• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan status gizi, usia menarche ibu dan aktivitas fisik dengan usia menarhce remaja putri di SMP Negeri 1 Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan status gizi, usia menarche ibu dan aktivitas fisik dengan usia menarhce remaja putri di SMP Negeri 1 Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2015"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

9 2.1 Remaja

Remaja atau adolescense berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence yang berasal dari bahasa ingris, saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita (Proverawati, 2009).

Menurut Depkes (2010), berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas :

1. Masa remaja awal (10 - 13 tahun)

(2)

2. Masa remaja tengah (14 - 16 tahun )

Pada tahapan ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga tidak terlalu tergantung pada keluarga dan terjadi eksplorasi seksual. Dengan menggunakan pengalaman dan pemikiran yang lebih kompleks, pada tahapan ini remaja sering mengajukan pertanyaan, menganalisis secara lebih menyeluruh, dan berpikir tentang bagaimana cara mengembangkan identitas “siapa saya“ pada masa ini remaja juga mulai mempertimbangkan kemungkinan masa depan, tujuan, dan membuat rencana sendiri.

3. Masa remaja akhir (17 - 19 tahun)

Pada tahapan ini remaja lebih berkonsentrasi pada rencana yang akan datang dan meningkatkan pergaulan. Selama masa remaja akhir, proses berpikir secara kompleks digunakan untuk memfokuskan diri terhadap masalah- masalah idealisme, toleransi, keputusan untuk karir dan pekerjaan, serta peran dewasa dalam masyarakat.

(3)

putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarcherata-rata pada usia 12 tahun (Rumini, 2004).

2.1 Menarche

Menarche merupakan menstruasi pertama terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Menarche merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa. Perubahan timbul karena serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh. Pusat pengendali yang utama adalah bagian otak, disebut hypothalamus, yang bekerja sama dengan kelenjar bahwa otak mengendalikan urutan-urutan rangkaian perubahan itu (Llewellyn, 2009).

(4)

Menstruasi terjadi akibat terlepasnya endometrium yang iskemia akibat pengaruh hormonal. Pelepasan endometrium disertai pendarahan yang disebut menstruasi yang berlangsung antara 2-8 hari. Setelah masa menstruasi berakhir, endometrium kemudian tumbuh kembali atau disebut juga endometrium mengadakan proliferasi, agar siap menerima ovum yang telah dibuahi sebagai persiapan kehamilan. Apabila tidak terjadi pembuahan, endometrium kemudian lisut akan terjadi menstruasi kembali dan seterusnya (Fairus, 2011).

2.1.1 Usia terjadi Menarche

Masa remaja, usia di antara masa anak-anak dan dewasa, yang secara biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja ialah datang haid yang pertama kali yang disebut menarche, biasanya usia menarchenormal berumur >12 tahun dan menarchedini < 12 tahun (Boynton, 2013).

(5)

2.1.2 Proses terjadinyaMenarche

Awal pubertas ditandai dengan menarche yang dipengaruhi oleh sinyal neutrotransmiter dan nueropeptida yang berasal dari hipotalamus, dilanjutkan ke hipofisis melalui sistem portal dikeluarkan hormon gonadotropik perangsang folikel dan luteinizing hormoneuntuk merangsang indung telur. Hormon perangsang folikel primordial yang dalam perjalanannya mengeluarkan hormon estrogen untuk pertumbuhan tanda seks sekunder (pertumbuhan rambut, pembesaran payudara, penimbunan jaringan lemak, sesuai dengan pola wanita yaitu di bokong dan di payudara).

Pada proses menstruasi dengan ovulasi (terjadi pelepasan telur), hormon estrogen yang dikeluarkan makin lama makin meningkat menyebabkan lapisan dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembangan (fase proliferasi), peningkatan estrogen ini menekan pengeluaran hormon perangsang folikel (FSH), tetapi merangsang hormone luteinizing (LH) sehingga dapat merangsang folikel graff yang telah dewasa, untuk melepas telur yang disebut sebagai ovalusi. Telur ini akan ditangkap oleh rumabi pada tuba fallopi, dan dibungkus oleh korona radiata yang akan memberikan nutrisi selama 48 jam. Folikel graff yang mengalami ovulasi menjadi korpus luteumdan mengeluarkan hormon etrogen dan progesteron.

