• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa penyesuaian pada minggu pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di dalam uterus ibu bayi aman, hangat dan makan dengan baik. Setelah lahir bayi harus menyesuaikan pada pola untuk makan, bernapas dan tetap hangat (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002, angka kematian bayi baru lahir sebesar 45/1000 kelahiran hidup dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: infeksi, asfiksia neonatorum, trauma kelahiran, cacat bawaan (seperti labio plato skisis), penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas, imaturitas dan lain-lain.

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Kasus labio palato skisis merupakan salah satu bentuk kelainan kongenital pada bayi baru lahir. Labio palate skisis sering dijumpai pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan (Randwick, 2002). Kelainan ini merupakan kelainan yang disebabkan faktor herediter, lingkungan, trauma, virus (Sjamsul Hidayat, 1997), tetapi dapat diperbaiki dengan pembedahan.

(2)

dalam mengenali fokus dan adaptasi yang berorientasi terhadap kebutuhan fisik dan psikososial bayi baru lahir. Riset menunjukkan bahwa kontak dini yang diperpanjang antara orangtua-bayi baru lahir lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan risiko infeksi (Stright, 2005).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Baru Lahir Normal ?

2. Bagaimana cara menentukan kriteria Bayi Baru Lahir Normal ? 3. Apa saja tanda bahaya Bayi Baru Lahir Normal ?

4. Bagaimana penanganan Bayi Baru lahir Normal ? C. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang keadaan dan masalah-masalah yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir dengan pendekatan Managemen Kebidanan menurut Varney dan melaksanakan asuhan secara komprehensif.

b. Tujuan Khusus

Mampu melaksanakan:

1. Pengkajian data baik subjektif maupun objektif bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A umur 2 jam

(3)

3. Diagnosa potensial pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A umur 2 jam

4. Tindakan segera pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A umur 2 jam

5. Perencanaan tindakan pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A umur 2 jam

6. Pelaksanaan tindakan pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A umur 2 jam

7. Evaluasi tindakan pada bayi baru lahir normal pada bayi Ny.A umur 2 jam

D. MANFAAT 1. Bagi Institusi

Sebagai bahan evaluasi dan memberi sumbangan teoritis dalam memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal

2. Bagi puskesmas

Sebagai sumbangan teoritis dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal

3. Bagi mahasiswa

Menambah wawasan dan pengetahuan yang luas tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir normal sebagai penerapan ilmu yang didapat selama praktik lapangan

4. Bagi masyarakat

(4)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI MEDIS

1. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal

BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram. (Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1993)

BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan hasoil konsepsi melalui jalan lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2500-4000 gram, dengan usia kehamilan 36-42 minggu, menangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik. (Asuhan Persalinan Normal, 2003)

BBL Normal adalah adaptasi fisiologi yang sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya. (Perawatan Ibu Bersalin, Fitramaya 2000)

BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 2500-4000 gram. (Depkes, RI 1998 hal 93)

(5)

d. Lingkar kepala : 33-35 cm e. Masa kehamilan 37-42 minggu

f. Detak jantung menit-menit pertama 180x/menit, kemudian menurun 120-140x/menit

g. Pernafasan pada menit pertama 80x/menit, kemudian menurun 46x/menit

h. Warna kulit kemerahan i. Kuku agak panjang dan lemas j. Genetalia

1. Wanita labia mayora sudah menutupi labia minora 2. Laki-laki testis sudah turun

k. Reflek hisap dan menelan, reflek moro sudah baik

l. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama m. Suhu 36,5o C-37,5o C.

3. Tanda Bahaya Bayi Baru lahir Normal

Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi. Tanda-tanda bahaya baru lahir yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir, yaitu:

1. Hipotermi/Suhu Tubuh Dingin

Pengertian

(6)

dengan kematian karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan dapat berujung kematian. Hipotermi dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: hipotermi sedang, dimana suhu badan bayi berkisar 32oC-36oC dan hipotermi berat yaitu dimana suhu badan bayi mencapai dibawah 32oC.

Gejala Hipotermi

Hipotermi pada bayi baru lahir dapat diketahui dari gejala-gejala sebagai berikut yaitu bayi tidak mau minum/menyusu, tampak lesu dan mengantuk, tubuh bayi teraba dingin, dan dalam keadaan berat denyut jantung bayi bisa menurun dan kulit tubuh bayi mengeras

Penyebab Hipotermi

Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena lingkungan, udara yang terlalu dingin, pakaian yang basah, dan sebagainya. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:

a. Radiasi yaitu dari objek ke panas bayi misalnya bayi ditimbang tanpa alas

b. Evaporasi yaitu penguapan cairan yang melekat pada kulit misalnya pada air ketuban yang melekat pada tubuh bayi dan tidak cepat dikeringkan.

(7)

d. Konveksi yaitu penguapan dari tubuh ke udara contohnya angin disekitar tubuh bayi.

Penanganan Hipotermi

a. Segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.

b. Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu dan Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.

c. Bila tubuh bayi masih dingin dapat juga menggunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat.

d. Selalu menjaga kehangatan bayi, bungkus bayi dengan kain kering kemudian diselimuti dan pakaikan topi agar terhindar dari kehilangan panas.

e. Beri ASI sesering mungkin dan jangan dijadwalkan dalam pemberian ASI. ASI peras sebagai salah satu alternatif lainnya agar bayi tidak kekurangan cairan atau dehidrasi.

f. Pantau terus suhu tubuh bayi setiap jam sampai normal.

(8)

2. Hipertermi / Demam

Pengertian

Demam adalah suhu tubuh yang meningkat, dimana tubuh terasa panas dan suhunya naik sampai 38oC, sementara suhu normal berkisar 36,5oC-37,5oC. Demam pada suhu 37,8oC-40oC tidak berbahaya dan tidak mengakibatkan kerusakan otak, kecuali jika suhunya melebihi 41,7oC yang berlangsung dalam jangka lama. Lebih lanjut, demam yang disebabkan oleh infeksi tidak cepat naik dan suhu tidak akan melebihi 41,2oC

Gejala

Sebelumnya kita sudah banyak mengetahui tentang demam yang sering terjadi. Kalau demam tubuh teraba panas, bayi agak rewel, dan biasanya minum kurang. Gejala /demam pada bayi baru lahir yaitu: suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°C, Frekuensi pernafasan bayi lebih dari 60/menit, terlihatnya tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, banyaknya air kemih berkurang. Penanganan Hipertermi/Demam

Penanganan demam dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar berkisar 26oC-28°C.

b. Tanggalkan seluruh pakaian dan jangan menggunakan selimut. c. Kompres dengan cara mencelup handuk kecil ke air hangat

(9)

suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin, hal ini justru akan mengerutkan pembuluh darah bayi akibatnya panas tubuh tidak mau keluar. Bayi jadi semakin menggigil untuk mempertahankan suhu tubuhnya.

d. Memberi ASI sebanyak-banyaknya dan sesering mungkin, masuknya cairan yang banyak kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk urine merupakan salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh.

3. Kejang

Pengertian

Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang terjadinya pada usia bayi 0-28 hari. Kejang pada bayi baru lahir disebabkan karena gangguan sistem saraf pusat, kelainan metabolik atau penyakit lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Kejang bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik

Gejala

(10)

Penyebab Kejang

Beberapa yang dapat menyebabkan kejang, yaitu: a. Gangguan vaskular seperti perdarahan.

b. Gangguan metabolisme.

c. Infeksi seperti meningitis dan sepsis Penanganan Kejang

Kejang pada neonatus suatu keadaan darurat dan memerlukan tindakan cepat untuk mencegah bertambahnya kerusakan susunan saraf yang dapat menimbulkan gejala sisa dikemudian hari. Untuk itu sebaiknya bayi harus segera dirawat di rumah sakit dengan sarana yang lengkap

Jika bayi kejang jangan tunggu lama, segera bawa ke dokter. Penanganan pertama yang bisa dilakukan yaitu:

a. Buka seluruh pakaian untuk memudahkan sirkulasi panas tubuh bayi.

b. Perlu dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah kerusakan otak lebih lanjut.

c. Orangtua sudah seharusnya perlu lebih mendapat informasi mengenai kondisi bayinya ketika kejang dan sebaiknya segera dirawat di rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap.

