• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IPS 1202880 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S IPS 1202880 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Peningkatan kualitas mutu pendidikan bagi sebuah negara khususnya

Indonesia sangatlah penting dalam mengembangkan kualitas sumber daya

manusia yang ada di dalamnya. Dengan mempunyai negara yang sumber daya

manusia nya baik pastinya akan mampu bersaing di ranah global. Berbagai

usaha pun dikerahkan oleh pemerintah agar bisa mewujudkannya. Pendidikan

berperan penting dalam membentuk dan menciptakan sumber daya manusia

yang berkualitas baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non

formal. Pendidikan yang bersifat formal berlangsung disekolah dengan

bimbingan dari guru serta tenaga pendidik lainnya. Keberhasilan pendidikan

formal ditentukan oleh keberhasilan interaksi antara guru dengan siswanya.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan tentunya mutu siswa nya pun

harus ditingkatkan juga. Sebagaimana dalam Undang–Undang Republik

Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Mulyasa, E. 2014, hlm. 20). Berdasarkan undang – undang tersebut, upaya

untuk meningkatkan mutu siswa dilakukan melalui kegiatan pembelajaran

yang dapat mengembangkan potensinya. Untuk itu guru diharapkan

mempunyai kemampuan untuk dapat menciptakan atau mengelola

pembelajaran dikelas yang kondusif dan yang mencakup segi kognitif, afektif,

dan psikomotor agar proses pembelajaran dikelas mecapai hasil yang

(2)

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh dua factor, yaitu factor

internal dan faktor eksternal. Factor internal meliputi tingkat kecerdasan,

sikap, bakat, motivasi, dan minat. Sedangkan factor eksternal terdiri dari tiga

factor meliputi factor keluarga, sekolah dan lingkungan. Factor keluarga

meliputi orang tua, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga dan perhatian orang tua. Factor sekolah meliputi hubungan

guru dengan siswa, hubungan antar siswa, keadaan sekolah, serta strategi dan

metode yang digunakan dalam pembelajaran. Faktor lingkungan berupa

pergaulan siswa setelah selesai proses pembelajaran di sekolah.

Motivasi belajar sendiri sangatlah penting bagi siswa maupun bagi

guru sendiri. Dimana dalam suatu kegiatan pembelajaran, motivasi merupakan

suatu hal yang sangat menentukan terutama dalam usaha mencapai

keberhasilan tujuan pembelajaran. Motivasi belajar siswa merupakan salah

satu factor penting untuk dapat mewujudkan keberhasilan belajar. Hal senada

dengan pendapat Sardiman (2011, hlm. 75) bahwa motivasi belajar

merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subyek pelajar itu dapat tercapai. Siswa yang memiliki

motivasi kuat, akan mempunyai banyak energy dalam kegiatan belajar.

Motivasi yang baik dalam belajar dapat mengembangkan aktivitas, inisiatif

dan ketekunan siswa dalam belajar. Selain motivasi, metode pembelajaran

yang tepat juga menjadi factor penting dalam keberhasilan proses

pembelajaran. Tanpa adanya metode yang tepat, maka suatu proses

pembelajaran tidak akan berlangsung secra efektif dan efisien. Oleh karena itu

guru diharapkan memiliki metode yang tepat dan menyenangkan dalam

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang menyenangkan

apabila dikemas dengan cara atau metode yang menarik. Pembelajaran IPS

(3)

pembelajaran IPS sendiri mempunyai tujuan yaitu untuk membantu remaja

atau siswa dalam mengembangkan potensinya agar menjadi warga negara

yang baik dalam kehidupan masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh

Sapriya (2009, hlm. 12) bahwa pembelajaran IPS bertujuan untuk

mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai

kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi maupun masalah social serta

kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan

masyarakat agar menjadi warga negara yang baik.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada

pembelajaran IPS di kelas VIII – 8 SMPN 49 Bandung, secara umum ketika

melakukan pembelajaran suara guru terdengar jelas sampai kebelakang.

Meskipun demikian, motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran

masih rendah atau belum optimal. Hal ini ditandai ketika awal pembelajaran,

masih terdapat siswa yang telat masuk kelas dan tampak masih ramai sendiri

serta tidak segera memperhatikan penjelasan dari guru ketika guru mengawali

pembelajaran. Hanya beberapa siswa saja yang memperhatikan gurunya.

Sebagian besar siswa asik mengobrol dan ada siswa yang asik memainkan

smartphonenya. Ketika guru memberikan pertanyaan, sebagian besar siswa

menundukan kepala dan hanya menjawab apabila mereka ditunjuk oleh guru

dan ketika diberikan kesempatan untuk bertanya, hanya siswa tertentu saja

yang mau bertanya. Keadaan tersebut membuat guru mengalami kesulitan

untuk mengetahui pemahaman siswa atas materi yang disampaikan.

Merujuk pada fakta diatas, muncul beberapa permasalahan yang

mengakibatkan motivasi belajar siswa masih rendah, yaitu : 1) guru masih

menggunakan metode konvensional, 2) kegiatan pembelajaran kurang

melibatkan siswa atau berpusat pada guru (teacher centered), 3) tidak adanya

media pendukung hanya buku teks, papan tulis dan spidol, 4) guru hanya

menerangkan dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat sehingga kerap

(4)

menjadi kurang termotivasi untuk belajar karena dirasa kurang menarik dan

membosankan.

Berdasarkan kondisi – kondisi tersebut, perlu diadakannya suatu

tindakan guna memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung agar dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran. Sebagai

tenaga pendidik haruslah mampu mengatasinya dengan menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif, menyenangkan sehingga terciptalah

motivasi dalam diri siswa tentunya dengan menggunakan variasi belajar yang

tepat, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat terwujud.

Untuk mengatasinya permasalahan tersebut, untuk itu perlu diatasi

dengan berbagai usaha, diantaranya dengan memilih model pembelajaran

yang tepat. Sekarang ini telah banyak diperkenalkan model pembelajaran

yang sifatnya memusatkan kegiatan belajar pada siswa. Salah satu cara yang

diharapkan mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik,

sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa adalah

dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning.

Model Project Based Learning ini secara umum mempunyai dampat

positif terhadap keberhasil akademik dan sikap siswa seperti (Dalam Dilek

dan Muhlis, 2012, hlm. 1 Vol. 9) yang mengatakan bahwa : “…The studies on

the project based learning, in general, focus on the effects of the method on

the individuals' academic success and attitudes, and state that the said method

has a positive effect on success and attitudes…” Menurut Bern dan Erikson

dalam (Komalasari, 2010, hlm. 70) juga mengatakan bahwa pembelajaran

berbasis proyek atau Project Based Learning merupakan pendekatan yang

memusat pada prinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa

dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong

siswa untuk bekerja secara mandiri membangun pembelajaran, dan pada

akhirnya menghasilkan karya nyata.

Model Project Based Learning inilah peneliti anggap dapat mengatasi

(5)

pembelajaran berbasis proyek ini merupakan pembelajaran yang berpusat

pada siswa dan mampu menarik siswa untuk belajar, dimana siswa akan

terlibat langsung dalam suatu kerja proyek yang menantang sedangkan guru

hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Kerja proyek yang

menantang inilah tentunya membuat siswa akan terdorong dan termotivasi

untuk menyelesaikan nya dan memecahkan suatu masalah yang nantinya akan

menghasilkan suatu produk karya nyata. Hal tersebut juga senada dengan

pendapat Anata yang dikutip Susanti (dalam Trianto, 2014, hlm. 48)

mengenai kelebihan project based learning yang salah satunya adalah untuk

meningkatkan motivasi, dimana siswa tekun dan berusaha keras dalam

mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih

menyenangkan daripada komponen kurikulum yang mengkaji hubungan

antara teoritis dan praktek, tetapi juga memotivasi siswa untuk merefleksikan

apa yang mereka pelajari dalam pembelajaran kedalam sebuah produk nyata.

Dengan demikian, peneliti menilai bahwa dengan menggunakan model

Project Based Learning tersebut, diharapkan dapat mengatasi kurangnya

motivasi belajar siswa dan juga dapat mengembangkan potensi yang

dimilikinya dengan suatu karya nyata. Untuk itu peneliti tertarik untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penggunaan Model

Project Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran IPS di kelas VIII-8 SMPN 49 Bandung “.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan beberapa rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Rumusan Masalah Umum

“Apakah dengan digunakannya model Project Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas

(6)

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Bagaimana mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS

dengan menggunakan model Project Based Learning untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas

VIII–8 SMPN 49 Bandung ?

b. Bagaimana melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS dengan

menggunakan model Project Based Learning untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII–8 SMPN

49 Bandung ?

c. Bagaimana guru merefleksi menggunakan model Project Based

Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII–8 SMPN 49 Bandung ?

d. Bagaimana motivasi belajar siswa setelah menggunakan model

Project Based Learning dalam pembelajaran IPS di kelas VIII–8

SMPN 49 Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model

pembelajaran, model Project Based Learning mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII – 8 SMPN 49 Bandung

melalui Penelitian Tindakan Kelas.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang kegunaan

dan manfaat Model Project Based learning untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa pada pembelajaran IPS dikelas VIII – 8 SMPN 49 Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Merencanaan pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa dengan menggunakan model Project Based Learning

(7)

b. Melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa dengan menggunakan model Project Based Learning dalam

pembelajaran di kelas VIII – 8 SMPN 49 Bandung.

c. Merefleksi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

dengan menggunakan model Project Based Learning dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII – 8 SMPN 49 Bandung.

d. Mengetahui efektivitas pengguanan model Project Based Learning

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIII – 8 SMPN 49

Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti sendiri terutama sebagai latihan untuk berfikir kritis,

ilmiah dan sistematis dalam menghadapi masalah – masalah

pendidikan terutama dalam pembelajaran IPS.

b. Peneliti memperoleh pemahaman serta aplikasi dari model Project

Based Learning yang diterapkan dalam pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dan kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak – pihak yang

berhubungan dengan dunia pendidikan seperti :

a. Bagi Guru

Merupakan salah satu alternative model pembelajaran yang digunakan

dan dikembangkan oleh guru.

b. Bagi Siswa

1. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran IPS di kelas.

2. Dapat mengaitkan pemahaman materi siswa.

(8)

c. Bagi Sekolah

1. Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas pendidikan dengan

mengembangkan dan memperkaya model – model pembelajaran

baru dengan didukung oleh fasilitas yang memadai.

2. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan

profesionalisme guru.

E. Struktur Organisasi

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang, latar belakang

masalah, Identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan struktur organisasi.

Bab II Kajian Pustaka. Pada bab ini memaparkan mengenai rujukan –

rujukan teori para ahli dan literature pustakan yang dijadikan sebagai landasan

dalam mengembangkan konseptual permasalahan dan hal – hal yang dikaji di

dalam penelitian.

Bab III Metode Penelitian. Bab ini terbagi ke dalam beberapa sub bab

yakni: lokasi penelitian, subyek penelitian, guru mitra, metode penelitian,

model penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrument

penelitian, teknik analisis data, dan validitas data.

Bab IV Temuan dan Pembahasan. Di dalam bab ini memaparkan

mengenai hasil data yang diperoleh selama dilakukannya penelitian.

Bab V Simpulan dan Rekomendasi. Bab ini berisi mengenai keputusan

dan hasil yang didapatkan berdasarkan rumusan yang diajukan dalam

Referensi

Dokumen terkait

If this is a revision of a previous submission and you have a Change Request Number, then check here:. Enter the CR

Berdasarkan Hasil Evaluasi Kelompok Kerja ULP, dimana Perusahaan /Konsultan saudara akan diusulkan dalam daftar pendek (short list), maka bersama ini kami mengundang Saudara

Dari suatu barisan aritmatika, suku ketiga adalah 36, jumlah suku kelima dan ketujuh adalah 144.. Jumlah sepuluh suku pertama deret tersebut

subject: aktan yang berfungsi sebagai subjek pada sekuen kedua adalah Mendi, Lilo, Stacey, Icang, Bram, dan Tiara.. Dua tokoh lainnya yakni Dinar dan nahkoda

[r]

Pengisian dokumen medis merupakan perilaku kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam mengisi dokumen rekam medis berisi tentang

matrix composite ( MMC ) with variations of pouring temperature of palm oil

[r]