(6)

mengeluarkan cairan (fase sekresi). Bila tidak terjadi pertemuan antara spermatozoa dan ovum (telur) maka korpus luteum mengalami kematian. Korpus luteum berumur 8 hari, sehingga setelah kematiannya tidak mampu lagi mempertahankan lapisan dalam rahim sehingga lapisan dalam rahim mengalami kekurangan aliran darah (kematian). Selanjutnya diikuti dengan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan pelepasan darah bentuk perdarahan yang disebut mesntruasi (Manuaba, 1998).

2.1.3 Faktor-faktor yang MemengaruhiUsia Menarche a. Organ Reproduksi

Faktor yang memengaruhi usia ketika mendapat haid pertama adalah vagina tidak tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Wanita remaja yang tidak mendapat haid karena vaginanya mempunyai sekat yang disebut septum transversa. Keadaan ini akan menimbulkan benjolan di perut karena rahim membesar akibat terisi darah haid yang terkumpul di atas sekat tersebut setiap bulan akibatnya menghambat menstruasi tidak bisa keluar (Dieny, 2014).

b. Hormon

Leptin dan ghrelin serta hormon yang disekresikan jaringan adiposa lainnya memiliki efek yang signifikan terhadap reproduksi. Bekerja pada otak, hormon-hormon ini berperan sebagai perantara antara jaringan adiposa dan sistem reproduksi untuk mensuplai dan mengatur energi yang dibutuhkan untuk reproduksi normal dan kehamilan.

(7)

dan homeostasis energi. Hubungan yang sangat dekat antara metabolisme energi, status nutrisi, dan fisiologi reproduksi ini mengesankan bahwa kelainan dan perubahan status nutrisi (obesitas, malnutrisi, anoreksia nervosa, dan sebagainya) dan gangguan metabolik dapat mengacaukan hubungan timbal balik yang kompleks antara gonadotropin dan hormon gonadal, yang sangat penting dalam fertilitas. Peningkatan berat badan dan jaringan lemak pada dasarnya mengganggu pola menstruasi dan potensial fertilitas. Pada wanita yang obesitas, penurunan berat badan saja dapat memperbaiki resisten insulin dan memperbaiki fertilitas (Dieny, 2014). c. Usia Menarche Ibu

Usia menarche ibu berperan penting sebagai faktor penentu usia menarche remaja putri. Menurunnya usia menarche menandakan adanya perbaikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan dimana kondisi ini tampak pada usia menarche anak yang lebih cepat dari ibunya. Usiamenarcheibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu menarchenya (Luigi, 2010). Penelitian yang dilakukan Putri pada tahun 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan usia menarche ibu (usia menstruasi pertama ibu) dengan usia menarche pada anak.

d. Ras

(8)

perempuan kulit hitam dan kulit putih. Sementara itu usia rata-rata seorang anak perempuan mengalami mestruasi pertama tetap pada usia 12 tahun. Penelitian terbaru menunjukkan anak perempuan kulit hitam rata-rata mengalami menstruasi lebih cepat 3 bulan daripada anak-anak kulit putih. Dan rata-rata saat pertama kali mendapatkan menstruasi lebih cepat 9 bulan pada perempuan kulit hitam, serta 2 bulan pada perempuan kulit putih antara tahun 1973 dan 1994.

Dalam penelitian ini, peneliti melihat apakah ada perbedaan usia antara anak kulit hitam dan kulit putih saat pertama kali mengalami menstruasi dengan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan atau ketebalan lipat kulit (ukuran lemak tubuh). Tetapi setelah perbedaan-perbedaan ini disesuaikan/diperbaiki, para peneliti mendapatkan lebih dari 40% anak perempuan kulit hitam mengalami menstruasi pertama sebelum usia 11 tahun dibandingkan anak perempuan kulit putih. Sekitar 10% anak perempuan kulit putih dan 15% anak perempuan kulit hitam mulai mengalami menstruasi sebelum usia 11 tahun, keadaan ini disebut menarche dini. Menarche dini telah dihubungkan dengan meningkatnya resiko kanker payudara, kegemukan dan keguguran.

