Stuktur Organisasi yang Baik dan Efisien Dalam Perusahaan
Muh Bagus dharmawan Taufani
Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung NIM 165211016
Email: gusbataufani@gmail.com
Abstrak
Seperti yang kita ketahui bahwa peran Struktur Organisasi didalam suatu perusahaan sangat vital untuk menunjang kinerja masing-masing lini yang berada didalamnya, sehingga tugas dan fungsi SDM bisa berguna dengan baik untuk mencapai tujuan suatu Perusahaan. Jika suatu Perusahaan ingin berjalan sesuai dengan tujuan awalnya maka perusahaan harus bisa membentuk suatu struktur Organisasi yang dapat mengeksplor kinerja para karyawannya dengan terstruktur. Kata Kunci : Struktur Organisasi yang effisien dan baik, pemanfaatan SDM
Abstrac
As we know that the role of the structure of the organization in an enterprise is very important to support the performance of each of the components that are in it , so that the ta sks and functions of human resources can be useful well to accomplish a purpose an enterprise .If a company wants to go in accordance with the goal at first so the company had to be able to form a the structure organizations can use their employees with structured performance.
2
I. Pendahuluan
Latar Belakang
Organisasi atau Perusahaan yang telah berdidri harus membuat Sturktur Organisasi, agar semua kegiatan didalamnya berjalan sesuai tujuan perusahaan. Sturktur Organisasi sangat penting bagi sebuah Oraganisasi/Perusahaan, yakni untuk menjelaskan tugas atau pekerjaan yang telah dibagi dan dikordinasikan untuk semua anggotanya. Organisasi/Perusahan yang baik adalah Perusahaan yang mempunyai struktur organisasi yang terstruktur dengan baik dan efisien. Dan juga Struktur Organisasi yang tepat bagi suatu Organisasi sangat bergantung pada strategi bisnis yang digunakan.
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana cara membuat struktur Organisasi yang benar dan efisien dalam Perusahaan.
Tujuan –Masalah
1. Mengonsep Struktur Organisasi yang tepat untuk sebuah Perusahaan.
II. Pembahasan
Definisi Struktur Organisasi
Menurut Handoko, 2003:169 Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tangggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam
pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
· Menurut (Hasibuan, 2011:128) Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan dan jenis wewenang penjabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan system pimpinan organisasi.
· Dari dua pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa struktur organisasi adalah penggambaran bagian-bagian, posisi-posisi, tugas serta tanggung jawab dari perorangan dalam suatu organisasi yang berbentuk bagan atau kerangka.
Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :
1. Bentuk Vertikal
Dalam bentuk ini, sistem organisasi pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah digariskan dari atas ke bawah secara vertikal.
2. Bentuk Mendatar / Horizontal
Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun atau digariskan dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
3. Bentuk Lingkaran
Dalam bentuk lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
4. Bentuk Setengah Lingkaran
3
dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah
lingkaran atau sebaliknya. 5. Bentuk Elliptical
Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah digambarkan dengan pusat Elips kearah bidang elips.
6. Bentuk Piramid terbalik
Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan organisasi atau pejabat terendah digambarkan dalam susunan berbentuk pyramid terbalik.
Definisi Struktur Merupakan suastu susuna /tatanan yang membentuk suatu Kelompok didalam Masyarakat dan Sebagai sarana untuk menyalurkan beberapa pekerjaan didalamnya agar lebih terstruktur dan teratur.
Definisi Organisasi merupakan Suatu perkumpulan yang mempunyai hubungan satu sama lain yang dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditepkan didalamnya, dan mempunyai pimpinan untuk mempersatukannya.
Sedangkan definisi Struktur Organisasi merupakan suatu susunan dari macam-macam komponen yang ada dlam sebuah Perusahaan yang mempunyai hubungan antara Anggotanya dan saling ketergantungan. Sehingga jika ada satu komponen yang baik maka akan sangat berpengaruh kepada komponen yang lain dan akan berdampak pada terbentuknya suatu Oragnisasi yang baik dan terstruktur.
