• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Dan Uji Sediaan Gel Ekstrak Ganggang Merah (Kappaphycus Alvarezii) Sebagai Anti-Aging

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Dan Uji Sediaan Gel Ekstrak Ganggang Merah (Kappaphycus Alvarezii) Sebagai Anti-Aging"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan

Rumput laut atau Algae termasuk tumbuhan bertalus karena mempunyai struktur kerangka tubuh (morfologi) yang tidak berdaun, berbatang, dan berakar semuanya terdiri dari talus saja. Rumput laut umumnya terdapat di daerah tertentu dengan persyaratan khusus, kebanyakan tumbuh di daerah pasang surut (intertidal) atau pada daerah yang selalu terendam air (subtidal) melekat pada substrat didasar perairan yang berupa karang batu mati, karang batu hidup, batu gamping atau cangkang moluska. Umumnya tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu, karena di tempat inilah beberapa persyaratan untuk pertumbuhannya banyak terpenuhi, diantaranya factor kedalaman perairan, cahaya, substrat, dan gerakan air. Habitat khas adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap, lebih menyukai variasi suhu harian yang rendah dan substrat batu karang mati. Rumput laut tumbuh berkelompok dengan jenis rumput laut lainnya (Aslan, 1998).

Algae atau ganggang terdiri dari empat kelas, yaitu Rhodophyceae

(ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang coklat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang hijau-biru). Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan jenis ganggang yang bersifat makroskopik dan tergolong dalam kelas Rhodophyceae (Indriani, 1991).

(2)
(3)

Filum/Divisio : Rhodophyta Kelas/Class : Rhodophyceae Bangsa/Ordo : Gigartinales Suku/Famili : Areschougiaceae Marga/Genus : Kappaphycus

Jenis/Spesies : Kappaphycus alvarezii

2.1.2 Nama Daerah

Nama daerah (dagang) yang lebih dikenal untuk Kappaphycus alvarezii

yaitu Eucheuma cottonii dan Eucheuma alvarezii (Anggadiredja, dkk., 2010). 2.1.3 Morfologi Tumbuhan

Ciri-ciri Kappaphycus alvarezii yaitu memiliki talus bentuk silindris, permukaan licin, berwarna cokelat kemerahan karena bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada talus seperti: merah tua, merah muda, pirang, coklat, kuning dan hijau. Keadaan warna tidak selalu dapat digunakan dalam menentukan kelasnya. Perubahan warna sering terjadi hanya karena faktor lingkungan yang berubah. Kejadian ini merupakan proses modifikasi yaitu perubahan bentuk dan sifat luar (fenotipe) yang tidak kekal sebagai pengaruh lingkungan antara lain iklim dan oseanografi yang relatif cukup besar (Aslan, 1998). Percabangan talus berujung runcing atau tumpul, ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan) dan duri untuk melindungi gametangia. Percabangan bersifat alternates (berseling), tidak teratur serta dapat bersifat dichotomus

(4)

2.1.4 Khasiat Tumbuhan

Senyawa metabolit sekunder disini adalah senyawa steroid. Beberapa turunan steroid yang penting ialah steroid alkohol atau sterol. Steroid yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan disebut fitosterol. Beberapa senyawa ini jika terdapat dalam tumbuhan akan dapat berperan menjadi pelindung (Sharo, dkk., 2013). Sterol juga berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menahan laju absorbsi glukosa darah dari saluran cerna menuju pembuluh darah sehingga mampu menahan laju peningkatan kadar glukosa darah. Dengan mencegah peningkatan kadar glukosa darah juga dapat mencegah peningkatan radikal bebas (Suhartono, dkk., 2005).

