• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN MANAJEMEN PEMASARAN DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN MANAJEMEN PEMASARAN DI"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN MANAJEMEN PEMASARAN - PENGARUH MEREK DAN IKLAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MEREK DAN IKLAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

(2)

Disusun oleh : TATI SUSILAWATI NIM : 612010108064

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1 “FAKULTAS EKONOMI”

UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU 2012

PROPOSAL PENELITIAN

A. JUDUL : PENGARUH MEREK DAN IKLAN

(3)

C. JENJANG : STRATA I (SI) D. LATAR BELAKANG MASALAH

Seiring perkembangan ekonomi dan majunya teknologi dengan pesat, maka makin berkembang pula sasaran dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi atau

perusahaan yang akan menyelenggarakan suatu kegiatan. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu tetap menjalankan usahanya serta menata manajemennya dengan baik. Adapun tujuan dari perusahan itu sendiri adalah mempertahankan kelangsungan hidup untuk perkembangan dan memperoleh laba.

Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya harus mengkombinasikan berbagai bidang yang ada dalam perusahaan itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bidang-bidang tersebut ialah keuangan, produksi, sumber daya manusia serta pemasaran serta bidang-bidang lainnya yang di sesuaikan dengan kondisi perusahaan. Tujuan dari pengkombinasian empat bidang di atas disertai bidang lainnya adalah agar barang dan jasa yang di hasilkan berkualitas, tahan lama dan terjangkau oleh konsumen.

Dalam pembahasan mengenai merek, banyak hal yang harus dipertimbangkan agar bagaimana produk tersebut dapat diterima oleh konsumen. Caranya adalah

menentukan bagaimana konsumen merasa puas dengan adanya merek yang berkualitas.

Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk tidak terlepas dari merek yang dihandalkan oleh perusahaan terhadap konsumen. Konsumen membandingkan apa yang mereka harapkan untuk diterima dengan apa yang benar-benar yang mereka terima selama tahap sesudah pembelian dalam proses pemakaian produk. Sikap konsumen memutuskan apakah konsumen puas atau tidak dengan pembelian produk dan hasilnya, dan sikap mereka juga membuat penilaian tentang merek, yang menempel pada produk. Walaupun merek, dan sikap konsumen adalah konsep yang berhubungan, keduanya bukanlah sesuatu yang benar-benar sama. Bagi kebanyakan perusahaan, banyak cara yang digunakan untuk

membedakan produk yang dihasilkannya dengan produk perusahaann lain agar konsumen tidak merasa bingung pada saat membeli adalah dengan menggunakan merek pada produknya.Disamping sebagai tanda pengenal merek juga mempunyai fungsi lain seperti simbol prusahaan agar citranya yang baik, pertahanan terhadap persaingan memperoleh kesetiaan konsumen dengan merek yang bagus dan berkualitas, konsumen tidak merasa bingung untuk membeli barang yang sama. Kebutuhan akan adanya iklan berkembang seiring dengan meningkatnya

(4)

mempengaruhi perkembangan media iklan, baik cetak maupun elektronik yang menjadi tempat menarik untuk memasang iklan produksi berbagai barang secara besar-besaran mengharuskan pihak produsen membawa dan memperkenalkannya secara aktif pada para calon konsumen dan itu harus dilakukan melalui kegiatan periklanan. Produsen tidak bisa berdiam diri dan menunggu datangnya pembeli, tanpa iklan para konsumen yang tinggal jauh dari pusat-pusat produksi tidak akan memperoleh informasai mengenai adanya suatu barang yang dibutuhkan.

Dalam mengembangkan program iklan manager pemasaran harus selalu memulai dengan mengidentifkasikan pasar sasaran dan motif pembeli. Perusahaan tentunya harus mengadakan pendekatan dengan konsumen agar bisa mewujudkan tujuan utama perusahaan, hal ini diwujudkan satu diantaranya dengan melaksanakan iklan yang layak sehingga diharapkan konsumen dapat mengerti tentang iklan yang kita berikan.

Sebagai perusahaan bisnis untuk memberikan kualitas produk yang baik agar memuaskan konsumennya. Dari dulu sampai sekarang perusahaan menetapkan konsep kualitas yang memuaskan konsumen agar konsumen menikmati produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, konsumen mempunyai selera yang berbeda-beda dan apabila pihak manajemen kurang tanggap dalam menyikapi perilaku

konsumen, tentunya akan berpindahnya konsumen ke perusahaan lainnya.

Situasi ini tentunya harus dapat dipahami oleh pihak manajemen perusahaan, agar dapat memasarkan produk - produknya harus lebih berkualitas yang dapat

memuaskan konsumennya.

Berdasarkan judul di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang diberi

judul PENGARUH MEREK DAN IKLAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN PADA PD . GUCI MAS.

E. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemukakan tersebut,maka masalah yang diidentifkasikan oleh penulis adalah :

Apa alasan yang mendasari penggunaan merek tersebut oleh PD. GUCI MAS ? Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS mudah diingat ?

(5)

Bagaimana pendapat konsumen tentang merek perusahaan PD. GUCI MAS jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis ?

Bagaimana sikap konsumen terhadap merek PD. GUCI MAS ? Bagaimana fungsi merek pada PD. GUCI MAS ?

Manfaat apa yang didapatkan konsumen dengan adanya merek pada produk PD. GUCI MAS ?

Bagaimana iklan pada PD. GUCI MAS ?

Bagaimana bentuk iklan pada PD. GUCI MAS ?

Bagaimanakah iklan tersebut bisa di terima oleh masyarakat pada PD. GUCI MAS ?

Bagaimana perilaku konsumen PD. GUCI MAS ?

Bagaimana faktor perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS ?

Bagaimana pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS ?

F. BATASAN MASALAH

Untuk mempermudah dalam upaya penelitian ini maka adanya suatu batasan masalah. Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana merek pada PD. GUCI MAS ?

2. Bagaimana iklan pada PD. GUCI MAS ?

3. Bagaimana perilaku konsumen PD. GUCI MAS ?

4. Bagaimana Pengaruh Merek terhadap perilaku Konsumen pada PD. GUCI MAS ? 5. Bagaimana pengaruh Iklan terhadap perilaku kionsumen pada PD. GUCI MAS ? 6. Bagaimana pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?

G. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

(6)

lapangan, serta mencari dan mengumpulkannya hingga dapat menjawab permasalahan - permasalahan yang dihadapi perusahaan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui merek pada PD. GUCI MAS? 2. Untuk mengetahui iklan pada PD. GUCI MAS?

3. Untuk mengetahui perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?

4. Untuk mengetahui pengaruh merek terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?

5. Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?

6. Untuk mengetahui pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?

H. KEGUNAAN PENELITIAN

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Secara besar penelitian ini berguna bagi :

1. Bagi Penulis

Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat membandingkan teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dengan situasi dan kondisi yang ada pada perusahaan dan kenyataan kerja sehari-hari.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbang serta dapat memberikan suatu informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan didalam menentukan kebijakan perusahaan untuk kegiatan selanjutnya.

3. Bagi pihak lain

(7)

I. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data informasi yang akan peneliti peroleh dari PT. Columbindo Perdana Cabang Indramayu. Yang beralamat di Jl. DI Panjaitan Indramayu ,dengan uraian kegiatan sebagai berikut :

Tabel. 1

Waktu Penelitian No

. Uraian Kegiatan Waktu Perencanaan

1. Januari - April 2012 Mei 2012

Mei 2012 Mei - Juli 2012 Mei – Agustus 2012 Agustus 2012

J. TINJAUAN PUSTAKA 1. Merek

Merek yaitu suatu nama, istilah yang mudah diingatkan yang berbentuk tulisan atau simbol tentang produk tersebut.

1.1 Pengertian Merek

Merek merupakan istilah atau simbol atau desain khusus atau kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk identifkasikan barang atau jasa yang di tawarkan penjual.

(8)

Merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata gambar, atau kombinasi keduanya. Menurut Basu Swastha ( 2007 : 135 ) mengemukakan bahwa:

Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasinya yang di maksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang di hasilkan oleh pesaing.

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 130 )

Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau kombinasi dari semuanya, yang diharapkan mengidentifkasikan barang atau jasa dari sekelompok penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produk-produk pesaing.

Dari defnisi diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa merek adalah suatu nama atau simbol atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual di dalam suatu perusahaan yang membedakan dari perusahaan lain.

1.2 Penjelasan tentang merek

a. Indikator merek adalah sebagai berikut:

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane alih bahasa oleh benyamin molan ( 2007 : 342 ), adalah sebagai berikut:

1. Dapat diingat 2. Bermakna 3. Disukai

4. Dapat dirubah

5. Dapat diadaptasikan 6. Dapat dilindungi

(9)

Merek sebaiknya dibuat dengn nama, istilah, lambang, atau desain yang mudah diingat, agar konsumen bisa mengingat barang atau jasa yang diinginkannya. 2. Bermakna

Dalam membangun merek diharapkan dapat memberikan kesan positif kepada konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan.

3. Disukai

Merek yang disukai adalah merek yang dapat memberikan kesan positif kepada konsumennya, sehingga konsumen akan tetap dan terus menggunakan barang atau jasa tersebut.

4. Dapat diubah

Dalam hal yang memberikan nama merek sebaiknya dipilih nama yang mudah diganti atau diubah disesuaikan dengan kondisi yang ada.

5. Dapat diadaptasikan

Memberikan nama merek yang baik adalah yang dapat disesuaikan kondisi pasar. 6. Dapat dilindungi

Nama merek sebaiknya harus segera dipatenkan di badan hukum untuk mencegah perusahaan lain meniru atau memakai nama merek perusahaan kita.

b. Tujuan memberikan merek

Menurut Buchari Alma ( 2007 : 149 ), tujuan memberikan merek adalah : 1. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli berasal dari perusahaan. Ini adalah untuk menyakinkan pihak konsumen membeli suatu barang dari merek dan perusahaan yang dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya, keinginannya, dan kemampuannya.

(10)

seperti apabila dalam sejenis ini tidak ada tanda tangan ini maka itu adalah palsu dan lain-lain.

3. Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya saja.

4. Meningkatkan ekuitas merek yang memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi, memberikan kemudahan dan mempertahankan kesetiaan konsumen.

5. Memberi motivasi pada saluaran distribusi, karena barang dengan merek terkenal akan cepat laku, dan mudah disalurkan, serta mudah penanganannya.

c. Manfaat Merek Bagi Produsen Atau Penjual

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 134 ) adalah sebagai berikut :

1. Memudahkan penjual mengolah pesanan-pesanan dan menekan masalah. 2. Nama merek dan tanda dagang secara hukum akan melindungi penjual dari pemalsuan ciri-ciri produk karena jika tidak demikian setiap pesaing akan meniru produk tersebut.

3. Memberi peluang bagi penjual kesetiaan konsumen pada produknya dengan menetapkan harga lebih tinggi.

4. Membantu penjual dalam mengelompokan pasar ke dalam segmen-segmen. 5. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik.

