• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Tingkat Kebangkrutan Perusahaan dengan Metode Altman Z-Score pada Perusahaan Makanan dan Minuman pada Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penilaian Tingkat Kebangkrutan Perusahaan dengan Metode Altman Z-Score pada Perusahaan Makanan dan Minuman pada Bursa Efek Indonesia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perusahaan merupakan organisasi yang bertujuan menciptakan pelanggan dengan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan, kualitas , harga, kuantitas, waktu pelayanan , kegunaan produk dan sebagainya untuk menciptakan laba, memaksimalkan nilai saham dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Tujuan lainnya yang tidak kalah penting yaitu tetap bertahan, berkembang diantara persaingan bisinis yang semakin ketat.

Persaingan bisnis yang semakin tinggi diantara berbagai perusahaan baik pada tingkat domestik dan internasional disebabkan oleh globalisasi dan kemajuan teknologi, yang membuat perusahaan-perusahaan harus bergerak cepat dalam rangka mengantisipasi perubahan yang ada..Perubahan semacam ini menimbulkan tuntutan perubahan organisasi agar lebih fleksibel dan adaptif dalam menyikapi perubahan itu. Selain itu keadaan ekonomi yang tidak stabil juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan, misalnya pada periode 2008 s.d 2009 yang menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan - perusahaan lokal karena kurangnya daya beli masyarakat

(2)

dan sedang pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 5,56 persen dari tahun 2010 dan industri makanan dan minuman mengalami kenaikan sebesar 8,34 persen.

Namun demikian, industri makanan dan minuman tidak pernah berhenti dirundung masalah, karena setiap tahun selalu ada permasalahan yang dihadapi sektor industri ini, dari gejolak upah buruh, flutuasi harga bahan baku, kenaikan harga BBM, kelangkaan elpiji hingga maraknya produk makan dan minuman impor ilegal, yang membuat sektor industri makanan dan minuman menuman

merugi hingga Rp.40 triliun (http://www.bsn.go.id/ akses jam 23.35 WIB, 17 Oktober 2012).

Keadaan ekonomi yang tidak stabil, serta persaingan bisnis yang ketat mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan inovasi, memperbaiki kinerjanya, dan melakukan perluasan agar terus bertahan dan bersaing. Kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan sangat ditentukan oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang tidak mampu bersaing maka akan tergusur dari lingkungan industrinya dan mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, perusahaan tersebut harus menjaga kelangsungan hidup perusahaannya dengan cara selalu memperhatikan dan mengadakan evaluasi terhadap perkembangan perusahaannya dari waktu ke waktu. Secara umum kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan.

(3)

melaporkan peristiwa dan kejadian yang berhubungan dengan operasional perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan informasi yang dilaporkan secara periodik kepada para pemakainya. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Kelima jenis laporan keuangan tersebut dapat menjadi bahan dalam menilai kesehatan perusahaan.

Sebuah perusahaan dapat dikatakan sehat jika mengalami pertumbuhan positif, dan berpotensi menambah kekayaan, jika sebaliknya maka perusahaan tersebut kemungkinan akan mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan merupakan masalah yang sangat esensial yang harus diwaspadai oleh perusahaan karena jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka perusahaan tersebut benar-benar mengalami kegagalan usaha. Untuk itu perusahaan harus sedini mungkin melakukan berbagai analisis terutama analisis yang menyangkut kebangkrutan perusahaan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi yang diperlukan.

(4)

Salah satu model yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan pada suatu perusahaan adalah Model Altman Z-Score, dimana model ini menggunakan lima rasio keuangan yang dianggap paling berkontribusi dalam memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Analisis Z-Score sendiri merupakan alat prediksi kebangkrutan yang dibuat oleh Dr. Edward I. Altman pada tahun 1968. Metode ini menggunakan rasio-rasio tertentu dalam rangka memprediksi rasio kebangkrutan sebuah perusahaan. Metode ini juga telah mengalami revisi pada tahun 1983 sebanyak dua kali, dengan mengubah beberapa variabel dalam formula Z-Scorenya. Model Z-Score metode Altman ini sangat akurat dalam memprediksi kesehatan perusahaan.

(5)

dalam penelitian ini hanya sebesar 21,50% sedangkan sisanya 78,50% (100%-21,50%) dipengaruhi oleh variabel lainnya selain nilai Z-Score.

Selain itu penelitian ini juga dilakukan oleh Endri. Dosen ABFI Institute Perbanas tersebut menggunakan metode Altman dengan model Z-Score sebagai alat analisis penelitiannya. Beliau meneliti Bank Umum Syariah, hasil penelitiannya model Z-Score dari Almant kurang sesuai jika digunakan untuk memeprediksi kemungkinan kebangkrutan pada industri perbankan syariah, hal ini disebabkan karena model Z-Score dibentuk dari studi empiris terhadap industry manufaktur yang sangat berbeda dengan industry perbankan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian secara spesifik lagi mengenai tingkat kesehatan perusahaan dan peneliti memilih beberapa perusahaan industri makanan dan minuman yang memenuhi kriteria sebagai sampel .

Maka peneliti menuangkannya dalam skripsi dengan judul “Penilaian Tingkat Kebangkrutan Perusahaan dengan Metode Altman Z-Score pada Perusahaan Makanan dan Minuman pada Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Perumusan Masalah

(6)

pengaruh secara parsial dan simultan untuk mengukur tingat kebangkrutan pada perusahan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian tingkat kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan metode Altman Z-Score pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk mengukur kesehatan perusahaan, dan merupakan media pembanding antara teori yang telah diperoleh dari literatur dan perkuliahan dengan aplikasinya pada perusahaan tempat diadakan penelitian.

2. Bagi akademisi , hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. 3. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi berbagai pihak dan sebagai

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh diatas kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA) maka di dapat hasil berupa

Sisa potongan tali pusat pada bayi harus dirawat, jika tidak dirawat dengan baik maka dapat memperlambat putusnya tali pusat dan menjadi tempat koloni bakteri yang berasal

The proposed approach alleviates the weaknesses of the fast radial symmetry transform (Loy and Zelinski, 2003) with a new framework, and involves an automated

Persentase responden yang puas terhadap pelayanan peradilan 95%. Bangkinang, 10

Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416)

bahwa sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, dalam upaya meningkatkan pelayanan tera dan tera ulang

Pihak pertama pada tahun 2015 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka

Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis..