BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: Perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting ). Siklus PTK menurut Kemmis dan MC Taggart dapat di lihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3.1
Siklus spiral Kemmis dan Mc Taggart ( 1998 )
(David Hopkins 2007 : 92 )
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
3.2.2 Waktu Penelitian
TABEL 3.1
JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan 2016
3.2.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIIIF sebanyak 27 siswa terdiri atas 17 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah variabel bebas ( Independent ) dan Variable terikat ( dependent ).
1) Variabel Bebas
Variabel bebas ( Independent ) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Example
non-Example, adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar-gambar yang ditempel di papan atau di tayangkan di OHP yang berisi materi untuk menjadi bahan diskusi setiap kelompok.
2) Variabel Terikat
Variabel Terikat ( dependent ) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn. Hasil belajar siswa adalah hasil nilai yang dicapai oleh siswa selama kegiatan proses pembelajaran PPKn dengan model pembelajaran Example non-Example.
3.4 Prosedur dan Rancangan Penelitian
Rencana tindakan ini dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus II, dengan tahapan sebagai berikut :
3.4.1 Siklus 1
a. Perencanaan (planning)
1. Menelaah KD dan materi pembelajaran yang telah ditetapkan untuk menyusun RPP PPKn dengan materi Menjelajah Masyarakat Indonesia dengan model pembelajaran Example non-Example. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku paket PPKn
2. Mempersiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis atau lembar kerja siswa (LKS)
3.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Adapun Langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut :
1. Kegiatan Pendahuluan
1. menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran 2. memotivasi siswa
3. memberikan apersepsi
2. Kegiatan Inti
1. Guru mengkondisikan kelas, mengawali pembelajaran dengan salam alalu berdoa, mengabsen siswa dan meminta siswa mempersiapkan buku pelajaran.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
3. Guru menjelaskan langkah-langkah tentang model pembelajaran Example non-Example
4. Guru membentuk kelompok 4-5 orang dan menampilkan gambar-gambar yang di tempel di papan atau ditayangkan oleh OHP sesuai materi.
5. Siswa diskusi dan menganalisis gambar tersebut untuk
6. Guru mengeksplor pengetahuan dengan menanggapi setiap hasil diskusi kelompok dengan mencatat hasil diskusi dari analisis gambar pada kertas.
7. Guru memberikan kesempatan bagi tiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya.
8. Berdasarkan komentar atau hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
9. Melaksanakan tugas dalam kelompok dengan menciptakan situasi keberhasilan dimana keberhasilan kelompoknya
10.Pemberian skor/poin kepada kelompok dan penghargaan kepada kelompok yang bekerja sama dengan baik.
11.Guru membimbing siswa membuat rangkuman atau kesimpulan dari hasil kegiatan kelompok
12.Guru bersama siswa melakukan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
3. Kegiatan Penutup
1. Guru dan siswa merangkum hasil pembahasan 2. Guru bersama siswa melakukan refleksi
3. Guru memberi evaluasi seperti PR atau tugas lain untuk dikerjakan di rumah.
3.4.3 Observasi ( Pengamatan)
Tahap pengamatan berjalan bersama dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat atau obsever, Adapun kegiatan observasi dalam penelitian ini yaitu: 1. Mengamati penerapan RPP yang menerapankan model Example non-Example pada
pembelajaran PKn materi Merajut Masyarakat Indonesia di kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga.
2. Mengamati aktivitas guru selama penerapan model pembelajaran Example non-Example pada pembelajaran PPKn di kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga.
3. Mengamati aktivitas siswa selama penerapan model Example non-Example pada pembelajaran PPKn materi Merajut Masyarakat Indonesia di kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga
3.4.4 Refleksi
1. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I .
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model pembelajaran Example non-Example. Kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok
3. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus I, apakah sudah efektif atau belum.
4. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada pertemuan I 5. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk pertemuan II
3.4.5 Siklus II
Pada siklus II kegiatan dan alur proses pembelajaran sama seperti siklus I, hanya saja waktu pelaksanaan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SMP Negeri 7 Salatiga dengan pokok bahasan yang berbeda. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kekurangan
3.4.5.1 Perencanaan dan rancangan penelitian siklus II
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 akan diatasi dengan melakukan pengembangan pada program tindakan siklus II dengan menyusun RPP PPKn dengan model pembelajaran Example non-Example. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku paket PPKn dan mempersiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis atau lembar kerja siswa (LKS)
3.4.5.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada
siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui
diskusi kelompok 4-5 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas, Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Mulai dari komentar/ hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3.4.6 Observasi (pengamatan)
Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan
3.4.7 Refleksi
1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang berkumpul
2. Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II
3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus III (bila diperlukan)
3.5 Teknik & Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi dan tes.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif ( hasil belajar
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data Lembar hasil pengumpulan data berupa :
a. Aspek observasi aktivitas guru
Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II. Aspek aktivitas guru yang diamati dalam penelitian ini meliput :
1. Persiapan Pembelajaran
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
3. Menyajikan materi pelajaran
4. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar 5. Memberikan evaluasi
6. Memberikan penghargaan 7. Kesimpulan
b. Aspek observasi aktivitas siswa 1. Kesiapan Siswa
2. Perhatian siswa terhadap guru
3. Kemampuan siswa dalam model pembeajaran Example Non-Example 4. Keaktifan dan kerjasama
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek No Item
1. Persiapan Belajar 1,2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa 3,4,5 3. Menyajikan materi pelajaran dengan mengorganisasikan
siswa kedalam kelompok belajar, materi yang akan diajarkan menggunakan model pembelajaran Example non-Example.
6,7,8,9,10,11,12,13,14 15,16,17,18
4. Memberikan evaluasi dan kesimpulan 19,20,21
5. Memberikan penghargaan 22,23
6. Penutup 24,25
Tabel 3.3
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek No Item
1. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran 1,2,3
2. Perhatian siswa kepada guru 4,5,6,7,8,9,10,11,12 3. Mengikuti kegiatan belajar menggunakan model
pembelajaran Example non-example
13,14,15,16,17,
4. Keaktifan dan kerja sama 18,19,20,21,22,23
5. Penghargaan dan penutup 24,25
3.6 Soal Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda yang berjumlah 30 soal dengan materi Merajut Masyarakat Indonesia.
3.7 Uji Instrumen 3.7.1 Uji Validitas
diukur ( Arikunto 2010 : 11 ). Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri ( corrected item to total correlation). Kriteria tingkat validitas menurut Zainal Arifin (2011 : 257) adalah :
Dari 30 soal yang di uji validitas siklus 1 terdapat 25 soal yang valid dan 5 soal yang tidak valid, 5 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 26,27,28,29 dan 30 dan dari 30 soal yang di uji validitas pada siklus 2 terdapat 27 soal yang valid dan 3 soal yang tidak valid yaitu nomor 1,2 dan 30
3.7.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas adalah tingkat atau derajat konsintensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliable jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Karlinger (1986) mengemukakan, “reabilitas dapat diukur dari tiga kriteria, yaitu stability, dependability, dan predictability. Stability menunjukan keajegan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Dependability menunjukan kemantapan suatu tes atau seberapa jauh tes dapat diandalkan. Predictability menunjukan kemampuan kemampuan tes untuk meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya. Untuk meningkatkan reliabilitas suatu tes, antara lain dapat dilakukan dengan memperbanyak butir soal ( Zainal Arifin 2009 : 258 ). Selanjutnya menurut Sutrisno Hadi ( Arikunto, 2010 : 173) reliabilitas menunjukan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten jika dikenakan pada suatu objek. Kriteria untuk menentukan tingkat realibilitas instrument yang digunakan
α ≤ 0,7 : Tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : Dapat Diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : Realibilitas bagus
α ˃ 0,9 : Realibilitas Memuaskan
pada uji validitas siklus satu hasilnya .920 setara dengan Reabilitas bagus sedangkan pada uji validitas siklus 2 hasil reabilitas .974 setara dengan Reabilitas memuaskan.
3.8 Tingkat kesukaran soal
Tingkat kesukaran soal adalah mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat
diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar ( Wayan Nurkancana, 1983 : 134). Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan rumusan sebagai berikut
P =
B = jumlah peserta didik yang menjawab betul, N = jumlah peserta didik
P = jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah keseluruhan peserta
Didik atau
P = Proporsi peserta didik yang menjawab benar
Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal dapat digunakan tabel tingkat kesukaran berikut ini :
Tabel 3.4
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran ( Zainal Arifin 2016 : 230 ) Rentang Nilai Tingkat Kesukaran 0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,80 Sedang
Pada uji validitas siklus 1 rentang nilai soal, seluruh soal masuk dalam kategori 0,26 – 0,80 tingkat kesukaran sedang, pada uji validitas siklus 2 rentang nilai soal, seluruh soal masuk dalam kategori 0,26 – 0,80 tingkat kesukaran sedang.
3.9 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari siklus I dan II dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pemebelajaran dengan model pembelajaran Example non-Example di deskripsikan secara kualitatif.
3.10 Indikator Keberhasilan