6. Memberikan pertahanan terhadap persaingan haraga yang ganas.

d. Manfaat Merek Bagi Konsumen

Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 85 ) adalah sebagai berikut:

1. Dapat membedakan produk tanpa harus memeriksa secara teliti. 2. Konsumen mendapat informasi tentang produk.

(11)

Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 84 ) adalah sebagai berikut:

1. Nama merek adalah sebagian dari merek dan yang dapat diucapkan. Contoh: Daihatsu, Avon, Casio.

2. Tanda merek adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal namun tidak dapat diucapkan seperti lambing, desain, atau warna khusus. Contoh: “Tiga Berlian” dari Mitsubishi.

3. Tanda merek dagang adalah merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. 4. Hak cipta adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis atau karya musik.

f. Menentukan Strategi Nama Merek

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 133 ), adalah sebagai berikut:

1. Nama individual

2. Nama yang meliputi keluarga

3. Nama keluarga terpisah untuk seluruh produk

4. Nama perusahaan digabungkan dengan nama produk individual g. Kriteria Bagi Merek Yang Tepat

Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut: 1. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk 2. Merek harus menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainya 3. Merek harus mudah diucapkan

4. Merek harus dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum.

(12)

Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:

1. Brand Extantion Strategy, yaitu suatu usaha untuk menggunakan brand yang sudah berhasil terhadap produk yang baru. Contoh: Rinso menjadi Rinso Baru. 2. Multybrand Strategy, yaitu untuk produk yang sejenis diberikan merek yang berada individual brand yang maksudnya agar seolah-olah antara produk tersebut saling bersaing. Contoh: sabun mandi yang dihasilkan Unilever, ada Lifeboy, Lux, dan lain-lain.

i. Penggolongan Merek

Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan pemiliknya

2. Berdasarkan luas daerah geografs

3. Berdasarkan tingkat pentingnya barang yang memakai merek 4. Berdasarkan banyaknya barang yang menggunakan merek

j. Alasan Perusahaan Tidak Menggunakan Merek

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 134 )adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan tidak mau memikul tanggung jawab atas merek produknya karena alasan kualitas (misalnya rendah).

2. Kesukaran dalam membedakan produk antar perusahaan (misalnya paku). 3. Karena produk tersebut tidak mempunyai kemasan dan harga relative murah, sehingga merasa tidak perlu memakai merek.

(13)

Strategi perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan – tujuan utama perusahaan ialah dengan meningkatkan iklan kepada para pelanggan atau

konsumen. Hal ini merupakan bentuk kesadaran bahwa iklan sangat menguntungkan bagi perusahaan untuk bersaing secara efektif. 2.1 Pengertian Iklan

Iklan merupakan kunci penting dalam dunia usaha karena iklan itu sendiri merupakan bagian dari promosi. Munculnya berebagai penafsiran

disebabkan karena banyaknya pendapat yang dikemukakan oleh ahli dalam sudut pandang yang berbeda.

Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 16 ) dan menurut Riyanto (2001)menyatakan bahwa :

“Segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditunjukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. ”sementara itu istilah iklan diartikan sebagai” keseluruhan proses meliputi

persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.”

Menurut Rhenald Kasali ( 2007 : 9 )

“Iklan didefnisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukan kepada masyarakat lewat suatu media.”

Menurut Sutisna ( 2006 : 275 ) Iklan adalah :

“Setiap bentuk-bentuk penyajian apapun untuk sebuah produk ide tau gagasan-gagasan oleh sponsor dan menggunakan media, seperti majalah, radio, televisi, ataupun surat kabar.”

Jadi kesimpulannya iklan adalah sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukan kepada masyarakat lewat suatu media.

2.2 Indikator Iklan

Dalam hal ini penulis menjadikan pendapat Rendra widyatama (2007:16) sebagai indikator dari iklan :

1. Penyampaian 2. Media

(14)

Ad. 1 Penyampaian

Suatu proses dalam penyajian pesan maupun informasi dalam mengenalkan suatu produk barang atau jasa.

Ad. 2 Media

Suatu sarana atau alat pemberian informasi untuk berkomunnikasi dalam bentuk visual maupun audio visual.

2.3 Penjelasan tentang iklan. a. Prinsip – prinsip Iklan

Pembuatan iklan harus direncanakan dengan baik. Suatu iklan yang dibuat harus didasarkan pada prinsip – prinsip iklan. Prinsip – prinsip ini akan menjadi dasar dalam pembuatan iklan.

Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 17 ) iklan mengandung 6 prinsip dasar, yaitu sebagai berikut:

1. Adanya pesan tertentu

2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor) 3. Dilakukan dengan cara non personal 4. Disampaikan untuk khalayak tertentu

5. Dalam menyampaikan pesan tertentu, dilakukan dengan cara membayar. 6. Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu.

Penjelasannya adalah:

Ad. 1. Adanya pesan tertentu.

Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Tanpa pesan, iklan tidak akan berwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa tulisan, gambar atau bentuk apapun, bila di media radio, tidak akan terdengar suara apapun,bila di media televisi, tidak terlihat gambar dan suara apapun, maka ia tidak dapat disebut iklan karena tidak terdapat pesan.

(15)

Pesan iklan ada karena dibuat oleh komunikator, sebaliknya, bila tidak ada komunikator, maka tidak akan ada pesan iklan. Dengan demikian, ciri sebuah iklan, adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh

komunikator atau sponsor tertentu secara jelas komunikator dalam iklan dapat datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi bahkan negara.

Ad. 3. Dilakukan dengan cara non personal.