4. Ikterus/Bayi Kuning

Pengertian

(11)

darah bayi. Ikterus fisiologis timbul pada hari kedua dan ketiga serta tidak mempunyai dasar patologis atau tidak ada potensi menjadi kern ikterus. Ikterus dianggap patologis jika terdapat salah satu keadaan berikut: Ikterus pada hari pertama kehidupan, kadar bilirubin meningkat lebih cepat dari 5 mg/hari, pada bayi cukup bulan ikterus memanjang hingga melebihi minggu pertama atau lebih dari dua minggu pada bayi prematur.

Gejala

Gejala ikterus yaitu: kulit tubuh tampak kuning, bisa diamati dengan cahaya matahari dan menekan sedikit kulit untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi darah.

Penyebab

Ikterus disebabkan oleh kadar billirubin yang tinggi dalam darah bayi. Bilirubin berasal dari pemecahan sel-sel darah merah yang tidak diperlukan yang terjadi secara normal pada bayi baru lahir, billirubin diekskresikan dari tubuh bayi melalui tinja. Jika tidak dikeluarkan dapat menyebabkan ikterus.

Penanganan

(12)

a. Susui sesering mungkin sesuai kebutuhannya, ini akan membuatnya sering buang air kecil, membuang sisa kimia dan membersihkan dari sistem tubuhnya.

b. Beri ASI eksklusif

c. Beri paparan sinar matahari pagi di bawah pukul 09.00 sesering mungkin tanpa mengenakan pakaian maksimal 1 jam, ini dapat membantu tubuh bayi mengurai bilirubin.

5. Muntah

Pengertian

Muntah ada beberapa macam yaitu ada muntah karena kekenyangan susu atau di masyarakat sering disebut ’gumoh’, muntah seperti ini yang keluar hanya sejumlah kecil cairan susu. Namun ada muntah yang cukup serius karena gangguan lambung. Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut dengan bantuan kontraksi otot perut.

Gejala

(13)

Penyebab

Ada beberapa penyebab muntah pada bayi yaitu dapat disebabkan karena bayi kekenyangan atau kembung. Penyebab ini hal yang biasa dan tidak perlu di khawatirkan. Namun penyebab lain dari muntah yang mengkhawatirkan dan perlu penanganan segera yaitu muntah yang penyebabnya adalah infeksi. Selain itu penyebab lazim muntah pada bayi disebabkan karena obstruksi anatomik, gangguan metabolik, infeksi dan makan berlebihan.

Penanganan

Penanganan muntah atau gumoh pada bayi yaitu: memperhatikan dalam pemberian susu, kemudian bayi disendawakan setiap selesai menyusui dengan meletakkan kepalanya di bahu atau di atas lutut, atau di pangkuan. Sedang penanganan muntah pada bayi yang dicurigai karena infeksi saluran pencernaan atau adanya penyakit lain maka segera bawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.

4. Penanganan Bayi Baru Lahir

Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah:

1. Membersihkan jalan nafas

(14)

a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat

b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang

c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril

d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain

2. Memotong dan merawat Tali Pusat

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Klem tali pusat 3 cm dari perut bayi kemudian mengurut tali pusat ke arah perut ibu dan klem 2 cm dari klem yang pertama kemudian lindungi tali pusat dengan tangan kiri dan tangan yang lain menggunting tali pusat dengan gunting tali pusat.

3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi

Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus diselimuti dengan kain hangat dan kering.

4. Memberi Vitamin K

(15)

5. Memberi Obat Tetes Mata atau salep Mata

Obat mata eritromisin 0,5% atau tetra siklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamida (penyakit menular seksual). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan.

6. Identifikasi bayi

a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.

b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus dan tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.

c. Pada alat identifikasi harus tercantum : nama (bayi, Ny,) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap.

d. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir dan nomor identifikasi.

7. Pemantauan Bayi Baru Lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

(16)

c. Bayi kemerahan atau kebiruan

B. TEORI MANAJEMEN

1. Managemen Kebidanan 7 langkah Varney

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh Bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara bertahap dan sistematis, melalui suatu proses yang disebut Managemen Kebidanan. Managemen Kebidanan menurut Varney merupakan suatu proses pemecahan masalah, digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis dan berfokus pada pasien. Langkah-langkah dari asuhan kebidanan yaitu:

1. Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar

Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Pada langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap.

1) Identitas pasien 2) Riwayat kesehatan

(17)

2. Langkah 2 Interpretasi Data

Identifikasi yang benar terhadap diagnosis/ masalah dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah/diagnosis yang spesifik. Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang telah ditegakkan oleh Bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan.

Standar nomenklatur diagnosis kebidanan tersebut adalah : 1) Diagnosis dan telah disyahkan oleh profesi

2) Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan 3) Memiliki ciri khas kebidanan

4) Didukung oleh Clinical Judgement dalam praktek kebidanan 5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan managemen kebidanan 3. Langkah 3 Mengidentifikasi Diagnosis/Masalah Potensial

(18)

4. Langkah 4 Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh Bidan / dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi pasien. Data baru dikumpulkan dan dievaluasi kemungkinan bisa terjadi kegawatdaruratan dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak.

5. Langkah 5 Merencanakan asuhan yang Menyeluruh

Melakukan perencanaan menyeluruh yang merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi pasien/ masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakan merujuk pasien atau masalah yang lain. 6. Langkah 6 Melaksanakan perencanaan

(19)

7. Langkah 7 Evaluasi

(20)

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

PADA BAYI NY. A UMUR 2 JAM DI PUSKESMAS GROGOL

SUKOHARJO

I. PENGKAJIAN DATA

Tanggal : 10 September 2016 Jam : 05.00 WIB

Tempat : Poned

A. Data Subjektif 1. Identitas

a. Bayi

Nama : By. Ny. “A’ Umur : 2 jam Jenis kelamin : laki-laki

Tanggal lahir : 10 september 2016 Jam : 04.00 WIB

(21)

Umur : 20 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kutu 01/08, Telukan, Grogol, Sukoharjo

Nama ayah : Tn. D Umur : 22 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kutu 01/08, Telukan, Grogol, Sukoharjo

2. Riwayat kehamilan sekarang

a. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran.

HPHT : 16 Desember 2015 HPL : 25 September 2016 Umur kehamilan : 37 +5 minggu b. Ibu melakukan ANC sebanyak 7 kali

Trimester I : ANC 2 kali

Keluhan : mual, muntah, pusing Nasehat : makan sedikit tapi sering Trimester II : ANC 2 kali

Keluhan : pusing

(22)

buah-buahan dan istirahat yang cukup Trimester III : ANC 3 kali

Keluhan : sering BAK dan pegal-pegal bagian pinggang

Tempat ANC : Bidan

Kenaikan BB : 10kg

3. Riwayat persalinan sekarang a. Kala I

Mulai pukul 23.00 sampai 03.45 WIB DJJ : 150x/menit

Ketuban pecah jam 03.45 WIB warna jernih b. Kala II

Jenis persalinan spontan normal dengan presentasi kepala dan di tolong oleh Bidan. Bayi lahir pukul 04.00 WIB bayi menangis kuat, gerakan aktif dan warna kulit kemerahan, anus (+), cacat bawaan (-).

(23)

c. Kala III

Plasenta lahir spontan jam 04.10 WIB lengkap dengan berat

500 gram dan panjang tali pusat 50cm.

d. Kala IV

Dilakukan pemantauan jam 04.10 WIB hingga 2jam berikutnya

dengan perdarahan 150cc, TFU 2 jari dibawah pusat.

e. Lama Persalinan A: Appearance colour (warna kulit) 2 2 2 P: Pulse/Heart rate (frekuensi jantung) 2 2 2 G: Grimace (reaksi terhadap rangsang) 2 2 2 A: Activity (tonus otot) 1 2 2 R: Respiration (usaha nafas) 1 1 2

Jumlah 8 9 10

4. Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama dan belum pernah mengalami keguguran.