Menurut para ahli
1. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007:284).
2. Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah (Handoko, 2003:169). 3. Struktur organisasi adalah pola
formal mengelompokkan orang dan pekerjaan (Gibson dkk, 2002:9).
4. Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan Universitas Sumatera Utara pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan
sistem pimpinan
organisasi (Hasibuan, 2004:128).
Faktor- factor yang mempengaruhi
Struktur Organisasi
Faktor- faktor yang mempengaruhi struktur organisasi
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006),
menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:
o Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.
o Skala Organisasi
4
dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga
jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur
organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
o Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
o Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung
statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
Unsur-unsur Struktur Organisasi
Seperti halnya dalam organ tubuh manusia, dalam struktur organisasi pun terdapat elemen yang perlu dianalisis. Stoner dan Wengkell dalam buku Siswanto (2005:90) mengemukakan adanya empat elemen yang berguna untuk menganalisis struktur
organisasi sebagai berikut :
a. Spesialisasi aktivitas (Specialization of activities) Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi
(pembagian kerja) dan
pengaturanpengaturan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja
(departementasi). Didalam sebuah organisasi pembagian tugas pekerjaan adalah
keharusan mutlak, tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih sangat besar. Pembagian tugas pekerjaan pada akhirnya akan menghasilkan departemendepartemen terkecil dalam organisasi
(departementalisasi) merupakan dasar yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok.
b. Standarisasi aktivitas (Standardization of activities) Standardisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakdugaan (predictability) aktivitasnya. Menstandarisasi berarti
menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat azas. Universitas Sumatera Utara 13
5
pencapaian tujuan organisasi secara efektif
dan efisien.
d. Sentralisasi dan Desentralisasi
pengambilan keputusan (Centralization and Decentralization of decision making) Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi, keputusan diambil pada tingkat tinggi oleh manajer puncak, atau bahkan oleh seorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan keputusan dibagi diantara para bawahan pada hirarki manajemen menengah dan bawah.
Elemen utama Struktur Organisasi
Kompleksitas.
Kompleksitas struktur menggambarkan derajat diferensiasi dalam suatu organisasi, baik diferensiasi horizontal, vertikal, maupun spasial.
1. Diferensiasi Horizontal
Penyebab terjadinya diferensiasi horizontal adalah berkembangnya beragam unit dalam organisasi berdasarkan orientasi pekerjaan, sifat tugas-tugas di dalamnya, serta latar pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Ketika organisasi membutuhkan unit-unit yang beragam untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi, pada saat itu pula terjadi diferensiasi horizontal.
Bentuk spesialisasi ada dua, yaitu spesialisasi fungsional dan spesialisasi sosial. Spesialisasi fungsional dilakukan dengan cara memecah-mecah pekerjaan menjadi tugas-tugas sederhana. Jadi, yang dispesialisasi adalah pekerjaannya.
Contohnya, pekerjaan merakit mobil
dipecah-pecah menjadi rangkaian pekerjaan yang lebih sederhana, dan masing-masing dikerjakan oleh orang yang berbeda.
Sebaliknya, spesialisasi sosial merujuk pada spesialisasi orang. Artinya, organisasi merekrut seseorang yang ahli untuk melakukan jenis-jenis pekerjaan tertentu yang bersifat khusus. Misalnya,
menggunakan analisis pasar untuk mengamati dan membuat prediksi perkembangan pasar.
2. Diferensiasi Vertikal
Diferensiasi horizontal dan vertikal
sebenarnya berhubungan erat. Meningkatnya diferensiasi horizontal biasanya selalu dibarengi dengan kebutuhan untuk mengontrol aktivitas yang kian beragam. Organisasi kemudian menambah lapisan pengawas atau supervisor (untuk mengawasi lapisan pekerja) atau manajer (untuk
mengawasi supervisor atau manajer level bawah). Hal ini dengan sendirinya menambah diferensiasi vertikal. Jadi, diferensiasi vertikal adalah gambaran dari lapisan-lapisan hierarki dalam organisasi.
