MUKADIMAH
DenganNamaAllahYangMahaPengasihMahaPenyayang.
Bahwa keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subahanahu wa ta’ala
disertai dengan karsa yang kuat, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, merupakan unsur pokok yang akan menentukan bagi perkembangan dan
kemajuansuatubangsa.
Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta pusat kebudayaan dan kecendikiawanan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) berkewajiban untuk mencerdaskan bangsa, menjunjung tinggi harkat dan martabat masyarakat Sukabumi, masyarakat Jawa Barat, bangsa
Indonesiadanumatmanusia.
Universitas Muhammadiyah Sukabumi senantiasa bertekad untuk
memelihara dan meningkatkan kemampuannya dalam menggali,
mengembangkan, dan mengamalkan Islam dan Kemuhammadiyahan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni menuju universitas terkemuka melalui catur dharma perguruan tinggi demi terwujudnya masyarakat utama yang adil dan
makmuryangdiridhaiAllah Subhanahuwata’ala.
Oleh karena itu dengan bertawakal kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
dan disertai dengan cita-cita luhur dan usaha yang sungguh-sungguh Insya Allah akan terwujud Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang maju dan berkembang serta menjadi Pusat Islam dan Kemuhammadiyahan, unggul Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, memegang teguh dasar negara Pancasila yang menjadi landasan idiil dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan
konstitusional. Untuk melaksanakan tekad tersebut di atas, maka disusunlah
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalamstatutainiyang dimaksuddengan:
(1) Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar maruf nahi mungkar
dan tajdid, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
MuhammadiyahPersyarikatanberbadanHukum berdasarkanpada:
a. Besluit Pemerintah Hindia Belanda No. 81 tahun 1914, No. 40 tahun 1920
danNo.36tahun1921;
b. Surat Dirjen Pembinaan Hukum Departemen Kehakiman RI No.
J.A.5/160/4tanggal8September1971;
c. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tanggal 24 Juli 1974
Nomor 23628/MPK/74 bahwa Muhammadiyah sebagai badan hukum yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pengajaran;
d. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor AHU-88AH-01.07 tahun 2010 tanggal 23 Juni 2010 bahwa Muhammadiyah sebagai badan hukum yang bergerak dalam bidang dakwah dan sosial kemasyarakatan, pendidikan, dan kesehatan.
(2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah Pimpinan Persyarikatan
Muhammadiyahtingkatpusatyang berkedudukandiYogyakarta.
(3) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) adalah Pimpinan Muhammadiyah
tingkatprovinsi.
(4) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) adalah Pimpinan Muhammadiyah
tingkatkota/kabupaten,yangmembawahi cabangdanranting.
(5) Majelis Pendidikan Tinggi (Majelis Dikti) adalah badan wakil Pimpinan Pusat yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk membina dan
mengkoordinasikan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah di bidang
pendidikan tinggi, serta memberi bahan pertimbangan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah guna menentukan garis kebijakan.
(6) Badan Pembina Harian UMMI (BPH UMMI) adalah badan yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk melaksanakan secara langsung
pembinaanpenyelenggaraanUMMI.
(7) Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang selanjutnya disebut PTM adalah
amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan tinggi yang dijiwai dan
dilandasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada tataran ideologi-filosofis maupun praktis-aplikatif serta menjadi salah satu kekuatan untuk kelangsungan dan kesinambungan Muhammadiyah dalam mencapai
tujuannyasebagaigerakandakwahdan tajdidyangmelintasizaman.
(8) Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.
(9) Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang selanjutnya disebut UMMI,
adalahPTMyangdidirikanpada tanggal13Juni2003.
(10)Statuta adalah anggaran dasar bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan catur dharma perguruan tinggi yang dipakai sebagai acuan untuk merencanakan,mengembangkan program,dan menyelenggarkan kegiatan
(11)Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister,
programdoktordanprogramprofesisertaprogramspesialis.
(12)Pendidikan profesi adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana, yang diarahkan terutama pada kesiapan menerapkan
keahliantertentu.
(13)Pendidikan vokasi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untukmemilikipekerjaandengan keahlianterapantertentu.
(14)Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan kajian, pelajaran, dan cara-penyampaian serta
penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan proses
pembelajarandiUniversitasMuhammadiyahSukabumi.
(15)Catur dharma UMMI adalah nilai dan kegiatan utama yang diemban oleh perguruan tinggi yang meliputi bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta Al Islam dan Kemuhammadiyahan. (16)Pimpinan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) adalah Rektor yang
berwenang dan bertanggungjawab utama sebagai perangkat pengambil
keputusantertinggi.
(17)Senat Akademik adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi tingkat universitas.
(18)Sivitas akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.
(19)Dosen adalah individu yang diangkat dengan tugas utama merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat.
(20)Tenaga penunjang akademik adalah tenaga profesiaonal penting dalam
memperlancarpelaksanaancaturdharmaperguruantinggi
(21)Tenaga administratif adalah pegawai yang diangkat dengan tugas utama pelayanan di bidang administrasi akademik, umum, dan keuangan.
(22)Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang perguruan tinggi yang terdaftar
danmenempuhpendidikandiUMMI.
(23)Alumni adalah adalah mahasiswa yang telah dinyatakan lulus di Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.
BAB II VISI, MISI, TUJUAN
Pasal 2 Visi
Terwujudnya Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang unggul dalam keilmuan
dankeislamanpadatahun2022.
Pasal 3 Misi
(1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas serta melakukan kegiatan pembelajaran yang didasari hasil-hasil penelitian ilmiah yang akurat
danmutakhir.
(2) Menyelenggarakan dan mengembangkan IPTEKS melalui penelitian yang
berkualitassertamempunyainilaimaslahatbagiumatmanusia.
(3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui pengembangan dan penyebaran IPTEKS dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dankemajuanpersyarikatanMuhammadiyah.
(4) Mengembangkan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan berdasarkan Qur'an
danSunnah.
(5) Meningkatkan kualitas UMMI dalam SDM, sarana dan prasarana serta kerjasama
Pasal 4 Tujuan Tujuan UMMI adalah sebagai berikut :
(1) Terselenggaranya layanan akademik yang berkualitas serta proses pembelajaran yang bermutu berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang
akuratdanmutakhir.
(2) Berkembangkannya IPTEKS yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah serta meningkatnya kompetensi akademik dan profesionalisme SDM melalui
kegiatanpenelitianyangunggul.
(3) Tersebarluasnya dan terimplementasikannya hasil-hasil penelitian untuk pengembangan dan pemberdayaan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
(4) Siapnya UMMI menjadi pusat kajian dan pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan secara bertahap dan sistematik.
(5) Meningkatnya kualitas SDM (Dosen dan tenaga Kependidikan), sarana dan
prasaranadankerjasama
BAB III IDENTITAS
Pasal 5
Nama dan Tempat Kedudukan
(1) Nama lembaga pendidikan tinggi ini adalah Universitas Muhammadiyah
SukabumidisingkatUMMI.
(2) Kedudukan UMMI di jalan R. Syamsudin, SH No 50 Sukabumi Provinsi Jawa
Barat.
Pasal 6
Tanggal, Bulan dan Tahun Didirikan
UMMI berdiri berdasarkan Surat keputusan Mendikbud RI Nomor 081/D/O/2003
tanggal13Juni2003.
Pasal 7 Lambang
(1) Lambang UMMI terdiri dari perisai bersudut lima, dengan bingkai warna
Sukabumi dengan warna putih, melingkari lambang Muhammadiyah, daun
tehberwarnahijaudan bungaberwarnaputih.
(2) Lambang UMMI simbol pencerahan sebuah citra dan spirit yang tumbuh dari cipta, cita, rasa, karsa dan karya segenap sivitas akademika UMMI dalam
menghadapitantanganzaman.
(3) Matahari kuning Muhammadiyah merupakan simbol bahwa UMMI membawa pencerahan baru menuju masa depan pendidikan tinggi Indonesia yang lebih baik dan menggambarkan daya hidup, vitalitas serta dinamika yang
memancardaridalamdiriuntukmemberikansumberkehidupan.
(4) Jumlahcahayaduabelasrumpuncahaya.
(5) Jumlah daun teh empat lembar, terletak seimbang kiri kanan masing-masing
dua lembar bersusun ke arah bawah, dengan besaran atas dan bawah, satu
berbandingdua.
(6) Jumlah bunga melati satu buah berwarna putih sebagai lambang kesucian dan kewangian UMMI.
(7) Gambarlambangadalahsebagaiberikut:
(8) MotoUMMI:Ungguldalamkeilmuandankeislaman
Pasal 8 Bendera
(1) Bendera UMMI berbentuk segi empat dengan dasar warna putih yang
ditengahnyaterdapatlambanguniversitas.
(2) Ukuranlebardanpanjangbendera universitas,duaberbandingtiga;
(3) Setiap fakultas memiliki bendera dengan warna dan arti tersendiri, yang
dibedakanolehwarnadasar sebagaiberikut;
a. fakultassainsdanteknologi:warnamerahmaroon;
b. fakultaspertanian:warnahijautua;
c. fakultasekonomi:warnakuning;
d. fakultasilmuadministrasidanhumaniora :warnabirutua;
e. fakultaskeguruandanilmupendidikan:warnaungu;
f. fakultas kesehatan : warna hijau muda;
g. fakultashukum:warnamerah
(4) Ukuranlebardanpanjangbendera fakultas,duaberbandingtiga;
(5) Lambang yang terdapat di tengah bendera fakultas, sama dengan lambang
universitas. Nama fakultas ditulis di bawah lambang.
(6) Maknawarnabenderauniversitasmelambangkankesucian
(7) Maknawarnabenderafakultas:
a. fakultassainsdanteknologi:kekuatan;
c. fakultasekonomi:kesejahteraan;
d. fakultasilmuadministrasidan humaniora:kreativitas;
e. fakultaskeguruandanilmu pendidikan:pengetahuan;
f. fakultas kesehatan : kepedulian;
g. fakultashukum:keberanian
Pasal 9 Hymne dan Mars
(1) UMMI memiliki hymne yang berjudul Hymne UMMI, diciptakan oleh Eka
JanwarMuharam,SE.
(2) UMMI memiliki mars yang berjudul Mars UMMI, diciptakan oleh Eka Janwar
Muharam,SE.
(3) TeksHymnedanMarsdilampirkan.
Pasal 10 Busana Akademik
(1) Busana akademik merupakan atribut yang mencirikan identitas dan seragam
almamaterbagipimpinan,guru besardanwisudawan
Pasal 11 Pola Ilmiah Pokok
(1) Al-Islam dan kemuhammadiyahan menjadi dasar karakter dalam
penyelenggaran operasional pola ilmiah pokok di Universitas
MuhammadiyahSukabumi.
(2) Penjabaran secara operasional dilaksanakan oleh unsur-unsur pelaksana akademik.
Pasal 12 Bahasa Pengantar
(1) Bahasa pengantar yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan
adalahBahasaIndonesia.
(2) Bahasa asing dapat digunakan sejauh yang diperlukan sebagai bahasa
pengantardalampenyampaianpengetahuan.
(3) Bahasa daerah, digunakan di Program Studi Bahasa Daerah.
BAB IV
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI
Pasal 13 Kalender Akademik
(1) Kalender akademik disusun dengan mengakomodir seluruh kegiatan yang
berkaitandenganpenyelenggaraanakademikdalamsatutahunakademik.
(2) Kalender akademik memuat kegiatan pokok akedemik yaitu penerimaan mahasiwa baru, masa perkuliahan, semester pendek, wisuda.
(3) Satu tahun akademik terdiri atas dua semester, dimulai bulan September
dandiakhiribulanAgustus.
(4) Penetapankalenderakademikdisahkandalamrapatsenatakademik
Pasal 14 Kurikulum
(1) Kurikulum UMMI disusun berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
(2) Kurikulum KKNI sebagaimana dimaksud didasarkan pada paradigma
berbasis capaian pembelajaran (learning outcome) yang mengacu 4 (empat)
unsur,yakni;
a. Sikapdantatanilai;
b. Kemampuankerja;
c. Penguasaanpengetahuan;
d. Kewenangan dan tanggung jawab;
(3) Kurikulum mata kuliah dasar umum yang berlaku di UMMI ditetapkan oleh
senatakademik.Kurikulumprogramstudi ditetapkanolehsenatfakultas.
(4) Kelompok mata kuliah dasar umum (Pancasila, Kewarganegaraan, Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan/AIK, English for Special Purpose/ESP,
Kewirausahaan) yang berlaku di UMMI dikoordinasikan oleh bagian
akademikuniversitas.
Pasal 15
Tatacara Penyelenggaraan Perkuliahan
(1) Penyelenggaraan perkuliahan melalui proses pembelajaran yang
mengembangkan kemampuan belajar mandiri.
(2) Proses pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Al-Islam
danKemuhammadiyahandengankeilmuanlainnya.
(3) Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk kuliah tatap muka, tutorial, praktik laboratorium, praktek lapangan,
seminar,simposium,diskusi,lokakarya,dankegiatanilmiahlainnya.
(4) Untuk meningkatkan kualitas pengajaran diperlukan perbandingan yang
proporsional antara kegiatan perkuliahan di kelas dengan perkuliahan di luar
kelas.
Pasal 16
Penilaian Hasil Belajar
(1) Evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dilakukan melalui penilaian secara berkala dalam bentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan atau pengamatan dosen.
(2) Evaluasi dapat diselenggarakan melalui kuis (pre test/post test), ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian akhir program studi, ujian kompetensi,
ujianskripsi,tesis,dandisertasi.
(3) Bentuk ujian untuk program vokasional berupa ujian komprehensif atau ujian
praktekkerja.
(4) Bentuk ujian untuk program profesi ditentukan atas dasar kesepakatan
denganorganisasiprofesiterkait,yang dituangkandalambentukMoU.
(5) Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf masing-masing A, B, C, D
danE,masing-masingbernilai4,3,2,1,dan0.
(6) Penilaian hasil belajar dilakukan dengan menekankan prinsip-prinsip kejujuran, keterbukaan, dan obyektifitas mengacu pada standar penilaian berdasarkan standar nasional/internasional.
(7) Predikat kelulusan dinyatakan dengan: memuaskan, sangat memuaskan,
dan lulus dengan pujian (cumlaude) yang dinyatakan dalam transkrip
akademik.
(8) Predikat kelulusan sebagaimana ayat (7) dituangkan dalam Buku Pedoman
Akademik.
Pasal 17
Administrasi Akademik
(1) Administrasi akademik yang dimaksud adalah semua bentuk administrasi yang terkait dengan efektifitas dan efisiensi layanan terhadap sivitas akademika.
(2) Bentuk layanan administrasi akademik yang dimaksud adalah ; registrasi
akademik, proses mutasi mahasiswa, perizinan cuti kuliah, layanan surat
keterangan,yudisium,wisuda.
Pasal 18 Program Pendidikan
(2) UMMI menyelenggarakan program pendidikan akademik berupa pendidikan
diploma,sarjana,magister,dandoktor.
(3) Bebanstudimasing-masingjenjang studiadalah:
a. Jenjang diploma tiga minimal 110 SKS, diselesaikan dalam waktu 6–10 semester.
b. Jenjang strata satu minimal 146 SKS, diselesaikan dalam waktu 8–14 semester.
c. Jenjang strata dua minimal 36 SKS setelah sarjana, diselesaikan dalam
waktu4–10semester.
d. Jenjang strata tiga minimal 54 SKS setelah magister, diselesaikan dalam
waktu 5–13 semester.
Pasal 19
Penyelenggaraan Penelitian
(1) Penelitian merupakan kegiatan pencarian (inquiry) kebenaran fakta empirik
dengan menggunakan metode ilmiah untuk menguji dan mengembangkan
teori, mengaplikasikan teori, atau mengevaluasi kegiatan, bagi
pengembanganilmupengetahuan,teknologi,danseni.
(2) Penelitian dilakukan dalam satu rangkaian kegiatan mulai dari pengajuan
proposal,pelaksanaan,pelaporandan publikasihasilkegiatan/deseminasi
(3) Kegiatan penelitian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan pendidikan dan pengajaran, dan pengabdian kepada
masyarakat,sesuaidenganvisi,misidantujuanUMMI.
Pasal 20
Penyelenggaraan Pengabdian kepada Masyarakat
(1) Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan pengamalan keahlian
ilmupengetahuan,teknologi,danseni.
(2) Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam satu rangkaian kegiatan mulai dari pengajuan proposal, pelaksanaan, pelaporan dan publikasi hasil kegiatan/deseminasi
(3) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan pendidikan dan pengajaran dan penelitian, sesuai dengan visi, misi, dan tujuan UMMI.
Pasal 21
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
(1) Al Islam dan Kemuhammadiyahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian
kepadamasyarakat.
(2) Implementasi AIK harus didukung oleh komitmen dan pemahaman sivitas akademika tentang AIK, peningkatan kapasitas SDM, pengembangan
BAB V
KEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN
Pasal 22 Kebebasan Akademik
(1) Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki anggota sivitas
akademika UMMI untuk secara bertanggungjawab dan mandiri
melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
(2) Pimpinan universitas mengupayakan dan menjamin agar setiap sivitas akademika dapat melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi
pribadiyangdilandasiolehnormadankaidahkeilmuandankeislaman.
Pasal 23
Pelaksanaan Kebebasan Akademik
(1) Pelaksanaan kebebasan akademik diarahkan untuk terwujudnya
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara
berkualitasdanbertanggungjawab.
(2) Dalam melaksanakan kegiatan kebebasan akademik, sivitas akademika
tidakmerugikanpelaksanaankegiatanakademik.
(3) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, setiap sivitas akademika bertanggungjawab secara pribadi sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan serta keislaman.
Pasal 24
Kebebasan Mimbar Akademik
(1) Kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan setiap anggota sivitas akademika dalam menyebarluaskan hasil penelitian dan menyampaikan pandangan akademik melalui kegiatan perkuliahan, ujian, sidang, seminar, diskusi, simposium, ceramah, publikasi ilmiah, dan pertemuan ilmiah lain yang sesuai dengan kaidah keilmuan.
(2) Pimpinan universitas dapat mengijinkan penggunaan sumberdaya universitas dalam rangka pelaksanaan kegiatan kebebasan mimbar akademik, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,dandilandasietika dannorma/kaidahkeilmuan.
(3) Pelaksanaankebebasanmimbarakademiksebagaiberikut,
a. Merupakan tanggungjawab setiap anggota sivitas akademika yang terlibat;
b. Menjadi tanggungjawab UMMI, atau unit organisasi di dalam UMMI,
apabila UMMI atau unit organisasi tersebut secara resmi terlibat dalam pelaksanaannya;
Pasal 25 Otonomi Keilmuan
kebenaran suatu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan atau olahraga menurut kaidah keilmuanmya untuk menjamin keberlanjutan perkembangan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga yang melekat pada kekhasan/keunikan yang bersangkutan, atas dasar
normadankaidahkeilmuandankeislaman.
(2) UMMI maupun sivitas akademikanya secara mandiri tidak dibatasi untuk menetapkan arah dan sasaran pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sepanjang tidak bertentangan dengan norma dan kaidah keilmuan,
sertakepentingandankesejahteraanumum.
Pasal 26 Etika Akademik
(1) Etika merupakan ‘tata nilai’ yang berhubungan dengan baik-buruk atau benar salah dalam kaitannya dengan peran, fungsi, dan tugas, serta hak dan kewajiban sivitas akademika.
(2) Etikaakademikdituangkandalamkodeetik dosendankodeetikmahasiswa.
(3) Sivitas akademika wajib menjunjung tinggi etika akademik serta menjaga
nama baik dan kehormatan universitas baik di lingkungan maupun di luar
kampus.
(4) Sivitas akademika dalam melakukan tugas dan kewajibannya selalu memelihara dan mengembangkan cipta, karsa, dan karya dengan semangat kekeluargaan dan kesetiakawan sosial berdasarkan prinsip silih asah, silih
asih,dansilihasuh.
(5) Etika akademik dikontrol oleh salah satu komisi Senat Akademik yang diberi
tugasuntukitu.
BAB VI
GELAR DAN PENGHARGAAN
Pasal 27
Gelar Dan Sebutan Profesional
(1) Lulusan pendidikan akademik berhak menggunakan gelar akademik, dan lulusan pendidikan vokasi dan profesi berhak menggunakan sebutan profesional.
(2) Gelarpendidikanakademikadalahsarjana,magister,dandoktor.
(3) Gelar pendidikan vokasi: diploma tiga dengan sebutan Ahli Madya (A.Md),
ditulisdibelakangnamayangberhak
(4) Gelar sarjana ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan
huruf S dan magister ditulis di belakang nama yang berhak dengan huruf M
sesuai ketentuan yang berlaku dan gelar doktor ditulis di depan nama yang
berhakdenganmencantumkanDR.
(5) Gelar untuk pendidikan profesi diatur bersama antara organisasi profesi dan
universitas,danditulisdibelakangnamayangberhak.
(6) Gelar Doktor Kehormatan (DR.HC) diberikan kepada sarjana yang telah berjasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan,
(7) Pemberian gelar Doktor Kehormatan diusulkan oleh rektor/dekan dengan persetujuan Senat Akademik/Senat Fakultas dan dikukuhkan oleh Senat Akademik.
(8) Prosedur pengusulan, pemberian, dan penggunaan doktor kehormatan
diatursesuaiketentuanperaturan perundanganyangberlaku.
(9) Pengukuhan gelar doktor kehormatan sebagaimana tercantum dalam ayat 8
dilaksanakan sesuai dengan tatacara yang diatur melalui peraturan Senat Akademik.
(10)Rektor berhak mencabut gelar akademik, sebutan profesi, sebutan vokasi yang dicapai secara tidak sah, serta gelar kehormatan jika dipandang perlu setelah melalui pertimbangan Senat Akademik dan atau senat fakultas.
Pasal 28 Penghargaan
(1) UMMI dapat memberikan penghargaan tanda jasa kepada perseorangan, atau lembaga yang dipandang berjasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, kemasyarakatan atau kemanusiaan dan berjasa
terhadappengembanganuniversitas.
(2) Tanda jasa yang dimaksud dalam ayat (1) dianugerahkan oleh rektor
berdasarkanpersetujuanSenatAkademik.
(3) Batasan, bentuk dan jenis penghargaan, serta tata upacara pemberian
penghargaantandajasadiaturberdasarkanSuratKeputusanRektor.
(4) Pemberian penghargaan tanda jasa dilakukan pada saat peringatan hari jadi UMMI.
(1) Perangkat penyelenggara :Badan Pembina Harian (BPH);
(2) DewanPenyantun;
(3) SenatAkademik;
(4) PimpinanUniversitas:rektor danwakilrektor;
(5) Unsurakademik:fakultas,programstudi,lembaga;pascasarjana
(6) Unsuradministrasi:biroadministrasi;
(7) Unsur penunjang akademik : laboratorium, perpustakaan, studio, bengkel
workshop, penerbitan, dan unsur penunjang lainnya sesuai dengan
pengembanganUMMI;
(8) Unsur monitoring dan evaluasi : Lembaga Penjaminan Mutu (LPM); Satuan
PengawasInternal(SPI)
(9) Unsur usaha bisnis dan pelayanan : Unit Pelaksana Teknis (UPT);
Pasal 30
(1) Badan Pembina Harian (BPH) UMMI adalah badan yang dibentuk oleh dan
bertanggungjawabkepadaPimpinanPusatMuhammadiyah.
(2) BPHberfungsimewakiliPimpinanPusatMuhammadiyahdalamhal:
a. Memberi arah dan pertimbangan kepada pimpinan UMMI dalam hal
memimpin,menyelenggarakan,danmengembangkanUMMI;
b. BersamaPimpinanUMMImenyusunRAPBtahunan;
c. Bersama Pimpinan UMMI dan Senat Akademik menyusun statuta dan RIP;
d. MembuatlaporankepadaPimpinanPusatMuhammadiyah;
(3) BPHberwenang:
a. Mengangkat dan memberhentikan dosen dan tenaga kependidikan tetap persyarikatan atas usul Pimpinan UMMI berdasarkan aturan dan prosedur
yangberlaku;
b.Melaksanakanpembinaandan pengawasanpenyelenggaraanUMMI;
c. Melakukan pembinaan dan pengembangan Al Islam dan
KemuhammadiyahandiUMMI;
Pasal 31 Dewan Penyantun
(1) Dewan penyantun adalah forum yang berasal dari golongan masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian kepada penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan di lingkungan UMMI dan merupakan jembatan
antaraUMMIdanmasyarakat.
(2) Dewan penyantun berasal dari kalangan tokoh yang berjasa baik langsung
maupuntidaklangsungkepadaUMMI.
(3) Tugas dan fungsi dewan penyantun adalah sebagai berikut,
a. Membantu pimpinan UMMI dalam menciptakan dan memelihara hubungan baik antara UMMI dan instansi/lembaga baik pemerintah
maupunswastasertamasyarakatpadaumumnya;
b. Menyampaikan pikiran dan sumbang saran kepada pimpinan UMMI
dalamrangkapengembangandankemajuanUMMI;
c. Mendorong dan menumbuhkan suasana yang baik dan dinamis bagi upaya mewujudkan identitas UMMI, yakni pemuliaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang islami dalam rangka membangun bangsa;
Pasal 32 Senat Akademik
(1) SenatAkademikadalahbadannormatifdanperwakilantertinggidiUMMI.
(2) Senat Akademik terdiri dari; guru besar, pimpinan universitas, pimpinan lembaga, dan wakil dosen yang mewakili bidang ilmu dan teknologi atau
kelompokbidangilmudanteknologiyangdikembangkandiUMMI.
Pasal 33
Tugas dan Fungsi Senat Akademik
SenatAkademikmempunyaitugaspokok:
(2) Merumuskankebijakanakademik,nonakademikdanpengembanganUMMI. (3) Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan
mimbarakademik,danotonomi keilmuandiUMMI.
(4) Merumuskan etika, norma, dan tolok ukur penilaian penyelenggaraan UMMI. (5) Menilai pertanggungjawaban dan pelaksanaan kebijakan akademik yang
telahdijalankanolehrektor.
(6) Memberikan pertimbangan, persetujuan, dan pengawasan atas rencana dan realisasi anggaran pendapatan dan belanja UMMI yang diajukan oleh rektor
setelahdibicarakandenganBPH.
(7) Memberikan pertimbangan kepada Pimpinan Pusat berkenaan dengan calon-calon yang diusulkan untuk diangkat menjadi rektor dan wakil rektor. (8) Memberikan pertimbangan kepada rektor berkenaan dengan calon dekan
danwakildekanyangdiusulkanolehSenatFakultas.
(9) Memberikan pertimbangan untuk dosen yang akan mengajukan jabatan fungsional lektor kepala dan guru besar.
(10)Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik yang berlaku bagi sivitas
akademikadantenagakependidikanUMMI.
(11)Mempertimbangkan pembentukan dan penutupan suatu fakultas, program studi, laboratorium, atau studio.
(12)Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas usul, pengangkatan guru besar, pengangkatan guru besar emeritus, dan pemberian gelar Doctor
HonorisCausa(Dr.HC)denganmemperhatikanketentuanyangberlaku.
(13)Mengukuhkan guru besar tetap (khusus komisi senat guru besar), menerima mahasiswa baru, mewisuda para lulusan, dan melaksanakan peringatan hari
jadiuniversitas.
(14)Merumuskan pedoman dan mengatur tata cara pemberian penghargaan kepada dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan perseorangan atau lembaga.
(15)Memberi saran, pendapat, dan pertimbangan berkenaan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh UMMI.
(16)Merumuskan peraturan dan tata cara pemilihan calon rektor, wakil rektor,
dekan,wakildekan,ketualembaga, dandirekturprogrampascasarjana
(17)Tatacara pengambilan keputusan dalam rapat senat diatur dalam peraturan Senat Akademik.
(18)Senat Akademik dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk komisi –komisi.
Pasal 34
Komisi Senat Akademik
(1) Ketua dan sekretaris komisi Senat Akademik diangkat dan diberhentikan oleh rektor berdasarkan musyawarah mufakat anggota komisi.
(2) Pembentukan dan penghapusan komisi senat ditetapkan dengan keputusan
rektorsetelahmendapatpertimbangan dariSenatAkademik.
(3) KomisiSenatAkademikterdiriatas:
a. Komisi senat pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi dan kemahasiswaan;
b. Komisisenatperencanaan,danpengembangan;
c. Komisisenatsarana/prasaranadan pengawasanrealisasianggaran;
Pasal 35
Tugas Pokok Komisi Senat Akademik
Tugas pokok komisi Senat Akademik yang dimaksud meliputi sebagai berikut: (1) Komisi senat etika pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi dan
kemahasiswaan:
a. Merumuskan strategi pengembangan pendidikan tinggi, penelitian dan
pengabdianpadamasyarakat,serta Al-Islamdankemuhammadiyahan;
b. Merumuskan kebijakan dasar catur dharma perguruan tinggi dan keilmuan;
c. Merumuskan organisasi, norma dan tolok ukur penyelenggaraan pendidikan;
d. Menilai pertanggung jawaban pimpinan UMMI atas pelaksanaan
kebijakan/rencanacaturdharmaperguruantinggi;
e. Merumuskan kebijakan dan pengembangan identitas UMMI;
f. Menilai kelayakan jenjang akademik dosen tetap untuk jabatan fungsional
untukdiusulkankepadaMendiknas.
(2) Komisiperencanaan,danpengembangan:
a. Merumuskan kebijakan dasar pengembangan institusi;
b. MerumuskanperencanaanpembangunanUMMI;
c. Kerjasama dengan pihak-pihak di luar UMMI (dalam negeri dan luar
negeri);
d. Merumuskanetikapenelitian;
e. Konsorsiumilmu-ilmuserumpun;
(3) Komisisenatsarana/prasaranadananggaran:
a. Merumuskan strategi pengembangan pemeliharaan sarana/prasarana;
b. Merumuskanstrategipengembanganadministrasidankeuangan;
c. Merumuskan organisasi, norma dan tolok ukur penyelenggaraan
administrasidankeuangan;
d. Memberikan pertimbangan atas rencana pendapatan dan belanja yang
diajukanolehrektor;
e. Mengarahkanpengembangankesejahteraansivitasakademika;
f. Menilai pertanggungjawaban rektor atas pelaksanaan kebijakan pengembangan sarana/prasarana, administrasi dan keuangan.
(4) Komisietik:
a. Merumuskanstrategiimplementasietikaakademik;
b. Memberikan pertimbangan penghargaan dan sanksi terhadap
implementasietikaakademik;
Pasal 36
Sidang Senat dan Sidang Komisi Senat Akademik
(1) Senat Akademik menetapkan mekanisme kerja, tata tertib rapat atau sidang
danjadwalkegiatantahunan.
(2) SidangSenatAkademikterdiriatas:
a. Sidang Pleno Senat Akademik;
b. SidangTerbukaSenatAkademik;
d. Sidang Gabungan Pimpinan Komisi dan atau Pimpinan dan anggota Sub-komisi dengan Pimpinan Universitas, Dekan Fakultas, Ketua
Lembaga,danDirekturProgramPascasarjana.
(3) Setiap anggota tetap mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih, sedangkan anggota tidak tetap hanya mempunyai hak bicara untuk memberikan saran atau pendapat tetapi tidak mempunyai hak memilih
maupundipilih.
(4) Sidang Senat Akademik dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah tambah satu dari jumlah anggota tetap, apabila kuorum tidak
tercapai ketua sidang dapat menunda sidang paling lama 15 (lima belas)
menit dan setelah itu sidang dilanjutkan walaupun tidak mencapai kuorum,
sidingdianggapsah.
(5) Keputusan sidang Senat Akademik diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat oleh anggota tetap, bila dengan cara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan diambil dengan cara pemungutan suara, dan
keputusanditetapkandengansuaraterbanyak anggotatetapyanghadir.
Pasal 37 Rektor
(1) UMMIdipimpinolehseorangrektor dandidampingiwakilrektor.
(2) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul majelis dikti berdasarkan usulan dari Senat Akademik, setelah
memperolehrekomendasiPimpinanWilayahMuhammadiyah.
(3) Rektor sebagai penanggung jawab dan penyelenggara pendidikan melakukan arahan serta kebijakan umum, menetapkan peraturan, norma, dan tolok ukur penyelenggaraan pendidikan di UMMI.
(4) Dalammelaksanakanketentuansebagaimanadimaksud ayat(3)maka:
a. Dibidang administrasi dan keuangan, pimpinan UMMI bertanggung jawab
kepadaMajelisPendidikanTinggi PimpinanPusatMuhammadiyah;
b. Dibidang akademik, Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi
bertanggungjawabkepadaMenteriPendidikanNasional.
(5) CalonrektorUMMIharusmemenuhisyarat:
a. Taatdalammenjalankansyariat Islamdanberahlaqulkarimah;
b. Memahami Persyarikatan Muhammadiyah;
c. Memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman akademik memadai minimal
4(empat)tahunsebagaiunsurpimpinan.
d. WajibdicalonkanmelaluiSenatAkademik;
e. Sekurang-kurangnyaberkualifikasimagister;
f. Memilikiwawasanmanajerialpendidikantinggi.
Pasal 38
Tugas dan Wewenang Rektor
(1) Rektor adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan UMMI
yangmempunyaitugaspokokdanwewenangsebagaiberikut:
a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;
c. Membina hubungan dengan persyarikatan dan pihak lain dalam dan luar negeri
d. Menyusunrencanakerja,anggarandanpengelolankekayaanuniversitas;
e. Pelaksana anggaran pendapatandan belanja, serta pelaporannya;
f. Melaporan hasil kerja tahunan ke majelis dikti PP Muhammadiyah setelah
mendapatpersetujuanSenatAkademik;
(2) Dalam menjalankan tugas untuk kepentingan pengembangan UMMI, rektor
dibantu oleh 3 (tiga) wakil rektor yaitu; wakil rektor bidang akademik
kemahasiswaan dan alumni, wakil rektor bidang administrasi Umum, keuangan dan SDM, dan wakil rektor bidang hubungan masyarakat, promosi dan kerjasama.
(3) Rektor dapat melakukan penambahan wakil rektor berdasarkan kesepakatan senat.
(4) Bilamana rektor berhalangan tidak tetap, wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan bertindak sebagai pelaksana harian rektor.
(5) Bilamana rektor dan wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan berhalangan tidak tetap, rektor dapat menunjuk wakil rektor lainnya untuk
bertindaksebagaipelaksanaharianrektor.
(6) Bilamana rektor berhalangan tetap, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengangkat pejabat rektor sebelum diangkat rektor definitif atas usul majelis pendidikan tinggi yang mekanismenya diatur dengan ketentuan majelis
pendidikantinggi.
(7) Menetapkan fungsi, tugas, tanggung jawab dan kewenangan, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, direktur program pascasarjana, direktur program vokasi, ketua dan sekretaris program studi, laboran, dan unsur penunjang akademik.
(8) Rektor dengan persetujuan senat dapat membantu PTM lain dalam bidang
Pasal 39 Wakil Rektor
(1) Wakilrektorterdiriatas:
a. Wakil rektor I, bidang akademik;
b. WakilrektorII,bidangadministrasi umum,keuangandanSDM;
c. WakilrektorIII,bidang,kemahasiswaan,alumnidankerjasama.
(2) Wakil rektor diangkat dan diberhentikan oleh Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul rektor, setelah memperoleh pertimbangan Senat
AkademikdanrekomendasiPimpinanWilayahMuhammadiyah.
(3) CalonwakilrektorUMMI harusmemenuhisyarat:
a. Taat dalam menjalankan syariat Islam dan berahlaqulkarimah;
b. MemahamiPersyarikatanMuhammadiyah;
c. BerstatusdosentetapdiUMMI;
d. Berpengalaman minimal 4 (empat) tahun sebagai unsur pimpinan di
Universitas Muhammadiyah Sukabumi;
e. Sekurang-kurangnyaberpendidikanmagister(S2);
f. Memilikijabatanfungsional.
Pasal 40
Tugas dan Wewenang Wakil Rektor I
Tugas dan wewenang wakil rektor I adalah membantu rektor dalam bidang
akademikmeliputi:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
(2) Perencanaan dan pelaksanaan baru untuk penyelenggaraan kegiatan
tambahanbagiusahapengembangannalarsivitasakademikUMMI.
(3) Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama bidang akademik dengan
berbagaipihakbaikdidalam maupundiluarnegeri.
(4) Penghimpunan data dan informasi pendidikan/ilmiah untuk kepentingan
penyelenggaraankegiatanakademik.
(5) Perencanaan dan pelaksanaan penerapan bidang keilmuan yang diwarnai
Islamsecaraterprogramdalamkegiatanpengabdianpadamasyarakat.
(6) Melaksanakan evaluasi kinerja serta pembinaan dosen.
(7) Penyelenggaraan dan pelaksanaan identitas UMMI di bidang akademik,
yaitu mengagungkan agama Islam, melestarikan dan mengembangkan
budayadalamkerangkapengembanganbudayanasional.
(8) Memberikanlaporanpertanggungjawabanbidangkerjanyakepadarektor.
Pasal 41
Tugas dan Wewenang Wakil Rektor II
Tugas dan wewenang wakil rektor II pada bidang administrasi umum, keuangan
danSDMmembanturektor dalamhal:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang administrasi umum, keuangan dan SDM;
(2) Perencanaandanpengelolaananggarankeuangan,asetdanSDM;
(4) Pengembangan unit bisnis atau profit center sebagai salah satu sumber
pendanaanuniversitas.
(5) Melaksanakanevaluasihasilkerjapegawai.
(6) Menjalin hubungan baik keluar maupun ke dalam atas nama rektor untuk
bidangadministrasiumum,keuangandanSDM.
(7) Memberikanlaporanpertanggungjawabanbidang kerjanyakepadarektor.
Pasal 42
Tugas dan Wewenang Wakil Rektor III
Tugas dan wewenang wakil rektor III pada bidang kemahasiswaan, alumni dan
kerjasama membantu rektor dalam hal:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang hubungan masyarakat, promosi dan kerjasama dengan perguruan
tinggilain,duniausaha,ataupihaklainbaikdalammaupunluarnegeri.
(2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan protokoler, publikasi dalam
pengembangancitraUMMI.
(3) Bertanggungjawabatasperkembanganjumlahmahasiswa.
(4) Perencanaan dan pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan oleh para pembina kemahasiswaan, terhadap pengembangan sikap dan orientasi yang mengarah pada pengembangan nalar, minat, bakat dan kesejahteraan mahasiswa.
(5) Pembinaan organisasi mahasiswa, kegiatan mahasiswa dan alumni serta menselaraskan organisasi otonom (IMM, Hizbul wathan dan tapak suci),
padapencapaianvisiUMMI.
(6) Mengkoordinasipelaksanaankegiatanpenelusuranalumni(tracerstudy).
(7) Memberikan laporan pertanggung jawaban bidang kerjanya kepada rektor.
Pasal 43
Masa Jabatan Pimpinan UMMI
(1) Masa jabatan rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan,ketua program studi, sekretaris program studi, ketua lembaga dan direktur program pascasarjana 4 (empat) tahun dan sesudahnya dapat diangkat kembali dengan ketentuan
tidakbolehlebihdari2(dua)kalimasajabatanberturut-turut.
(2) Masa jabatan pergantian antar waktu tidak dihitung sebagai masa jabatan. (3) Bilamana wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, sekretaris
lembaga, direktur program pascasarjana, wakil direktur program pascasarjana, ketua program studi dan sekretaris berhalangan tetap dan atau terjadi pemberhentian, atau mutasi jabatan sebelum masa jabatan berakhir maka dilakukan pejabat pengganti untuk meneruskan sisa masa
tugasdiaturdalamperaturan dankeputusanrektor.
(4) Jabatan rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, sekretaris lembaga, direktur program pascasarjana, wakil direktur program pascasarjana, ketua program studi dan sekretaris, tiga bulan sebelum masa
jabatannyaberakhirmakadilakukanprosespemilihan.
BAB VIII
Pasal 44 Senat Fakultas
(1) Senatfakultasadalahbadannormatifdanperwakilantertinggidifakultas.
(2) Senat fakultas terdiri dari; guru besar, pimpinan fakultas, pimpinan program studi dan wakil dosen yang mewakili bidang ilmu dan teknologi atau
kelompok bidang ilmu dan teknologi yang dikembangkan di lingkungan
fakultas.
(3) Ketua dan sekretaris Senat fakultas dipilih dan diangkat oleh anggota Senat fakultas.
(4) AnggotaSenatfakultasterdiriatasanggota tetapdananggotatidaktetap.
(5) Anggota tetap terdiri dari :
a. Gurubesarexofficio;
b. Dekanexofficio;
c. Wakildekanexofficio;
d. Ketua program studi exofficio;
e. Dosen yang bukan guru besar yang diusulkan oleh program studi,
masing-masing sebanyak 2 (dua) orang dengan jabatan fungsional
minimallektor;
(6) Anggota senat tidak tetap adalah guru besar emeritus.
(7) AnggotaSenatfakultasditetapkandenganSuratKeputusanDekan.
Pasal 45
Tugas Dan Fungsi Senat Fakultas
Senatfakultasmempunyaitugaspokok:
(1) Merumuskan kebijakan akademik, non akademik dan pengembangan fakultas.
(2) Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan
mimbarakademik,danotonomi keilmuandifakultas.
(3) Merumuskan etika, norma, dan tolok ukur penilaian penyelenggaraan fakultas.
(4) Menilai pertanggungjawaban dan pelaksanaan kebijakan akademik yang
telahdijalankanolehdekan.
(5) Memberikan pertimbangan, persetujuan, dan pengawasan atas rencana dan realisasi anggaran pendapatan dan belanja fakultas.
(6) Memberikan pertimbangan kepada rektor berkenaan dengan calon-calon
dekan,wakildekan,ketuadansekretarisprogramstudi.
(7) Memberikan pertimbangan untuk dosen yang akan mengajukan jabatan fungsional.
(8) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan non akademik yang
berlakudifakultas.
(9) Mengusulkan pembentukan dan penutupan suatu fakultas, program studi,
laboratorium,ataustudio.
(10)Memberi saran, pendapat, dan pertimbangan berkenaan dengan
masalah-masalahyangdihadapiolehfakultas.
(11)Tatacara pengambilan keputusan dalam rapat senat diatur dalam peraturan
Senatfakultas.
Pasal 46
(1) Senat Fakultas menetapkan mekanisme kerja, tata tertib rapat atau sidang
danjadwalkegiatantahunan.
(2) Setiapanggotamempunyaihaksuara,hakmemilihdanhakdipilih.
(3) Sidang Senat Fakultas dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
setengahtambahsatudarijumlahanggota.
(4) Apabila kuorum tidak tercapai ketua sidang dapat menunda sidang paling
lama15(limabelas)menitdan setelahitusidangdianggapsah.
Pasal 47 Pimpinan Fakultas
Yang dimaksud dengan fakultas adalah satuan pelaksana catur dharma perguruan tinggi dengan sejumlah program studi.
(1) Fakultas dipimpin oleh seorang dekan dan didampingi wakil dekan dengan
pelaksanaantugasyangsama.
(2) Dekan dan wakil dekan diangkat dan diberhentikan oleh rektor berdasarkan
usulandariSenatFakultas.
(3) Calondekandanwakildekan UMMIharusmemenuhisyarat:
a. Taatdalammenjalankansyariat Islamdanberahlaqulkarimah;
b. Memahami Persyarikatan Muhammadiyah
c. BerstatusdosentetapdiUMMI;
d. WajibdicalonkanmelaluiSenatFakultas;
e. Sekurang-kurangnyaberpendidikanmagister(S2);
f. Memiliki jabatan fungsional;
(4) Dekan sebagai penyelenggara dan penanggung jawab fakultas dalam melakukan arahan serta kebijakan umum, menetapkan peraturan, norma,
dantolokukurpenyelenggaraanfakultas.
(5) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3) maka
dekandibantuolehwakildekan.
Pasal 48
Tugas dan Wewenang Dekan
(1) Dekan adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan fakultas
yangmempunyaitugaspokokdanwewenangsebagaiberikut:
a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;
b. Pembinaan tenaga pendidikan, tenaga administrasi dan mahasiswa serta berhubungan dengan persyarikatan dan masyarakat lingkungannya;
c. Pembinaan/pengembanganidentitasfakultas;
d. Penyusunan visi, misi, tujuan, renstra, SOTK, program kerja, pedoman
akademik,dandokumenpenjaminanmutuditingkatfakultas;
e. Penyusunan rencana anggaran dan pendapatan dan belanja fakultas
berbasisprogramyangtelah disetujuiSenatFakultas;
f. Pelaksanaanggaranpendapatandanbelanjafakultas;
g. Mengembangkanhubunganbaikdenganpihakketiga;
h. Menyusun laporan tahunan ke rektor setelah mendapat persetujuan
SenatFakultas.
(2) Dalam menjalankan tugas untuk kepentingan pengembangan fakultas, dekan dan wakil dekan bertanggung jawab kepada rektor.
(3) Bilamana dekan berhalangan tidak tetap, wakil dekan bertindak sebagai
pelaksanahariandekan.
(4) Bilamana dekan berhalangan tetap (meninggal dunia, tugas belajar di luar
negeri atau kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas struktural) Senat Fakultas dapat memilih dan mengusulkan nama
calonkepadarektordalambataswaktu palinglama6(enam)bulan.
Wakil Dekan
(1) Wakildekandiangkatdan diberhentikanolehrektor.
(2) Masajabatanwakildekansesuai denganmasajabatandekan.
(3) Prosedur pemilihan wakil dekan diatur sesuai ketentuan Majelis Dikti. Pasal 50
Tugas dan Wewenang Wakil Dekan
Tugas dan wewenang wakil dekan adalah membantu dekan dalam bidang catur
dharma,meliputihal-halsebagaiberikut,
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat serta Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
(2) Mengkoordinasikan penyerasian kurikulum di semua program studi yang ada
dilingkunganfakultasnya.
(3) Pembinaantenagapendidikdanpenunjangakademik.
(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik.
(5) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar
mahasiswadilingkunganfakultas.
(6) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas fakultas dan
UMMI,sertamenyelaraskanantaraorganisasi
(7) Pembinaanorganisasikemahasiswaandilingkunganfakultas.
(8) Wakil dekan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada rektor.
BAB IX
PELAKSANA PROGRAM AKADEMIK
Pasal 51 Program Studi
(1) Program studi adalah unsur pelaksana akademik yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan akademik dan atau professional serta
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian di bawah
koordinasi fakultas.
(2) Programstudidipimpinolehseorangketuaprogramstudi.
(3) Dalam menjalankan tugasnya, ketua program studi dibantu oleh seorang
sekretarisprogramstudi.
(4) Ketuaprogramstudibertanggung jawabkepadadekan.
(5) Ketua program studi dan sekretaris program studi diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas usul dekan berdasarkan hasil pemilihan dosen tetap program studi dan rekomendasi Senat Fakultas serta pertimbangan BPH.
(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas ketua/sekretaris program studi diatur
dalampedomanfakultas.
(7) Program studi yang belum memenuhi syarat membentuk fakultas, berada di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada rektor, yang pembinaannya
dilaksanakanolehwakilrektorI.
Tugas dan Wewenang Ketua dan Sekretaris Program Studi
Tugas dan wewenang ketua dan sekretaris program studi adalah membantu
dekandalambidangcaturdharma,meliputi:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada
masyarakatsertaAl-IslamdanKemuhammadiyahan.
(2) Mengkoordinasikanpenyerasiankurikulumdiprogramstudi.
(3) Pembinaantenagapendidikyangadadiprogramstudi.
(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik.
(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen
penjaminanmutuprogramstudi.
(6) Menyusunrencanaanggaranbelanja berbasisprogramkerja.
(7) Menciptakan iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar mahasiswa di lingkungan program studi.
(8) Melaksanakanpembinaansivitasakademikadilingkungannya.
(9) Pembinaan organisasi himpunan kemahasiswaan di lingkungan program
studi.
(10)Melaksanakan pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas
programstudi,fakultasdanUMMI.
(11)Melaksanakan kerjasama baik dengan pihak internal maupun dengan pihak
eksternalmelaluidekan.
Pasal 53 Program Profesi
(1) Program profesi adalah unsur fakultas yang menyelenggarakan pendidikan
khususyangberbasiskeahlian khusussarjana(S1).
(2) Program profesi dalam pelaksanaannya mengacu pada ketentuan dan
standarkualitasyangditetapkan olehasosiasiprofesi.
(3) Program profesi dipimpin oleh seorang ketua program profesi yang berkualifikasi sesuai dengan ketentuan asosiasi profesi atau seorang yang
keahliannyamemenuhipersyaratantertentu.
(4) Dalam menjalankan tugasnya ketua program profesi dapat dibantu seorang sekretaris program profesi.
(5) Ketua dan sekretaris program profesi diangkat dan diberhentikan oleh rektor
atasusuldekandanrekomendasi senatsertapertimbanganBPH.
(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas ketua dan atau sekretaris program
profesidiaturdalampedomanfakultas.
(7) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas ketua dan atau sekretaris program
profesidiaturdalampedomanfakultas
Pasal 54
Tugas Dan Wewenang Ketua dan Sekretaris Program Profesi Tugas dan wewenang ketua dan sekretaris program profesi adalah membantu dekan dalam bidang catur dharma, meliputi:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang pendidikan profesi dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada
masyarakatsertaAl-IslamdanKemuhammadiyahan.
(3) Pembinaantenagapendidikyangadadiprogramprofesi.
(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program profesi.
(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen
penjaminanmutuprogramprofesi.
(6) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar
mahasiswadilingkunganprogramprofesi.
(7) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas program profesi,
fakultasdanUMMI.
(8) Ketua program profesi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada dekan.
Pasal 55 Program Diploma
(1) Program studi diploma adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untukmemilikipekerjaandengan keahlianterapantertentu.
(2) Programstudidiplomadipimpin olehseorangketua.
(3) Dalam menjalankan tugasnya, ketua program studi diploma dibantu oleh seorang sekretaris.
(4) Ketuaprogramstudidiplomabertanggungjawabkepadadekan.
(5) Ketua dan sekretaris program studi diploma diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas usul dekan berdasarkan hasil pemilihan dosen tetap program
studidiplomadanrekomendasiSenat FakultassertapertimbanganBPH.
(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas kepala dan sekretaris program studi
diplomadiaturdalampedomanfakultas.
Pasal 56
Tugas dan Wewenang Ketua dan Sekretaris Program Diploma Tugas dan wewenang ketua dan sekretaris program diploma adalah membantu dekan dalam bidang catur dharma, meliputi:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada
masyarakatsertaAl-IslamdanKemuhammadiyahan.
(2) Mengkoordinasikan penyerasian kurikulum di program diploma.
(3) Pembinaantenagapendidikyangadadiprogramdiploma.
(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik.
(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen
penjaminanmutuprogramdiploma.
(6) Menyusunrencanaanggaranbelanja berbasisprogramkerja.
(7) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar
mahasiswadilingkunganprogramdiploma.
(8) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas program studi,
fakultasdanUMMI.
(9) Pembinaan organisasi himpunan kemahasiswaan di lingkungan program
diploma.
(10)Ketua program diploma dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
Pasal 57
Program Vokasi (CommunityCollege)
(1) Community college adalah jenis pendidikan di atas pendidikan menengah yang menyelenggarakan beragam program pendidikan berdurasi satu sampai dengan dua tahun untuk memperoleh sertifikat pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan yang selaras dengan kemajemukan kebutuhan masyarakat lokal dalam berbagai sektor baik sektor primer,
sekunder,tersier,maupunkuarter.
(2) Program vokasi dalam pelaksanaannya mengacu pada ketentuan dan
standarkualitasyangditetapkanoleh DIKTItentangpendidikanvokasi.
(3) Program vokasi dipimpin oleh seorang direktur setingkat dekan yang memiliki kemampuan akademik, manajerial dan hubungan kerjasama yang memadai.
(4) Dalam menjalankan tugasnya direktur program vokasi dibantu oleh wakil direktur program yang bertanggungjawab kepada direktur.
(5) Direkturdanwakildirekturprogramvokasibertanggungjawabkepadarektor.
(6) Direktur dan wakil direktur program vokasi diangkat dan diberhentikan oleh
rektoratasrekomendasiSenat.
(7) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas direktur dan wakil direktur program
vokasidiaturdalampedomanuniversitas.
(8) Unsur program vokasi adalah: laboratorium, kelompok tenaga pengajar/tutor
dantatausaha.
Pasal 58
Tugas dan Wewenang Direktur dan Wakil Direktur Program Vokasi Direktur dan wakil direktur program vokasi adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan pendidikan vokasional yang mempunyai tugas pokok
danwewenangsebagaiberikut:
(1) Memimpin penyelenggaraan pendidikan vokasional dan pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
(2) Pembinaandanpeningkatanketerampilansesuaikebutuhanduniakerja.
(3) Pembinaandanpengembanganidentitasprogram.
(4) Penyusunanrencanaanggaranpendapatan danbelanjaprogram.
(5) Pelaksana anggaran pendapatan dan belanja program.
(6) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen
penjaminanmutuprogramvokasi.
(7) Mengembangkan hubungan baik dan kerjasama dengan seluruh
stakeholders yang berhubungan dengan kepentingan atau kebutuhan pengembangan pendidikan vokasional (pemerintah, institusi dan perusahaan
swasta,industri,kelompokprofesional danmasyarakatperseorangan).
(8) Menyusun laporan tahunan kepada rektor.
Pasal 59
Program Pascasarjana
(1) Program pascasarjana adalah penyelenggara dan pelaksana kegiatan
akademikstrataduadanstratatiga.
(2) Program pascasarjana dipimpin oleh seorang direktur setingkat dekan yang
(3) Dalam menjalankan tugasnya direktur program pascasarjana dibantu oleh
wakildirekturyangbertanggungjawab kepadadirekturprogram.
(4) Direkturprogrampascasarjanabertanggungjawabterhadaprektor.
(5) Direktur dan wakil direktur program pascasarjana diangkat dan diberhentikan
olehrektoratasrekomendasiSenatAkademik.
(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas direktur dan wakil direktur program
pascasarjanadiaturdalampedomantersendiri.
(7) Unsur program pascasarjana adalah program studi, laboratorium, kelompok
tenagapengajardantatausaha.
Pasal 60
Tugas dan Wewenang Direktur dan Wakil Direktur Program Pascasarjana
Tugasdanwewenangdirekturdanwakildirekturprogrampascasarjanameliputi:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada
masyarakatsertaAl-IslamdanKemuhammadiyahan.
(2) Mengkoordinasikanpenyerasiankurikulumdiprogrampascasarjana.
(3) Pembinaantenagapendidikyangadadiprogrampascasarjana.
(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik.
(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen
penjaminanmutuprogrampascasarjana.
(6) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar
mahasiswadilingkunganprogrampascasarjana.
(7) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas program pascasarjana dan UMMI.
(8) Direktur dan wakil direktur pascasarjana dalam melaksanakan tugasnya
bertanggungjawabkepadarektor.
Pasal 61
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
(1) Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) adalah unsur
pelaksanaan akademik di lingkungan universitas yang merencanakan,
mengkoordinasi, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh
sivitasakademikadanpusat-pusatstudi.
(2) LPPM mengkoordinasikan pengembangan sumberdaya manusia dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan penelitian dan pengabdian
padamasyarakatdanpublikasi/HKI.
(3) LPPM melakukan kerjasama dengan lembaga lain baik di dalam negeri
maupun luar negeri untuk meningkatkan kemampuan penelitian dan
pengabdianpadamasyarakatsertapublikasi/HKI.
(4) Di tingkat fakultas kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dilakukanolehkelompokkeahliandan mengindukkepusatstudi.
(5) LPPM mengkoordinasi kegiatan pusat studi, unit bisnis, layanan teknis yang terkait dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta publikasi/HKI.