(24)

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti Hepatitis, TBC, menurun seperti Hipertensi, Asma, DM dan menahun seperti jantung.

6. Kebutuhan Dasar a. Nutrisi

Makan/minum : ASI

Jenis : ASI colostrum Porsi : On Demand

Cara pemberian : menyusu langsung ke puting susu ibu setelah bayi dibersihkan

Keluhan : ASI belum keluar dengan lancar b. Eliminasi

BAK : pertama kali tanggal 10 september 2016 jam 06. 15 WIB

Warna : kuning jernih Bau : khas urin Jumlah : 1x ganti popok

BAB : pertama kali tanggal 10 september 2016 jam 06.00 WIB

Warna : hijau kehitaman Bau : khas mekonium Jumlah : 1x ganti popok Konsistensi : lembek

(25)

Tidur : bayi dapat tidur nyenyak 1jam

Keluhan : tidak ada B. Data Objektif

1. Keadaan umum : baik 2. Vital Sign

S : 36,5 oC

RR : 46x/menit

N : 136x/menit

3. Antropometri

BB : 2500 gram PB : 47cm

LD : 31cm LK : 30cm

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : bentuk kepala mesochepal, tidak ada caput sucedanum, dan cepal hematoma, rambut merata UUB lunak.

b. Muka : bersih, bentuk simetris, tidak odema

c. Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih, ada reflek berkedip

d. Hidung : bersih, simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung

(26)

pernafasan teratur

i. Abdomen : bentuk bulat, tidak ada perdarahan sekitar tali pusat

j. Genetalia : kulit menutupi gland penis, ada lubang uretra, testis sudah turun pada skrotum

k. Ekstremitas

Atas : simetris, tidak ada odema, jumlah jari lengkap Bawah : simetris, tidak ada odema, jumlah jari lengkap l. Anus : ada, tidak ada kelainan pada anus

5. Gerak Reflek

a. Rooting : terdapat reflek mencari puting susu saat diberi rangsangan dengan kelingking di dekat mulut b. Sucking : terdapat reflek mengisap saat bayi menyusu c. Swallowing: terdapat reflek menelan saan bayi minum ASI d. Moro : terdapat reaksi akan memeluk karena terdapat

rangsangan seperti mengubah posisi bayi tiba-tiba e. Tonic neck : terdapat reaksi perubahan posisi kepala bila

kepala dimiringkan ke satu sisi

f. Gaspring : terdapat reaksi menggenggam ketika jari diletakkan ditelapak tangan bayi

g. Babinski : terdapat reaksi menggerakkan kaki saat telapak kaki bayi diberi goresan dari bawah ke atas

(27)

Tanggal : 10 September 2016 Jam : 05.30 WIB

A. Diagnosa Kebidanan

Bayi Ny.A umur 2 jam neonatus normal, cukup bulan sesuai dengan masa kehamilan.

B. Dasar

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya dengan normal pada tanggal 10 september 2016 jam 04.00 WIB.

2. Data Objektif

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : composmentis c. Vital sign

Suhu : 36,5oC Nadi : 140x/menit Respirasi : 44x/menit

d. Apgar Score : 1 menit 8; 5 menit 9; 10 menit 10 e. Antropometri

BB : 2500 gram

PB : 47 cm

LD : 31 cm

LK : 30 cm

(28)

h. Cacat bawaan : tidak ada i. Anus : berlubang 3. Masalah

Tidak ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada

IV. ANTISIPASI Tidak ada

V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 10 september 2016 Jam : 05.33 WIB

1. Observasi keadaan umum dan Vital sign

Rasionalisasi : untuk mengetahui keadaan umum dan kesadaran bayi baru lahir

2. Memberikan imunisasi Hb0 dan Vitamin K dan salep mata pada bayi Rasionalisasi : mencegah penyakit hepatitis dan mencegah infeksi pada mata serta mencegah rabun senja

3. Mempertahankan kehangatan bayi

Rasionalisasi : mencegah hipotermi dan menjaga kondisi bayi agar tetap hangat

4. Penuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman bagi bayi

(29)

5. Penuhi kebutuhan nutrisi dan eliminasi bayi

Rasionalisasi : agar bayi tidak hipoglikemi dan memantau proses eliminasi

6. Beritahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan segera datang ke petugas kesehatan apabila bayi mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.

Rasionalisasi : agar ibu mengetahui apa saja tanda bahaya bayi baru lahir, dan ssegera mendapatkan tindakan apabila bayinya mengalami tanda bahaya tersebut.

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 10 September 2016 Jam : 05.35 WIB

1. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign dengan hasil Keadaan umum : baik

VS S: 36,5oC R: 44x/menit N: 140x/menit

2. Melakukan vaksin Hb0 dengan dosis 0,5ml di paha kanan anterolateral dan Vitamin K dengan dosis 1mg di paha kiri anterolateral serta memberikan salep mata pada mata kanan kiri bayi

3. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi dengan cara:

a. Memberikan pakaian yang mudah menyerap keringat dan selimuti dengan kain yang kering dan hangat

(30)

4. Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman :

a. Memenuhi kebutuhan rasa aman dengan cara cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah memegang bayi

b. Memandikan bayi minimal 6jam setelah lahir

c. Segera mengganti popok dan pakaian apabila basah karena BAB, BAK, maupun keringat

d. Menjaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih dan kering

e. Mendekatkan bayi dengan ibu agar bayi merasa aman dan nyaman 5. Memberikan ASI Eksklusif pada bayi minimal selama 6 bulan dan

disarankan pada ibu untuk menyusui setiap 2-3jam sekali atau menyusui sesering mungkin dan tidak dijadwalkan (On Demand) dan memantau eliminasi BAB dan BAK

6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir : a. Bayi tampak lemah dan tidak mau menyusu

b. Bayi sulit bernafas atau lebih dari 60x/menit

c. Tali pusat berdarah, nanah, dan mengeluarkan cairan berbau busuk d. Suhu bayi dibawah 36,5oC atau diatas 37,5oC

e. Kulit bayi berwarna kekuningan atau kebiruan pada 24jam pertama setelah lahir

f. Bayi tidak buang air besar selama 3hari atau tidak berkemih dalam 24jam

VII. EVALUASI

(31)

1. Hasil pemeriksaan didapatkan VS S: 36,5oC

R: 44x/menit N: 140x/menit

2. Bayi telah diberikan vaksin Hb0, vitamin K, dan salep mata

3. Bayi telah dibedong dengan menggunakan kain bersih dan kering sehingga bayi dalam keadaan hangat

4. Bayi sudah terasa aman dan nyaman

5. Bayi sudah terpenuhi nutrisinya dengan diberikan ASI

6. Ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir dan mengerti akan segera menghubungi tenaga kesehatan terdekat apabila bayi mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.

(32)

Tanggal : 10 september 2016

Jam : 16.00 WIB

I. Data Subjektif

a. Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan kuat b. Ibu mengatakan ASInya belum keluar dengan lancar

c. Ibu mengatakan bayinya BAB 1x berupa mekonium konsistensi lunak warna hijau kehitaman dan BAK 2x konsistensi cair warna kuning jernih d. Ibu mengatakan bayinya dapat tidur nyenyak 2jam

II. Data Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : composmentis

3. Vital Sign S: 36,5oC N: 136x/menit R: 46x/menit 4. Warna kulit : kemerahan

5. Tangis bayi : kuat

6. Tali pusat terbungkus kasa, tidak berbau, tidak berdarah, dan tidak mengeluarkan cairan.

III. Assesment

Bayi Ny. A umur 12 jam lahir normal, spontan, langsung menangis, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, anus positif dan tidak ada cacat bawaan.

