• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATUTA REVISI 28 DES 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STATUTA REVISI 28 DES 2015"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

MUKADIMAH

Dengan​​Nama​​Allah​​Yang​​Maha​​Pengasih​​Maha​​Penyayang.

Bahwa keimanan dan ketakwaan kepada Allah ​Subahanahu wa ta’ala

disertai dengan karsa yang kuat, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, merupakan unsur pokok yang akan menentukan bagi perkembangan dan

kemajuan​​suatu​​bangsa.

Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta pusat kebudayaan dan kecendikiawanan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) berkewajiban untuk mencerdaskan bangsa, menjunjung tinggi harkat dan martabat masyarakat Sukabumi, masyarakat Jawa Barat, bangsa

Indonesia​​dan​​umat​​manusia.

Universitas Muhammadiyah Sukabumi senantiasa bertekad untuk

memelihara dan meningkatkan kemampuannya dalam menggali,

mengembangkan, dan mengamalkan Islam dan Kemuhammadiyahan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni menuju universitas terkemuka melalui catur dharma perguruan tinggi demi terwujudnya masyarakat utama yang adil dan

makmur​​yang​​diridhai​Allah​ ​​​Subhanahu​​wa​​ta’ala.

Oleh karena itu dengan bertawakal kepada Allah ​Subhanahu wa ta’ala

dan disertai dengan cita-cita luhur dan usaha yang sungguh-sungguh Insya Allah akan terwujud Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang maju dan berkembang serta menjadi Pusat Islam dan Kemuhammadiyahan, unggul Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, memegang teguh dasar negara Pancasila yang menjadi landasan idiil dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan

konstitusional. Untuk melaksanakan tekad tersebut di atas, maka disusunlah

(2)

BAB​ ​1

KETENTUAN​ ​UMUM

Pasal​ ​1

Dalam​​statuta​​ini​yang​ ​​dimaksud​​dengan​​:

(1) Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah ​amar maruf nahi mungkar

dan ​tajdid​, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah​.

Muhammadiyah​​Persyarikatan​​berbadan​Hukum​ ​​berdasarkan​​pada​​:

a. Besluit Pemerintah Hindia Belanda No. 81 tahun 1914, No. 40 tahun 1920

dan​​No.​​36​​tahun​​1921;

b. Surat Dirjen Pembinaan Hukum Departemen Kehakiman RI No.

J.A.5/160/4​​tanggal​​8​​September​​1971;

c. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tanggal 24 Juli 1974

Nomor 23628/MPK/74 bahwa Muhammadiyah sebagai badan hukum yang​ ​bergerak​ ​dalam​ ​bidang​ ​pendidikan​ ​dan​ ​pengajaran;

d. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor AHU-88AH-01.07 tahun 2010 tanggal 23 Juni 2010 bahwa Muhammadiyah sebagai badan hukum yang bergerak dalam bidang dakwah​ ​dan​ ​sosial​ ​kemasyarakatan,​ ​pendidikan,​ ​dan​ ​kesehatan.

(2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah Pimpinan Persyarikatan

Muhammadiyah​​tingkat​​pusat​yang​ ​​berkedudukan​​di​​Yogyakarta.

(3) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) adalah Pimpinan Muhammadiyah

tingkat​​provinsi.

(4) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) adalah Pimpinan Muhammadiyah

tingkat​​kota/kabupaten,​​yang​membawahi​ ​​cabang​​dan​​ranting.

(5) Majelis Pendidikan Tinggi (Majelis Dikti) adalah badan wakil Pimpinan Pusat yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk membina dan

mengkoordinasikan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah di bidang

pendidikan tinggi, serta memberi bahan pertimbangan kepada Pimpinan Pusat​ ​Muhammadiyah​ ​guna​ ​menentukan​ ​garis​ ​kebijakan.

(6) Badan Pembina Harian UMMI (BPH UMMI) adalah badan yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk melaksanakan secara langsung

pembinaan​​penyelenggaraan​​UMMI.

(7) Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang selanjutnya disebut PTM adalah

amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan tinggi yang dijiwai dan

dilandasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada tataran ideologi-filosofis maupun praktis-aplikatif serta menjadi salah satu kekuatan untuk kelangsungan dan kesinambungan Muhammadiyah dalam mencapai

tujuannya​​sebagai​​gerakan​​dakwah​dan​ ​​tajdid​​yang​​melintasi​​zaman.

(8) Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik​ ​dan​ ​atau​ ​profesional​ ​dalam​ ​sejumlah​ ​disiplin​ ​ilmu​ ​tertentu.

(9) Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang selanjutnya disebut UMMI,

adalah​​PTM​​yang​​didirikan​pada​ ​​tanggal​​13​​Juni​​2003.

(10)Statuta adalah anggaran dasar bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan catur dharma perguruan tinggi yang dipakai sebagai acuan untuk merencanakan,mengembangkan program,dan menyelenggarkan kegiatan

(3)

(11)Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister,

program​​doktor​​dan​​program​​profesi​​serta​​program​​spesialis.

(12)Pendidikan profesi adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana, yang diarahkan terutama pada kesiapan menerapkan

keahlian​​tertentu.