3. Diferensiasi Spasial
Diferensiasi spasial menggambarkan sejauh mana fasilitas dan personel organisasi tersebut secara geografis. Organisasi yang memiliki sejumlah kantor dan/atau personal yang tersebar dalam rentang geografis yang luas, tentunya akana menghadapi
kompleksitas yang lebih tinggi daripada organisasi yang hanya berpusat pada satu atau beberapa lokasi.
Formalisasi
6
melalui aturan, prosedur, dan sanksi-sanksi
regulatif yang disusun oleh pengelola organisasi, atau melalui rekrutmen terhadap tenaga-tenaga profesional yang telah
terdidik dengan nilai-nilai, norma-norma, dan pola perilaku sesuai profesi mereka.
Sentralisasi
Senralisasi adalah sejauh mana otoritas formal untuk membuat pilihan-pilihan bebas terkonsentrasi ada seseorang, sebuah unit, atau suatu level, sedemikian rupa sehingga para pegawai hanya dimungkinkan
memberikan input seminimal mungkin dalam pekerjaan. Sentralisasi kadang-kadang terkait juga dengan masalah kecenderungan personal. Hal ini terutama pada perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya sendiri. Ketika ukuran organisasi semakin besar dan menuntut pendelegasian keputusan yang lebih banyak, tidak jarang pemilik sekaligus pengelola tersebut merasa enggan.
Bagaimana Proses
Pengorganisasian ?
Langsung saja saya paparkan proses pengorganisasian menurut Ernest Dale dalam Buku Manajemen dari James A.F. Stoner sebagai berikut : 1. Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan, maka kita harus merinci seluruh pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan bisa sesuai dengan apa yang dikerjakan dalam organisasi.
2. Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Biasanya dalam organisasi yang telah merinci pekerjaan apa yang akan dilakukan,
organisasi tersebut akan membagi pekerjaan tersebut ke dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu pekerjaan dikelompokan sesuai kualifikasinya lalu di bagi ke dalam bidang-bidang dalam organisasi. Bidang-bidang itu yang akan mengerjakan tugas tersebut.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien. Setelah dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau divisi-divisi organisasi untuk melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan sesuai bidang organisasi, maka perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi yang akan membutuhkan sumber daya yang sama atau data yang sama, itulah perlunya koordinasi. 5. Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Struktur Organisasi yang Baik dan Efektif
7
dengan baik daln lebih terarah. Secara tidak
langsung juga dengan Struktur Organisasi yang baik akan memicu rasa tanggung jawab pekerja sesuai tingkat kedudukannya pada Perusahaan/Organisasi.
Fungsi Struktur Organisasi yang Baik
Dengan adanya Struktur Organisasi akan membantu suatu perusahaan/Organisasi agar berjalan sesuai tujuan awal.
- Membantu mencapai target perusahaan
Dengan adanya Stuktur Oragnisasi maka akan mempermudah dalam melakukan kegiatan yang menunjang kinerja dari masing-masing anggotanya.
- Menganalisis beban kerja
Dengan mengetahui daftar pekerjaan yang harus dilakukan oleh masing-maing anggotanya maka akan mempermudah untuk menganalisi beban kerja dari setiap anggotanya/karyawan.
- Membanu perencanaan dan alokasi sumber daya perusahaan
Mempermudah dalam hal melakukan kinerja dari masing-masing anggota berkaitan dengan unit pekerjaan yang sedang dievaluasi.
- Memberikan kejelasan pada masing- departemen
Dengan mengetahui kejelasan dari wewnang dan tanggung jawabnya, para anggota akan lebih nyaman dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
- Mengurangi terjadinya konflik internal
Dari permasalahan yang ada dapat dilihat dari fungsi masing-masing komponennya agar bisa dijelaskan lebih jelas lagi.
Struktur Organisasi Perusahaan
Adalah sebuah garis bertingkat yang menjelaskan masing-masing komponen dalam sebuah Perusahaan yang setiap individu berada dalam satu lingkup perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsi masing-masing.
Ada lima Bentuk Struktur Organisasi dalam perusahaan :
1. Struktur Oragnisasi Fungsional,
8
Gambar 1.1
2. Struktur Organisasi usaha
Adalah susuna Organisasi yang terdapat pada perusahaan yang besar yang didasari oleh adanya pengembangan suatu produk sehingga komponen usaha tersebut menjadi lebih luas.
Gambar 1.2
3. Struktur Organisasi Proyek
Adalah sebuah susunan Organisasi yang terbentuk untuk mengerjakan suatu proyek kerja pada perusahaan.
Gambar 1.3
4. Struktur Organisasi Matriks
Adalah susunan Organisasi yang dibentuk untuk mengerjakan bergam projek sehingga masing-masing anggotanya mempunyai tanggung jawab yang lebih.
Gambar 1.4
5. Struktur Organisasi tim kerja
9
Gambar 1.5
Masalah yang sering muncul dalam
menyusun Struktur Oragnisasi
dalam perusahaan
Banyak perusahaan mengalami kesulitan dalam menentukan suatu Struktur Oragnisasi yang tepat dalam perusahaanya.
Permasalahan pertama adalah pertumbuhan Organisasi yang tidak direncanakan
sebelumnya. Dimana kebanyakannya banyak karyawan yang dipaksa untuk melakukan banyak fungsi didalamnya. Dan akibatnya Organisasi gagal untuk
mengembangkan fungsi tanggung jawab pada masing-masing karyawannya.
Permasalahan kedua adalah kelalaian dalam dalam melakukan pengembangan sumber daya manusi. Dimana perusahaan merikan toleransi yang terlalu tinggi pada masing-masing karyawannya yang mengakibatkan fungsi serta alur struktur organisasi tidak berguna dan hanyalah formalitas diatas kertas saja.
Permasalahan ketiga adalah suatu koinsep manajemen yang dibuat tanpa sistem yang kuat dan konsisten sehingga berdampak proses lebih banyak dalam mekanismenya.
Tips efektif menyusu Struktur
Organisasi
Tips Pertama : Identifikasi Business Process Identifikasi Bisnis operasional disini sangat penting untuk menetapkan suatu Stuktur Organisasi. Dengan mengetahui prosesnya dengan tepat akan berguna untuk
memastikan bahwa penetapan tersebut dikelompokan kedalam satu fungsi yang tepat. Dari hasil pengelompokan tadi akan dibagi menjadi beberapa level/tingkatan dalam organisasi yang kemudian disebut sebagai Struktur Organisasi.
Tips kedua : Lakukan Penetapan Struktur Organisasi sesuai dengan Strategi
Perusahaan.
Tetapkan Strategi yang kuat terkait dengan proses perkembangan dari strategi
Perusahaan tersebut. Misalnya, perusahaan dengan karakteristik company of sales tentunya adalah perusahaan yang
menetapkan alokasi jumlah sumber daya manusia terbesar di unit kerja sales dibandingkan dengan type perusahaan company of manufacturing. Jangan membuat konsep sebaliknya, dimana
struktur organisasi justru dibuat di awal baru kemudian dikembangkan strategi
perusahaan.
Tips ketiga : jangan mempertimbangkan kondisi perusahaan Anda saat ini.
10
Tips keempat : Tetapkan fungsi perencanaan
dan fungsi eksekutor
Struktur Organisasi yang tepat dapat memisahkan posisi dengan fungsi
perencanaan dan fungsi eksekuto, sehingga fungsi ini secara otomatis dapat berperan secara maksimal dalam mengoptimalkan kinerja perusahaan yang tepat.
Penerapan sistem struktur
Organisasi
Masing-masing divisi manajemen memiliki tugas dan fungsi sendiri. Untuk menunjang tugas dan fungsinya maka pada masing-masing divisi tersebut berkembang lagi beberapa departemen tertentu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Konsultan perencana di bawah pengawasan dan Production
Management, sedangkan kontraktor-kontraktor di bawah pengawasan dari Construction Management.
1. Board of Director
Board of Director merupakan jajaran direksi yang berada di kantor pusat (head office). Jajaran direksi adalah orang-orang yang memegang saham pada perusahaan PT. Graha Buana Cikarang dan mereka juga memegang kekuasaaan penuh terhadap arah kebijakan yang diambil. Salah satu arah kebijakan dari jajaran direksi adalah membuat planning bersama Direktur Eksekutif mengenai ruang lingkup master project (proyek induk) yang akan
dilaksanakan. Pada operasionalnya jajaran direksi mengangkat seorang Direktur Eksekutif untuk memimpin perusahaan. 2. Direktur Eksekutif
Direktur Eksekutif merupakan pimpinan tertinggi dalam menjalankan perusahaan dan Direktur Eksekutif bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan-kegiatan perusahaan. Salah satu tugasnya yaitu mengontrol pelaksanaan master project
(proyek induk). Direktur Eksekutif juga berada di kantor pusat dan setiap dua minggu sekali meninjau ke site office untuk memeriksa kemajuan progress proyek induk. 3. General Manager
General Manager diangkat oleh Direktur Eksekutif untuk memimpin langsung proyek induk dan tetap stand by di site office. General Manager juga berfungsi sebagai wakil dari pihak pemilik untuk memimpin dan mengawasi pelaksanaan proyek induk. Dalam menjalankan tugas-tugasnya General Manager membentuk beberapa divisi
manajemen yaitu Human Resources Department, Marketing Management, Management Information System,
Production Management, dan Construction Management. Masing-masing divisi
manajemen dikepalai oleh seorang manager. 4. Human Resources Department
Divisi ini mengatur seluruh urusan
administrasi dan kepegawaian, antara lain: surat menyurat ke instansi perusahaan lain, transfer gaji karyawan, urusan surat
perjanjian kerja, penyediaan peralatan kantor dan sebagainya.
5. Management Information System Divisi ini berfungsi mencari dan mengumpulkan segala informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, baik sebagai bahan penelitian maupun sebagai
pengembangan bisnis perusahaan di masa yang akan datang. Informasi-informasi yang terdapat pada divisi Management
Infonnation System ini terdistribusi atas informasi yang dibutuhkan oleh divisi-divisi lain yaitu Human Resources Department, Marketing Management, Production Management, dan Construction
11
General Manager akan mengontrol
perkembangannya pada divisi-divisi manajemen yang terkait.
6. Marketing Management
Dalam konsep usaha atau berbisnis, Uang yang dipinjam dari bank harus secepatnya dipolar kembali dengan tujuan perluasan usaha lahan bisnis. Pada perusahaan PT Graha Buana Cikarang ini, divisi Marketing Management menerapkan sistem bahwa pada saat kegiatan pelaksanaan konstruksi sudah mencapai lima puluh persen dari tahap penyeiesaian maka produk-produk harus sudah mulai ditawarkan kepada para konsumen. Promosi biasanya dilakukan melalui spanduk, leaflet, pamflet, pameran, iklan-iklan pada televisi, surat kabar, majalah, dan sebagainya.
Divisi Marketing Management dibagi atas tiga departemen yaitu departemen promosi, penjualan dan management property. Departemen Management Property kerja pemilik (General Manager) dalam menjalankan tugas-tugas dan fungsi-fungsinya.
Masing-masing divisi manajemen memiliki tugas dan fungsi sendiri. Untuk menunjang tugas dan fungsinya maka pada masing-masing divisi tersebut berkembang lagi beberapa departemen tertentu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Konsultan perencana di bawah pengawasan dan Production
Management, sedangkan kontraktor-kontraktor di bawah pengawasan dari Construction Management. mengurus masalah penyewaan gedung, fasilitas dan utilitas gedung yang disewa, serta masalah maintenance (perawatannya).
7. Production Management
Sebelum tahap pelaksanaan konstruksi berjalan, segala sesuatunya diolah di bagian ini dahulu. Konsultan perencana
berhubungan langsung dengan divisi
manajemen produksi. Pada tahap awal konsultan perencana bersama departemen planning and scheduling membuat suatu perencanaan lengkap master plan dari kola satelit seperti perencanaan jalan-jalan kota, saluran air bersih dan air kotor, fasilitas umum dan sosial, gedung sekolah, gedung kantor, apartemen, hotel, plaza,
supermarket, ruko, rukan, bangunan utilitas, pengolahan air kotor dan air bersih, dan sebagainya.
Master plan yang ada kemudian dipecah-pecah menjadi key plan, yang selanjutnya key plan tersebut harus diasistensikan oleh konsultan perencana kepada departemen design and engineering. Hal-hal yang dibicarakan di sini adalah layout prasarana dan sarana kota satelit terhadap pemukiman penduduk sekitar, kontur dan ketinggian tanah dasar kota satelit (grading plan), saluran air kotor dan air bersih, masalah hitungan kekuatan struktur bangunan, gambar-gambar struktur dan arsitektur bangunan, standard detail, serta gambar-gambar perubahan. Sejalan dengan itu, utilitas, lansekap dan fasilitas pendukung lainnya dipadukan dan diselaraskan juga dalam key plan tersebut.
Sebagai tahap akhir, antara departemen planning and scheduling, design and engineering, cost control, utility and landscape, dan konsultan perencana secara bersama-sama menyusun spesifikasi, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) serta harga-harga bangunan untuk keperluan
tender. Hasil yang diperoleh merupakan ‘top secret’ yang harus dilaporkan kepada
Manajer Produksi dan selanjutnya Manajer Produksi melaporkan hasil tersebut kepada General Manager untuk dievaluasi. Pada saat melakukan tender General Manager dibantu oleh divisi Production Management dan Constmction Management.
12
Divisi ini memiliki tanggung jawab penuh
terhadap segala pekerjaan konstruksi dan pascakonstruksi. Pada masa prakonstruksi divisi Construction Management bersama Production Management melakukan pelelangan yang dipantau oleh General Manager. Para pemenang lelang akan ditentukan pada rapat bersama antara Direktur Eksekutif, General Manager, Manajer Konstruksi dan Manager Produksi. Jika sebelum diadakan pengumuman lelang, terdapat peserta lelang yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut, maka Divisi Construction Management, Production Management dan General Manager
melakukan aanwijzing bersama-sama para peserta lelang.
13
Daftar Pustaka
T. Hani Handoko, “Manajemen”, BPFE,
Yogyakarta, 2003.
Gibson, J. L. et al.
(2010). Organizations, New York: McGraw-Hill/Irwin
Kreitner, R and Kinicki,
A. (2010). Organizational Behavior: Key Concepts, Skill and Best Practices. Ninth Edition. New York:McGraw–Hill/Irwin
Gibson, Ivancevich, Donnely. 1996.
Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta. Erlangga
Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan
Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika
Siagian, Sondang P. 1998. Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara
Sukoco, Badri Munir. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran. Jakarta: Erlangga
Sutarto. 1978. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Angus, RB [et.al] 1997, Planning-performing and controlling projects, 2nd edition, Prentice Hall Inc., New Jersey.
Barrie, D.S.[and] Paul son, RC. 1984. Professional Construction Management, 2nd edition, McGraw Hill Inc. New York.
Degoff, RA [dan] Friedman, H.A. 1985, Comstruction Management, John Wiley & Sons, New York.
Ivancevich, J.M., Matteson, M.T., 1987, Organizational Rehavior and Management, Business Publications Inc., Texas
Thomson, CB., 1981. Developing-Marketing and Delivering Construction Management Services, McGraw Hill Inc. New York
14
Telah diperiksa dan dicek keaslian dokumen oleh Software
”Plagiarism Checker X”
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 7%Date: Saturday, January 3, 2018
Statistics: 107 words Plagiarized / 3695 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement. ---
93% 7%