IV. Planning

(33)

1. Observasi keadaan umum dan vital sign

Rasionalisasi : mengetahui keadaan umum dan kondisi bayi saat ini 2. Beritahu ibu cara merawat bayi sehari-hari

Rasionalisasi : memberi pengetahuan dan ketrampilan pada orang tua bayi untuk merawat bayinya dengan benar

3. Memandikan bayi dengan menggunakan air hangat dan menggunakan sabun

Rasionalisasi : untuk menjaga kebersihan bayi agar tetap bersih, segar dan terhindar dari kuman yang menyebabkan infeksi

4. Beritahu ibu bahwa ibu boleh pulang V. Implementasi

Tanggal : 10 september 2016 Jam : 16.10 WIB

1. Mengobservasi KU dan vital sign

2. Memberitahu ibu cara merawat bayi sehari-hari

a. Memberikan ASI sesuai kebutuhan 2-3jam sekali, bisa dimulai hari pertama

b. Menjaga bayi dalam keadaan hangat dan kering dengan mengganti popok dan selimut sesuai keperluan

c. Menjaga tali pusat tetap kering dan ditutup dengan kasa steril

d. Menjaga keamanan bayi dengan selalu mendekatkan bayi dengan ibu atau keluarganya

(34)

4. Memberitahu ibu dan bayi boleh pulang jam 16.30 WIB VI. Evaluasi

Tanggal : 10 september 2016 Jam : 16.35 WIB

1. Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Vital sign S: 36,5oC N: 136x/menit R: 46x/menit 2. Ibu sudah mengerti dan bersedia mengikuti anjuran cara merawat bayi

sehari-hari

3. Bayi sudah dimandikan

4. Ibu dan bayi pulang jam 16.45 WIB

BAB IV

(35)

Pada pembahasan ini kami akan mengevaluasi tindakan yang dilakukan di lahan praktik dengan teori yang ada. Dalam menjelaskan hal tersebut, kami menggunakan langkah-langkah manajemen kebidanan atau 7 Langkah varney yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN DATA

Pada kasus ini pengkajian dilakukan pada tanggal 10 September 2016 pukul 05.00 WIB pada Bayi Ny.A lahir pada tanggal 10 September 2016 pukul 04.00 WIB jenis kelamin laki-laki umur 2 jam.

Data objektif yang didapatkan adalah keadaan bayi baru lahir baik, langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerakan aktif dan tidak ada tanda bahaya umum. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil yaitu suhu badan 36,5oC yang menunjukkan suhu bayi normal. Kemudian frekuensi pernafasan bayi 46x/menit, tidak terdapat tarikan dinding dada, pernafasan teratur, kemudian Nadi bayi 136x/menit yang menunjukkan normal, anus positif dan tidak ada cacat bawaan.

B. INTERPRETASI DATA

(36)

diagnosa yang diberikan, tidak ditemukan masalah yang menyertai hingga membutuhkan antisipasi pencegahan maupun tindakan segera lebih lanjut. C. DIAGNOSA POTENSIAL

Pada kasus ini tidak terdapat diagnosa potensial karena tidak ada data yang mendasari bahwa bayi membutuhkan tindakan antisipasi atau pencegahan. Sehingga langkah penentuan diagnosa potensial tidak terdapat perbedaan dengan teori yang ada.

D. TINDAKAN SEGERA

Pada kasus ini tidak terdapat tindakan yang harus segera dilakukan karena tidak ada data yang mendasari bahwa bayi membutuhkan tindakan segera seperti kolaborasi maupun melakukan rujukan. Sehingga langkah penentuan tindakan segera tidak terdapat perbedaan dengan teori.

E. RENCANA TINDAKAN

Berdasarkan diagnosa, maka rencana tindakan yang ditentukan adalah rencana tindakan untuk memberikan Asuhan Kebidanan pada Bayi Lahir Normal. Rencana yang diberikan adalah memberitahu ibu mengenai keadaan bayinya kemudian memberikan asuhan kebidanan mengenai cara menjaga rasa aman, nyaman, dan menjaga kehangatan bayi serta cara pemberian nutrisi bayi. Kemudian memberi konseling kepada ibu mengenai tanda bahaya bayi baru lahir normal.

(37)

bayi baru lahir serta memberikan konseling mengenai tanda bahaya bayi baru lahir.

