• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pragmatis Terhadap Cerita Novel “Saga No Gabai Baachan” Karya Yoshichi Shimada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pragmatis Terhadap Cerita Novel “Saga No Gabai Baachan” Karya Yoshichi Shimada"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Selain dikenal sebagai negara maju di Asia dalam bidang industri, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra.Salah satu dari karya sastra tersebut adalah novel.Dikatakan demikian karena pada kenyataannya banyak novel-novel yang dihasilkan oleh sastrawan-sastrawan Jepang ada dan dinikmati oleh seluruh masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia.

Menurut Fananie (2000:3-4), makna sastra merupakan bahasa serapan dari bahasa Sansekerta yang berarti “teks yang mengandung arti” atau “pedoman”. Dalam Bahasa Indonesia, kata sastra pada umumnya digunakan untuk

merujuk kepada kesusastraan sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata sastra bisa merujuk kepada semua tulisan, baik itu indah atau tidak, maupun tertulis atau lisan (http://id.wikipedia.org/wiki/sastra).

(2)

sastrawan menganggap pengalamannya tersebut dapat berguna kelak bagi pembaca karya sastra.

Karya sastra sendiri terbagi atas tiga, yaitu drama, prosa dan puisi.Novel merupakan pembagian dari karya sastra prosa.Novel adalah karya fiksi yang menyuguhkan peristiwa dengan berbagai permasalahan yang dialami oleh tokoh-tokohnya. Peristiwa tersebut merupakan perwujudan masalah yang ada di masyarakat baik pengalaman pribadi pengarang maupun orang lain.

Pada kesempatan ini, penulis mencoba membahas suatu bentuk karya sastra dari jenis prosa yaitu novel yang berjudul “Saga no Gabai Baachan” karya

Yoshichi Shimada dilihat dari sudut pandang pendekatan pragmatik.Pendekatan pragmatik sendiri adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra.Pembaca sangat berperan dalam menentukan sebuah karya itu merupakan karya sastra atau bukan. Sadar atau tidak, sengaja atau tidak, akhirnya karya sastra akan sampai juga kepada pembaca, karena karya sastra sesungguhnya memang ditujukan untuk pembaca. Pada hakikatnya, karya sastra yang tidak sampai ke tangan pembacanya, bukanlah karya sastra (Siswanto dan Roekhan, 1991/1992 : 30). Menurut Pradopo (2001 : 41), pendekatan pragmatik mereaksi karya sastra itu hanya tiruan alam saja. Yang penting dalam sastra adalah menyampaikan pendidikan kepada pembaca, pendengar atau penonton.Tiruan alam dalam sastra itu demi tujuan pendidikan.Dengan demikian, karya sastra ditafsirkan sebagai alat untuk mendidik.

Jika dilihat melalui pendekatan pragmatik, maka novel “Saga no Gabai

(3)

berbeda-beda dari tiap-tiap pembaca. Hal ini disebabkan karena adanya perberbeda-bedaan pandangan antara pembaca satu dengan pembaca yang lain. Jika pembaca menilai novel ini dari segi pendekatan pragmatik dan menilainya dari sudut pandang pendidikan, maka akan mendapat suatu nilai pembelajaran yang baik dari tokoh utamanya yaitu nenek Osano. Dimana nenek Osano memberikan suatu pembelajaran tentang bagaimana cara bertahan hidup di tengah keadaan yang sangat miskin. Tekad dan perjuangan, kerja keras, kemandirian, serta kasih sayang merupakan beberapa hal yang diungkapkan Yoshichi Shimada melalui novelnya ini.

(4)

membuat ia giat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Diusianya yang sudah tua, ia masih bekerja sangat keras.

Hal inilah yang sebenarnya ingin disampaikan penulis kepada para pembaca novel dan menjadi fokus talaahan dalam novel “Saga no Gabai Baachan”

dengan dilihat dari segi pragmatik yaitu, bahwa lewat novel ini pembaca dapat mengambil pelajaran dari tokoh nenek Osano yang tidak pernah putus asa dengan keadaannya dan selalu bekerja keras tanpa meminta belas kasihan dari siapapun.

Hal-hal tersebut di atas yang melatarbelakangi penulis untuk menganalisis isi cerita melalui tokoh nenek Osano dalam novel yang merupakan karya cucunya sendiri yang bernama Akihiro Tokunaga atau yang lebih dikenal dengan nama Yoshichi Shimada yang hidup bersamanya selama 8 tahun dan juga menjadi saksi nyata dari perjuangan nenek Osano untuk bertahan hidup, yang kemudian dituangkannya dalam novel yang berjudul “Saga no Gabai Ba achan” ini. Penulis

ingin membuktikan bahwa cerita novel ini memiliki nilai-nilai, tujuan dan manfaat yang patut kita pelajari dan bermanfaat bagi pembaca serta masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan alasan di atas, maka penulis ingin membahas cerita novel ini dari sudut pendekatan pragmatik yang diberi judul :ANALISISPRAGMATIKTERHADAP CERITA NOVEL “SAGA NO GABAI BAACHAN” KARYA YOSHICHI SHIMADA.

1.2Rumusan Masalah

Novel “Saga no Gabai Baachan” karya Yoshichi Shimada merupakan

(5)

nilainilai positif.Selain itu, novel ini juga banyak menggambarkan peristiwa -peristiwa yang mengandung nilai-nilai yang dapat bermanfaat bagi pembaca.Salah satunya adalah nilai pendidikan.

Nilai-nilai ini tercermin dalam setiap isi cerita yang berkaitan dengan tokoh utama novel “Saga no Gabai Baachan”, yaitu nenek Osano, seorang nenek

yang berumur 58 tahun yang berjuang sangat keras demi memenuhi kebutuhan hidup dirinya sendiri dan seorang cucu bernama Akihiro Tokunaga.Nilai-nilai yang memberikan pendidikan bagi pembaca antara lain, tekad dan perjuangan demi bertahan hidup, bekerja keras tanpa mengenal lelah, hidup mandiri tanpa mengharapkan belas kasihan dari orang lain, cinta kasih dan selalu bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut dan berkaitan dengan pendekatan pragmatik yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan permasalahannya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana penokohan nenek Osano di dalam isi cerita novel “Saga no Gabai Baachan” yang dapat dijadikan cerminan yang baik bagi pembaca ?

2. Nilai pragmatik seperti apa yang terkandung dalam novel “Saga no Gabai Baachan” ?

1.3Ruang Lingkup Pembahasan

(6)

untuk memperoleh nilai pragmatik seperti mengajarkan kita untuk bertekad dan selalu berjuang demi bertahan hidup, bekerja keras tanpa mengenal lelah, hidup mandiri tanpa mengharapkan belas kasihan orang lain, cinta kasih dan selalu bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Dalam menganalisis cerita pada novel ini, penulis melakukannya dengan cara mengambil beberapa cuplikan teks dalam novel yang diprediksi mengandung nilai-nilai yang bermanfaat bagi pembaca. Nilai-nilai tersebut dapat tercermin melalui tokoh cerita baik melalui deskripsi pikiran maupun perilaku tokoh.Kemudian cuplikan teks dideskripsikan berdasarkan fakta yang ada dengan menggunakan resepsi sastra. Analisis cuplikan cerita melalui tokoh diprediksi dapat menjadi suatu dorongan yang positif bagi pembaca melalui tokoh nenek Osano tentang gambaran watak yang ia lakoni dalam novel tersebut. Untuk mendukung penganalisisan tersebut, penulis juga menjelaskan tentang defenisi novel, studi pragmatik dan semiotik dalam sastra, serta menjelaskan sekilas tentang biografi pengarang Yoshichi Shimada.

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

(7)

ini dikarenakan obyek seni sastra adalah pengalaman hidup manusia terutama menyangkut sosial budaya, kesenian, dan sistem berpikir. Menurut Pradopo (1994:59), karya sastra adalah karya seni, suatu karya yang menghendaki kreativitas. Karya sastra digunakan pengarang untuk menyampaikan pikirannya tentang sesuatu yang ada dalam realitas yang dihadapinya.Realitas ini merupakan salah satu faktor penyebab pengarang menciptakan karya, di samping unsur imajinasi.Karya sastra juga merupakan gambaran kehidupan hasil rekaan seseorang yang sering kali karya sastra itu menghadirkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap latar belakang dan keyakinan pengarang.Novel sebagai salah satu produk sastra memegang peranan penting dalam memberikan pandangan untuk menyikapi hidup secara artistik imajinatif.Hal ini dimungkinkan karena persoalan yang dibicarakan dalam novel adalah persoalan tentang manusia dan kemanusiaan.

Dalam menganalisis karya sastra berdasarkan teori, hendaknya dilakukan dengan cara objektif dan tidak memihak. Menurut Abrams dalam Siswanto (2008 : 79) mengatakan, terdapat empat pendekatan dalam kajian sastra, yaitu:

1. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada kajian terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan diluar karya sastra disebut pendekatan mimetik. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai imitasi dari realitas.

(8)

3. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada karya sastra disebut pendekatan objektif.

4. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada ekspresi perasaan atau temperamen penulis disebut pendekatan ekspresif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan pragmatik untuk menelaah novel “Saga no Gabai

Baachan”.Sedangkan untuk mengetahui adanya indeksikal nilai-nilai

pragmatik yang ada dalam novel ini, penulis menggunakan pendekatan semiotik dalam pembahasannya nanti.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan pragmatik yang dikemukakan oleh pradopo sebagai landasan teori dalam menganalisis novel “Saga no Gabai Baachan”ini. Menurut Pradopo, dkk (2001 : 85), pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, agama, maupun tujuan yang lain.

(9)

cukup efektif untuk menyampaikan tujuan-tujuan tertentu pengarang kepada pembaca.Dan untuk menyampaikan tujuan-tujuan tersebut dapat tercermin melalui tokoh cerita baik melalui deskripsi pikiran maupun perilaku tokoh.

Berdasarkan hal yang telah dijelaskan dalam ruang lingkup pembahasan, maka untuk menganalisis cerita dalam novel ini penulis melakukannya dengan cara mengambil beberapa cuplikan teks dalam novel yang diprediksi mengandung nilai-nilai yang bermanfaat bagi pembaca. Kemudian cuplikan teks tersebut dideskripsikan berdasarkan fakta yang ada dengan menggunakan resepsi sastra.Resepsi sastra adalah kajian yang mempelajari bagaimana pembaca memberikan makna terhadap karya sastra yang dibacanya sehingga dapat memberikan reaksi atau tanggapan terhadapnya, baik tanggapan pasif maupun aktif.

Dalam pendekatan pragmatik, karya sastra hanya dianggap sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Dan tujuan tersebut adalah untuk memberikan nilai pendidikan.Dalam penelitian ini, karya sastra yang dimaksudkan adalah novel

“Saga no Gabai Baachan” sebagai objek penelitian.Penulis dapat

menginterpretasikan nilai-nilai pragmatik yang terkandung dalam novel “Saga no Gabai Baachan”yang diprediksikan dapat berguna bagi pembaca.

(10)

orang Greek untuk merujuk kepada ilmu yang mengkaji sistem tanda dalam kehidupan manusia.Menurut Zaimar (2004: 13), semiotik adalah ilmu tentang tanda atau lambang, cara kerjanya, penggunaannya, dan apa yang kita lakukan dengannya.Yang menjadi perhatian adalah mengkaji dan mencari tanda-tanda dalam wacana, menerangkan maksud tanda-tanda tersebut, dan mencari hubungannya dengan ciri-ciri tanda itu untuk mendapatkan maknanya.Tanda-tanda yang dimaksud dapat berupa bahasa, gerakan anggota badan, bentuk tulisan, warna, bendera, pakaian, karya seni, dan lain sebagainya.Melalui pendekatan inilah penulis mencoba menginterpretasikan setiap tanda yang ada dalam isi novel ini agar dapat diketahui bagaimana penokohan nenek Osano yang dapat menjadi acuan yang positif bagi pembaca.

1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Alasan-alasan yang telah dikemukakan dalam bagian latar belakang merupakan faktor utama dilakukannya penelitian ini. Secara ringkas, tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui penokohan nenek Osano yang terdapat dalam novel

“Saga no Gabai Baachan” karya Yoshichi Shimada.

2. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “Saga no Gabai Baachan” karya Yoshichi Shimada, yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca.

(11)

Sebuah penelitian dilakukan harus memiliki manfaat.Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat memberi manfaat bagi diri peneliti sendiri, masyarakat pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk itu hasil penelitian ini hendaknya dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal memahami, membina, mendidik, serta bertidak yang benar jika keadaan yang dialami oleh tokoh utama dalam novel ini, suatu saat nanti juga terjadi pada diri kita.

2. Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana pengorbanan seorang nenek yang bekerja sangat keras demi memenuhi hidupnya sendiri dan seorang cucu yang dititipkan kepadanya.

3. Menjadi sumber masukan dan referensi bagi peneliti berikutnya tentang analisis pendekatan pragmatik dalam suatu karya sastra.

1.6Metode Penelitian

Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan sebuah metode sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan.Menurut Wiradi dalam Suwandi (2012:1), metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis).

(12)

manusia.Ciri metode ini biasanya difokuskan pada masalah faktual yang ada pada waktu penelitian.Data yang dikumpulan, disusun, dianalisis dan dideskripsikan.

Sementara itu, teknik yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah tinjauan kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan dengan menggunakan buku-buku dan sumber lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian.Diantaranya majalah, hasil penelitian ilmiah (skripsi, tesis, dsb), maupun non ilmiah.Penulis juga melakukan pencarian data melalui media internet yang membahas mengenai permasalahan yang berkaitan dengan judul skripsi ini.Tetapi, sumber utama dalam penelitian ini adalah melalui novel “Saga no Gabai Baachan” karya Yoshichi Shimada.

Adapun langkah-langkah yang penulis akan lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian.

2. Membaca novel “Saga no Gabai Baachan”karya Yoshichi Shimada yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

3. Mencari, mengumpulkan, menganalisis, dan mendeskripsikan nilai-nilai yang terdapat dalam novel “Saga no Gabai Baachan”karya Yoshichi Shimada yang diprediksi mengandung unsur nilai pendidikan melalui tokoh nenek Osano yang dapat memberikan cerminan yang baik bagi pembaca.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Laporkan kepada pengawas Tes Sumatif kalau terdazpat tulisan yang kurang jelas, rusak atau jumlah soal kurang.. Jumlah soal sebanyak 25 : 20 butir Pilihan Ganda 5 butir Uraian

[r]

Negasi dari pernyataan “ Semua siswa yang lulus SMA ingin masuk perguruan tinggi” adalah ….. Tiada siswa yang lulus SMA ingin masuk perguruan

[r]

Sesuai dengan s.10 (3) Undang-Undang Pengadilan Negeri 1981 c.54, latihan seleksi terbuka untuk semua pemohon yang memenuhi persyaratan pemenuhan janji peradilan dalam waktu 7

Untuk itu keberadaan sumber daya manusia aparatur memiliki peran yang cukup dominan dalam pencapaian tujuan pemerintahan kecamatan secara efktif dan efisien yang harus

In addition to simulation of rainfall-runoff process using the recorded land precipitation, the performance of four satellite algorithms of precipitation, that is, CMORPH,