(9)

Adanya perbedaan dalam tinggi dan berat badan menunjukkan bahwa anak perempuan kulit hitam lebih dahulu mencapai tahap lanjut perkembangan rangka tubuh daripada anak perempuan kulit putih. Tetapi pada saat mereka membandingkan anak perempuan kulit hitam dan kulit putih pada anak usia yang sama, berat dan tinggi badan, mereka mendapatkan anak perempuan kulit hitam masih lebih dini mengalami menstruasi daripada anak perempuan kulit putih (Proverawati, 2009). e. Penyakit

Beberapa penyakit kronis yang menyebabkan terlambatnya haid adalah infeksi yang menimbulkan berat badan sangat rendah sehingga datangnya haid akan tertunda. Adanya tumor juga mempengaruhi pola menstruasi, dapat mengganggu pengeluaran hormon sehingga menstruasi terganggu. Penyakit metabolik seperti diabetes melitus juga dapat menyebabkan gangguan menstruasi dikarenakan adanya resisten insulin yang dapat mengganggu keseimbangan hormon androgen dan estrogen (Dieny, 2014).

f. Status Gizi

(10)

Status gizi perlu di perhatikan karena status gizi yang kurang dapat mengakibatkan menstruasi lebih lambat dibandingkan remaja putri yang bergizi baik mempunyai cepatan pertumbuhan yang lebih tinggi pada masa sebelum pubertas. Pada periode pubertas inilah akan terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mengalami kematangan organ reproduksi. Salah satu tanda seorang perempuan telah memasuki usia pubertas adalah terjadinya menarche.

Pada umumnya, remaja yang lebih tinggi dan lebih berat dengan massa lemak tubuh yang lebih besar cenderung mencapai menarche di usia muda. Faktor ukuran tubuh termasuk tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh dan persentase lemak tubuh telah lama dibuktikan berasosiasi kuat dengan mulainya menarche (Pulungan, 2009). Kenaikan berat badan merupakan faktor yang berkait secara konsisten dengan awalnya kematangan seksual pada dewasa muda dan remaja. Beberapa kajian retrospektif telah menunjukkan bahawa remaja yang mengalami menarche sebelum usia 12 tahun adalah lebih berat dan gemuk berbanding dengan remaja yang mengalami menarchenormal.

(11)

dapat menyebabkan peningkatan kadar LH. Peningkatan LH berhubungan dengan peningkatan estrogen dan awal menarche(Edward et al, 2007).

g. Aktivitas Fisik

Hubungan aktivitas fisik dengan usia menarche dikaitkan penundaan sekresi dari hormon-hormon spesifik yang ada dalam tubuh terhadap kematangan seksualitas pada remaja putri. Diperkirakan bahwa aktivitas fisik berat akan menunda usia menarche melalui mekanisme hormonal karena telah menurunkan produksi progesteronsehingga menunda kematangan endometrium.

Penelitian yang dilakukan Bagga (2000) menyatakan bahwa, aktivitas fisik atau olahraga seperti volli, bulutangkis dan berenang yang rutin dilakukan dan dalam durasi waktu yang lama akan menunda umur menarche dibandingkan dengan remaja putri yang melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang jarang dan durasi waktu yang sebentar. Hal ini dikarenakan massa otot yang lebih besar.

h. Konsumsi Junk Food/Fast Food

(12)

Konsumsi junk food pada remaja berpengaruh terhadap peningkatan gizi remaja. Umumnya makanan cepat saji mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asamkorbat, kalsium dan folat (Khomsan, 2004). Remaja putri dengan kelebihan nutrisi (kelebihan lemak dan berat badan), menarche juga terjadi lebih dini. Nutrisi mempunyai pengaruh terhadap kematangan seksual manusia, karena gizi mempengaruhi seksresi hormon gonadotropin dan respon terhadap Luetinizing Hormone (LH), hormon ini berfungsi untuk seksresi estrogen dan progesteron dalam ovarium sehingga tanda-tanda seks sekunder akan cepat muncul dibanding remaja putri yang kekurangan nutrisi.

Kondisi gaya kehidupan modren dengan tersedianya rumah makan dengan banyak pilihan makanan siap saji, makanan kemasan dan soft drink akan menimbulkan percepatan menarchekarena konsumsi makanan siap saji maupun soft drink mengadung tinggi lemak, gula, kalori. Remaja putri yang mulai pubertas dan sebelum mengalami menarche sering mengkonsumsi fast food dan makanan jajanan luar rumah akan menyebabkan peningkatan asupan kalori yang tinggi (Sulistyoningsih, 2011)

i. Rangsangan Audio Visual

(13)

menstruasi dini. Berdasarkan riset selama 37 tahun dilakukan peneliti di Norwegia dan melibatkan 61 ribu perempuan yang lahir antara tahun 1800 hingga 1920-an, terdapat kesimpulan bahwa tingkat risiko kematian pada perempuan yang mengalami menstruasi dini (9-11 tahun), lebih tinggi 10 persen ketimbang mereka yang mengalami saat usia 15 tahun ke atas (Proverawati, 2009).

Keterpaparan media massa orang dewasa (pornografi) yang meliputi media cetak, audio, dan audiovisual mempengaruhi timbulnya menarche dini remaja putri karena mengacu organ reproduksi dan genital lebih cepat matang. Keterpaparan media orang dewasa (pornografi) menjadikan remaja putri lebih cepat dewasa dan bila tidak mengerti media bertema pornografi bisa disalah gunakan pada hal negatif seperti seks bebas (Fajriyanti, 2008). Perilaku seksual berbentuk mulai dari ketertarikan dengan lawan jenis, orang dalam khayalan maupun khayalan diri sendiri, berkencan, dan bercumbu. Perilaku seksual juga mempengaruhi lebih cepat matang organ reproduksi karena merangsang remaja putri pada hasrat seksualnya yang menyebabkan menarchedini.

(14)

anterior, melalui sistem portal. Hipofisis anterior mengeluarkan hormon yang merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifik. Kelenjar indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon spesifik yan dikeluarkan kelenjar indung telur memberikan umpan balik ke pusat pancaindera dan otak serta kelenjar induk hipotalamus dan hipofisis, sehingga mengeluarkan hormon berfluktuasi. Dengan dikeluarkannya hormon tersebut mempengaruhi kematangan organ-organ reproduksi.

j. Sosial Ekonomi

Tingkat ekonomi berperan dalam mempengaruhi menstruasi. Tingkat sosial ekonomi ini berkaitan erat dengan kemampuan daya beli seseorang terhadap beraneka ragam pangan. Jika seseorang dapat menjangkau berbagai macam pangan yang kaya dengan nilai gizi yang kemudian berpengaruh pada pembentukan gizinya. Apabila status gizinya baik maka proses pertumbuhan dan perkembangan organ, termasuk organ reproduksi akan berjalan dengan baik (Proverawati, 2009).

(15)

mempengaruhi kemampuan keluarga di dalam hal kecukupan gizi keluarga terutama gizi anak perempuan dalam keluarga yang dapat mempengaruhi usia menarchenya.

2.3 Dampak MenarcheDini 2.3.1 Menopause

Menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya makin lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad ini umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang (Siti, 2013). Menopause terlambat adalah menopause yang terjadi pada usia 55 tahun ke atas. Salah satu faktor yang memungkinkan seorang wanita akan mengalami keterlambatan menopause adalah apabila memiliki kelebihan berat badan. Sebagian besar estrogen dibuat didalam endometrium, akan tetapi sejumlah kecil estrogen juga dibuat di bagian tubuh yang lain, termasuk di sel-sel lemak. Apabila seorang wanita mengalami obesitas maka wanita tersebut akan memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dalam seluruh masa hidupnya (Brown, 2007).

2.3.2 Kanker Payudara

(16)

Menurut Pamungkas (2011), faktor yang dapat menyebabkan kanker payudara adalah wanita yang mulai menpunyai periode awal (sebelum usia 12 tahun), menopause pada umur tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya menstruasi pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiationperkembangan kanker payudara.

2.3.3 Mioma Uteri

Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari lapisan otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan juga dikenal istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid. Mioma uteri adalah tumor jinak yang terutama terdiri dari sel-sel otot polos, tetapi juga jaringan ikat. Sel-sel ini tersusun dalam bentuk gulungan, yang bila membesar akan menekan otot uterus normal.

(17)

2.3.4 Kanker Ovarium

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beranekaragam. Resiko kanker ovarium meningkat pada wanita yang belum memiliki anak dan pada wanita yang mengalami menstruasi dini atau terlambat menopause.

Teori gonadotropin menjelaskan bahwa stimulasi terus menerus dari ovarium oleh gonadotropin lalu ditambak dengan efek lokal dari hormon endrogen mengakibatkan kenaikan permukaan epitel proliferasi dan aktivitas mitos berikutnya. Dengan demikian kemungkinan kanker ovarium berhubungan dengan jumlah siklus ovulasi dan kondisi yang menekan siklus ovulasi mungkin memainkan peran protektif (Proverawati, 2009).

2.4 Status Gizi Remaja

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ-organ, serta menghasilkan energi. Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2002).

(18)

baik dan lebih. Sedangkan menurut Dieny (2014) status gizi remaja diartikan keadaan terpenuhinya kebutuhan terhadap zat gizi, yaitu keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi.

Menurut Supariasa (2002), penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu:

a. Antropometri

Secara umum antropometri berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

b. Klinis

(19)

c. Biokimia

Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan secara faal dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

d. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga (Supariasa, 2002) yaitu :

a) Survei Konsumsi Makanan

(20)

b) Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaan penilaian status gizi dengan statistik vital dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. c) Faktor Ekologi

Menurut Supariasa (2002), mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

2.4.1 Antropometri

Penentuan status gizi remaja dapat ditentukan dengan pengukuran antropometri yaitu berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Metode yang digunakan adalah dengan perhitungan indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi remaja khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Untuk menghitung Indeks Massa Tubuh menurut umut (IMT/U) pada orang remaja digunakan rumus:

IMT = ( )

(21)

Selanjutnya, IMT dimasukkan dalam z-score dengan menggunakan rumus :

Z−score = −

Nilai simpang baku rujukan disini dimaksud adalah selisih kasus dengan standar +1SD atau -1 SD. Apabila IMT lebih besar dari median, maka nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan mengurangi +1SD dengan median. Tetapi jika IMT lebih kecil dari median, maka nilai simpang baku rujukannya median dikurangi dengan -1SD.

Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi diperlukan ukuran baku (reference). Klasifikasi status gizi pada remaja menurut Kepmenkes (2010) adalah Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) :

a. Sangat gemuk : > 2 SD

b. Gemuk : > 1 SD s/d 2 SD c. Normal : -2 SD s/d 1 SD d. Kurus : -3 SD s/d < -2 SD e. Sangat kurus :< -3 SD

2.4.2 Status Gizi dengan Usia Menarche

(22)

Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama (Soetjiningsih, 2004).

Menarche yang merupakan salah satu perkembangan reproduksi dipengaruhi status gizi. Status tinggi badan yang pendek akan mempengaruhi perkembangan reproduksinya. Remaja putri yang bergizi baik mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi pada masa sebelum pubertas (prapubertas) dibandingkan dengan remaja yang kurang gizi. Remaja yang kurang gizi tumbuh lebih lambat untuk waktu yang lebih lama karena itu menarche juga tertunda. Dibandingkan dengan remaja yang terlambat, anak-anak perempuan yang lebih cepat dewasa lebih pendek dan gemuk, sementara anak-anak perempuan yang dewasa lebih lambat lebih tinggi dan langsing (Lusiana, 2007).

(23)

Menurut Waryana tahun 2010, status gizi dapat mempengaruhi hormon yang merupakan penggerak utama kematangan seksual. Gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang mendapat menarche dini. Pada umumnya, mereka yang mengalami kematangan seksual lebih dini akan mengalami indeks massa tubuh yang lebih tinggi dan mereka yang mengalami kematangan seksual terlambat memiliki indeks massa tubuh kurang pada usia yang sama. Status gizi berhubungan dengan keadaan lemak dalam tubuh. Jaringan lemak yang cukup mempengaruhi kadar estrogen non gonad dan menstimulasi gonadotropin releasing hormon (GnRH). Peningkatan indeks masa tubuh di kalangan remaja putri menyebabkan kecenderungan penurunan usiamenarche.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sylvia tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada remaja putri di SMP Negeri 22 Bandar Lampung dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Amalia tahun 2011, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarchepada remaja putri di SMPN 155 Jakarta.

(24)

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Shanti tahun 2013, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi terhadap usia menarche pada remaja putri kelas X di SMA Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Pujiani tahun 2002, menunjukkan ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswa kelas 4-6 Rejoso PP Darul Ulum Peterongan Jombang.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Siswianti tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi dengan umur menarchepada siswi di SDN Cikaret 01 Cibinong Kabupaten Bogor dan juga penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Duma tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswi Y.P Kristen Andreas Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ginarhayu tahun 2002, menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi dengan usia menarche pada siswi sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama di Jakarta Timur dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sarah tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan antara IMT dan usia menarchepada Siswi SD dan SMP di Kota Manado.

(25)

ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada anak perempuan Sekolah Dasar di Bogor.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Toanubun tahun 2008, menunjukkan bahwa ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Suswita tahun 2011, menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara IMT dengan usia menarchepada remaja putri di SMP Swasta Nusantara Kecamatan Lubuk Pakam.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ramadani tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP AL-Azhar 8 Kemang Pratama Bekasi dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Adnyani tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri kelas X di SMA PGRI 4 Denpasar.

(26)

2.5 Usia Menarche Ibu

Usia menarche ibu merupakan suatu kondisi menstruasi pertama kali yang dialami ibu menunjukkan terdapat hubungan antara umur ibu pada saat menarche dan risiko menarche pada putri mereka, ibu yang menarche umur 14 tahun berpeluang 0.39 kali dari ibu dengan menarche pada umur 12 tahun atau sebelumnya. Bukti pengaruh umur menarche pada keturunan berasal dari situsi yang menunjukan kecenderungan umur menarche ibu untuk memprediksi umur menarche putrinya (Karapanou, 2001, Soetjiningsih, 2004).

Pengaruh keturunan didapati usia menarche ibu cenderung dapat memprediksi usia menarche anak. Didapati polimorfisme gen reseptor estrogen a (ERa) dapat mengubah aktivitas biologis pada tingkat seluler dan mempengaruhi kematangan aksis hipotalamus-pituitari-gonad, yang menentukan bermulanya menarche. Baru baru ini, polimorfisme pada satu nukleotida dari LIN28B pada kromsom 6 berasosiasi dengan usia menarche awal (Dieny, 2014).

(27)

tahun, dimana usia anak saat menarche adalah 12,82 tahun dan ibu saat menarche adalah 13,6 tahun.

Penelitian yang dilakukan Putri tahun 2009, pada siswi di SMP Islam Al-Azhar Rawamangun Jakarta Timur menunjukkan bahwa ada hubungan antara status menarche ibu dengan kejadian menarche pada putrinya diduga berkaitan dengan lokus yang mengatur estrogen yang diwariskan kepada putrinya.

Penelitian Duma tahun 2015, pada siswi Y.P Kristen Andreas Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa ada hubungan faktor genetik dengan terjadinya usia menarchedan hasil penelitian Shanti tahun 2013, pada remaja kelas X di SMA Negeri 2 Meulaboh di Kabupaten Aceh barat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor genetik dengan usia menarche.

Penelitian Matondang tahun 2003, pada siswi kelas 4,5 dan 6 SD Tarakanita 5 Rawamangun menunjukan ada pengaruh bermakna antara genetik (usia menarche ibu) dengan usia menarche.

2.6 Aktivitas Fisik

(28)

Beberapa pakar mempunyai pengertian tentang aktivitas fisik, antara lain Menurut Almatsier (2004) mengatakan bahwa aktivitas fisik dapat didefinisikan sebagai gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Sedangkan Fathonah, dkk (1996) menyatakan bahwa aktivitas dibagi menjadi dua aktivitas fisik internal dan aktivitas eksternal, aktivitas fisik internal yaitu suatu aktivitas dimana proses bekerjanya organ-organ dalam tubuh saat istirahat, sedangkan aktivitas eksternal yaitu aktivitas yang dilakukan oleh pergerakan anggota tubuh yang dilakukan seseorang selama 24 jam serta banyak mengeluarkan energi.

Ativitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Seorang yang gemuk menggunakan lebih banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan daripada seorang yang kurus, karena orang gemuk membutuhkan usaha lebih besar untuk menggerakkan berat badan tambahan (Almatsier, 2004). 2.6.1 Aktivitas Fisik Remaja

(29)

pengeluaran energi rendah contohnya latihan peregangan tidak berhubungan dengan besarnya pengeluaran kalori.

Aktivitas fisik remaja atau usia sekolah pada umumnya memiliki tingkatan aktivitas fisik sedang, sebab kegiatan yang sering dilakukan adalah belajar di sekolah. Kegiatan belajar yang mereka lakukan mulai pukul 07.00- 13.00 WIB. Aktivitas remaja perempuan seperti mengerjakan pekerjaan rumah, merawat tanaman, berdandan dan sebagainya.

2.6.2 Klasifikasi Aktivitas Fisik

Demikian pula aktivitas remaja dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya antara lain aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat. Menurut FAO/WHO/UNU (2001), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL). PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Nilai Physical Activity Rate (PAR) untuk berbagai jenis aktivitas fisik.

Tabel 2.1. Rasio Aktivitas Fisik Setiap Kegiatan dalam Sehari-hari

(30)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Aktivitas Fisik PAR

11 Berjalan 3.2

12 Berkebun 4.1

13 Mengerjakan tugas 1.5

14 Menonton 1.4

15 Diantar melalui bus / mobil / motor 1.2

16 Kegiatan yang dilakukan sambil duduk 1.5

PAL ditentukan dengan rumus :

=∑( ) 24

Keterangan :

PAL : Physical Activity Level PAR : Physical Activity Ratio W : Alokasi waktu dalam 24 jam

Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL: a) Ringan (sedentary lifestyle) = 1.40-1.69

b) Sedang (active or moderately active lifestyle) = 1.70-1.99 c) Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) = 2.00-2.40 2.6.3 Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche

(31)

sel-sel endometrium yang terkumpul di rahim kemudian mengalir melalui vagina dan mulailah terjadinya haid pertama (Manuaba, 2009).

Remaja yang melakukan aktivitas fisik teratur/rutin atau melakukan aktivitas fisik yang berat akan membakar lemak di dalam tubuh, dimana seseorang yang mempunyai kadar lemak didalam tubuh akan memperpanjang siklus menstruasi dan lamanya menstruasi serta memperlambat usia menarchedan sebaliknya apabila kadar lemak didalam tubuh melebihi dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal maka akan terjadi penimbunan lemak, sehingga mengakibatkan berat badan yang lebih dari normal dan hormon yang dibentuk oleh lemak akan memacu menstruasi datang lebih cepat atau lebih dini. Oleh karena itu perlu melakukan aktivitas fisik untuk menjaga keseimbangan berat badan sehingga fungsi tubuh berjalan dengan normal dan mengalami usia menarchenormal (Ajita, 2014).

Aktivitas fisik juga mempengaruhi usia menarche, seperti penelitian Bagga (2000) membuktikan bahwa olahraga/latihan fisik (seperti voli, bulutangkis, dan berenang) yang rutin dan dilakukan dengan durasi waktu yang lama akan menunda usia menarche pada seorang remaja putri (66,15%) dibandingkan dengan remaja putri yang melakukan olahraga/latihan fisik yang kurang (33,84%). Hal serupa dikatakan dalam penelitian Matondang (2003) memperlihatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara olahraga berat dengan lambatnya remaja putri memperoleh menarche ± 5 bulan, seperti renang, bersepeda, dan lari marathon.

(32)

mengalami penundaan menarche. Penelitian Frisch et al menemukan bahwa pada pelari maupun perenang yang belum mengalami menarche, menarcheakan terlambat 5 bulan untuk tiap tahun berlatih sebelum menarche.

Penelitian Morris et al (2010) juga menyatakan bahwa remaja putri yang melakukan lebih banyak aktivitas fisik memiliki usia menarche yang lebih lambat yang dapat mengurangi resiko kanker payudara. Abdulla et al (2010) juga mengatakan bahwa terdapat hubungan antara usia menarche dengan kegiatan olahraga. Remaja putri yang aktif melakukan aktivitas fisik mendapatkan menarche lebih lama dibandingkan dengan remaja putri yang tidak aktif (Ajita, 2014).

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sofya tahun 2015, menunjukkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan usia menarche pada remaja putri Atlet dan Non Atlet dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wulandari tahun 2013, menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan usia menarchepada remaja putri.

(33)

2.7 Landasan Teori

Awal pubertas ditandai dengan menarche yang dipengaruhi oleh sinyal neutrotransmiter dan nueropeptida yang berasal dari hipotalamus, dilanjutkan ke hipofisis melalui sistem fortal dikeluarkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone(LH) yang merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi yang tidak dibuahi akan memicu terjadinya menstruasi (Manuaba, 1998).

(34)

Berdasarkan kerangka teori Proverawati (2009), bahwa usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain ras, rangsangan audio visual, konsumsi junks food/fast food, sosial ekonomi dan IMT sedangkan teori Dieny (2014), menyebutkan fase terjadinya menarchedipengaruhi oleh faktor antara lain organ reproduksi, hormon, genetik (usia menarche ibu), ras, penyakit, status gizi dan aktivitas fisik.

2.8 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya usia menarche adalah status gizi, usia menarche ibu dan aktivitas fisik. Status gizi salah satu faktor utama dalam percepatan usia menarche, semakin baik status gizi seorang remaja, usia menarche akan semakin cepat, dan semakin buruk status gizi remaja usia menarchesemakin lambat. Begitu juga dengan menarche ibu yang mempengaruhi menarche putrinya. Penurunan usia menarche yang terjadi saat ini sangat berkaitan dengan aktifitas fisik. Aktivitas fisik ringan akan mempercepat terjadinya menarche(Luigi, 2010).

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Status Gizi

Usia Menarche Usia Menarche Ibu

Gambar

Tabel 2.1. Rasio Aktivitas Fisik Setiap Kegiatan dalam Sehari-hari
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Gambar 2.1 Kerangka Teori : Modifikasi teori Proverawati (2009) dan Dieny
Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Temuan dari penelitian ini adalah (1) model pendidikan akhlak tasawuf di Pondok Pesantren Darussalam ialah model pendidikan pentahapan imam al- Ghazali yang telah diajarkan

Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuansistem pendidikan, di antaranya pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah

Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga

Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau penyuluhan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran

 2000=100 artinya tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000 sehingga indeks jumlah produksi pada tahun tersebut adalah 100.. Angka Indeks Gabungan

 Data Berkala (Data Deret waktu) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan atau

 Metode analisis korelasi dikembangkan untuk mempelajari pola dan mengukur hubungan keeratan secara statistik antara dua variabel atau lebih.. 8.2 Korelasi

Dari gambar diatas untuk tes offline masukkan atau ketikkan Login Token sesuai dengan token offline yang diberikan, setelah itu tekan refresh login. Token dapat difungsikan dalam