• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMESTER 2 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEMESTER 2 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH DUNIA KONTEMPORER

SEMESTER 2 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK – Kurikulum 2013

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian spesifi k sesuai dengan harkat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

3.5 Mengevaluasi sejarah kontemporer dunia antara lain runtuhnya Pakta Warsawa, Uni Soviet, Jerman bersatu, konfl ik Kamboja, Perang Teluk, Apartheid di Afrika Selatan, konfl ik Yugoslavia, dan terorisme dunia bagi kehidupan sosial dan politik global.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami reunifi kasi Jerman.

2. Memahami konfl ik Kamboja. 3. Memahami Perang Teluk.

4. Memahami pecahnya Yugoslavia.

Sejarah

Kelas

XII

(2)

2

A. Reunifi kasi Jerman

1. Latar Belakang Reunifi kasi Jerman

Reunifi kasi adalah proses penyatuan kembali dua negara atau lebih menjadi satu negara

induk yang sebelumnya terpecah karena peristiwa sejarah, baik dengan damai maupun dengan peperangan. Dalam sejarah, terdapat beberapa peritiwa reunifi kasi, yaitu:

a. Vietnam Utara dan Selatan; b. Yaman Utara dan Selatan; c. Jerman Barat dan Timur.

Salah satu peristiwa reunifi kasi yang terkenal pada masa akhir Perang Dingin adalah Reunifi kasi Jerman pada 3 Oktober 1990. Sebelum pertengahan 1980-an, bagi rakyat Jerman Barat dan Timur, ide reunifi kasi merupakan suatu hal yang sulit tercapai. Namun, ide reunifi kasi Jerman mulai menemui titik terang ketika adanya reformasi politik yang dilakukan Gorbachev pada 1985. Adapun keinginan reunifi kasi Jerman dilatarbelakangi oleh beberapa faktor berikut ini.

a. Faktor internal

1.) Kesenjangan kesejahteraan antara Jerman Timur dan Jerman Barat. 2.) Tidak adanya kebebasan berpolitik di Jerman Timur.

3.) Rakyat dan Pemerintah Jerman Barat menyambut keinginan penyatuan Jerman.

b. Faktor eksternal

1.) Kebijakan glasnost dan perestroika yang menyebabkan terjadi gelombang demokratisasi di Eropa Timur sejak 1989.

2.) Pertemuan Two Plus Four antara Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis yang memberikan kedaulatan penuh kepada Jerman pada 12 September 1990.

Kebijakan glasnost dan perestroika memberikan kebebasan bagi negara-negara satelit Uni Soviet di Eropa Timur untuk mengubah tatanan pemerintahan ke arah pemerintahan demokrasi.

2. Runtuhnya Tembok Berlin

Tembok Berlin adalah sebuah tembok pembatas yang dibangun oleh Jerman Timur pada

13 Agustus 1961. Tembok Berlin memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur serta daerah Jerman Timur lainnya.

(3)

3

Di sekitar tembok Berlin dibangun menara pengawas dan daerah terlarang yang diisi ranjau. Pemerintah Jerman Timur menyatakan Tembok Berlin dibangun untuk melindungi para warganya dari elemen-elemen yang bertentangan dengan komunis.

Dalam praktiknya, pembangunan Tembok Berlin bertujuan untuk mencegah warga Berlin Timur dan Jerman Timur membelot ke Jerman Barat.

Sebelum 1961, banyak warga Jerman Timur membelot ke Jerman Barat dengan melewati perbatasan di Berlin Barat dan Berlin Timur. Akibatnya, Tembok Berlin dibangun untuk menghalangi perpindahan penduduk Jerman Timur ke Jerman Barat. Bahkan, pemerintah Jerman Timur memberlakukan kebijakan tegas berupa perintah tembak di tempat bagi warga Jerman Timur yang kedapatan mencoba berusaha memanjat tembok Berlin.

Tembok Berlin menjadi simbol pemisahan Jerman Barat dan Jerman Timur.

Pada 1989, terjadi demonstrasi di negara-negara komunis yang menyebabkan paham komunis dari Uni Soviet mulai luntur. Gelombang Demonstrasi juga terjadi di Jerman Timur pada September 1989 yang menuntut kebebasan warga Jerman Timur agar dapat pergi ke Jerman Barat. Demonstrasi ini mencapai puncaknya pada 4 November 1989 ketika setengah juta jiwa berkumpul dalam Demonstrasi Alexanderplatz. Seiring dengan melonggarnya kebijakan Pemerintah Jerman Timur di bawah Egon Krenz tentang pembukaan perbatasan Jerman Timur, usaha penghancuran Tembok Berlin sebagai simbol pemisah Jerman mulai dilakukan.

Tembok Berlin mulai dihancurkan pada 9 November 1989 oleh orang-orang tak dikenal yang disebut Mauerspechte (pelatuk tembok).

Pada 13 Januari 1990, tembok ini resmi dihancurkan oleh militer Jerman Timur, dimulai di Bernauer Straße dan selesai pada November 1991. Hanya sedikit bagian tembok dan menara yang tetap dipertahankan sebagai suatu simbol dari memorial.

(4)

4

3. Kronologi Reunifi kasi Jerman

Waktu Peristiwa

4 September 1989 Sekitar 1.000 demonstran berkumpul di Leipzig yang kemudian dikenal sebagai “Demonstrasi Senin” untuk menuntut kebebasan dari pemerintah Jerman Timur. Pada 15 Oktober 1989, aksi ini diikuti hingga 120.000 orang dari seluruh Jerman Timur.

11September 1989 Hungaria membuka perbatasan dengan Austria dalam waktu 3 hari. Sebanyak 15.000 penduduk Jerman Timur mengungsi ke Jerman Barat memanfaatkan momentum ini. Pada akhir September 1989, Jerman Timur dan Uni Soviet memberi izin 6.000 pengungsi Jerman Timur di Praha untuk meninggalkan Jerman Timur.

18 Oktober 1989 Erich Honecker mengundurkan diri sebagai Sekretaris Jenderal

Partai Persatuan Sosialis Jerman (SED) dan digantikan Egon Krenz. 8 November 1989 SED menyerahkan kekuasaannya di polit biro (organisasi eksekutif

komunis). Orang-orang dari Berlin Barat mulai menaiki Tembok Berlin dekat Gerbang Brandenburg.

9 November 1989 Usaha meruntuhkan Tembok Berlin dimulai oleh Mauerspechte (pelatuk tembok). Hal ini didukung oleh rakyat Jerman Barat dan Jerman Timur.

18 Maret 1990 Pemilu yang bebas diadakan di Jerman Timur untuk petama kalinya.

5 Mei 1990 Pembicaraan para menteri luar negeri dalam pertemuan Two Plus

Four yang dihadiri kedua Jerman dan pemenang Perang Dunia II,

yaitu Uni Soviet, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat.

18 Mei 1990 Jerman Barat dan Jerman Timur menandatangani traktat pembentukan kerja sama ekonomi.

1 Juli 1990 Jerman Barat dan Jerman Timur sepakat mengesahkan Deutsche Mark sebagai alat pembayaran yang sah.

23 Agustus 1990 Dicapai kesepakatan tanggal reunifi kasi Jerman, yaitu 3 Oktober 1990. Penyeberangan perbatasan Berlin Barat dan Berlin Timur di Checkpoint Charlie dihapus.

12 September 1990 Penandatanganan Traktat Two Plus Four yang memberikan kedaulatan penuh Jerman.

(5)

5

Waktu Peristiwa

2 Desember 1990 Diadakan pemilu pertama bagi Jerman setelah bersatu. Partai Christian Demokratis Union (CDU) di bawah pimpinan Helmut

Kohl berhasil menang dan Helmut Kohl menjadi Kanselir Jerman

pertama setelah reunifi kasi Jerman.

4. Jerman Bersatu

Proses reunifi kasi Jerman mulai dilangsungkan setelah tembok Berlin dihancurkan. Ide penyatuan Jerman kembali muncul dalam pertemuan di Ottawa, Kanada, pada Februari 1990 yang diikuti oleh keempat menteri luar negeri dari negara-negara pemenang Perang Dunia II dan kedua menteri luar negeri dari Jerman Barat dan Jerman Timur.

Pertemuan Ottawa lebih dikenal dengan nama Two Plus Four atau Dua Plus Empat yang terdiri atas Jerman Barat dan Jerman Timur dengan Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis.

Pertemuan Two Plus Four kemudian dilanjutkan di Bonn, Jerman Barat untuk melanjutkan pembicaraan mengenai upaya reunifi kasi Jerman pada Mei 1990. Selanjutnya, diadakan pertemuan lagi di Berlin dan Paris. Pertemuan penting lanjutan terjadi di Moskow pada 12 September 1990 karena telah menemui titik temu tentang penyatuan dua Jerman. Hari bersejarah yang ditunggu oleh rakyat dua Jerman pun terjadi. Pada 3 Oktober 1990 Republik Federal Jerman dan Republik Demokrasi Jerman bersatu kembali setelah terpisah selama 45 tahun.