(13)Pendidikan vokasi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

untuk​​memiliki​​pekerjaan​dengan​ ​​keahlian​​terapan​​tertentu.

(14)Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai isi dan bahan kajian, pelajaran, dan cara-penyampaian serta

penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan proses

pembelajaran​​di​​Universitas​​Muhammadiyah​​Sukabumi.

(15)Catur dharma UMMI adalah nilai dan kegiatan utama yang diemban oleh perguruan tinggi yang meliputi bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian​ ​kepada​ ​masyarakat,​ ​serta​ ​Al​ ​Islam​ ​dan​ ​Kemuhammadiyahan. (16)Pimpinan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) adalah Rektor yang

berwenang dan bertanggungjawab utama sebagai perangkat pengambil

keputusan​​tertinggi.

(17)Senat Akademik adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi tingkat universitas.

(18)Sivitas akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.

(19)Dosen adalah individu yang diangkat dengan tugas utama merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan​ ​penelitian​ ​ilmiah​ ​dan​ ​pengabdian​ ​kepada​ ​masyarakat.

(20)Tenaga penunjang akademik adalah tenaga profesiaonal penting dalam

memperlancar​​pelaksanaan​​catur​​dharma​​perguruan​​tinggi

(21)Tenaga administratif adalah pegawai yang diangkat dengan tugas utama pelayanan​ ​di​ ​bidang​ ​administrasi​ ​akademik,​ ​umum,​ ​dan​ ​keuangan.

(22)Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang perguruan tinggi yang terdaftar

dan​​menempuh​​pendidikan​​di​​UMMI.

(23)Alumni adalah adalah mahasiswa yang telah dinyatakan lulus di Universitas

Muhammadiyah​ ​Sukabumi.

BAB​ ​II VISI,​ ​MISI,​ ​TUJUAN

Pasal​ ​2 Visi

Terwujudnya Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang unggul dalam keilmuan

dan​​keislaman​​pada​​tahun​​2022.

Pasal​ ​3 Misi

(4)

(1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas serta melakukan kegiatan pembelajaran yang didasari hasil-hasil penelitian ilmiah yang akurat

dan​​mutakhir.

(2) Menyelenggarakan dan mengembangkan IPTEKS melalui penelitian yang

berkualitas​​serta​​mempunyai​​nilai​​maslahat​​bagi​​umat​​manusia.

(3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui pengembangan dan penyebaran IPTEKS dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat

dan​​kemajuan​​persyarikatan​​Muhammadiyah.

(4) Mengembangkan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan berdasarkan Qur'an

dan​​Sunnah.

(5) Meningkatkan kualitas UMMI dalam SDM, sarana dan prasarana serta kerjasama

Pasal​ ​4 Tujuan Tujuan​ ​UMMI​ ​adalah​ ​​ ​sebagai​ ​berikut​ ​:

(1) Terselenggaranya layanan akademik yang berkualitas serta proses pembelajaran yang bermutu berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang

akurat​​dan​​mutakhir.

(2) Berkembangkannya IPTEKS yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah serta meningkatnya kompetensi akademik dan profesionalisme SDM melalui

kegiatan​​penelitian​​yang​​unggul.

(3) Tersebarluasnya dan terimplementasikannya hasil-hasil penelitian untuk pengembangan dan pemberdayaan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

(4) Siapnya UMMI menjadi pusat kajian dan pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan​ ​secara​ ​bertahap​ ​dan​ ​sistematik.

(5) Meningkatnya kualitas SDM (Dosen dan tenaga Kependidikan), sarana dan

prasarana​​​​dan​​kerjasama

BAB​ ​III IDENTITAS

Pasal​ ​5

Nama​ ​dan​ ​Tempat​ ​Kedudukan

(1) Nama lembaga pendidikan tinggi ini adalah Universitas Muhammadiyah

Sukabumi​​disingkat​​UMMI.

(2) Kedudukan UMMI di jalan R. Syamsudin, SH No 50 Sukabumi Provinsi Jawa

Barat.

Pasal​ ​6

Tanggal,​ ​Bulan​ ​dan​ ​Tahun​ ​Didirikan

UMMI berdiri berdasarkan Surat keputusan Mendikbud RI Nomor 081/D/O/2003

tanggal​​13​​Juni​​2003.

Pasal​ ​7 Lambang

(1) Lambang UMMI terdiri dari perisai bersudut lima, dengan bingkai warna

(5)

Sukabumi dengan warna putih, melingkari lambang Muhammadiyah, daun

teh​​berwarna​​hijau​dan​ ​​bunga​​berwarna​​putih.

(2) Lambang UMMI simbol pencerahan sebuah citra dan spirit yang tumbuh dari cipta, cita, rasa, karsa dan karya segenap sivitas akademika UMMI dalam

menghadapi​​tantangan​​zaman.

(3) Matahari kuning Muhammadiyah merupakan simbol bahwa UMMI membawa pencerahan baru menuju masa depan pendidikan tinggi Indonesia yang lebih baik dan menggambarkan daya hidup, vitalitas serta dinamika yang

memancar​​dari​​dalam​​diri​​untuk​​memberikan​​sumber​​kehidupan.

(4) Jumlah​​cahaya​​dua​​belas​​rumpun​​cahaya.

(5) Jumlah daun teh empat lembar, terletak seimbang kiri kanan masing-masing

dua lembar bersusun ke arah bawah, dengan besaran atas dan bawah, satu

berbanding​​dua.

(6) Jumlah bunga melati satu buah berwarna putih sebagai lambang kesucian dan​ ​kewangian​ ​UMMI.

(7) Gambar​​lambang​​adalah​​sebagai​​berikut​​:

(8) Moto​​UMMI​​:​​Unggul​​dalam​​keilmuan​​dan​​keislaman

Pasal​ ​8 Bendera

(1) Bendera UMMI berbentuk segi empat dengan dasar warna putih yang

ditengahnya​​terdapat​​lambang​​universitas.

(2) Ukuran​​lebar​​dan​​panjang​bendera​ ​​universitas,​​dua​​berbanding​​tiga;

(3) Setiap fakultas memiliki bendera dengan warna dan arti tersendiri, yang

dibedakan​​oleh​​warna​dasar​ ​​sebagai​​berikut​​;

a. fakultas​​sains​​dan​​teknologi​​:​​warna​​merah​​maroon;

b. fakultas​​pertanian​​:​​warna​​hijau​​tua;

c. fakultas​​ekonomi​​:​​warna​​kuning;

d. fakultas​​ilmu​​administrasi​​dan​humaniora​ ​​:​​warna​​biru​​tua;

e. fakultas​​keguruan​​dan​​ilmu​​pendidikan​​:​​warna​​ungu;

f. fakultas​ ​kesehatan​ ​:​ ​warna​ ​hijau​ ​muda;

g. fakultas​​hukum​​:​​warna​​merah

(4) Ukuran​​lebar​​dan​​panjang​bendera​ ​​fakultas,​​dua​​berbanding​​tiga;

(5) Lambang yang terdapat di tengah bendera fakultas, sama dengan lambang

universitas.​ ​Nama​ ​fakultas​ ​ditulis​ ​di​ ​bawah​ ​lambang.

(6) Makna​​warna​​bendera​​universitas​​melambangkan​​kesucian

(7) Makna​​warna​​bendera​​fakultas​​​​:

a. fakultas​​sains​​dan​​teknologi​​:​​kekuatan;

(6)

c. fakultas​​ekonomi​​:​​kesejahteraan;

d. fakultas​​ilmu​​administrasi​dan​ ​​humaniora​​:​​kreativitas;

e. fakultas​​keguruan​​dan​ilmu​ ​​pendidikan​​:​​pengetahuan;

f. fakultas​ ​kesehatan​ ​:​ ​kepedulian;

g. fakultas​​hukum​​:​​keberanian

Pasal​ ​9 Hymne​ ​dan​ ​Mars

(1) UMMI memiliki hymne yang berjudul Hymne UMMI, diciptakan oleh Eka

Janwar​​Muharam,​​SE.

(2) UMMI memiliki mars yang berjudul Mars UMMI, diciptakan oleh Eka Janwar

Muharam,​​SE.

(3) Teks​​Hymne​​dan​​Mars​​dilampirkan.

Pasal​ ​10 Busana​ ​Akademik

(1) Busana akademik merupakan atribut yang mencirikan identitas dan seragam

almamater​​bagi​​pimpinan,​guru​ ​​besar​​dan​​wisudawan

(7)

Pasal​ ​11 Pola​ ​Ilmiah​ ​Pokok

(1) Al-Islam dan kemuhammadiyahan menjadi dasar karakter dalam

penyelenggaran operasional pola ilmiah pokok di Universitas

Muhammadiyah​​Sukabumi.

(2) Penjabaran secara operasional dilaksanakan oleh unsur-unsur pelaksana akademik.

Pasal​ ​12 Bahasa​ ​Pengantar

(1) Bahasa pengantar yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan

adalah​​Bahasa​​Indonesia.

(2) Bahasa asing dapat digunakan sejauh yang diperlukan sebagai bahasa

pengantar​​dalam​​penyampaian​​pengetahuan.

(3) Bahasa​ ​daerah,​ ​digunakan​ ​di​ ​Program​ ​Studi​ ​Bahasa​ ​Daerah.

BAB​ ​IV

PENYELENGGARAAN​ ​PENDIDIKAN​ ​TINGGI

Pasal​ ​13 Kalender​ ​Akademik

(1) Kalender akademik disusun dengan mengakomodir seluruh kegiatan yang

berkaitan​​dengan​​penyelenggaraan​​akademik​​dalam​​satu​​tahun​​akademik.

(2) Kalender akademik memuat kegiatan pokok akedemik yaitu penerimaan mahasiwa​ ​baru,​ ​masa​ ​perkuliahan,​ ​semester​ ​pendek,​ ​wisuda.

(3) Satu tahun akademik terdiri atas dua semester, dimulai bulan September

dan​​di​​akhiri​​bulan​​Agustus.

(4) Penetapan​​kalender​​akademik​​disahkan​​dalam​​rapat​​senat​​akademik

Pasal​ ​14 Kurikulum

(1) Kurikulum UMMI disusun berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

(2) Kurikulum KKNI sebagaimana dimaksud didasarkan pada paradigma

berbasis capaian pembelajaran (​learning outcome​) yang mengacu 4 (empat)

unsur,​​yakni​​;

a. Sikap​​dan​​tata​​nilai;

b. Kemampuan​​kerja;

c. Penguasaan​​pengetahuan;

d. Kewenangan​ ​dan​ ​tanggung​ ​jawab;

(3) Kurikulum mata kuliah dasar umum yang berlaku di UMMI ditetapkan oleh

senat​​akademik.​​Kurikulum​​program​studi​ ​​ditetapkan​​oleh​​senat​​fakultas.

(4) Kelompok mata kuliah dasar umum (Pancasila, Kewarganegaraan, Al-Islam

dan Kemuhammadiyahan/AIK, ​English for Special Purpose​/ESP,

Kewirausahaan) yang berlaku di UMMI dikoordinasikan oleh bagian

akademik​​universitas.

(8)
(9)

Pasal​ ​15

Tatacara​ ​Penyelenggaraan​ ​Perkuliahan

(1) Penyelenggaraan perkuliahan melalui proses pembelajaran yang

mengembangkan​ ​kemampuan​ ​belajar​ ​mandiri.

(2) Proses pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Al-Islam

dan​​Kemuhammadiyahan​​dengan​​keilmuan​​lainnya.

(3) Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk kuliah tatap muka, tutorial, praktik laboratorium, praktek lapangan,

seminar,​​simposium,​​diskusi,​​lokakarya,​​dan​​kegiatan​​ilmiah​​lainnya.

(4) Untuk meningkatkan kualitas pengajaran diperlukan perbandingan yang

proporsional antara kegiatan perkuliahan di kelas dengan perkuliahan di luar

kelas.

Pasal​ ​16

Penilaian​ ​Hasil​ ​Belajar

(1) Evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dilakukan melalui penilaian secara berkala dalam bentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan atau pengamatan dosen.

(2) Evaluasi dapat diselenggarakan melalui kuis (pre test/post test), ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian akhir program studi, ujian kompetensi,

ujian​​skripsi,​​tesis,​​dan​​disertasi.

(3) Bentuk ujian untuk program vokasional berupa ujian komprehensif atau ujian

praktek​​kerja.

(4) Bentuk ujian untuk program profesi ditentukan atas dasar kesepakatan

dengan​​organisasi​​profesi​​terkait,​yang​ ​​dituangkan​​dalam​​bentuk​​MoU.

(5) Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf masing-masing A, B, C, D

dan​​E,​​masing-masing​​bernilai​​4,​​3,​​2,​​1,​​dan​​0.

(6) Penilaian hasil belajar dilakukan dengan menekankan prinsip-prinsip kejujuran, keterbukaan, dan obyektifitas mengacu pada standar penilaian berdasarkan​ ​standar​ ​nasional/internasional.

(7) Predikat kelulusan dinyatakan dengan: memuaskan, sangat memuaskan,

dan lulus dengan pujian (​cumlaude​) yang dinyatakan dalam transkrip

akademik.

(8) Predikat kelulusan sebagaimana ayat (7) dituangkan dalam Buku Pedoman

Akademik.

Pasal​ ​17

Administrasi​ ​Akademik

(1) Administrasi akademik yang dimaksud adalah semua bentuk administrasi yang terkait dengan efektifitas dan efisiensi layanan terhadap sivitas akademika.

(2) Bentuk layanan administrasi akademik yang dimaksud adalah ; registrasi

akademik, proses mutasi mahasiswa, perizinan cuti kuliah, layanan surat

keterangan,​​yudisium,​​wisuda.

Pasal​ ​18 Program​ ​Pendidikan

(10)

(2) UMMI menyelenggarakan program pendidikan akademik berupa pendidikan

diploma,​​sarjana,​​magister,​​dan​​doktor.

(3) Beban​​studi​​masing-masing​jenjang​ ​​studi​​adalah​​:

a. Jenjang diploma tiga minimal 110 SKS, diselesaikan dalam waktu 6–10 semester.

b. Jenjang strata satu minimal 146 SKS, diselesaikan dalam waktu 8–14 semester.

c. Jenjang strata dua minimal 36 SKS setelah sarjana, diselesaikan dalam

waktu​​4–10​​semester.

d. Jenjang strata tiga minimal 54 SKS setelah magister, diselesaikan dalam

waktu​ ​5–13​ ​semester.

Pasal​ ​19

Penyelenggaraan​ ​Penelitian

(1) Penelitian merupakan kegiatan pencarian ​(inquiry​) kebenaran fakta empirik

dengan menggunakan metode ilmiah untuk menguji dan mengembangkan

teori, mengaplikasikan teori, atau mengevaluasi kegiatan, bagi

pengembangan​​ilmu​​pengetahuan,​​teknologi,​​dan​​seni.

(2) Penelitian dilakukan dalam satu rangkaian kegiatan mulai dari pengajuan

proposal,​​pelaksanaan,​​pelaporan​dan​ ​​publikasi​​hasil​​kegiatan/deseminasi

(3) Kegiatan penelitian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan pendidikan dan pengajaran, dan pengabdian kepada

masyarakat,​​sesuai​​dengan​​visi,​​misi​​dan​​tujuan​​UMMI.

Pasal​ ​20

Penyelenggaraan​ ​Pengabdian​ ​kepada​ ​Masyarakat

(1) Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan pengamalan keahlian

ilmu​​pengetahuan,​​teknologi,​​dan​​seni.

(2) Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam satu rangkaian kegiatan mulai dari pengajuan proposal, pelaksanaan, pelaporan dan publikasi hasil kegiatan/deseminasi

(3) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan pendidikan dan pengajaran dan penelitian, sesuai​ ​dengan​ ​visi,​ ​misi,​ ​dan​ ​tujuan​ ​UMMI.

Pasal​ ​21

Al-Islam​ ​dan​ ​Kemuhammadiyahan

(1) Al Islam dan Kemuhammadiyahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian

kepada​​masyarakat.

(2) Implementasi AIK harus didukung oleh komitmen dan pemahaman sivitas akademika tentang AIK, peningkatan kapasitas SDM, pengembangan

(11)

BAB​ ​V

KEBEBASAN​ ​AKADEMIK​ ​DAN​ ​OTONOMI​ ​KEILMUAN

​ ​Pasal​ ​22 Kebebasan​ ​Akademik

(1) Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki anggota sivitas

akademika UMMI untuk secara bertanggungjawab dan mandiri

melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

(2) Pimpinan universitas mengupayakan dan menjamin agar setiap sivitas akademika dapat melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi

pribadi​​yang​​dilandasi​​oleh​​norma​​dan​​kaidah​​keilmuan​​dan​​keislaman.

Pasal​ ​23

Pelaksanaan​ ​Kebebasan​ ​Akademik

(1) Pelaksanaan kebebasan akademik diarahkan untuk terwujudnya

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara

berkualitas​​dan​​bertanggung​​jawab.

(2) Dalam melaksanakan kegiatan kebebasan akademik, sivitas akademika

tidak​​merugikan​​pelaksanaan​​kegiatan​​akademik.

(3) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, setiap sivitas akademika bertanggungjawab secara pribadi sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan serta​ ​keislaman.

Pasal​ ​24

Kebebasan​ ​Mimbar​ ​Akademik

(1) Kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan setiap anggota sivitas akademika dalam menyebarluaskan hasil penelitian dan menyampaikan pandangan akademik melalui kegiatan perkuliahan, ujian, sidang, seminar, diskusi, simposium, ceramah, publikasi ilmiah, dan pertemuan ilmiah lain yang​ ​sesuai​ ​dengan​ ​kaidah​ ​keilmuan.

(2) Pimpinan universitas dapat mengijinkan penggunaan sumberdaya universitas dalam rangka pelaksanaan kegiatan kebebasan mimbar akademik, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan,​​dan​​dilandasi​etika​ ​​dan​​norma/kaidah​​keilmuan.

(3) Pelaksanaan​​kebebasan​​mimbar​​akademik​​sebagai​​berikut,

a. Merupakan tanggungjawab setiap anggota sivitas akademika yang terlibat;

b. Menjadi tanggungjawab UMMI, atau unit organisasi di dalam UMMI,

apabila UMMI atau unit organisasi tersebut secara resmi terlibat dalam pelaksanaannya;

Pasal​ ​25 Otonomi​ ​Keilmuan

(12)

kebenaran suatu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan atau olahraga menurut kaidah keilmuanmya untuk menjamin keberlanjutan perkembangan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga yang melekat pada kekhasan/keunikan yang bersangkutan, atas dasar

norma​​dan​​kaidah​​keilmuan​​dan​​keislaman.

(2) UMMI maupun sivitas akademikanya secara mandiri tidak dibatasi untuk menetapkan arah dan sasaran pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sepanjang tidak bertentangan dengan norma dan kaidah keilmuan,

serta​​kepentingan​​dan​​kesejahteraan​​umum.

Pasal​ ​26 Etika​ ​Akademik

(1) Etika merupakan ‘tata nilai’ yang berhubungan dengan baik-buruk atau benar salah dalam kaitannya dengan peran, fungsi, dan tugas, serta hak dan kewajiban​ ​sivitas​ ​akademika.

(2) Etika​​akademik​​dituangkan​​dalam​​kode​etik​ ​​dosen​​dan​​kode​​etik​​mahasiswa.

(3) Sivitas akademika wajib menjunjung tinggi etika akademik serta menjaga

nama baik dan kehormatan universitas baik di lingkungan maupun di luar

kampus.

(4) Sivitas akademika dalam melakukan tugas dan kewajibannya selalu memelihara dan mengembangkan cipta, karsa, dan karya dengan semangat kekeluargaan dan kesetiakawan sosial berdasarkan prinsip silih asah, silih

asih,​​dan​​silih​​asuh.

(5) Etika akademik dikontrol oleh salah satu komisi Senat Akademik yang diberi

tugas​​untuk​​itu.

BAB​ ​VI

GELAR​ ​DAN​ ​PENGHARGAAN

Pasal​ ​27

Gelar​ ​Dan​ ​Sebutan​ ​Profesional

(1) Lulusan pendidikan akademik berhak menggunakan gelar akademik, dan lulusan pendidikan vokasi dan profesi berhak menggunakan sebutan profesional.

(2) Gelar​​pendidikan​​akademik​​adalah​​sarjana,​​magister,​​dan​​doktor.

(3) Gelar pendidikan vokasi: diploma tiga dengan sebutan Ahli Madya (A.Md),

ditulis​​di​​belakang​​nama​​yang​​berhak

(4) Gelar sarjana ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan

huruf S dan magister ditulis di belakang nama yang berhak dengan huruf M

sesuai ketentuan yang berlaku dan gelar doktor ditulis di depan nama yang

berhak​​dengan​​mencantumkan​​DR.

(5) Gelar untuk pendidikan profesi diatur bersama antara organisasi profesi dan

universitas,​​dan​​ditulis​​di​​belakang​​nama​​yang​​berhak.

(6) Gelar Doktor Kehormatan (DR.HC) diberikan kepada sarjana yang telah berjasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan,

(13)

(7) Pemberian gelar Doktor Kehormatan diusulkan oleh rektor/dekan dengan persetujuan Senat Akademik/Senat Fakultas dan dikukuhkan oleh Senat Akademik.

(8) Prosedur pengusulan, pemberian, dan penggunaan doktor kehormatan

diatur​​sesuai​​ketentuan​peraturan​ ​​perundangan​​yang​​berlaku.

(9) Pengukuhan gelar doktor kehormatan sebagaimana tercantum dalam ayat 8

dilaksanakan sesuai dengan tatacara yang diatur melalui peraturan Senat Akademik.

(10)Rektor berhak mencabut gelar akademik, sebutan profesi, sebutan vokasi yang dicapai secara tidak sah, serta gelar kehormatan jika dipandang perlu setelah​ ​melalui​ ​pertimbangan​ ​Senat​ ​Akademik​ ​dan​ ​atau​ ​senat​ ​fakultas.

Pasal​ ​28 Penghargaan

(1) UMMI dapat memberikan penghargaan tanda jasa kepada perseorangan, atau lembaga yang dipandang berjasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, kemasyarakatan atau kemanusiaan dan berjasa

terhadap​​pengembangan​​universitas.

(2) Tanda jasa yang dimaksud dalam ayat (1) dianugerahkan oleh rektor

berdasarkan​​persetujuan​​Senat​​Akademik.

(3) Batasan, bentuk dan jenis penghargaan, serta tata upacara pemberian

penghargaan​​tanda​​jasa​​diatur​​berdasarkan​​Surat​​Keputusan​​Rektor.

(4) Pemberian penghargaan tanda jasa dilakukan pada saat peringatan hari jadi UMMI.

(1) Perangkat​ ​penyelenggara​ ​:Badan​ ​Pembina​ ​Harian​ ​(BPH);

(2) Dewan​​Penyantun;

(3) Senat​​Akademik;

(4) Pimpinan​​Universitas​​:​rektor​ ​​dan​​wakil​​rektor;

(5) Unsur​​akademik​​:​​fakultas,​​program​​studi,​​lembaga;​​pascasarjana

(6) Unsur​​​​administrasi​​:​​biro​​administrasi;

(7) Unsur penunjang akademik : laboratorium, perpustakaan, studio, bengkel

worksho​p, penerbitan, dan unsur penunjang lainnya sesuai dengan

pengembangan​​UMMI;

(8) Unsur monitoring dan evaluasi : Lembaga Penjaminan Mutu (LPM); Satuan

Pengawas​​Internal​​(SPI)

(9) Unsur​ ​usaha​ ​bisnis​ ​dan​ ​pelayanan​ ​:​ ​Unit​ ​Pelaksana​ ​Teknis​ ​(UPT);

Pasal​ ​30

(14)

(1) Badan Pembina Harian (BPH) UMMI adalah badan yang dibentuk oleh dan

bertanggungjawab​​kepada​​Pimpinan​​Pusat​​Muhammadiyah.

(2) BPH​​berfungsi​​mewakili​​Pimpinan​​Pusat​​Muhammadiyah​​dalam​​hal:

a. Memberi arah dan pertimbangan kepada pimpinan UMMI dalam hal

memimpin,​​menyelenggarakan,​​dan​​mengembangkan​​UMMI;

b. Bersama​​Pimpinan​​UMMI​​menyusun​​RAPB​​tahunan;

c. Bersama Pimpinan UMMI dan Senat Akademik menyusun statuta dan RIP;

d. Membuat​​laporan​​kepada​​Pimpinan​​Pusat​​Muhammadiyah;

(3) BPH​​berwenang:

a. Mengangkat dan memberhentikan dosen dan tenaga kependidikan tetap persyarikatan atas usul Pimpinan UMMI berdasarkan aturan dan prosedur

yang​​berlaku;

b.​​Melaksanakan​​pembinaan​dan​ ​​pengawasan​​penyelenggaraan​​UMMI;

c. Melakukan pembinaan dan pengembangan Al Islam dan

Kemuhammadiyahan​​di​​UMMI;

Pasal​ ​31 Dewan​ ​Penyantun

(1) Dewan penyantun adalah forum yang berasal dari golongan masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian kepada penyelenggaraan dan

pengembangan pendidikan di lingkungan UMMI dan merupakan jembatan

antara​​UMMI​​dan​​masyarakat.

(2) Dewan penyantun berasal dari kalangan tokoh yang berjasa baik langsung

maupun​​tidak​​langsung​​kepada​​UMMI.

(3) Tugas​ ​dan​ ​fungsi​ ​dewan​ ​penyantun​ ​adalah​ ​sebagai​ ​berikut,

a. Membantu pimpinan UMMI dalam menciptakan dan memelihara hubungan baik antara UMMI dan instansi/lembaga baik pemerintah

maupun​​swasta​​serta​​masyarakat​​pada​​umumnya;

b. Menyampaikan pikiran dan sumbang saran kepada pimpinan UMMI

dalam​​rangka​​pengembangan​​dan​​kemajuan​​UMMI;

c. Mendorong dan menumbuhkan suasana yang baik dan dinamis bagi upaya mewujudkan identitas UMMI, yakni pemuliaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang islami dalam rangka membangun bangsa;

Pasal​ ​32 Senat​ ​Akademik

(1) Senat​​Akademik​​adalah​​badan​​normatif​​dan​​perwakilan​​tertinggi​​di​​UMMI.

(2) Senat Akademik terdiri dari; guru besar, pimpinan universitas, pimpinan lembaga, dan wakil dosen yang mewakili bidang ilmu dan teknologi atau

kelompok​​bidang​​ilmu​​dan​​teknologi​​yang​​dikembangkan​​di​​UMMI​.

Pasal​ ​33

Tugas​ ​dan​ ​Fungsi​ ​Senat​ ​Akademik

Senat​​Akademik​​mempunyai​​tugas​​pokok:

(15)

(2) Merumuskan​​kebijakan​​akademik,​​non​​akademik​​dan​​pengembangan​​UMMI. (3) Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan

mimbar​​akademik,​​dan​otonomi​ ​​keilmuan​​di​​UMMI.

(4) Merumuskan​ ​etika,​ ​norma,​ ​dan​ ​tolok​ ​ukur​ ​penilaian​ ​penyelenggaraan​ ​UMMI. (5) Menilai pertanggungjawaban dan pelaksanaan kebijakan akademik yang

telah​​dijalankan​​oleh​​rektor.

(6) Memberikan pertimbangan, persetujuan, dan pengawasan atas rencana dan realisasi anggaran pendapatan dan belanja UMMI yang diajukan oleh rektor

setelah​​dibicarakan​​dengan​​BPH.

(7) Memberikan pertimbangan kepada Pimpinan Pusat berkenaan dengan calon-calon​ ​yang​ ​diusulkan​ ​untuk​ ​diangkat​ ​menjadi​ ​rektor​ ​dan​ ​wakil​ ​rektor. (8) Memberikan pertimbangan kepada rektor berkenaan dengan calon dekan

dan​​wakil​​dekan​​yang​​diusulkan​​oleh​​Senat​​Fakultas.

(9) Memberikan pertimbangan untuk dosen yang akan mengajukan jabatan fungsional​ ​lektor​ ​kepala​ ​dan​ ​guru​ ​besar.

(10)Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik yang berlaku bagi sivitas

akademika​​dan​​tenaga​​kependidikan​​UMMI.

(11)Mempertimbangkan pembentukan dan penutupan suatu fakultas, program studi,​ ​laboratorium,​ ​atau​ ​studio.

(12)Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas usul, pengangkatan guru besar, pengangkatan guru besar emeritus, dan pemberian gelar Doctor

Honoris​​Causa​​(Dr.HC)​​dengan​​memperhatikan​​ketentuan​​yang​​berlaku.

(13)Mengukuhkan guru besar tetap (khusus komisi senat guru besar), menerima mahasiswa baru, mewisuda para lulusan, dan melaksanakan peringatan hari

jadi​​universitas.

(14)Merumuskan pedoman dan mengatur tata cara pemberian penghargaan kepada dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan perseorangan atau lembaga.

(15)Memberi saran, pendapat, dan pertimbangan berkenaan dengan masalah-masalah​ ​yang​ ​dihadapi​ ​oleh​ ​UMMI.

(16)Merumuskan peraturan dan tata cara pemilihan calon rektor, wakil rektor,

dekan,​​wakil​​dekan,​​ketua​lembaga,​ ​​dan​​direktur​​program​​pascasarjana

(17)Tatacara pengambilan keputusan dalam rapat senat diatur dalam peraturan Senat​ ​Akademik.

(18)Senat Akademik dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk komisi –komisi.

Pasal​ ​34

Komisi​ ​Senat​ ​Akademik

(1) Ketua dan sekretaris komisi Senat Akademik diangkat dan diberhentikan oleh​ ​rektor​ ​berdasarkan​ ​musyawarah​ ​mufakat​ ​anggota​ ​komisi.

(2) Pembentukan dan penghapusan komisi senat ditetapkan dengan keputusan

rektor​​setelah​​mendapat​pertimbangan​ ​​dari​​Senat​​Akademik.

