• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penyusunan Anggaran dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penyusunan Anggaran dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengertian Anggaran

Menurut Yuwono (2005: 27) mendefinisikan anggaran adalah “suatu

rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya

dalam satuan uang (perencanaan keuangan) untuk menunjukkan perolehan dan

penggunaan sumber-sumber suatu organisasi”.

Menurut Mahsun (2006: 145) menyebutkan, “anggaran adalah

perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup jangka

waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter, dan anggaran ini

merupakan perencaan jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai

program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih kongkret”.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), “anggaran adalah alat

penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam

organisasi. Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan

menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu”.

Anggaran juga dapat didefenisikan sebagai suatu rencana tindakan (plan of action) yang dinyatakan secara kuantitatif mengenai apa yang ingin dicapai

oleh sebuah organisasi perusahaan pada masa yang akan datang yang

berhubungan dengan pendapatan, arus-kas, posisi keuangan dan rencana-rencana

(2)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anggaran suatu alat yang

sangat penting dalam sebuah perencanaan, pengendalian serta penilaian kinerja

manajemen yang dinyatakan dalam suatu ukuran tertentu untuk mencapai tujuan

organisasi dalam waktu yang relatif singkat.

2.1.1.1. Karakteristik Anggaran

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), anggaran memiliki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

a. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter.

b. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.

c. Merupakan komitmen manajemen; manajer setuju untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.

d. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran.

e. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.

2.1.1.2. Fungsi Anggaran

Banyak ahli mengemukakan mengenai fungsi dari anggaran. Secara umum

anggaran merupakan rencana jangka pendek atau panjang yang disusun oleh

perusahaan. Menurut Supriyono (2000) banyak perusahaan menerapkan sistem

anggaran dalam kegiatan operasionalnya karena anggaran memiliki beberapa

fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan

Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan jangka pendek dan kesanggupan manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan program, atau bagian dari program dalam jangka pendek umumnya satu tahun.

2. Fungsi Koordinasi

(3)

3. Fungsi Komunikasi

Dalam penyusunan anggaran, berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan dalam proses anggaran. Selanjutnya setiap orang yang bertanggung jawab terhadap anggaran harus dinilai mengenai prestasinya melalui laporan pengendalian produk.

4. Fungsi Motivasi

Anggaran berfungsi sebagai alat memotivasi para pelaksana di dalam melaksanakan tugas-tugas atau mencapai tujuan.

5. Fungsi Pengendalian

Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, karena anggaran yang telah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran tersebut.

6. Fungsi Pendidikan

Anggaran berfungsi juga sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja secara terperinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawaban lain didalam organisasi yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Anthony dan Govindarajan (2006) anggaran operasi

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Untuk menyesuaikan rencana strategis

2. Untuk membantu mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian organisasi.

3. Untuk menugaskan tanggung jawab kepada manajer, untuk mengotorisasi jumlah yang berwenang yang mereka gunakan, dan untuk menginformasikan kepada mereka mengenai kinerja yang diharapkan dari mereka.

4. Untuk memperoleh komitmen yang merupaan dasar untuk mengevaluasi kinerja aktual manajer.

2.1.2. Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya

yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai

upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil

(4)

untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan

didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berbagai hal yang terkandung dalam definisi motivasi menurut Siagian

(1995:142) memiliki tiga komponen utama, yaitu :

1. Kebutuhan.

Kebutuhan timbul dalam diri seseorang apabila orang tersebut merasa ada kekurangan dari dalam dirinya. Menurut pengertian homeostatik, kebutuhan timbul atau diciptakan apabila dirasakan adanya ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki, baik dalam arti fisiologis maupun psikologis.

2. Dorongan

Usaha untuk mengatasi ketidakseimbangan biasanya menimbulkan dorongan. Hal tersebut merupakan usaha pemenuhan kekurangan secara terarah yang berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang yang dapat bersumber dari dalam maupun dari luar diri orang tersebut.

3. Tujuan

Tujuan, adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan. Mencapai tujuan, berarti mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang, baik bersifat fisiologis maupun bersifat psikologis. Tercapainya tujuan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu.

2.1.2.1 Faktor-faktor Motivasi Kerja

Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri manusia dan

faktor dari luar diri manusia. Faktor dalam diri manusia berupa sikap, pendidikan,

kepribadian, pengetahuan, dan cita-cita. Sedangkan faktor luar dari diri manusia

berupa gaya kepemimpinan atasan, dorongan dan perkembangan situasi

(Wursanto, 2000:131).

Hellriegel dan Slocum sebagaimana dikutip Sujak (1990:249)

mengklasifikasikan tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi meliputi (1)

perbedaan karakteristik individu, (2) perbedaan karakteristik pekerjaan, dan (3)

(5)

yang berbeda jenis kebutuhan, sikap dan minat menimbulkan motivasi yang

bervariasi, misalnya pegawai yang mempunyai motivasi untuk mendapatkan uang

sebanyak-banyaknya akan bekerja keras dengan resiko tinggi dibanding dengan

pegawai yang mempunyai motivasi keselamatan, dan akan berbeda pada pegawai

yang bermotivasi untuk memperoleh prestasi. Setiap pekerjaan yang berbeda

membutuhkan persyaratan keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas,

otonomi dan tipe-tipe penilaian yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik yang

melekat pada pekerjaan itu membutuhkan pengorganisasian dan penempatan

orang secara tepat sesuai dengan kesiapan masing-masing pegawai.

2.1.2.2. Jenis Motivasi

Atas dasar asal dorongan, motivasi dapat dibedakan menjadi dua (Ismail

dan Prawironegoro, 2009 : 41) yaitu :

1) Intrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa faktor-faktor yang berasal dari dalam dirinya. Faktor-faktor intrinsik dalam diri seseorang itu adalah nilai-nilai hidup yang dihayati dengan sepenuh jiwa. Misalnya hidup untuk bekerja, bekerja adalah dalam rangka ibadah, atau bekerja adalah jati diri, sikap hidup pantang menyerah dan lain sebagainya.

2) Extrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa faktor-faktor dari luar diri. Faktor pendorong yang berasal dari luar diri manusia misalnya harapan akan karir, gaji, bonus dan penghargaan masyarakat.

Tingkatan motivasi kerja seseorang akan berbeda satu dengan lainnya

tergantung seberapa tinggi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dapat

mempengaruhi perilakunya. Namun peningkatan motivasi dapat dilakukan dengan

pelatihan-pelatihan motivasi dalam rangka penyegaran dan penyadaran kembali

(6)

lebih mudah diajak bersama-sama mencapai tujuan perusahaan. Maka menjadi

kewajiban manajemen untuk menjaga motivasi berprestasi karyawan dan para

manajer.

2.1.3. Pengaruh Partispasi Anggaran dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

Menurut Freeman (2003) dalam Nordiawan (2006: 48) mengungkapkan

bahwa anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor

publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam

kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited demands).

Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi

kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran

finansial. Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik, terutama

pemerintah, merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan

politis yang cukup signifikan.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 87) bahwa partisipasi

anggaran (yaitu, proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai

pengaruh dalam penentuan besar anggaran) mempunyai dampak yang positif

terhadapa motivasi manajerial karena dua alasan :

1. Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika

anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer, dibandingkan

(7)

2. Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang

efektif.

Penyusunan anggaran partisipatif adalah sangat menguntungkan untuk pusat

tanggung jawab yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis dan tidak pasti

karena manajer yang bertanggung jawab atas pusat tanggung jawab semacam itu

kemungkinan besar memiliki informasi terbaik mengenai variabel yang

memengaruhi pendapatan dan beban mereka. Menurut penelitian Sinambela

(2003), “partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif signifikan

terhadap kinerja pegawai perguruan tinggi swasta di Kota Medan”. Dan hasil

penelitian dari Bambang dan Osmad (2007) yang menyatakan bahwa “terdapat

pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

aparat pemerintah daerah”. Dari kedua penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa

partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap kinerja pegawai peguruan

tinggi swasta dan kinerja aparat pemerintah daerah.

Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang

menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya

yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu

tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk

berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan

didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut teori situasi kerja Stoner dan Freeman (1994), situasi kerja yang

(8)

1) Kebijakan perusahaan, seperti skala upah dan tunjangan pegawai (cuff, pensiun dan tunjangan-tunjangan), umumnya mempunyai dampak kecil terhadap prestasi individu. Namun kebijaksanaan ini benar-benar mempengaruhi keinginan karyawan untuk tetap bergabung dengan atau meninggalkan organisasi yang bersangkutan dan kemampuan organisasi menarik karyawan baru.

2) Sistem balas jasa atau sistem imbalan, kenaikan gaji, bonus, dan promosi dapat menjadi motivator yang kuat bagi prestasi seseorang jika dikelola secara efektif. Upah harus dikaitkan dengan peningkatan prestasi sehingga jelas mengapa upah tersebut diberikan, dan upah harus dilihat sebagai sesuatu yang adil oleh orang-orang lain dalam kelompok kerja, sehingga mereka tidak akan merasa dengki dan membalas dendam.

3) Kultur organisasi, meliputi norma, nilai, dan keyakinan bersama anggotanya meningkatkan atau menurunkan prestasi individu. Kultur yang membantu pengembangan rasa hormat kepada karyawan, yang melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan dan yang memberi mereka otonomi dalam merencakan dan melaksanakan tugas mendorong prestasi yang lebih baik dari pada kultur yang dingin, acuh tak acuh, dan sangat ketat.

2.1.4. Kinerja Pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara merupakan

unsur pelaksana Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Sumatera

Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai tugas

pokok merumuskan kebijakan operasional di bidang Kesejahteraan Sosial dan

melaksanakan sebagian kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada

Gubernur serta Tugas Pembantuan. Kantor Dinas Kesejahteraan dan Sosial

Provinsi Sumatera Utara beralamat di Jalan Sampul No. 138 Medan.

Pada mulanya, sebelum terbitnya PP Nomor : 5 Tahun 1958 tanggal 28

Januari 1958 (Tentang penyerahan di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial),

(9)

Republik Indonesia (ISORI). Penyerahan secara nyata tugas di Lapangan

Bimbingan dan Perbaikan Sosial dilakukan pada tanggal 28 Juli 1958 berdasarkan

instruksi bersama Menteri Sosial dan Dewan Pemerintahan Daerah Sumatera

Utara Nomor : k 2-17-4 tanggal 14 Mei 1958.

Selaras dengan PP Nomor : 5 Tahun 1958. Kepala Daerah diserahkan

(dengan status diperbantukan) semua Pegawai Negeri, Tanah, Bangunan dan

Inventaris lainnya dalam lingkup kerja/dikuasai oleh jawatan bimbingan dan

perbaikan sosial (ISORI). Provinsi Sumatera Utara menjadi Unsur Pelaksana

Pemerintah Daerah.

Perlu dikemukakan bahwa bidang tugas Departemen Sosial pada saat terbit

PP. No. 5 tahun 1958 adalah sebagai berikut:

- Research

- Rehabilitasi Penyandang Cacat - Urusan Korban Perang

- Urusan Perumahan - Urusan Transmigrasi

- Urusan Bimbingan dan Perbaikan Sosial

Dengan diterbitkannya PP Nomor : 5 Tahun 1958, urusan yang diserahkan

adalah meliputi urusan bimbingan dan perbaikan sosial. Penyerahan tugas tersebut

diserahkan berdasarkan “Azas Desentralisasi atau Azas Tugas Pembantuan”.

Tugas yang diserahkan atas azas desentralisasi yang menjadi wewenang

dan tanggungjawab daerah sepenuhnya (tugas otonom) adalah:

a. Penyelenggaraan pusat-pusat penampungan bagi anak-anak terlantar (untuk observasi dan seleksi).

b. Penyelenggaraan panti asuhan bagi bayi terlantar.

(10)

d. Penyelenggaraan panti asuhan tingkat lanjutan bagi anak yatim piatu yang terlantar.

e. Penyelenggaraan pusat penampungan bagi orang dewasa terlantar dan gelandangan (untuk observasi dan seleksi).

f. Penyelenggaraan panti karya tingkat pertama. g. Penyelenggaraan panti karya tingkat lanjutan.

h. Penyelenggaraan rumah perawatan bagi orang jompo. i. Memberi bantuan kepada korban bencana alam.

j. Penyelenggaraan usaha sosial ke arah pemberantasan kemiskinan.

k. Pengawasan/bimbingan serta pemberian bantuan/subsidi kepada organisasi masyarakat yang menyelenggarakan usaha tersebut di atas.

Tugas yang diserahkan atas Azas Bantuan dalam bidang bimbingan dan

perbaikan sosial tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan penyuluhan sosial.

b. Penyelenggaraan bimbingan sosial tahap pemberian pengertian, kesadaran dan

tuntutan teknis pengembangan swadaya masyarakat.

c. Penyelenggaraan pendidikan tenaga sosial, rehabilitasi berkas hukuman.

d. Pengawasan/bimbingan kepada organisasi-organisasi masyarakat yang

menyelenggarakan usaha tersebut di atas.

e. Penghimpunan bahan untuk dokumentasi dan statistik sosial.

Dalam Pelaksanaan Tugas Bimbingan Sosial, selaras keputusan Menteri

Dalam Negeri No.363/1977 tentang susunan organisasi dan Tata Kerja Dinas

Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

2.1.4.1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang

dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan /

(11)

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah

untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan

ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan

sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam

instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat

diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja

sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan instansi tersebut dapat dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan

perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan

serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal,

melalui saluran tunggal.

2.1.4.2. Job Description

Berikut ini adalah Job Description dari setiap Bidang pada Dinas

Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara:

2.1.4.2.1.Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial

Mempunyai uraian tugas :

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin, pegawai dilingkungan Dinas ;

b. Menyelenggarakan pembinaan, sinkronisasi dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas ;

c. Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku ;

(12)

2.1.4.2.2 Sekretariat

Menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup Sekretariat ;

b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas lingkup Sekretariat ;

c. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian administrasi umum Dinas ;

d. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian aset Dinas.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu

yang beragam.

Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Judul Hasil Penelitian

1 J. Sumarno (2005) Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan

(13)

dan signifikan, 3. Pengaruh gaya

kepemimpinan

2 Elizar Sinambela

(2003)

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Medan) tinggi swasta di Kota Medan,

3 Bambang Sardjito

dan Osmad Muthaher

(2007)

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi

(14)

penyusunan

4 Essy Refikha (2008) Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi

Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai.

1. Tidak terdapat pengaruh yang

Pengaruh Partisipasi

Anggaran dan manajerial baik secara

(15)

6 Deby Syahfitri (2012) Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran

dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi

Sumatera Utara

Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran ( ) dan variabel Komitmen Organisasi ( ) secara simultan atau secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi

Sumatera Utara.

2.3. Kerangka Konseptual

Tujuan pada penelitian ini agar mengetahui sejauh mana pengaruh

partispasi anggaran, dan motivasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan

dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Robbins (2006) mengungkapkan bahwa ada

tiga tipe sikap yaitu kepuasan kerja, keterlibatan, dan komitmen organisasi.

Komitmen seorang individu pada suatu organisasi akan terlihat dari kinerjanya

dalam hal menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya. Sehingga kinerja itu

sendiri dapat dipengaruhi oleh penyusunan anggaran dan motivasi. Berdasar

tinjauan teori dan rumusan penelitian, diidentifkasi dua variabel independen yaitu

penyusunan anggaran, dan motivasi, satu variabel dependen yaitu kinerja pegawai

Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini

merupakan suatu kajian yang berangkat dari berbagai konsep teori dan kajian

penelitian yang sebelumnya. Secara skematis gambaran kerangka pemikiran

(16)

H1

H2

H3

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani dimana kata “hypo” yang artinya di

bawah, dan “thesis” yang artinya pendirian. Dari keterangan tersebut dapat

disimpulkan bahwa definisi hipotesis secara bahasa adalah suatu pernyataan

ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang sesuai dengan

kaidah-kaidah penelitian dimana kebenarannya masih belum terbukti atau dikatakan

masih perlu diuji kebenarannya.

Partisipasi

Anggaran

Motivasi

Kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan

(17)

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :

• H1 : Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas

Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

• H2 : Motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas

Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

• H3 : Partisipasi anggaran dan motivasi secara bersamaan berpanguruh

terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan Dan Sosial

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan rasio keuangan antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba maka rasio

 Karya Ilmiah Akhir yang sudah disahkan  Lembar

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015

Multazam Wisata Agung Cabang Pekanbaru dalam meningkatkan jumlah jamaah haji dan umrah adalah sesuai dengan prinsip-prinsip dalam etika Ekonomi Islam seperti

Kesimpulan penelitian ini ada pengaruh pijat oksitosin terhadap kecukupan ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang..

Tujuan penguburan skunder masa sekarang lebih kepada aspek penghormatan dan juga memberikan tempat yang layak bagi si mati dan tampak sebagai upaya pemutus hubungan antara yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga.. SKRIPSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah variabel Account Representative (AR), Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, dan Penyuluhan Pajak mempunyai pengaruh