B. Konfl ik Kamboja

1. Kamboja Sebelum 1975

Kamboja merupakan sebuah negara di Indocina, Asia Tenggara. Pada abad ke-9, Kamboja merupakan pusat Kerajaan Khmer dengan ibu kotanya di Angkor. Kemudian, wilayah kerajaan Khmer menjadi rebutan antara Kerajaan Ayuthaya dan Vietnam pada abad ke-18. Selanjutnya, Kamboja di bawah kekuasaan Prancis sejak 1853 – 1953. Setelah itu, Kamboja di bawah pimpinan Raja Norodom Sihanouk.

Bibit munculnya perang saudara di Kamboja dimulai sejak kenetralan Kamboja dalam Perang Vietnam.

(6)

6

Kenetralan Kamboja dalam perang Vietnam terlihat dari hal berikut.

a. Kaum komunis Vietnam diizinkan membawa pasokan senjata dan makanan melalui pelabuhan Kamboja.

b. Amerika Serikat diizinkan untuk mengebom tempat persembunyian Viet Cong di Kamboja.

Hal ini menyebabkan Jenderal Lon Nol yang Pro-Amerika Serikat melakukan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Raja Norodom Sihanouk pada 1970. Akibatnya, pasukan Amerika Serikat semakin bebas masuk ke Kamboja dan Kamboja menjadi medan Perang Vietnam. Di sisi lain, Raja Norodom Sihanouk bergabung dengan Khmer Merah yang merupakan organisasi gerilya kaum komunis di Kamboja.

Pemimpin Khmer Merah adalah Pol Pot, salah seorang pengikut dari Maoisme (komunisme Tiongkok).

Pergerakan Khmer Merah mendapatkan simpati rakyat Kamboja karena Khmer Merah menentang pasukan Amerika Serikat yang mengebom pasukan Viet Cong di Kamboja sehingga menimbulkan korban di pihak Kamboja. Selain itu, Khmer Merah juga memerangi Pasukan Lon Nol yang mendukung Amerika Serikat.

Kemenangan komunis di Vietnam menyebabkan kedudukan komunis di Kamboja pun semakin kuat sehingga pada 1975 Lon Nol berhasil digulingkan oleh Khmer Merah. Sejak saat itu, Kamboja telah memasuki rezim Khmer Merah di bawah kekuasaan Pol Pot.

2. Rezim Khmer Merah di Kamboja

Rezim Khmer Merah berkuasa di Kamboja sejak 1975 – 1979 di bawah pimpinan Pol Pot. Khmer Merah kemudian membangun pemerintahan komunisme yang berkiblat pada Tiongkok. Beberapa kebijakan Rezim Khmer Merah adalah sebagai berikut.

a. Kamboja diganti menjadi Kamphucea.

b. Mewajibkan penduduknya untuk bekerja sebagai buruh tani yang bekerja di pertanian kolektif.

c. Menutup sekolah, rumah sakit, dan universitas.

d. Agama dilarang sehingga banyak biksu yang tewas dan kuil yang dihancurkan. e. Tindakan keras untuk menyingkirkan lawan politik.

Kebijakan Khmer Merah menyebabkan rakyat Kamboja dilanda kesengsaraan. Hal ini terlihat dari nasib penduduk Kamboja yang menjadi buruh tidak dibayar, hanya diberikan

(7)

7

jatah makanan. Apabila jatuh sakit, tidak ada perawatan dan pengobatan. Selain itu, tingkat kematian di Kamboja tinggi karena kelaparan, penyakit, kelelahan, dan eksekusi.

Pada 1978, Vietnam menyerang Kamboja untuk menghentikan genosida yang dilakukan oleh pemerintahan Khmer Merah. Pol Pot dan Khmer Merah berhasil dikalahkan Vietnam dan kemudian melarikan diri ke perbatasan Thailand. Kemudian, Vietnam mendirikan pemerintahan komunis yang dipimpin Heng Samrin, mantan anggota Khmer Merah yang telah membelot ke Vietnam. Namun, pemerintahan baru ini tidak diakui oleh negara-negara Barat. Hal ini menyebabkan perang saudara di Kamboja terus berlanjut antara pemerintah Heng Samrin bentukan Vietnam dengan pasukan Khmer Merah. Hal ini terus berlanjut hingga Vietnam keluar dari Kamboja pada 1989. Sebagian besar korban dari perang saudara Kamboja berasal dari penduduk sipil.

3. Upaya Penyelesaian Konfl ik Kamboja

Upaya internasional dalam penyelesaian masalah Kamboja, terlihat dari upaya-upaya berikut.

a. Kecaman ASEAN terhadap kehadiran pasukan Vietnam di Kamboja. Pemerintahan

Hun Sen dituding sebagai bonekanya Vietnam.

b. Tahun 1988 Indonesia mengambil inisiatif menyelenggarakan Jakarta Informal

Meeting (JIM). JIM dilaksanakan dua kali di Indonesia. JIM I diselenggarakan di Bogor

pada 1 Juli 1988 dan JIM II dilaksanakan 19 − 21 Februari 1989 di Jakarta. Pertemuan itu berhasil menemukan dua masalah yang dianggap penting dalam penyelesaian masalah Kamboja. Kedua masalah itu antara lain:

1.) penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja supaya dapat dilaksanakan penyelesaian politik secara menyeluruh;

2.) pencegahan kembalinya rezim Pol Pot yang semasa berkuasa di Kamboja telah melakukan pembantaian terhadap rakyatnya.

JIM akhirnya membuka jalan bagi perdamaian di Kamboja. Hasil-hasil JIM dibawa ke tingkat Internasional di Paris, dalam Paris International Conference on Cambodia (PIC) di Prancis pada 30 – 31 Juli 1989.

c. PBB juga berperan aktif dalam menyelesaiakan konfl ik Kamboja. Hal ini terlihat pada 1991 dikirim pasukan perdamaian PBB dan pembentukan pemerintahan transisi yang bernama United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC). Selain itu, PBB berhasil mengadakan pemilu pada 1993 yang menghasilkan Hun Sen sebagai Perdana Menteri, sedangkan kepala negara Norodom Sihanouk kembali menjabat sebagai Raja.

(8)

8

C. Perang Teluk

1. Perang Teluk

Perang Teluk terjadi di Timur Tengah. Perang Teluk dipicu oleh invasi Irak ke Kuwait yang dimulai sejak 2 Agustus 1990 – 28 Februari 1991.

Dalam perang Teluk, PBB ikut campur dalam menyelesaikan perang Teluk dengan memberikan kewenangan kepada Amerika Serikat dan pasukan multinasional untuk melawan Irak di Kuwait.

a. Latar belakang sengketa Irak dan Kuwait

Invasi Irak ke Kuwait merupakan dampak dari kemunduran ekonomi Irak setelah perang dengan Iran pada 1980 – 1988. Selain itu, beberapa faktor yang melatarbelakangi invasi Irak ke Kuwait adalah sebagai berikut.

1.) Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi.

2.) Sengketa ladang minyak di Rumaylah dengan menuduh Kuwait menyedot minyak di perbatasan kedua negara.

3.) Berusaha meyakinkan Kuwait dan Arab Saudi untuk membatalkan hutang Irak, tapi ditolak oleh kedua negara tersebut.

4.) Tuduhan Irak terhadap Uni Emirat Arab serta Arab Saudi bahwa keduanya sengaja menurunkan harga minyak demi menjaga persahabatan dengan bangsa-bangsa Barat.

5.) Irak mengangkat masalah batas wilayah yang ditentukan Inggris setelah jatuhnya Kesultanan Turki Utsmani. Dalam hal ini Irak menganggap Kuwait sebagai salah satu provinsinya.

Selain itu, faktor-faktor pendukung lainnya adalah sebagai berikut.

1.) Saddam Husein berusaha menjadi pemimpin Dunia Arab dengan menunjukkan kekuatan militer Irak yang besar.

2.) Irak merupakan negara Asia Barat Daya yang memiliki akses air laut sangat terbatas sampai dapat dikatakan negara tertutup sehingga Irak berusaha mendapatkan wilayah Kuwait, yaitu Pulau Warbah dan Burbiyah untuk kepentingan perdagangan.

(9)

9

Dari faktor-faktor tersebut, Irak mulai menempatkan pasukannya di perbatasan Kuwait pada pertengahan 1990-an dan mulai menyerang Kuwait pada 2 Agustus 1990. Tanpa perlawanan yang berarti, Irak dengan mudah menduduki Kuwait dan menjadikan Kuwait sebagai Provinsi Irak yang ke-19 dengan Gubernurnya Ali

Hassan Al Majid. Sementara itu, Emir Kuwait yaitu Sheik Jaber al Sabah beserta

keluarganya melarikan diri ke Arab Saudi.

b. Respons internasional terhadap invasi Irak ke Kuwait 1.) PBB

Invasi Irak membuat PBB mengeluarkan reaksi keras dan mengutuk tindakan tersebut dengan meminta Irak mundur. PBB berturut-turut mengeluarkan resolusi yang dikeluarkan sejak Agustus – Oktober 1990 yang intinya sebagai berikut.

• Kecaman terhadap invasi Irak ke Kuwait. • Pemberian sanksi ekonomi ke Irak.

• Tidak mengakui pembentukan Provinsi Kuwait oleh Irak.

• Pemberian legitimasi pada Amerika Serikat dan multinasional untuk menggunakan segala macam cara jika sampai 15 Januari 1991 Irak belum mundur dari Kuwait.

Bersamaan dengan permintaan bantuan militer dari Arab Saudi, sejak Agustus 1990 pasukan Amerika Serikat beserta pasukan multinasional mulai berkumpul di Arab Saudi untuk mengantisipasi serangan Irak ke Arab Saudi. Irak juga menambahkan jumlah pasukannya di Kuwait sehingga krisis di Kuwait makin panas.

Upaya mencegah perang masih dilakukan oleh Sekretaris Jenderal PBB,

Javier Perez de Cuellar, yang mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar

Negeri Irak, Tariq Aziz, di Amman Yordania pada 30 – 31 Agustus 1990. Namun, pendirian Irak tidak berubah, kecuali kesediaan untuk melepaskan sebagian dari para sandera yang ditahan. Begitu juga usaha diplomasi yang diupayakan Amerika Serikat dalam perundingan Jenewa pada 9 Januari 1991 untuk menaati resolusi PBB tentang penarikan pasukan dari Kuwait mengalami kegagalan. Akibatnya Perang Teluk tidak terelakkan antara Amerika Serikat yang didukung Pasukan Multinasional dengan Pasukan Irak yang dimulai pada 17 Januari 1991.

(10)

10

2.) Liga Arab

Liga Arab yang mengadakan pertemuan darurat di Kairo Mesir pada 3 Agustus 1990 sangat mengutuk invasi Irak dan menuntut penarikan mundur segera pasukan Irak. Sebanyak 14 dari 21 anggota Liga Arab mendukung, 6 lainnya menolaknya. Keenam negara itu adalah, Sudan, Palestina, Yordania, Mauritania, Irak, dan Yaman, sedangkan Libya abstain.

Pertemuan Kairo menghasilkan pernyataan: • Irak harus menarik mundur pasukannya;

• Irak harus menghentikan usahanya untuk mengganti pemerintahan di Kuwait secara paksa dan membiarkan masalah internal diputuskan sendiri oleh rakyat Kuwait secara bebas;

• kedua negara harus sepakat untuk menciptakan suatu prosedur guna mengatasi permasalahan mereka lewat perundingan.

Selain itu, pada 6 Agustus 1990, Raja Fahd dari Arab Saudi mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Dick Cheney, di Jeddah untuk mengundang kehadiran pasukan Amerika Serikat guna memperkuat pertahanan Arab Saudi dan menyerukan negara-negara NATO untuk mendukung Kuwait.

2. Dimulainya Perang Teluk

Perang Teluk dimulai pada 17 Januari 1991 dengan dibukanya operasi badai gurun oleh Amerika Serikat. Serangan ini ditandai dengan serangan udara yang menyerang pertahanan Irak. Dalam Perang Teluk, Amerika Serikat menggunakan teknologi militer terbaru berupa:

a. bom pintar yang dilengkapi sistem penunjuk laser; b. peralatan inframerah untuk pengeboman malam hari.

Target serangan pasukan multinasional:

a. menghancurkan kekuatan Angkatan Udara Irak dan pertahanan udara; b. pusat komando dan komunikasi;

c. menghancurkan instalasi rudal Scud milik Irak.

Dalam perang Teluk, Irak berusaha memprovokasi Israel dengan mengebom Tel Aviv melalui rudal scud. Namun dengan adanya imbauan Amerika Serikat, Israel tidak membalas serangan Irak.

(11)

11

SUPER "Solusi Quipper"

Tujuan Irak memprovokasi Israel adalah agar negara-negara Arab yang bergabung dengan pasukan multinasional berbalik mendukung Irak karena kehadiran Israel dalam Perang Teluk.

Irak juga melakukan perang lingkungan dengan membakar sumur-sumur minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk Persia. Memasuki Februari 1991, pasukan Irak semakin terdesak dan pada 27 Februari 1991 pasukan elite Irak, yaitu Pasukan Garda Nasional, dapat dikalahkan sehingga Presiden AS, George Bush mengumumkan gencatan senjata pada 28 Februari 1991. Dalam hal ini, Saddam Hussein bersedia menerima ketentuan perdamaian berupa:

a. Irak mengakui kedaulatan Kuwait;

b. Irak menyingkirkan semua senjata kimia dan pemusnah massal.

Untuk mengingat Perang Teluk, ingatlah SUPER berikut.

Duo Agus memperebutkan 90 telur pada akhir Februari 1991.

(Perang Teluk: 2 Agustus 1990 sampai dengan 29 Februsri 1991)

3. Dampak Perang Teluk

Perang Teluk mengakibatkan kehancuran bagi Irak dan Kuwait. Walaupun kalah, Saddam Hussein tidak kehilangan kekuasaannya. Dampak Perang Teluk terlihat dari hal-hal berikut.

a. Tindakan brutal Saddam Hussein dalam menekan pemberontakan Kurdi di utara Irak dan Syiah di selatan Irak.

b. Pemberlakuan zona larangan terbang di atas Irak. Amerika Serikat dan Inggris mengawasi zona larangan terbang dan sering terlibat baku tembak dengan Irak. c. Irak menolak menerima inspektur senjata yang dikirimkan PBB untuk memeriksa

perkembangan senjata Irak terutama senjata kimia.

Pada 2002, Amerika Serikat di bawah pimpinan George W. Bush meminta PBB mengirimkan inspektur senjata ke Irak untuk memeriksa keberadaan senjata pemusnah massal. Kemudian pada 17 Maret 2003, tanpa persetujuan PBB, Amerika Serikat mengirimkan ultimatum untuk meminta mundur Saddam Hussein dan segera meninggalkan Irak dalam waktu 48 jam. Ultimatum ini ditolak Saddam Hussein dan pada 20 Maret 2003, Invasi Amerika Serikat ke Irak dimulai.

(12)

12

D. Pecahnya Yugoslavia

Yugoslavia adalah sebuah negara yang awalnya berbentuk kerajaan di kawasan Balkan yang dibentuk pada 1918 dengan dukungan enam negara republik, yaitu:

1. Bosnia dan Herzegovina; 2. Kroasia;

3. Makedonia; 4. Slovenia; 5. Serbia; 6. Montenegro.

Dua provinsi otonom, yaitu: 1. Vojvodina;

2. Kosovo.

Setelah Perang Dunia II, Yugoslavia diubah menjadi republik dengan dukungan Uni Soviet sehingga rezim yang berkuasa di Yugoslavia adalah rezim komunis. Pemilihan umum November 1945 di Yugoslavia menghasilkan kemenangan bagi kaum komunis sehingga mengubah Yugoslavia menjadi Republik Rakyat Federal Yugoslavia.

Republik Rakyat Federal Yugoslavia di bawah pimpinan Josip Broz Tito, seorang tokoh Yugoslavia yang mengadakan perlawanan pada masa pendudukan Jerman selama Perang Dunia II.

Pada masa kekuasaan Josip Broz Tito, Yugoslavia dikenal sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok dan penduduk Yugoslavia diberikan kebebasan yang besar dibandingkan negara-negara Eropa Timur lainnya.

1. Latar Belakang Perpecahan Yugoslavia

Perpecahan Yugoslvia mulai terlihat pada 1970-an, dengan adanya gerakan nasionalisme di negara-negara pembentuk Yugoslavia, terutama Kroasia yang menuntut otonomi yang lebih besar.

Pemerintahan Tito akhirnya memberikan otonomi yang lebih besar pada keenam negara pembentuk dan dua provinsi otonom karena kekuasaan Tito yang melemah akibat kemerosotan ekonomi.

Pada 1980, Josip Broz Tito meninggal. Kemudian, Yugoslavia menganut kepemimpinan kolektif yang mewakili etnis yang ada di Yugoslavia. Namun, kepemimpinan kolektif gagal karena banyak konfl ik antar-etnis. Adapun etnis yang ada di Yugoslavia terdiri atas:

(13)

13

a. Serbia beragama Katolik Ortodoks; b. Kroasia beragama Katolik Roma; c. Slovenia beragama Katolik Roma;

d. Montenegro beragama Kristen Ortodoks; e. Macedonia beragama Kristen Ortodoks; f. Bosnia Herzegovina beragama Islam.

Kehidupan politik Yugoslavia selalu diwarnai oleh konfl ik antara negara-negara bagian terutama antara Serbia dan Kroasia. Konfl ik tersebut pada dasarnya terfokus pada upaya untuk membagi kekuasaan antara pemerintah pusat yang didominasi Serbia. Secara umum latar belakang timbulnya konfl ik di Yugoslavia sebagai berikut.

a. Pengaruh perkembangan politik glasnost dan perestroika di Uni Soviet menimbulkan nasionalisme negara-negara bagian Yugoslavia.

b. Kemenangan Slobodan Milosevic dari etnis Serbia pada pemilu 1989. Milosevic menginginkan etnis Serbia yang mengendalikan pemerintahan Yugoslavia. Milosevic berdalih selama kepemimpinan Tito, Serbia dijadikan sapi perah untuk kemakmuran Slovenia, Kroasia, dan Kosovo. Selain itu Milosevic mempunyai visi pembentukan Serbia Raya.

c. Kebijakan Milosevic yang mencabut status otonomi Kosovo dan menekan segala bentuk protes dengan tindakan militer.

d. Keinginan negara-negara bagian untuk merdeka ditentang oleh Serbia. Kroasia merdeka pada 25 Juni 1991, Slovenia merdeka pada 25 Juli 1991, dan Bosnia Herzegovina merdeka pada Februari 1992.

2. Konfl ik di Yugoslavia

a. Konfl ik Serbia dengan Kroasia dan Slovenia

Perang saudara di Yugoslavia tidak dapat dihindarkan lagi. Kroasia dan Slovenia berhasil memproklamasikan kemerdekaan mereka pada 25 Juni dan 25 Juli 1991, lalu mengganti pemerintahan nonkomunis di Kroasia dan Slovenia. Untuk menanggapinya, pasukan Yugoslavia menyerang Slovenia. Melalui campur tangan masyarakat Eropa, gencatan senjata di Slovenia berhasil dicapai dan semua pasukan Yugoslavia berhasil ditarik dari daerah Slovenia pada akhir Juli 1991. Sementara itu, pertempuran di Kroasia tidak mudah untuk dipadamkan karena 13% penduduk Kroasia beretnis Serbia. Pada 1992, warga Kroasia yang beretnis Serbia melancarkan perang terhadap Yugoslavia. Dengan campur tangan PBB ketegangan dapat diredakan.

(14)

14

Perlawanan Slovenia dan Kroasia mendapatkan simpati dari dunia internasional. Hal ini dibuktikan dengan diakuinya kemerdekaan Slovenia dan Kroasia oleh Amerika Serikat dan masyarakat Eropa pada 1992.

b. Konfl ik Serbia dengan Bosnia Herzegovina

Pada Februari 1992 Bosnia-Herzegovina memproklamasikan kemerdekaannya dari Yugoslavia. Pemisahan ini ditanggapi oleh Yugoslavia dengan serbuan ke Bosnia-Herzegovina. Yugoslavia yang telah dikendalikan etnis Serbia berdalih ingin melindungi etnis Serbia di Bornia Herzegovina yang mencakup 30% dari populasi Bosnia Herzegovina dan mengembalikan Bosnia Herzegovina ke Yugoslavia. Serangan Yugoslavia ke Bosnia Herzegovina diikuti juga aksi pembersihan etnis Bosnia yang beragama Islam. Kemudian Yugoslavia membentuk Republik Bosnia Herzegovina Serbia. Di sisi lain, etnis Kroasia yang mencakup 15% dari populasi di Bosnia Herzegovina memproklamasikan Komunitas Kroasia Herceg-Bosnia. Sisanya adalah etnis Bosnia sebanyak 40% dari jumlah populasi memegang sisa wilayah Bosnia Herzegovina, termasuk ibu kota di Sarajevo.

Kampanye pembersihan etnis Bosnia yang terkenal adalah pembantaian Srebrenica pada Juli 1995 ketika 8.000 laki-laki dan remaja muslim dibantai oleh Pasukan Serbia-Bosnia pimpinan Jenderal Ratko Mladic.