Dari pengertian iklan yang diberikan, hampir

semua menyepakati bahwa iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara non personal. Non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka.

Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media. (yang kemudian disebut dengan media periklanan).

Ad. 4. Disampaikan untuk khalayak tertentu.

Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditunjukan kepada khalayak tertentu. Dalam dunia iklan, khalayak sasaran cenderung bersifat khusus. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk diberikan kepada semua orang, melainkan kelompok target audience tertentu. Sasaran khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada dasarnya setiap kelompok khusus audience memiliki kesukaan, kebutuhan, keinginan, karakteristik dan keyakinan khusus. Dengan demikian, pesan yang diberikan dirancang khusus yang sesuai dengan target khalayak. Bilamana target audience diganti, maka sudah tentu akan mempengaruhi bentuk dan strategi iklan. Sebuah bentuk dan strategi pesan

tunggal tidak cocok untuk diterapkan atau ditujukan pada semua khalayak. Ad. 5. Dalam penyampaian pesan tersebut.

dilakukan dengan cara membayar. Dalam kegiatan iklan istilah membayar sekarang ini harus dimaknai secara luas, sebab kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar uang, melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu dan

kesempatan. Misalnya, hendak mengadakan kegiatan seminar, dan event tersebut di iklankan di radio. Anda dapat tidak membayar, tetapi dapat dengan memberikan kesempatan kepada pengelola radio untuk memasang nama atau logonya sesuai dengan kesepakatan.

Ad. 6. Penyampaian pesan tersebut mengharapkan dampak tertentu.

(16)

menggerakkan khalayak agar mengikuti pesan iklan. Semua iklan pasti memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu di tengah khalayak.

a. Fungsi iklan

Iklan memiliki fungsi – fungsi pokok yang dapat berguna bagi kegiatan pemasaran. Iklan dapat dengan mudah di temukan dalam kehidupan sehari – hari. Iklan telah menjadi bagian yang sangat penting dalam bagi suatu perusahaan yang berupaya meningkatkan volume penjualannya.

Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 17 ) iklan memiliki tiga fungsi pokok, yaitu: 1. Iklan mampu memberikan informasi

2. Iklan mampu mengemban fungsi mempersuasi khalayak 3. Iklan mampu mengemban fungsi mendidik khalayak Penjelasannya adalah :

Ad. 1. Iklan mampu memberikan informasi

Bahwa iklan memberikan informasi – informasi yang berharga bagi khalayaknya. Informasi tersebut berupa pengenalan adanya produk, bagaimana cara

menggunakan produk, dimana dan kapan produk dapat dibeli, dan sebagainya. Ad. 2. Iklan mampu mengemban fungsi persuasi khalayak.

Membujuk konsumen agar mengikuti apa yang disarankan dalam isi pesan iklan. Wujud persuasi yang diperlihatkan dalam iklan dapat berupa membujuk

agar mencoba, membeli, memakai atau mengkonsumsi, menumbuhkan keyakinan terhadap produk tertentu, memelihara keyakinan terhadap produk, menciptakan, meningkatkan, dan mengembangkan permintaan terhadap produk, dan sebagainya. Ad. 3. Iklan mampu mengemban fungsi mendidik khalayak

Mengajarkan khalayak atau suatu konstruksi tertentu suatu yang diajarkan tersebut dapat berupa cara pemakaian, perakitan, pemasangan, penggunaan produk dan semacamnya.

c. Jenis – jenis iklan

(17)

1. Iklan komersial

2. Iklan layanan masyarakat Penjelasannya adalah:

Ad. 1. Iklan komersial

Iklan komersial sering disebut pula dengan iklan bisnis sebagaimana namanya, iklan komersial atau iklan bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya peningkatan penjualan. Produk yang ditawarkan dalam iklan ini sangat beragam baik barang, jasa, ide, keanggotaan organisasi, dan lain – lain.

Ad. 2. Iklan layanan masyarakat.

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra baik dimata masyarakat.

Tujuan pembuatan iklan pada dasarnya sama, yaitu untuk

mempengaruhi orang lain agar memiliki produk yang komunikator tawarkan. Akan tetapi ada yang bersifat komersial maupun layanan masyarakat.

2. Iklan berdasarkan media

Perkembangan teknologi ikut mendorong perkembangan media iklan. Media iklan kini telah bermacam – macam. Media – media ini disesuaikan dengan kebutuhan dari komunikatornya.

Menurut Rendra Widyatama ( 2008 : 102 ) berdasarkan medianya iklan dibagi menjadi:

1. Iklan cetak 2. Iklan elektronik Penjelasanya adalah: Ad. 1. Iklan cetak.

(18)

beragam, mulai dari kertas, plat mental, kulit, plastik, kaca, kain, dan sebagainya. Iklan yang dibuat dengan menggunakan teknik cetak ini, pada akhirnya lebih populer disebut dengan nama sesuai dengan bentuk dan format media cetak. Beberapa bentuk iklan cetak yaitu: iklan cetak surat kabar, iklan cetak majalah, tabloid, iklan cetak baliho, iklan cetak poster, iklan leafet, iklan spanduk, fyers, kemasan produk, stiker, balon udara, bus panel, dan berbagai iklan cetak lainya. Ad. 2. Iklan elektronik

Disebut iklan elektronik karena media yang digunakan sebagai

tempat dipasangnya pesan iklan adalah karena menggunakan media yang berbasis perangkat elektronik. Secara lebih spesifk, iklan elektronik dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu iklan radio, iklan televisi, iklan flm. Serta iklan yang dipasang dalam media jaringan atau internet, baik media cetak maupun media elektronik, harus dibuat secara baik agar dapat diterima oleh masyarakat, tujuan dari pembuatan iklan tersebut dapat dicapai sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.