F. PELAKSANAAN

Langkah pelaksanaan merupakan melaksanakan suatu tindakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan, maka tindakan yang dilakukan pada kasus bayi baru lahir normal adalah memberitahu ibu bahwa keadaan bayi sehat dan normal. Selanjutnya memberikan Asuhan Kebidanan mengenai cara merawat bayi baru lahir sehari-hari seperti menjaga rasa aman, nyaman, dan menjaga kehangatan bayi, cara pemberian ASI sebaiknya tidak dijadwalkan dan memberikan ASI sesering mungkin. Kemudian memberikan konseling mengenai tanda bahaya bayi baru lahir seperti bayi tidak mau menyusu kemungkinan bayi mengalami kelainan pada bibir dan langit-langit, bayi mengantuk dan tidak sadar kemungkinan bayi mengalami infeksi atau gangguan sistem syaraf, bayi sulit bernafas (>60x/menit) dan terjadi retraksi dinding dada, bayi merintih dan kurang aktif, warna kulit bayi membiru atau sangat kuning dari muka sampai seluruh tubuh, bayi muntah atau kembung kemungkinan saluran pencernaan bagian atas buntu dan apabila bayi tidak mengeluarkan mekonium kemungkinan saluran pencernaan bawah buntu (ada kelainan), dan tali pusat berwarna kemerahan, berbau busuk terdapat nanah (pus) bahkan keluar darah. Selanjutnya memberitahu ibu apabila bayi mengalami salah satu tanda bahaya tersebut segera datang ke tenaga kesehatan agar bayi mendapat tindakan.

(38)

Evaluasi merupakan langkah untuk menilai seberapa efektif asuhan telah diberikan. Menurut Rukiah, dkk (2013) evaluasi merupakan langkah untuk mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan pada klien apakan benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah rencana tersebut.

(39)

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kasus diatas, asuhan kebidanan yang diberikan pada Bayi Baru Lahir Normal Ny.A umur 2jam bayi lahir normal, spontan langsung menangis kuat, gerakan aktif, dan warna kulit kemerahan. ibu mengetahui keadaan bayinya saat ini dan bersedia mengikuti anjuran unruk merawat bayinya sehari-hari sesuai dengan asuhan yang sudah diberikan oleh tenaga kesehatan. Kemudian ibu sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir dan bersedia kembali ke tenaga kesehatan apabila bayinya mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.

B. SARAN 1. Bagi Pasien

Diharapkan pasien dapat bersikap kooperatif agar asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan dapat dipraktikkan oleh ibu sendiri di rumah

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan asuhan yang tepat kepada pasien dengan menggabungkan pengetahuan, pengalaman dan teori teori hasil penelitian yang dapayt dipertanggungjawabkan kebenarannya. Diperlukan juga ketrampilan komunikasi yang baik agar terjalin komunikasi yang baik dengan pasien.

(40)
(41)

DAFTAR PUSTAKA

Stright, B. R. (2005) Keperawatan ibu-bayi baru lahir. Jakarta: EGC.

BARBARA. 2005. PANDUAN Belajarkeperawatan Ibu Bayi Baru Lahir.

Jakarta: EGC.

Winknjsastro, Hanifa. (2005.Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Staf Pengajar IKA-FKUI, (1Ilmu Kesehatan Anak). Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY.S UMUR 0 HARI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH.. DI

Pengambilan data melalui wawancara dengan menggunakan format pengkajian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir DIII Kebidanan FK UNS, observasi dan studi

dapat menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia. secara komprehensif melalui pendekatan manajemen

±25 cc/4 jam melalui dot. Observasi output bayi.. Melakukan pendekatan dengan keluarga pasien dengan cara memberi tahu keadaan bayinya saat ini masih dalam pengawasan

Salah satu upaya bidan untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan melakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan (Asuhan Kebidanan Komperhensif Pada Kehamilan, Persalinan, Bayi

Claudia Jilly Setiawan, (2013) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Diploma III Kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny.

Latar Belakang: Asuhan kebidanan terintegrasi merupakan asuhan yang diberikan bidan pada klien mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana (KB) dalam

Studi kasus ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Ujian Akhir Program Kompetensi Bidan di Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas