Informasi Dokumen
- Penulis:
- Dr. Hj. Arnie Fajar, M.Pd
- Dr. Chairul Muriman S, SE., SH., MP
- Drs. Supandi, M.Pd
- Pengajar:
- Hamid Muhammad, Ph.D
- Dr. Thamrin Kasman
- Sekolah: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Mata Pelajaran: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
- Topik: Model Pengintegrasian Pendidikan Anti Korupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) SMA/MA Dan SMK/MAK Kelas XII
- Tipe: buku
- Tahun: 2017
- Kota: Jakarta
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan latar belakang pentingnya pendidikan antikorupsi di kalangan generasi muda, terutama di tingkat SMA/MA dan SMK/MAK. Pendidikan antikorupsi dianggap sebagai strategi yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai karakter antikorupsi, yang sangat penting mengingat generasi muda merupakan calon pemimpin masa depan. Penanaman nilai-nilai ini diharapkan dilakukan secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
1.1. Latar Belakang
Latar belakang menekankan pentingnya pendidikan karakter yang mencakup nilai-nilai antikorupsi. Hal ini diatur dalam berbagai undang-undang dan peraturan yang mengamanatkan pendidikan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa. Generasi muda perlu dibekali dengan pemahaman yang mendalam tentang tindakan korupsi dan konsekuensinya, sehingga mereka dapat berperilaku antikorupsi.
1.2. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendukung pendidikan antikorupsi mencakup berbagai undang-undang dan instruksi presiden yang mengatur sistem pendidikan nasional. Ini mencakup Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang menetapkan tujuan pendidikan nasional, serta berbagai instruksi presiden yang menekankan pentingnya pemberantasan korupsi.
1.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari model pengintegrasian pendidikan antikorupsi adalah untuk memberikan panduan kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas dalam mengimplementasikan nilai-nilai antikorupsi dalam pembelajaran PPKn. Sasaran mencakup pengembangan sikap antikorupsi di kalangan siswa melalui kurikulum yang terintegrasi.
1.4. Manfaat
Manfaat dari model ini mencakup pengembangan lingkungan sekolah yang bebas dari korupsi dan peningkatan mutu pendidikan. Dengan mengintegrasikan pendidikan antikorupsi, diharapkan siswa dapat mengembangkan kompetensi kewarganegaraan yang baik serta membentuk karakter yang antikorupsi.
1.5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup model ini mencakup pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi dalam materi pembelajaran PPKn, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ini bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan antikorupsi dapat diterapkan secara sistematis dan sistemik dalam proses pembelajaran.
II. KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
Bagian ini membahas konsep pendidikan antikorupsi sebagai bagian dari pendidikan karakter. Pendidikan antikorupsi berfungsi untuk membentuk sikap dan perilaku yang menolak korupsi melalui internalisasi nilai-nilai antikorupsi di kalangan siswa. Proses ini diharapkan dapat mengubah cara berpikir dan bertindak siswa menjadi lebih baik dan berintegritas.
2.1. Pendidikan Antikorupsi sebagai Pendidikan Karakter
Pendidikan antikorupsi merupakan bagian dari pendidikan karakter yang menekankan pada pengembangan nilai-nilai antikorupsi. Dengan mengintegrasikan pendidikan karakter, diharapkan siswa dapat berperilaku jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas dalam kehidupan sehari-hari.
2.2. Dimensi dan Nilai-Nilai Pembentuk Karakter Antikorupsi
Dimensi pembentukan karakter antikorupsi mencakup dimensi politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum. Masing-masing dimensi ini memiliki nilai-nilai yang perlu diinternalisasikan, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan, untuk membentuk sikap antikorupsi pada siswa.
2.3. Internalisasi Nilai-Nilai Antikorupsi melalui Pendidikan
Proses internalisasi nilai-nilai antikorupsi dilakukan melalui pembelajaran yang berkelanjutan. Melalui metode seperti 'kantin kejujuran', siswa diajarkan untuk menerapkan nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan dapat membentuk karakter antikorupsi yang kuat.
III. TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
Bagian ini menganalisis kompetensi inti dan dasar yang relevan dengan pendidikan antikorupsi dalam kurikulum PPKn. Kompetensi ini diharapkan dapat membantu siswa memahami dan menerapkan nilai-nilai antikorupsi dalam konteks kewarganegaraan.
3.1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dalam pendidikan PPKn mencakup pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang relevan dengan kewarganegaraan. Pendidikan antikorupsi dapat diintegrasikan ke dalam kompetensi ini untuk membentuk karakter siswa yang antikorupsi.
3.2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang terkait dengan pendidikan antikorupsi mencakup pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila dan perilaku antikorupsi. Melalui pembelajaran yang terintegrasi, siswa diharapkan dapat menginternalisasi nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari.
IV. MODEL PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI KE DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
Bagian ini menjelaskan model pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam pembelajaran PPKn. Model ini mencakup pengembangan materi, silabus, dan RPP yang terintegrasi dengan pendidikan antikorupsi.
4.1. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Materi Pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran PPKn harus mencakup nilai-nilai antikorupsi, sehingga siswa dapat memahami pentingnya perilaku antikorupsi dalam konteks kewarganegaraan. Materi yang relevan akan membantu siswa mengaitkan teori dengan praktik.
4.2. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Silabus
Silabus PPKn perlu diupdate untuk mencakup pendidikan antikorupsi, dengan tujuan agar setiap aspek pembelajaran dapat mencerminkan nilai-nilai antikorupsi. Ini akan memastikan bahwa siswa mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang isu-isu korupsi.
4.3. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP harus dirancang untuk mencakup kegiatan yang mendorong siswa berperilaku antikorupsi. Melalui RPP yang terintegrasi, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan relevan bagi siswa.
V. PENUTUP
Bagian penutup merangkum pentingnya pendidikan antikorupsi dalam membentuk karakter siswa di tingkat SMA/MA dan SMK/MAK. Ditekankan bahwa pendidikan antikorupsi harus diintegrasikan secara sistematis dalam kurikulum PPKn untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Referensi Dokumen
- Kantin Kejujuran dan Tulisan Ajakan Antikorupsi SMAN 8 Bandung ( doc.kemendikbud )
- Kemdikbud ( 2016 )