d. Langkah – langkah dalam iklan

Langkah – langkah dalam iklan dikenal dengan istilah 5m. Adapun langka – langka tersebut, antara lain:

- Mission yaitu menetapkan tujuan dan sasaran iklan - Money yaitu menetapkan anggaran iklan.

e. Faktor –faktor yang mempengaruhi periklanan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi periklanan menurut Basu Swastha dan Irawan ( 2005: 365 ) yaitu :

1. Jenis produk 2. Sifat pasar

3. Keadaan persaingan

Keterangan : 1. Jenis produk

Terdiri barang konsumsi dan barang industri.Periklanan dianggap sangat penting di dalam pemasaran barang konsumsi, karena memerlukan distribusi yang luas.

(19)

Sifat pasar merupakan salah satu faktor penentu dalam periklanan, sifat pasar meliputi :

a. Luas pasar secara geografs.

Periklanan dapat ditentukan menurut batas – batas geografs yang jelas, seperti pasar lokal, pasar nasional, pasar Internasional.

b. Konsentrasi pasar

Perusahaa yang memutuskan penjualannya pada satu kelompok pembeli saja akan mengadakan periklanan yang berbeda dengan perusahaan yang memusatkan penjualannya pada semua kelompok.

c. Macam Pembeli

Macam pembeli terdiri dari pembeli industri, konsumsi rumah tangga, dan pembeli lainnya.

3. Keadaan persaingan

Keadaan yang menggambarkan pengaruh dari upaya dan usaha yang dilakukan perusahaan lain yang menjual produk yang sama atau mempunyai aktivitas yang sama.

3. Perilaku Konsumen.

Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Dibidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus – menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan untuk

memahami konsumen dengan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan.

3.1 Pengertian Perilaku Konsumen.

Perilaku konsumen dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuatan keputusan, baik individu, kelompok, ataupun organisasi, yang membuat keputusan – keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Menurut Husein Umar ( 2005 : 49 ) mengatakan bahwa:

(20)

Menurut Titiek Nurbiyati dan Mahmud Machfoeds (2005 : 54)mengemukakan bahwa:

“Perilaku konsumen adalah cara konsumen merespon perbedaan ciri

produk, harga,dan tingkat efektiftas pengaruh iklan perusahaan dibandingkan dengan iklan pihak pesaing.”

Menurut Ristiyanti Prasetijo ( 2005 : 9 ) mengemukakan bahwa:

“Perilaku Konsumen adalah suatu proses atau hubungan antara beberapa tahap yang saling mempengaruhi antara tahap perolehan, tahap konsumsi, tahap tindakan pasca beli.”

Dari defnisi diatas perilaku konsumen dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang langsung dalam, mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa.

3.2 Indikator Perilaku Konsumen

Dari defnisi pendapat ahli diatas penulis menjadikan

pendapat Husain Umar (2005:49) sebagai indikator dari perilaku konsumen. 1. Tindakan konsumen dalam mendapatkan produk

2. Tindakan konsumen dalam mengkonsumsi produk. 3. Tindakan konsumen dalam menghabiskan produk.

Penjelasannya :

Ad 1. Tindakan konsumen dalam mendapatkan produk

Upaya ingin memiliki suatu produk yang diinginkan dengan cara mencari dan membeli produk tersebut.

Ad 2. Tindakan konsumen dalam mengkonsumsi produk. Menggunakan, mengevaluasi

Ad 3. Tindakan konsumen dalam menghabiskan produk.

(21)

3.3 Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Menurut Philip Kotler ( 2007 : 214 ) mengemukakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :

1. Faktor Kebudayaan ( Cultural Factors ) a. Budaya

Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. b. Kelas sosial

Adalah sekelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan, jenjang, dan setiap anggota jenjang memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.

2. Faktor Sosial ( Social Factors ) a. Kelompok referensi

Adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

b. Keluarga

Adalah suami istri dan anak-anak yang dapat memberikan pengaruh kuat terhadap perilaku konsumen.

c. Peranan dan Status

Kedudukan seseorang dalam tiap kelompok. 3. Faktor Pribadi ( Personal Factors )

a. Usia dan Daur hidup

Adalah ciri-ciri kepribadian yang dimiliki seseorang. b. Pekerjaan

Adalah jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi keputusan pembeli.

(22)

Adalah terdiri atas pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik kekayaan kemampuan meminjam dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan menabung.

d. Gaya Hidup

Adalah pola hidup seseorang sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatan. Bagaimana perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari, ada yang sederhana, ada yang boros, dan ada pula yang pelit.

e. Kepribadian dan konsep diri

Adalah ciri psikologis yang membedakan yang secara relatif, tetap dan bertahan dengan lingkungannya.

4. Faktor Psikologis ( Psychological Factors ) a. Motivasi

Adalah suatu dorongan yang cukup kuat yang mendesak untuk mengarahkan seseorang agar dapat memenuhi keputusan terhadap kebutuhan.

b. Persepsi

Adalah penerimaan atau tanggapan seseorang terhadap suatu situasi. c. Belajar

Adalah penggambaran perubahan perilaku seseorang yang bersumber dari pengalaman.

d. Keyakinan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut seseorang tentang sesuatu.

Sikap adalah penilaian kognitif yang baik atau tidak, perasaan emosional dan tentu terhadap beberapa objek atau gagasan.

3.3. Modal, Sikap dan Perilaku

Sikap dan perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep perilaku konsumen yang lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku konsumen dapat

(23)

Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh

konsistensi antara sikap dan perilakunya. Sehingga model fshbein ini memiliki dua komponen, yaitu komponen sikap dan komponen norma subyektif seperti yang dikemukakan,

Menurut Husein Umar (2005 :57 ) mengemukakan bahwa model sikap dan perilaku konsumen adalah :

a. Komponen sikap

Komponen ini bersifat internal individu, ia berkaitan langsung dengan objek penelitian dan atribut-atribut langsungnya akan memiliki peranan yang penting dalam pengukuran perilaku, karena akan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan, dengan tidak dipengaruhi oleh factor eksternal.

b. Komponen Norma Subyektif

Komponen ini bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengalihkan antara nilai kepercayaan normative individu terhadap atribut dengan motivasi bersetuju terhadap atribut tersebut. Kepercayaan normative mempunyai arti sebagai suatu kuatnya keyakinan normative seseorang terhadap atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap objek. Sedangkan motivasi bersetuju

merupakan motivasi seseorang untuk bersetuju dengan atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya.

Dari pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen merupakan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa tersebut, yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

J. Hubungan antara Merek dan Iklan Terhadap Perilaku Konsumen Menurut Surachman S.A ( 2008 : 57 ) menyatakan bahwa:

“Secara umum, jika sebuah produk gagal (merek dibawah harapan) perusahaan akan berusaha menemukan penyebeb kegagalan terhadap merek atau produk tersebut, jika kegagalan tersebut dikarenakan mutu produk itu sendiri.

(24)

a. Manfaat emosional berhubungan dengan kemampuan merek tersebut untuk membuat pembeli atau pengguna merek merasakan suatu pada saat proses pembelian sekaligus dapat dijadikan pengalaman.

b. Manfaat diri akan terasa ada, ketika merek itu dapat memberikan gambaran diri orang yang dapat menyatakan citra pribadi tertentu”.

Menurut fandy tjiptono ( 2007 : 226 ) iklan adalah :

“Iklan adalah bentuk komunikasi yang tidak langsung,yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran

seseorang untuk melakukan pembelian”

Iklan dapat disimpulkan sebagai cara untuk memperkenalkan produk atau jasanya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen, agar membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

Sasaran iklan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap. Pembelian segera adalah tujuan dari pembuatan iklan terlepas bentuk apapun yang diambil. Karena itulah, kelihatannya lebih masuk akal ketika merencanakan suatu iklan untuk target pelanggan sehubungan dengan perilaku umum.

Oleh karena itulah merek dan iklan pada akhirnya akan menentukan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli produk-produk yang berkualitas, artinya apabila produk itu dianggap berkualitas oleh konsumen maka konsumen akan tetap mempertahankan dalam pembelian produk tersebut. Dan sebaliknya juga produk tidak berkualitas lagi, maka konsumen akan berpindah ke perusahaan lain.

K. Jurnal Tabel 1.1

Penelitian Terdahulu

N o

Nam a Pene

(25)
(26)
(27)

Merek merupakan salah satu dari bagian produk yang utamanya adalah untuk membedakan produk yang satu dengan yang lainnya. Bukan itu saja, merek juga ikut andil penting dalam pemasaran selain konsumen mengenal, mengingat produk yang kita tawarkan, perusahaan memberi nama merek yang lebih mudah dihapal agar para konsumen mudah mengingat dan tidak salah memilih produk.

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:130)

“Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau kombinasi dari semuanya, yang diharapkan mengidentifkasikan barang atau jasa dari sekelompok penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produk-produk pesaing”.

Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek. Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.

Penggunaan iklan tidak terlepas dari kemampuan serta tujuan dari perusahaan. Kemampuan dalam hal ini adalah biaya. Biaya sangat menentukan strategi iklan yang akan dibuat. Biaya iklan ini harus disesuaikan dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

Menurut Rendra widyatama ( 2008 : 15 )

“Iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan membayar uang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang sifatnya membujuk ( persuasif ) kepada konsumen oleh perusahan, lembaga non – komersial, maupun pribadi yang berkempentingan”.

Iklan merupakan hal terpenting bagi perusahaan, guna untuk membantu dalam bidang pemasaran produk yang dipasarkan, juga mudah bagi konsumen untuk mengenali produk baru yang diperkenalkan oleh perusahaan.

Menurut Titiek Nurbiyati dan Mahmud Machfoeds (2005 : 54) mengemukakan bahwa:

“Perilaku konsumen adalah cara konsumen merespon perbedaan ciri

(28)

Tidak hanya merek dan iklan saja tetapi perilaku konsumen harus diperhatikan karena perilaku konsumen yang menentukan diterima atau tidaknya produk tersebut, sehingga para pemasar akan memahami perilaku konsumen sehingga merek dan iklan yang dipasarkan sesuai apa yang di inginkan konsumen

M. HIPOTESIS

Dalam penelitian ini, peneliti membuat suatu hipotesis yaitu diduga terdapat pengaruh antara Merek dan Iklan terhadap perilaku konsumen dan hipotesis

sebagai berikut :

(29)

Secara hipotesis statistik dapat dinyatakan sebagai berikut :

Hox₁.y ; r = o Tidak ada pengaruh yang antara merek terhadap Perilaku konsumen

Hax₁.y r ≠ o Ada pengaruh yang antara merek terhadap Perilaku Konsumen

Ho.x₂.y ; r = o Tidak ada pengaruh yang antara Iklan terhadap Perilaku Konsumen

Ha.x₂.y ; r ≠ o Ada pengaruh yang antara Iklan terhadap Perilaku Konsumen

Ho.x₁x₂.y ; r = o Tidak ada pengaruh yang antara merek dan Iklan terhadap Perilaku Konsumen

Ha.x₁x₂.y: r ≠ o Ada pengaruh yang antara merek dan Iklan terhadap Perilaku Konsumen

N. OBJEK DAN METODELOGI 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah merek dan kemasan terhadap penjualan pada PD. GUCI MAS.

