• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANGKAH LANGKAH MENULIS KARYA ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LANGKAH LANGKAH MENULIS KARYA ILMIAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LANGKAH-LANGKAH MENULIS KARYA ILMIAH

A. Pendahuluan

Adapun langkah-langkah dalam penulisan ilmiah ini adalah merupakan suatu langkah dalam memudahkan untuk menulis. Sesuatu hal itu sangat membosankan dan rumit dikerjakan apabila tidak mengertahui cara, trik, metode dan manfaatnya.

Jadi menulis sebenarnya cukup menarik jika didalami. Menulis adalah merupakan suatu perkerjaan yang cukup membosan jika kita tidak mengetahui bagaimana sebenarnya menulis itu. Untuk itu seorang yang ingin menulis harus mengetahui konsep awal atau pun mengetahui langkah-langkah penulisan.

Mengingat penting menulis ini, maka dalam hal ini pembahasan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang langkah-langkah penulisan yang meliputi pembahasan; memilih topik, merumuskan judul, mengembangkan pembahasan, menyusun komposisi dan menyampaikan solusi dan kesimpulan.

B. Memilih Topik

Memilih topik atau pokok bahasan merupakan langkah awal yang sangat penting dalam wacana tulis ilmiah. Topic ini ditetapkan berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam dunia pemikiran atau dunia empiris, sebab dalam dunia ilmiah permasalahan dapat ditemukan dalam ontologi, epistemologi dan aksiologi.

Untuk menemukan topik yang baik dapat digunakan ukuran sebagai berikut: 1. topik harus sesuai dengan latar belakang ilmu yang ditekuni penulis. 2. topik harus menarik minat penulis

3. topik harus jelas ruang lingkupnya.

4. topik harus dapat didukung dengan bahan-bahan bacaan yang tersedia.

Jadi dalam memilih topik seseorang yang ingin menulis karya ilmiah adalah harus mengetahui:

(2)

2. Kerangkan pikir yang baik dan out line yang baik juga.

3. Rumusan dan spesifikasi dari topik tersebut, ini bertujuan agar setiap yang ini di rumuskan tersebut adalah memang permasalahan yang penting.

4. Stuasi dan kondisi, ini bertujuan agar topik yang dipilih adalah sesuai dengan perkembangan keilmuan dan problematika sosiologis.

C. Merumuskan judul

Judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan. Judul harus diusahakan semenarik mungkin, atau diusahakan membangkitkan perhatian dan dapat merangsang, sehingga dapat membangkitkan perhatian dan minat orang untuk membacanya. Judul dirumuskan dengan kata-kata kunci atau key word keseluruhan uraian. Sehingga sering kali rumusannya baru defenitif setelah tulisan dikerjakan.

Contoh-contoh judul yang dirumuskan dan diusahakan secara menarik dikemukakan di sini sebagai berikut:

1. God for 21st Century

2. Agama yang Diperlukan Manusia Abad XXI dan seterusnya 3. Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazillah 4. Trik-Trik Internet Cepat

5. Membina Hubungan Keluarga dengan Mesra dan Sakinah 6. Mengungkap Rahasia Hati

7. Sejarah Islam di Indonesia; Nostalgia Kekuasaan Hindia Belanda

Jadi ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan judul yaitu: 1. Judul jangan terlalu panjang

2. Judul harus singkat dan menarik ketikan dilihat

3. Judul tidak boleh terlalu mencolok sehingga menimbulkan kontrovesi

(3)

D. Mengembangkan Pembahasan

Wacana atau karya tulis ilmiah kalau terdiri dari makalah sebenarnya hanya sekedar 2000 sampai 10.000 kata. Akan tetapi jika dalam bentuk buku tentu tidak terbatas jumlah kata-kata yang diturunkan. Namun betapapun pendek atau panjangnya suatu wacana tulis ilmiah, penulisnya harus menulis kata-kata satu persatu. Seperti yang katakan oleh David Lindsey:

Akan sulit dibayangkan kata terakhir, jika anda sedang melukiskan kata pertama. Sama halnya dengan sulitnya mengingat kata pertama jika anda sedang mengerjakan kesimpulan. Jelasnya, untuk menulis suatu karangan yang baik haruslah tahap demi tahap, dumulai dari judul sampai pada daftar bacaan dan diperlukan konsentrasi penuh dari penulis. Melihat beban perkerjaan ini seringkali timbul rasa kecil hati. Sehingga hampir tidak mungkin menuliskan kata yang pertama.

Semua tehnik pengembangan pembahasan dapat dikelompokkan ke dalam enam macam yaitu:

1. Penjelasan 2. Contoh-contoh 3. Analogi

4. Testimony (pernyataan para ahli) 5. Statistik

6. Perulangan

Keenam poin ini sebenarnya dapat digunakan dalam mengembangkan uraian dari setiap permasalahan. Karena dengan cara ini uraian yang dituliskan dan dituangkan penulis dapat dikuraikan secara mendalam dan menarik perhatian.

(4)

harus mengembangkan pembahasan dengan mengutip data-data yang diperlukan penulis di dalam isi buku tersebut.

Selanjkutnya poin-poin ini memperlihatkan bahwa wacana tulis ilmiah ini bagaikan seminar internasional dan bahkan seminar antar zaman yang menyangkut topik yang sedang dibahas. Di dalamnya terdapat tanggapan berbagai ahli sepanjang zaman, bahkan pendapat Rasulullah Saw (hadis) dan firman Allah. Dalam hal si pembuat wacana tulis ilmiah tersebut harus mengikutinya dan memberi jawaban dan pendapatnya, jika bukannya mendominasi pembicaraan.

Pemgembangan pembahasan seperti yang dikemukakan di atas kiranya harus mengandalkan tiga unsur yaitu

1. Logika ilmu pengetahuan yang tepat, yaitu bertujuan mengemukakan kebenaran yang dilakukan dengan penuh kejujuran. Disamping itu mencakup pula sikap moral keilmuan yaitu

a. Mempercayai cara berpikir rasional

b. Mempercayai verifikasi argumentasi secara objektif berdasarkan kenyataan faktual.

c. Menerapkan sikap kritis dalam menarik kesimpulan. d. Bersifat terbuka terhadap kritik dan kebenaran yang lain. e. Bersifat pragmatis memilih objek penelaahan secara etik.

2. Bahasa yang digunakan harus jelas, lugas dan komunikatif. Agar yang membacanya mudah memahami wacana tersebut. Jadi dalam wacana tulis itu perlu pula diketahui bahwa sekali sebuah wacana dimantapkan dengan tulisan, maka saat itu pula ia mempunyai otonomi rangkap tiga, yaitu:

a. Otonomi terhadap maksud penulis artinya sebuah wacana ilmiah tidak lagi bergantung pada maksud penulis di luar teks.

(5)

c. Otonomi teks terhadap publik asli artinya suatu wacana tulis ilmiah dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dari suatu lingkup kebudayaan ke lingkup kebudayaan lainnya dan dalam kebudayaan baru itu teks masuk dalam jaringan inti tata nilai baru.

3. Menggunakan gaya bahasa inklusif atau analogical yaitu wacana ilmiah harus menggunakan istilah-istilah teknis bidang yang ditulis. Misalnya menggunakan istilah tokoh aliran atau istilah konsep yang sedang dibahasa dan lain-lain.

Ketiga unsur tersebut tidak dapat dicapai dengan sekali jalan. Oleh karena itu boleh jadi seorang penulis-apalagi tingkat pemula menulis draf beberapa kali yang satu memperbaiki yang terdahulu dan setiap draf seorang mengkhususkan pada satu unsur. Dalam hal ini tahapan-tahapan penyelesaian tulisan yang ditawarkan David Lindsey amat menarik.

Misalnya akan membuat tiga draf berurutan. Tekanan dalam draf pertama adalah pada sisi ilmiah; draf kedua pada logika, kelancaran dan ungkapan bahasa; draf ketiga penyesuaian gaya (dengan gaya media dimana wacana itu akan dipublikasikan).

Pada awal penulisan sebaiknya dikembangkan sederetan pernyataan-pernyataan para ahli tetang hal yang akan dibahas, karena hal tersebut menjelaskan secara ilmiah bahwa apa yang akan dilanjutkan pada draf selanjutnya adalah memang bukan hal-hal yang dibuat-buat dengan tidak cara ilmiah, ini juga bertujuan bahwa apa yang dituliskan tersebut adalah memiliki landasan ilmiah.

