45
Lampiran 2. Gambar tumbuhan buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.)
Tumbuhan pohon buni
Penampang belakang daun Penampang depan daun
Lampiran 3. Perhitungan kadar karakterisasi simplisia 1. Penetapan kadar air
I. Berat Simplisia : 5,0054 gram
47
Lampiran 3. (Lanjutan)
% Kadar sari : 0,5286
3. Penetapan kadar sari larut dalam air I. Berat simplisia : 5,0341 gram
4. Penetapan kadar abu total
I. Berat simplisia : 2,0693 gram Berat abu : 0,1453 gram
Lampiran 3. (Lanjutan)
49
Lampiran 4. Bagan kerja pembuatan fraksi daun buni
maserasi dengan n-heksana
maserasi dengan etanol 80%
dipekatkan dengan penguapan vakum putar pada suhu 50oC
direfluks dengan HCl 2N selama 4-6 jam
ditambah dengan kloroform dan didiamkan selama 12-18 jam
dipekatkan menggunakan penangas air suhu 45oC
Simplisia daun buni
Fraksi n-heksana Ampas
Fraksi etanol Ampas
Fraksi etanol (pekat)
Filtrat Ampas
Lapisan kloroform Lapisan sisa
Fraksi kloroform
Lampiran 5. Bagan isolasi senyawa saponin dari fraksi klorofrom daun buni
di KLT dengan:
di KLT preparatif dengan: FG: 1. n-heksana-etilasetat FG: n-heksana-etilasetat (5:5) 2. toluena-etilasetat
FD: silika gel GF 254 FD: silika gel GF 254 penampak bercak: LB penampak bercak: LB
masing-masing noda dikerok. dielusi dengan metanol p.a.
dipekatkan di atas water-bath dimasukkan di dalam freezer
di uji kemurnian:
1 arah: FG: n-heksana-etilasetat (8:2), FD: silika gel GF 254.
penampak bercak: LB
2 arah: FG I: n-heksana-etilasetat (8:2), FG II: toluena-etilasetat (5:5), FD: silika gel GF 254
penampak bercak: LB
dikarakterisasi spekrofotometer UV dan IR
Keterangan: FG: Fase Gerak FD: Fase Diam
LB: Liebermann-Burchard
Fraksi kloroform
Filtrat Residu
Hasil isolasi
51
Lampiran 6. Kromatogram hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat.
(5:5) (6:4) (7:3) (8:2)
Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, h: hijau, mmd: merah muda, ht: hijau tua, kh: kuning kehijauan, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan.
Lampiran 7. Harga Rf hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak
n-heksana-etilasetat.
No. Perbandingan Harga Rf Warna
1. 5:5
0,70 merah muda
0,55 merah muda
0,35 kuning kehijauan
0,18 hijau
2. 6:4
0,72 merah muda
0,61 kuning kehijauan
53
Lampiran 8. Kromatogram hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat.
(5:5) (6:4) (7:3) (8:2) (9:1)
Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, b: biru, h: hijau, k: kuning, kt: kuning tua, mmd: merah muda, ut: ungu tua, hmd: hijau muda, kmd: kuning muda, umd: ungu muda, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan.
55
Lampiran 10. Kromatogram hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat jarak rambat 18 cm.
(5:5) (6:4)
Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 18 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, u: ungu, h: hijau, b: biru, um: ungu merah, mj: merah jingga, mmd: merah muda, hmd: hijau muda, bmd: biru muda, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan.
Lampiran 11. Harga Rf hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat jarak rambat 18 cm.
57
Lampiran 12. Kromatogram hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat.
(6:4) (7:3)
Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, mmd: merah muda, ht: hijau tua, b: biru, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan.
Lampiran 13. Harga Rf hasil KLT ekstrak etanol daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat.
No. Perbandingan Harga Rf Warna
1 6:4
0,82 merah muda
0,64 hijau tua
0,43 biru
0,08 hijau tua
2 7:3 0,48 merah muda
59
Lampiran 14. Kromatogram hasil KLT fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak toluena-etilasetat.
(5:5) (6:4) (7:3)
Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, u: ungu, m: merah, b: biru, k: kuning, h: hijau, hk: hijau kuning, um: ungu merah, ut: ungu tua, kmd: kuning muda, kmd: kuning muda, mj: merah jingga, mmd: merah muda, hmd: hijau muda, bmd: biru muda, hb: hijau biru, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan.
61
Lampiran 16. Kromatogram hasil KLT preparatif fraksi kloroform daun buni dengan fase gerak n-heksana-etilasetat.
Keterangan: Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 18 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan.
Lampiran 17. Kromatogram hasil KLT 1 arah isolat 1 dengan fase gerak n-heksana-etilasetat.
Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, um: ungu merah, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan.
63
Lampiran 18. Kromatogram hasil KLT 2 arah isolat 1 dengan fase gerak n-heksana-etilasetat dan fase gerak toluena-etilasetat.
Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, um: ungu merah, fase gerak I (n-heksana-etilasetat (8:2)), fase gerak II (toluena-etilasetat (5:5)), tp1: titik penotolan 1, tp2: titik penotolan 2, bp1: batas
pengembangan 1, bp2: batas pengembangan 2.
Lampiran 19. Kromatogram hasil KLT 1 arah isolat 2 dengan fase gerak n-heksana-etilasetat.
65
Lampiran 20. Kromatogram hasil KLT 2 arah isolat 2 dengan fase gerak n-heksana : etilasetat dan fase gerak toluena : etilasetat.
Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: LiebermanBurchard, b: biru, fase gerak I: n-heksana-etilasetat (8:2), fase gerak II toluena-etilasetat (5:5), tp1:
titik penotolan 1,tp2: titik penotolan 2, bp1: batas pengembangan 1,
bp2: batas pengembangan 2.