Hasil pengujian aktivitas antioksidan dari ganggang merah dengan metode penangkapan radikal bebas DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol ganggang merah memiliki IC50 sebesar 3,03 ppm, yang termasuk dalam aktivitas antioksidan yang sangat kuat (Kumar, dkk., 2007). Ganggang merah kaya akan protein, serat kasar, asam lemak esensial, mineral-mineral, karoteneid vitamin A, dan vitamin C (Fayaz, dkk., 2005). Kandungan senyawa aktif lain dalam alga yaitu bagian dari karotenoid (astaxanthin), yangdapat membantu mengurangi kulit kasar dan penuaan, melindungi sebum dari oksidasi (Tominaga, dkk., 2012). Jenis alga merah ini diteliti juga mengandung karagenan (derivat polisakarida) dan mineral berlimpah yang juga memiliki efek hidrasi, terapi dan pelembab (Agatonovic dan Morton, 2012).

Menurut penelitian sebelumnya, astaxantin yang terdapat di ganggang merah dapat menurunkan hiperpigmentasi, menghambat sintesis melanin dan

(5)

sebagai perbaikan kondisi dermis melalui pemulihan serat kolagen, dengan cara melindungi lapisan dermal dari kerusakan oksigen singlet yang telah dibuktikan dengan studi in vitro menggunakan fibroblas dermal manusia. Penghambatan melanogenesis pada noda (flek-flek hitam) dengan menekan polimerisasi oksidatif pada melanosit dan inflamasi pada epidermis (Tominaga, dkk., 2012).

2.2 Ekstraksi dan Metode Ekstraksi 2.2.1 Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupun hewan. Sebelum ekstraksi dilakukan biasanya bahan dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan pada derajat kehalusan tertentu (Harborne, 1987).

2.2.2 Metode Ekstraksi I. Cara Dingin

a. Maserasi

Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat di desak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Keuntungan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan (Depkes RI, 1986).

(6)

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat aktif yang keluar dari perkolator disebut sari atau perkolat, sedang sisa setelah dilakukannya penyarian disebut ampas atau sisa perkolasi. Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:

- Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.

- Ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi.

II. Cara Panas a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

b. Soxhletasi

(7)

saring sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

c. Digesti

Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40–50° C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.

d. Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.

e. Dekoktasi

Dekoktasi adalah infundasi pada waktu yang lebih lama (≥ 30 menit) dan temperatur sampai titik didih air (Depkes RI, 1986).

2.3 Kulit

(8)

2.3.1 Lapisan Kulit 1. Epidermis

Lapisan paling luar yang terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah sel-sel tanduk (kerasinosit) dan sel melanosit. Lapisan epidermis tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada dilapisan bawah bermitosis terus-menerus, sedangkan lapisan paling luar epidermis akan mengelupas dan gugur. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama serat-serat kolagen dan sedikit serat elastis (Tranggono dan Latifah, 2007).

Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetik dipakai pada epidermis itu. Meskipun ada beberapa jenis kosmetik yang digunakan sampai ke dermis, namun tetap penampilan epidermis menjadi tujuan utama. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter, misalnya ada telapak kaki dan telapak tangan, dan lapisan yang tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut (Tranggono dan Latifah, 2007).

Epidermis terdiri atas beberapa lapisan sel. Sel-sel ini berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis. Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktivan sel, lapisan tersebut terdiri dari 5 lapis (Tranggono dan Latifah, 2007).

a. Stratum korneum

(9)

susunankimianya berada dalam sel-sel keratin keras. Lapisan tanduk hampir tidak mengandung air karena adanya penguap air, elastisnya kecil, dan sangat efektif untuk pencegahan penguapan air dari lapisan yang lebih dalam.

b. Stratum lusidum (Stratum lucidum)

Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang sangat gepeng dan bening. Membran yang membatasi sel-sel tersebut sulit terlihat sehingga lapisannya secara keseluruhan seperti kesatuan yang bening. Lapisan ini ditemukan pada daerah tubuh yang berkulit tebal (Syaifuddin, 2009). Lapisan ini terletak dibawah stratum korneum. Antara stratum lucidum dan stratum granulosum terdapat keratin tipis yang disebut rein’s barrier (Szkall) yang tidak bisa ditembus (impermeable). c. Lapisan granulosum (stratum granulosum)

Lapisan ini terdiri dari 2 sampai 3 lapisan sel dan terletak di atas lapisan stratum spinosum dan berfungsi untuk menghasilkan protein dan ikatan kimia stratum korneum.

d. Lapisan spinosum (stratum spinosum)

Lapisan spinosum merupakan lapisan yang paling tebal dari epidermis.Sel diferensiasi utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk keratin (Tranggono dan Latifah, 2007).

e. Lapisan basal (stratum basale)

(10)

terdapat dalam lapisan ini. Pada lapisan epidermis terdapat (Mitsui, 1997):

a. Keratinosit, yang berfungsi untuk membentuk lapisan yang tahan terhadap zat kimia dan biologis.

b. Melanosit, yang berfungsi memproduksi melanin. Sel ini tersebar di antara sel basal di lapisan basal.

c. Sel Langerhans dengan sistem imun yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap zat asing.

2. Dermis

Lapisan dermis merupakan lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh (Anderson, 1996).

Dermis merupakan jaringan penyangga berserat dengan ketebalan rata-rata 3-5 mm. Dermis terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin. Serabut kolagen dapat mencapai 72% dari keseluruhan berat kulit manusia tanpa lemak. Pada dermis terdapat adneksa kulit, seperti folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (subkutis/hipodermis) (Tranggono dan Latifah, 2007).

(11)

dan nutrisi yang baik (Sulastomo, 2007).

Salah satu zat yang memiliki peranan penting dalam kulit, terutama wajah adalah sebum. Sebum merupakan kandungan minyak yang melembabkan dan melindungi kulit dari polusi. Sebum dibentuk oleh kelenjar palit yang terletak di bagian atas kulit jangat, berdekatan dengan kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut (Bogadenta, 2012).

3. Subkutan

Lapisan subkutan adalah lapisan yang terletak di bawah dermis dan mengandung sel-sel lemak yang dapat melindungi bagian dalam organ dari trauma mekanik dan juga sebagai pelindung tubuh terhadap udara dingin, serta sebagai pengaturan suhu tubuh. Lapisan subkutan terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir karena sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh trabekula fibrosa. Lapisan sel lemak disebut panikulus adiposus, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan saluran getah bening. Tebal jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasi, di abdomen 3cm, sedangkan di daerah kelopak mata dan penis sangat tipis. Lapis lemak ini juga berfungsi sebagai bantalan (Wasitaatmadja, 1997).

(12)

makanberlebihan, sebaliknya bila tubuh memerlukan energi yang banyak maka lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya (Putro, 1997)

2.3.2 Fungsi kulit

Kulit memiliki berbagai fungsi bagi tubuh, diantaranya adalah: 1. Proteksi (pelindung)

Kulit berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh dari pengaruh lingkungan luar. Misalnya pelindung dari sinar matahari, zat-zat kimia, perubahan suhu, dan lain-lain.

2. Thermoregulasi (menjaga keseimbangan temperatur tubuh)

Kulit akan menjaga suhu tubuh agar tetap optimal. Keringat yang keluar pada saat suhu udara panas berfungsi untuk mendinginkan tubuh. Keluarnya keringat adalah salah satu mekanisme tubuh untuk menjaga stabilitas temperatur.

3. Organ sekresi

Kulit juga berfungsi sebagai organ untuk melepaskan kelebihan air dan zat-zat lainnya, seperti NaCl, amonia, dan lain-lain.

4. Persepsi sensoris

Sebagai alat peraba, kulit akan bereaksi pada perbedaan suhu, sentuhan, rasa sakit, dan tekanan.

5. Absorpsi

(13)

2.3.3 Jenis-jenis kulit

Ditinjau dari sudut pandang perawatan, kulit terbagi atas lima bagian (Noormindhawati, 2013):

a. Kulit normal

Merupakan kulit ideal yang sehat, memiliki pH normal, kadar air dan kadar minyak seimbang, tekstur kulit kenyal, halus dan lembut, pori-pori kulit kecil.

b. Kulit berminyak

Merupakan kulit yang memiliki kadar minyak berlebihan di permukaan kulit sehingga tampak mengkilap, memiliki pori-pori besar, mudah berjerawat.

c. Kulit kering

Adalah kulit yang tampak kasar, kusam, kulit mudah bersisik, terasa kaku, tidak elastis, dan mudah berkeriput.

d. Kulit kombinasi

Merupakan jenis kulit kombinasi yaitu antara kulit wajah kering dan berminyak. Pada area T cenderung berminyak, sedangkan pada daerah pipi berkulit kering.

e. Kulit sensitif

(14)

2.4 Penuaan dini

Banyak faktor yang ikut berpengaruh dalam proses penuaan dini, baik faktor intrinsik (dari dalam tubuh sendiri) maupun faktor ekstrinsik (lingkungan). Beberapa faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor intrinsik (intrinsic factor)

Faktor intrinsik menyebabkan penuaan yang terjadi secara alami. Penuaan intrinsik terjadi secara lambat, terus menerus dan degradasi jaringan yang ireversibel. Tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mencegah penuaan secara intrinsik. Ada berbagai faktor internal yang berpengaruh pada proses penuaan kulit, yaitu:

1. Umur

Umur adalah faktor fisiologik yang menyebabkan kulit menjadi tua. Umur bertambah setiap hari dan secara perlahan tetapi pasti proses menua terjadi.

2. Ras

Berbagai ras manusia mempunyai perbedaan struktural dan faal tubuh dalam perannya terhadap lingkungan hidup sehingga mempunyai kemampuan berbeda dalam mempertahankan diri, misalnya dalam jumlah pigmen melanin pada kulit. Orang kulit putih lebih mudah terbakar sinar matahari daripada kulit berwarna sehingga pada kulit putih lebih mudah terjadi gejala-gejala kulit menua secara dini.

3. Genetik

(15)

metabolik dalam tubuh dan seberapa cepat proses menua itu berjalan. 4. Hormonal

Hormon tertentu dalam tubuh manusia mempunyai peran penting dalam proses pembentukan sel baru dan proses metabolik untuk mempertahankan kehidupan sel secara baik. Pada wanita yang menopause, penurunan produksi esterogen akan menurunkan elastisitas kulit. Hormon androgen dan progesteron meningkatkan proses pembelahan sel epidermis, waktu pergantian atau regenerasi sel, produksi kelenjar sebum, dan pembentukan melanin. Berkurangnya hormon-hormon tersebut akan menunjukkan gejala penuaan dini yang lebih jelas.

5. Faktor-faktor lain

Faktor-faktor lain yang dianggap dapat mempercepat proses penuaan yaitu stres psikis dan penyakit sistemikmisalnya diabetes dan malnutrisi. b. Faktor ekstrinsik (extrinsic factor)

(16)

2.5 Radikal bebas

Radikal bebas adalah molekul atau atom yang sifat kimianya sangat tidak stabil. Senyawa ini memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, sehingga senyawa ini cenderung reaktif menyerang molekul lain untuk mendapatkan elektron guna menstabilkan atom atau molekulnya sendiri. Serangan ini menyebabkan timbulnya senyawa abnormal yang memicu terjadinya reaksi berantai sehingga merusak sel dan jaringan-jaringan tubuh. Radikal bebas merupakan penyebab penuaan dini pada kulit, karena serangan radikal bebas pada jaringan dapat merusak asam lemak dan menghilangkan elastisitas, sehingga kulit menjadi kering dan keriput (Muliyawan dan Suriana, 2013).

2.6 Antioksidan

Antioksidan adalah salah satu senyawa yang dapat menetralkan, meredam radikal bebas dan menghambat proses oksidasi di sel sehingga mengurangi terjadinya kerusakan sel (Hernani dan Raharjo, 2005).

(17)

Antioksidan adalah senyawa penting yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Zat ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang dapat merusak jaringan kulit. Antioksidan berperan aktif menetralkan radikal bebas, dimana pada jaringan senyawa radikal bebas ini mengorbankan dirinya teroksidasi menstabilkan atom atau molekul radikal bebas, sehingga sel-sel pada jaringan kulit terhindar dari serangan radikal bebas. Oleh karena itu, produk-produk perawatan kulit selalu mengandung senyawa antioksidan sebagai salah satu bahan aktif. Termasuk produk-produk anti-aging, yang juga mengandalkan antioksidan untuk melindungi kulit dari pengaruh radikal bebas yang menjadi salah satu faktor penyebab penuaan dini (Muliyawan dan Suriana, 2013).

2.7 Anti-Aging

Anti berarti menahan atau melawan, sementara aging berarti umur/penuaan, maka apabila diartikan secara harfiahnya anti-aging adalah menahan atau melawan penuaan. Anti-aging adalah sebuah proses yang berguna untuk mencegah, memperlambat atau membalikkan efek penuaan agar dapat membantu siapa saja hidup lebih lama, lebih sehat dan lebih bahagia (Fauzi dan Nurmalina, 2012).

(18)

2.8 Uraian Gel

Gel adalah sistem semi padat dimana fase cairnya dibentuk dalam suatu matriks polimer tiga dimensi (terdiri dari gom alam atau gom sintesis). Polimer-polimer yang biasa digunakan untuk membuat gel-gel farmasetik meliputi gom alam tragacanth, pectin, carrageen, agar, asam alginate, serta bahan-bahan sintesis dan semisintesis seperti metil selulosa, hidroksimetilselulosa, karboksimetilselulosa, dan carbopol yang merupakan polimer vinil sintesis dengan gugus karboksil yang terionisasi (Lachman, dkk., 1994).

Beberapa keuntungan sediaan gel (Voigt, 1994) adalah sebagai berikut: - Memiliki kemampuan penyebarannya baik pada kulit

- Memberikan efek dingin, yang dijelaskan melalui penguapan lambat dari kulit

- Kemudahan pencuciannya dengan air yang baik

- Jumlah air yang banyak dalam gel akan menghidrasi stratum corneum menjadi lebih permeable terhadap zat aktif yang dapat meningkatkan berpenetrasinya zat aktif.

Dasar gel yang umum digunakan adalah gel hidrofobik dan gel hidrofilik. 1. Dasar gel hidrofobik

Dasar gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik bila ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi antara kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara spontan menyebar (Ansel, 1989).

2. Dasar gel hidrofilik

(19)

yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi. Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar. Gel hidrofilik umumnya mengandung komponen bahan pengembang, air, humektan dan bahan pengawet (Ansel,1989).

2.9 Uraian Bahan • Carbomer

Gambar 2.1 Struktur kimia carbomer

Carbomer memiliki sinonim karbomera, karbopol, acrypol, polimer asam akrilat dan asam poliakrilat. Carbomer merupakan serbuk berwarna putih, memiliki bau lemah, bersifat higroskopis dan asam (Rowe, dkk., 2009).

Carbomer bisa dipanaskan di bawah 104°C selama 2 jam. Namun pemanasan yang berlebih dapat menyebabkan perubahan warna dan stabilitas berkurang. Penambahan antimikroba tertentu, seperti benzalkonium klorida atau natrium benzoat dalam konsentrasi tinggi (0,1% w/v) dapat menyebabkan kekeruhan dan pengurangan viskositas dispersi carbomer. Serbuk harus disimpan dalam wadah kedap udara, dan terlindung dari kelembapan. Penggunaan kaca, plastik atau wadah berlapis resin dianjurkan untuk penyimpanan formulasi yang mengandung carbomer (Rowe, dkk., 2009).

(20)

farmasetika liquid atau semisolid seperti krim, gel, lotion, preparat mata, rektal, topikal dan vaginal. Dalam formulasi tablet, carbomer digunakan sebagai pengikat. Secara umum penggunaan carbomer sebagai emulgator, rheology modifier,stabilizing agent, suspending agent, dan pengikat tablet (Rowe, dkk., 2009).

• TEA

Pemerian : cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik.

Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam kloroform TEA digunakan sebagai alkali agen, dan agen pengemulsi (Rowe, dkk., 2009).

• Propilen Glikol

Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik.

Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) dan dengan kloroform P., larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat bercampur dengan eter minyak tanah dan dengan minyak lemak (Ditjen POM, 1979).

Propilen glikol banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraksi, dan pengawet dalam variasi dari formulasi farmasetik parenteral dan nonparenteral. Propilen glikol pelarut yang lebih bagus daripada glyserin dan melarutkan berbagai macam bahan, seperti korticosteroid, fenol, barbiturat, vitamin-vitamin, dan lain-lain.

(21)

di industri makanan sebagai pembawa untuk pengemulsi (Rowe, dkk., 2009). • Nipagin (Metil Paraben)

Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.

Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol dan 3 bagian aseton.

Khasiat dan penggunaan: zat pengawet (Ditjen POM, 1979). • Nipasol (Propil Paraben)

Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, dan tidak berasa.

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol (95%). Khasiat dan penggunaan: zat pengawet (Ditjen POM, 1979).

• Air suling

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa (Ditjen POM, 1979).

2.10 Skin Analyzer

Skin analyzermerupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer mempunyai sistem terintegrasi yang dihubungkan melalui komputer untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas, melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit. Tambahan sensor kamera yang terpasang pada skin analyzer menampilkan hasil dengan cepat dan akurat (Aramo, 2012).

(22)

didapatkan akan secara langsung disesuaikan dengan parameter dari masing-masing pengukuran yang telah diatur sedemikian rupa pada alat tersebut. Ketika hasil pengukuran muncul dalam bentuk angka, maka secara bersamaan kriteria hasil pengukuran akan keluar dan dapat dimengerti dengan mudah oleh pengguna yang memeriksa ataupun pasien. Parameter hasil pengukuran skin analyzer dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Parameter hasil pengukuran dengan skin analyzer

Parameter Hasil

Moisture

(Kadar air)

Dehidrasi Normal Hidrasi

0-29 30-50 51-100

Kecil Beberapa besar Sangat besar

0-19 20-39 40-100

Spot

(Noda)

Sedikit Beberapa noda Banyak noda

0-19 20-39 40-100

Wrinkle

(Kerutan)

Tidak berkeriput Berkeriput Banyak keriput

0-19 20-52 53-100

Gambar

Gambar 2.1 Struktur kimia carbomer
Tabel 2.1 Parameter hasil pengukuran dengan skin analyzer

Referensi

Dokumen terkait

[r]

bahwa untuk menjamin daya guna air irigasi, produktivitas sistem jaringan irigasi dan pola pengembangan tata guna air, keterpaduan pengelolaan sistem irigasi

Karakteristik penyusunan dan keterbukaan yang dianut ideologi Pancasila, merupakan salahfaktor yang akan mewarnai prircip- prinsip dasar pengemban- gannya. Prinsip-prinsip

G 3HQHUELW )DNXOWDV7HNQLN8QLYHUVLWDV0XULD.XGXV H '2,DUWLNHO2LNDDGD KWWSVGRLRUJVLPHWYLO I $ODPDWZHE-XUQDO KWWSVMXUQDOXPNDFLGLQGH[SKSVLPHW J 7HULQGHNVGL

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang telah orang lakukan. dengan cara penginderaan terhadap objek

reception ) yang dapat diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dengan hal menerima,.. Resepsi terhadap Gaudium et Spes sangat penting bagi kehidupan Gereja Indonesia

seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudahh melibatkan faktor. pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang,

Adapun tujuan dalam pembuatan aplikasi ini adalah untuk mempermudah pengguna dalam mengikuti tes kepribadian yang biasanya dilakukan secara manual (menjawab dengan