2. Metodologi Penelitian Menurut Sugiyono (2012:1)

Penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah metode

(30)

yang memberi gambaran mengenai suatu masalah yang terjadi pada saat penelitian yang berlangsung, meliputi data dianalisis, diolah, dan dianalisis sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya dan dipertanggungjawabkan. a. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012:61)

Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri dari objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang terapkan oleh peneliti untuk mempelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen PD. GUCI MAS yang terdiri dari pedang besar, pedagang kecil, toko, kios, dan lain sebagainya.

Menurut Sugiyono (2012:62)

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Untuk menentukan jumlah sampelnya mempergunakan rumus slovin dari Husein Umar (2005 : 146)

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggran

ketidaktelitian kerena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 2%.

b. Operasional Variabel.

(31)

Berdasarkan variabel-variabel tersebut penulis menentukan indikator-indikator dari masing –masing variabel, lalu penulis membuat Angket/ Qusioner sesuai

dengan indikator-indikator yang telah ditentukan. Data yang diperoleh dari hasil angket lalu diukur secara ordinal dengan menggunakan skala likert, menurut - Menurut Husein Umar ( 2005 : 132-133), Yaitu : ketahui hasilnya. Indikator dan variabel yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1.1

(X1) 1. Dapat diingat 2. Bermakna 3. Disukai

4. Dapat dirubah 5. Dapat

diadaptasikan

6. Dapat dilindungi

(32)

( 2007 : 342 )

c. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan bahan tulisan ini dilakukan dengan : a. Study Kepustakaan (Library Research)

Dalam hal ini penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur serta data-data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Study Lapangan (Field Research)

Penulis mengadakan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan taktik :

· Obsevasi (Peninjauan)

(33)

· Interview (Wawancara)

Yaitu suatu cara atau taktik untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan tanya jawab serta tatap muka dan langsung dari pihak-pihak yang berwenang, yang ada hubungannya dengan objek yang sedang diamati dan diteliti.

· Kuisioner (Angket)

Kuisioner merupakan taktik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

membeli seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

d. Sumber Data

Adapun data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada lokasi penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan struktur dari historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya dari pihak lain. Sumber data sekunder diperoleh dari dalam perusahaan, perpustakaan umum, lembaga pendidikan dan keterangan dari pihak lain yang relevan dengan masalah yang diteliti.

e. Kategori Jumlah Skor per Indikator, Variabel X1, X2 dan Variabel Y. Pengukuran Data menurut skala kategori, menurut Nur Indrianto dan Bambang Supomo (1999: 104), adalah sebagai berikut :

81% - 100% = Sangat Baik / Sangat Setuju / Sangat Sesuai 61% - 80% = Baik / Setuju / Sesuai

41% - 60% = Sedang / Cukup setuju / Cukup Sesuai 21% - 40% = Kurang / Tidak Setuju / Tidak Sesuai

(34)

f. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.

Validitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Dengan demikian Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya, dan kaitannya dengan tujuan pengukuran. Ketepatan suatu

pengujian hipotesa tentang pengaruh variabel penelitian tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.

Menurut Sugiyono (2010 : 352-353), menyatakan bahwa :

“Terdapat tiga cara pengujian validitas, yaitu : Validitas kontruk (Contruct Validity), Validitas isi (Content Validity), dan Validitas eksternal.”

Pada penelitian ini, pengujian validitas yang akan dilakukan adalah Validitas

kontruk (Contruct Validity), maka digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen dapat digunakan tanpa

perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.

g. Validitas Instrumen Penelitian.

Setelah pengujian kontruk dari ahli selesai, maka diteruskan uji coba instrumen. Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Setelah data ditabulasikan, kemudian pengujian validitas kontruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen, dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, yaitu :

(Sugiyono, 2010 : 228) Dimana : r = Koefsien korelasi

(35)

Y = Jumlah skor jawaban responden N = Jumlah responden.

- Jika r hitung > r tabel maka item disebut valid. - Jika r hitung < r tabelmaka item disebut tidak valid.

h. Reliabilitas Instrumen Penelitian.

Suatu alat pengukur apabila dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama, dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Menurut Sugiyono (2010 :354), menyatakan bahwa :

”Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),

equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu”.

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan secara internal, yaitu dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas instrumen dalam peneliltian ini

dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half), yaitu :

(Sugiyono, 2011 : 131)

Dimana : = Reliabilitas internal seluruh instrument

= Korelasi product momen antara belahan pertama dan kedua - Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan reliabel

(36)

Analisis data yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh

kualitas pelayanan dan penetapan harga terhadap kepuasan pelanggan pada PD Guci MasIndramayu.

j. Analisis Deskriptif

- Menurut Sugiyono (2006 : 21), menyatakan bahwa:

Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umumnya.

k. Uji Normalitas

Data-data yang diperoleh dari variabel X1, X2, dan Y dalam penelitian ini diuji normalitasnya, artinya apakah data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Chi Kuadrat (Sugiyono, 2010:82)

(Sugiyono, 2010 : 82)

Dimana : = Chi Kuadrat.

= Frekuensi yang diobservasi.

= Frekuensi yang diharapkan.

Kriteria ujinya adalah : jika harga Chi kuadrat lebih kecil dari harga

tabel maka distribusi data dinyatakan normal dan jika Chi kuadrat lebih besar dari harga tabel maka distribusi data tidak normal. l. Analisis korelasi

(37)

Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio. Sugiyono (2011:228), Rumus yang dapat digunakan adalah:

Dimana :

r = Koefsien Kolerasi

r = 0 menyatakan hubungan kedua variabel sangat lemah bahkan mungkin tidak mempunyai hubungan sama sekali

r = -1 menyatakam kedua variabel sangat kuat den bersifat negative (terbalik)

r = 1 menyatakam kedua variabel sangat kuat den bersifat Positif (searah)

n = Periode

X = Variabel Bebas Y = Variabel Terikat

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara (variabel X) dan (Variabel Y), maka diperlukan taksiran dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut:

Interval Koefsien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(38)

Menurut Sugiyono (2011 : 233). Teknik korelasi ini digunakan untuk dua variabel independen dan satu dependen. Rumus korelasi ganda dua variabel ditunjukkan dengan :

- Rumus yang dapat digunakan adalah :

Dimana : Ry.x1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y

ryx1 = Kolerasi Product Moment antara X1 dengan Y

ryx2 = Kolerasi Product Moment antara X2 dengan Y rx1x2 = Kolerasi Product Moment antara X1 dengan X2 m. Analisis Regresi

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independent dengan satu variabel dependen. Sugiyono (2011 : 261) Y = a + bX

Keterangan : Y = Variabel Dependen a = Harga Y bila X = 0

b = Angka arah atau koefsien regresi yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independent

X = Nilai Variabel Independen

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan bila jumlah variabel independen minimal 2 Sugiyono (2011 : 275).

Y = a + b1 X1 + b2 X2

(39)

a = Bilangan Konstanta

b1 b2 = Koefsien regresi variabel independen

X1 X2 = Subjek pada variabel independen yang mempunyai Nilai tertentu.

n. Analisis Koefsien Determinan.

Nilai koefsien determinasi (R2) menunjukkan presentase pengaruh semua variable independen terhadap variable dependen. Menjelaskan besarnya kontribusi yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus koefsien determinasi dapat ditunjukkan sebagai berikut :

KP = r² x 100%

Dimana : KP = Koefsien penentu atau koefsien determinasi r² = Koefsien Korelasi.

o. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan apakah suatu hipotesis tersebut sebaiknya diterima atau ditolak, menggunakan Rumus

sebagai berikut:

- menurut Sugiyono (2007 : 215), mengemukakan bahwa :

“Pengujian hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan apakah suatu hipotesis tersebut sebaiknya diterima atau ditolak”

Dimana : t = t hitung r = Koefsien korelasi n = jumlah data

(40)

Digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

(Sugiyono, 2007:219). Rumus yang dapat digunakan adalah :

Dimana : R2 = koefsien determinasi k = jumlah variabel dependen n = jumlah anggota sampel

Untuk menentukan nilai F table, tingkat signifkan yang digunakan sebesar 5 % dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n – k – 1), dimana n adalah jumlah anggota sampel, dan k adalah jumlah variabel. Dasar keputusan uji :

Terima Ha jika F hitung < F tabel Tolak H0 jika F hitung > F tabel

(41)

Buchori Alma. 2007. Manajemen Pemasaran dan Manajemen Jasa. Edisi Revisi. Alfabeta :Bandung.

Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin. 2010. Manajemen Pemasaran. Linda Karya : Bandung.

Philip kotler. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi-12 jilid 1 PT. Indeks : Indonesia Fandy Tjiptono. 2007. Perilaku Konsumen. Andi : Yogyakarta

Basu Swasta. 2007. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty Yogyakarta : Yogyakarta

Husein Umar. 2005. Riset pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT.gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Rendra Widyatama. 2007. Pengaruh Periklanan. pustaka book publisher : Yogyakarta

Titiek Nurbiyati dan Mahmud Maachfoed. 2005. Manajemen Pemasaran Kontemporer. Kayon : Yogyakarta

Ristiyanti Prasetijo. 2005. Perilaku konsumen. Andi : Yogyakarta Sutisna. 2006. Perilaku Konsumen & Komunikasi pemasaran. Remaja Rsdakarya :Bandung

Gambar

Tabel. 1
Tabel 1.1
Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, penulis menganalisis kendala penerapan SOP/aturan yang ada di objek wisata religi makam Sunan Gunung Jati yaitu

Abstrak. Tahu merupakan makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa tahu ini mengandung protein yang tinggi. Bagi sebagian besar

Unit PT PLN (PERSERO) yang akan membangun SCADA harus mengacu pada SPLN S3.001: 2008 Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik. Jumlah yang dijelaskan pada tabel 6 dan tabel 7

Salah satu metode yang dilakukan operator untuk menjaga kualitas jaringan adalah dengan monitoring performansi atau KPI (key performance indicator) yang sudah ditetapkan

Pertamina telah mempunyai rencana yang tersusun dalam road map atau peta jalan untuk menuju Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia selama 15 tahun yakni pada tahun

umor sudut serebroponsin biasanya dia'ali pada sarung saraf akustik dan member rangkaian ge!ala yang timbul dengan semua karakteriatik ge!ala  pada tumor otak 

Dari hasil simulasi transformator dengan cara potong A pada sudut penyalaan 90° yang ditunjukkan pada gambar 4.22 didapatkan arus inrush sebesar 3,2 Ampere. Hasil

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tanam Ampas Tebu Sebagai Substitusi