Penyerangan Bosnia Herzegovina oleh Yugoslavia didukung oleh etnis Serbia Bosnia. Oleh sebab itu, etnis Kroasia dan Bosnia kemudian membentuk aliansi pada 1994. Bersatunya etnis Bosnia dan Kroasia membuat pasukan Yugoslavia dipaksa mundur pada Agustus 1995. Selain harus berperang melawan pasukan gabungan etnis Bosnia dan Kroasia, Yugoslavia juga menerima serangan dari NATO. Kemudian, PBB juga memberlakukan blokade laut di Yugoslavia dan mengakibatkan Yugoslavia mengalami kesulitan ekonomi yang parah. Berdasarkan semua kondisi tersebut, Yugoslavia bersedia untuk membicarakan upaya perdamaian dalam perundingan Dayton.

Pada 1 – 2 November 1995 diadakan perjanjian Dayton yang ditandatangani pada 14 Desember 1995 di Paris. Salah satu poin dalam perjanjian ini, Yugoslavia mengakui kemerdekaan Bosnia-Herzegovina.

(15)

15

3. Penyelesaian Konfl ik Yugoslavia dan pecahnya Yugoslavia

Konfl ik di Yugoslavia menarik perhatian dunia, hal ini terlihat adanya upaya internasional untuk menyelesaikan konfl ik di Yugoslavia berikut ini.

a. Sejak 1992, PBB memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Yugoslavia dan mengadakan gencatan senjata di Bosnia Herzegovina.

b. Pendirian Federasi Yugoslavia baru oleh Serbia Montenegro dianggap masyarakat tidak mencakup negara-negara yang baru merdeka seperti Slovenia, Kroasia, dan Bosnia Herzegovina dan Makedonia. Hal ini ditegaskan PBB pada September 1992. c. NATO mengirimkan tentaranya ke Bosnia Herzegovina dengan tugas melindungi

warga Bosnia dan menciptakan wilayah damai dan bebas dari peperangan. Tentara NATO juga melakukan serangan udara ke pihak Yugoslavia dan Serbia yang tidak menaati seruannya.

d. Pengiriman pasukan-pasukan perdamaian oleh Indonesia dengan nama Kontingen Garuda XIV yang tergabung dalam Unprofor (United Nations Protection Forces). Kontingen Garuda XIV dipimpin oleh Letkol Infantri Edi Budianto.

e. Penyelenggaraan perundingan Dayton di Amerika Serikat pada 1 – 2 November 1995. Perundingan di Dayton diikuti oleh pihak-pihak yang bertikai di bawah pengawasan NATO dan Amerika Serikat. Tokoh-tokoh yang hadir antara lain:

1.) Bosnia diwakili Alija Izetbegovic; 2.) Kroasia diwakili Franjo Tujman;

3.) Yugoslavia Serbia diwakili Slobodan Milosevic;

4.) Amerika Serikat diwakili Richard Holbrooke dan Jenderal Wesley Clark sebagai negosiator.

Kesepakatan yang dicapai dalam perundingan Dayton yang ditandatangani di Paris pada 14 Desember 1995 isinya sebagai berikut.

1.) Bosnia-Herzegovina diakui sebagai negara berdaulat.

2.) Ibu kota Sarajevo tetap di bawah Federasi Muslim Bosnia-Kroasia dan beberapa wilayah administrasi otonom Kontrol Serbia-Bosnia.

3.) Radovan Karadzic dan Jenderal Ratko Mladic dianggap sebagai penjahat perang oleh Mahkamah Internasional.

Referensi

Dokumen terkait

segala usahanya, kesabarannya, kecermatan, ketelitian dalam memberikan bimbingan, arahan, semangat, motivasi, petunjuk, serta pemikiran-pemikiran sehingga skripsi

Ikan sapu-sapu mengandung komposisi gizi yang lengkap yaitu protein, asam amino dan asam lemak esensial dengan konsentrasi yang bervariasi, sehingga dapat direkomendasikan

Seminar Nasional Peternakan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat, Kerjasama, Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang Mangatas, Dinas Peternakan

Pada eksperimen tahap awal Naïve Bayes adalah metode yang baik karena mudah dibuat, tidak membutuhkan skema estimasi parameter perulangan yang rumit, ini

Kandidiasis intertrigo merupakan infeksi pada kulit yang disebabkan oleh Candida albicans, khususnya terletak di antara lipatan intertriginosa kulit yang

Model data yang digunakan untuk Sistem Informasi Geografis Pertanian dan Perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan Berbasis Web memiliki enam entitas yaitu:

Hasil uji F, menunjukkan bahwa fasilitas kredit perumahan rakyat (tingkat suku bunga, uang muka dan jumlah subsidi) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepemilikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan beberapa teori yang menjawab rumusan masalah “Adakah pengaruh metode drill terhadap kemampuan olah musik anak tunagrahita