(6)

E. Menyusun Komposisi

Banyak cara yang mungkin dapat ditempuh dalam menyusun komposisi tulisan. Namun semuanya harus didasarkan pada tiga prinsip yaitu

1. Kesatuan (unity)

Kesatuan adalah ketertikatan secara tunggal atau utuh antara isi dan judul. Jadi harus ada gagasan tunggal yang mendominasi seluruh uraian. Untuk menciptakan kesatuan itu bukan saja diperlukan ketajaman analisis melainkan juga menghindarkan hal-hal yang mubazzir agar uraian tidak betele-tele.

2. Pertautan (coherence)

Untuk menciptakan pertautan dalam sebuah pembahasan, setidaknya dapat ditempuh tiga cara yaitu:

a. Ungkapan penyambung, yaitu sebuah kata-kata atau lebih yang digunakan untuk merangkaikan bagian-bagian.

b. Paralelisme yakni mensejajarkan struktur kalimat yang sejenis dengan ungkapan yang sama setiap pokok pembicaraan.

c. Gema (echo) yakni kata atau gagasan dalam kalimat terdahulu diulang kembali pada kalimat baru.

3. Titik berat (emphasis)

(7)

Secara sederhana komposisi sebuah wacana tulis ilmiah dapat digambarkan sebagai berikut:

F. Mengedepankan Solusi dan Kesimpulan

Mengemukakan solusi dan kesimpulan merupakan kewajiban bagi setiap penulis yang mengedepankan permasalahan, sebab mengemukakan masalah akan membingungkan para pembaca, jangan biarkan pembaca tulisan anda terjerat dengan masalah yang ada kemukakan tanpa diberi jalan. Karena hal ini merupakan satu hal yang menarik perhatian yaitu solusi yang didapatkan dari adanya kesimpulan dan solusi yang diungkapkan penulis dalam tulisannya.

Dalam hal ini seringkali seorang penulis kurang memiliki keberanian untuk mengajukan solusi pada tulisannya, karena khawatir kalau solusi pada tulisannya tidak relevan, valid dan bukannya salah atau menimbulkan kekhawatiran akan kekeliruan solusi. Maka dalam hal ini hendaknya jangan sampai setiap kali solusi atau kesimpulan dalam pemikiran kebenarannya hanya akan diuji oleh sejaran dan

Topik atau Judul

Pendahuluan

Deskripsi Permasalahan

Pengembangan Pembahasan dengan Kajian Teoritis atau Praktis

Kesimpulan Berupa Solusi Permasalahan

(8)

G. Penutup

Topik atau pokok bahasan merupakan langkah awal yang sangat penting dalam wacana tulis ilmiah. Topik ini ditetapkan berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam dunia pemikiran.

Judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan. Judul harus diusahakan semenarik mungkin, atau diusahakan membangkitkan perhatian dan dapat merangsang, sehingga dapat membangkitkan perhatian dan minat orang untuk membacanya.

Adpun tehnik pengembangan pembahasan dapat dikelompokkan ke dalam enam macam yaitu; penjelasan, contoh-contoh, analogi, testimony (pernyataan para ahli), statistik dan perulangan.

Menyusun komposisi harus didasarkan pada tiga prinsip yaitu; kesatuan (unity), pertautan (coherence), dan titik berat (emphasis).

Referensi

Dokumen terkait

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk AMDK Ades di Universitas Slamet Riyadi Surakarta; (5) Di- duga green marketing yang terdiri

Rekam medis menjadi sangat penting dalam era ini dengan adanya komitmen pemerintah untuk menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat semesta ( universal health

Kelompok pengukuran jarak horizontal memperlihatkan perbedaan dimensi yang tidak signifikan, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara ukuran awal model master dengan

Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan guru dan siswa kelas VII A pada tanggal 9 April 2015, ditemukan beberapa permasalahan dalam materi memahami teks

umumnya mengelompokkan pekerjaan yang sama ke dalam satu tingkat upah atau gaji. • Kelompok tersebut terdiri

Secara kelompok biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai keputusan, tetapi dengan pengambilan keputusan kelompok, kelompok tersebut dapat

Latar Belakang: Pemberian ASI merupakan cara terbaik menciptakan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas. Saat ini pemberian ASI belum optimal dan

Apabila klien menginformasikan kepada CPA bahwa laporan audit akan digunakan untuk mendapatkan pinjaman bank, maka semua bank merupakan pihak yang telah