• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Akibat Pemberian Beberapa Bahan Organik dan Waktu Inkubasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Akibat Pemberian Beberapa Bahan Organik dan Waktu Inkubasi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

sebaran luas mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan

Indonesia. Sebaran terluas terdapat di Kalimantan (21.938.000 ha), diikuti di

Sumatera (9.469.000 ha), Maluku dan Papua (8.859.000 ha), Sulawesi (4.303.000

ha), Jawa (1.172.000 ha), dan Nusa Tenggara (53.000 ha). Tanah ini dapat

dijumpai pada berbagai relief, mulai dari datar hingga bergunung

(Prasetyo dan Suriadikarta, 2006).

Tanah Ultisol saat ini menjadi sasaran utama perluasan pertanian. Oleh

karena itu tanah Ultisol perlu mendapat perhatian khusus mengingat Ultisol

memiliki banyak permasalahan yaitu, kandungan bahan organik tanah sangat

rendah, kemasaman tanah, kejenuhan basa kurang dari 35 %, kejenuhan Al tinggi,

KTK rendah, kandungan N, P, dan K tanah rendah serta sangat peka terhadap

erosi (Munir, 1996).

Untuk meningkatkan produktivitas tanah Ultisol dapat dilakukan dengan

meningkatkan ketersediaan unsur hara dan sifat kimia tanah. Salah satu cara yang

dapat dilakukan adalah melalui pemberian bahan organik. Bahan organik

merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang atau dirombak

oleh bakteri-bakteri tanah. Bahan organik yang mengandung sejumlah unsur hara

akan menyumbangkan unsur hara tersebut apabila bahan organik tersebut

mengalami proses dekomposisi di dalam tanah.

Kompos merupakan hasil penguraian dari campuran bahan-bahan organik

yang dipercepat oleh aktivitas berbagai jenis mikroorganisme dalam kondisi

(2)

lingkungan hangat, lembab dan aerobik atau anaerobik (Crawford, 2003). Sumber

bahan organik yang dapat dijadikan sebagai kompos berasal dari tumbuhan seperti

kulit buah durian, tanaman Tithonia diversifolia, limbah kelapa sawit berupa

tandan kosongnya, dan lain lain atau yang berasal dari hewan yang berupa

kotorannya seperti kotoran ayam, lembu, kotoran kambing dan sebagainya

Tanaman Tithonia diversifolia merupakan tanaman yang banyak tumbuh

di pinggir jalan atau di sekitar daerah pertanian. Tanaman ini dapat dijadikan

sebagai bahan baku pembuatan kompos. Menurut penelitian Jama (2000) tanaman

Tithonia diversifolia menggandung unsur hara yang tinggi terutama N, P, K, yaitu

3,5% N ; 0,38% P ; dan 4,1% K serta dapat meningkatkan pH tanah, menurunkan

Al-dd serta meningkatkan kandungan unsur Ca dan Mg tanah dan dapat

meningkatkan kesuburan tanah/produktivitas lahan.

Kulit durian memiliki potensi untuk dapat dijadikan sebagai bahan untuk

pembuatan kompos, dengan tingginya produksi buah durian di Sumatera Utara.

Menurut data Badan Pusat Statistik Tahun 2014, produksi buah durian di

Sumatera Utara mencapai 88.041 ton pada tahun 2014. Dari produksi buah durian

yang tinggi tersebut akan dihasilkan kulit durian sebesar 62,4% dari berat

tersebut, sehingga kulit durian ini akan merusak lingkungan apabila tidak

dimanfaatkan (Lahuddin,1999). Menurut hasil penelitian Manurung (2005),

bahwa pemberian kompos kulit buah durian dengan dosis takaran 20 ton/ha

berpengaruh sangat nyata untuk menetralkan sebagian efek meracun Al dalam

larutan tanah dan juga meningkatkan KTK tanah serta pH tanah.

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang merupakan hasil limbah

industri pabrik kelapa sawit memiliki potensi untuk dapat dijadikan bahan

(3)

pembuatan kompos, mengingat banyaknya pabrik kelapa sawit di Indonesia saat

ini. Menurut Harahap (2010) menyatakan bahwa aplikasi TKKS dengan berbagai

dosis tanpa maupun dengan tambahan pupuk organik secara nyata meningkatkan

perubahan sifat kimia yaitu pH, C-organik, N-total, P-tersedia, Kapasitas Tukar

Kation dan kejenuhan basa.

Pupuk kandang ayam merupakan sumber bahan organik yang dapat

meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman, sumber pupuk kandang saat ini

sangat tinggi melihat banyaknya peternakan Ayam di Sumatera Utara. Menurut

hasil penelitian Sihite (2016), pemberian pupuk kandang ayam dapat merubah pH

tanah, N-total tanah, P-total tanah, serapan P dan pertumbuhan tanaman jagung

pada tanah Inceptisol Kwala Bekala.

Inkubasi bahan organik merupakan hal yang penting dalam proses

mineralisasi bahan organik. Menurut Hamed (2014) yang menyatakan bahwa

kandungan unsur hara yang diberikan dari bahan organik pada tanah berkorelasi

dengan lamanya proses mineralisasi yang dibutuhkan suatu bahan organik untuk

menyediakan hara bagi tanah. Inkubasi bahan organik dilakukan untuk dapat

memberikan kesempatan bagi mikroorganisme untuk dapat berkembang dan

bermetabolisme untuk menguraikan kandungan bahan organik menjadi

senyawa-senyawa anorganik, dan memberikan waktu untuk pupuk organik dapat bereaksi

dengan tanah.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian

tentang Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Akibat Pemberian

Beberapa Bahan Organik dan Waktu Inkubasi.

(4)

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Akibat

Pemberian Beberapa Bahan Organik dan Waktu Inkubasi.

Hipotesis Penelitian

1. Pemberian beberapa bahan organik pada tanah Ultisol berpengaruh nyata

terhadap pH tanah, C-Organik, N-Total, P-Total dan K-dd tanah

2. Waktu inkubasi berpengaruh secara nyata terhadap pH tanah, C-Organik,

N-Total, P-Total dan K-dd tanah.

3. Kombinasi perlakuan antara pemberian bahan organik dan waktu inkubasi

berpengaruh terhadap pH tanah, C-Organik, N-Total, P-Total dan K-dd tanah.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan dapat

diterapkan dalam perbaikan tanah Ultisol.

2. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Gabungan Kelompok

[r]

Teknologi Otomatisasi Alat Mesin Pengolahan Hasil Pertanian

Abstrak – Perjanjian jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain membayar

Tim Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta, Mewujudkan Perlindungan Saksi dan Korban Dalam Sistem Peradilan Pidana Di.. Indonesia , LPSK.Gedung Perintis Kemerdekaan,

Program penelaahan dan penyusunan pengajuan akreditasi internasional dan peningkatan akreditasi internasional dengan kebijakan sesuai keadaan tiap fakultas (pentahapannya dapat

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU