltau,mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai alat agency

atau wewenang / authority yang mengatur atau mengendalikan

persoalan-persoalan besama atas nama masyarakat.

(8)

yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat sah lebih agung dari pada individu atau sekelompok.

3.Mc. Iverbahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban

suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan system hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah maksud tersebut diberi kekuasaan

memaksa.

4.Miriam Budiardjo bahwa Negara adalah suatu daerah territorial yang

rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dr

warga Negaranya ketaatan pada perundang-undangannya melalui penguasaan (control) monopolitis dari kekuasaan yang sah.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para sarjana tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua Negara memiliki

unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur Negara meliputi :

1. Wilayah

2. Rakyat

3. Pemerintahan

Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya kesatuan nasib, yaitubersama-sama dalam suatu penderitaan dibawah

penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar belakang budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya.

Prinsip-prinsip Negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea I,II,III & IV.

B. Konstitusionalisme

Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi secara efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok

konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus)

diantara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan negara.

Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada umumnya dipahami berdasarkan pada :

1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama

2. Kesepakatan tentang the rule of law

3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan

Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu Negara.

Kesepakatan kedua , adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi.

(9)

Negara dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b)

hubungan-hubungan antar organ Negara itu satu sama lain, serta (c) hubungan-hubungan antar organ-organ Negara itu dengan warga Negara .

Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyangkut prinsip

pengaturan dan pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya prinsip konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip

pembatasan kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai prinsip limited

government. Konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu: Pertama, hubungan antara pemerintahan dengan warga Negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan yang satu dengan lainnya.

C. konstitusi Indonesia

Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.

Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis. Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.

Undang-Undang Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang

memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut. Dalam penjelasan Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan.

Sifat-sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut : 1. Rumusannya jelas

2. Bersifat singkat dan supel

3. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat

dan harus dilaksanakan secara konstitusional 4. Peraturan hukum positif yang tinggi

Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak tertulis.

Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

(1) Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek

penyelenggaraan Negara.

(2) Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.

(3) Diterima oleh semua rakyat.

(10)

dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.

Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu aturan dasar yang tertulis, tidak secara otomatis setingkat dengan UUD, melainkan sebagai suatu ketetapan MPR.

Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD, karena pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD. Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh :

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat)

2. Sistem konstitusional

3. Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat

4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi

disamping MPR dan DPR

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR

6. Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung

jawab kepada DPR

7. Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas

Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara hukum, Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas kekuasaan. Sifat Negara hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alat-alat perlengkapanya bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasai untuk mengadakan aturan-aturan itu.

Ciri-ciri suatu Negara Hukum adalah :

a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan

dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.

b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan

tidak memihak.

c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat

dipahami dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.

Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benar-benar ingin

mengembalikan peranan hukum, aparat penegak hukum beserta seluruh sistem peraturan perundang-undangan akan dikembalikan pada dasar-dasar Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil amandemen 2002 yang

Referensi

Dokumen terkait

1. Semangat mengemban Amanat Penderitaan Rakyat secara Gotong- Royong demi tercapainya Masyarakat Adil-Makmur dan yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semangat Demokrasi

Suatu bentuk usaha tetap mengandung pengertian adanya suatu tempat usaha ( place of business ) yaitu fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung termasuk juga

Menurut  Dadang  Sundawa,  dkk  (2008:125)  kedaulatan  rakyat  mengandung  arti 

Berdasarkan pemaparan di atas, interfrensi pada tataran morfologi adalah adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa yang lain yang di lakukan oleh

Dengan demikian berdasarkan pendapat para sarjana tersebut diatas, maka dalam pengertian anak terdapat beberapa unsur pokok, antara lain: adanya pengambilan anak

‘Adam al -gharar mengandung arti bahwa pada setiap bentuk muamalah tidak boleh ada unsur tipu daya atau sesuatu yang menyebabkan salah satu pihak.. merasa dirugikan oleh

1) Pelaksanaan manajemen kepegawaian harus dilandasi suatu manajemen yang berdasarkan ilmiah, yaitu mengandung unsur-unsur manajemen dalam pelaksanaannya. 2) Pembinaan

Penjelasan di atas menyebutkan bahwa pemilihan umum merupakan syarat minimal adanya demokrasi yang bertujuan memilih wakil-wakil rakyat, wakil daerah, presiden untuk