(3) Komisi​​Senat​​Akademik​​terdiri​​atas​​:

a. Komisi senat pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi dan kemahasiswaan;

b. Komisi​​senat​​perencanaan,​​dan​​pengembangan;

c. Komisi​​senat​​sarana/prasarana​dan​ ​​pengawasan​​realisasi​​anggaran;

(16)

Pasal​ ​35

Tugas​ ​Pokok​ ​Komisi​ ​Senat​ ​Akademik

Tugas​ ​pokok​ ​komisi​ ​Senat​ ​Akademik​ ​yang​ ​dimaksud​ ​meliputi​ ​sebagai​ ​berikut: (1) Komisi senat etika pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi dan

kemahasiswaan​​:

a. Merumuskan strategi pengembangan pendidikan tinggi, penelitian dan

pengabdian​​pada​​masyarakat,​serta​ ​​Al-Islam​​dan​​kemuhammadiyahan;

b. Merumuskan kebijakan dasar catur dharma perguruan tinggi dan keilmuan;

c. Merumuskan organisasi, norma dan tolok ukur penyelenggaraan pendidikan;

d. Menilai pertanggung jawaban pimpinan UMMI atas pelaksanaan

kebijakan/rencana​​catur​​dharma​​perguruan​​tinggi;

e. Merumuskan​ ​kebijakan​ ​dan​ ​pengembangan​ ​identitas​ ​UMMI;

f. Menilai kelayakan jenjang akademik dosen tetap untuk jabatan fungsional

untuk​​diusulkan​​kepada​​Mendiknas.

(2) Komisi​​perencanaan​​,​​dan​​pengembangan:

a. Merumuskan​ ​kebijakan​ ​dasar​ ​pengembangan​ ​institusi;

b. Merumuskan​​perencanaan​​pembangunan​​UMMI;

c. Kerjasama dengan pihak-pihak di luar UMMI (dalam negeri dan luar

negeri);

d. Merumuskan​​etika​​penelitian;

e. Konsorsium​​ilmu-ilmu​​serumpun;

(3) Komisi​​senat​​sarana/prasarana​​dan​​anggaran:

a. Merumuskan​ ​strategi​ ​pengembangan​ ​pemeliharaan​ ​sarana/prasarana;

b. Merumuskan​​strategi​​pengembangan​​administrasi​​dan​​keuangan;

c. Merumuskan organisasi, norma dan tolok ukur penyelenggaraan

administrasi​​dan​​keuangan;

d. Memberikan pertimbangan atas rencana pendapatan dan belanja yang

diajukan​​oleh​​rektor;

e. Mengarahkan​​pengembangan​​kesejahteraan​​sivitas​​akademika;

f. Menilai pertanggungjawaban rektor atas pelaksanaan kebijakan pengembangan​ ​sarana/prasarana,​ ​administrasi​ ​dan​ ​keuangan.

(4) ​​Komisi​​etik​​:

a. Merumuskan​​strategi​​implementasi​​etika​​akademik;

b. Memberikan pertimbangan penghargaan dan sanksi terhadap

implementasi​​etika​​akademik;

Pasal​ ​36

Sidang​ ​Senat​ ​dan​ ​Sidang​ ​Komisi​ ​Senat​ ​Akademik

(1) Senat Akademik menetapkan mekanisme kerja, tata tertib rapat atau sidang

dan​​jadwal​​kegiatan​​tahunan.

(2) Sidang​​Senat​​Akademik​​terdiri​​atas:

a. Sidang​ ​Pleno​ ​Senat​ ​Akademik;

b. Sidang​​Terbuka​​Senat​​Akademik;

(17)

d. Sidang Gabungan Pimpinan Komisi dan atau Pimpinan dan anggota Sub-komisi dengan Pimpinan Universitas, Dekan Fakultas, Ketua

Lembaga,​​dan​​Direktur​​Program​​Pascasarjana.

(3) Setiap anggota tetap mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih, sedangkan anggota tidak tetap hanya mempunyai hak bicara untuk memberikan saran atau pendapat tetapi tidak mempunyai hak memilih

maupun​​dipilih.

(4) Sidang Senat Akademik dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah tambah satu dari jumlah anggota tetap, apabila kuorum tidak

tercapai ketua sidang dapat menunda sidang paling lama 15 (lima belas)

menit dan setelah itu sidang dilanjutkan walaupun tidak mencapai kuorum,

siding​​dianggap​​sah.

(5) Keputusan sidang Senat Akademik diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat oleh anggota tetap, bila dengan cara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan diambil dengan cara pemungutan suara, dan

keputusan​​ditetapkan​​dengan​​suara​terbanyak​ ​​anggota​​tetap​​yang​​hadir.

Pasal​ ​37 Rektor

(1) UMMI​​dipimpin​​oleh​​seorang​rektor​ ​​dan​​didampingi​​wakil​​rektor.

(2) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul majelis dikti berdasarkan usulan dari Senat Akademik, setelah

memperoleh​​rekomendasi​​Pimpinan​​Wilayah​​Muhammadiyah.

(3) Rektor sebagai penanggung jawab dan penyelenggara pendidikan melakukan arahan serta kebijakan umum, menetapkan peraturan, norma, dan​ ​tolok​ ​ukur​ ​penyelenggaraan​ ​pendidikan​ ​di​ ​UMMI.

(4) Dalam​​melaksanakan​​ketentuan​​sebagaimana​dimaksud​ ​​ayat​​(3)​​maka​​:

a. Dibidang administrasi dan keuangan, pimpinan UMMI bertanggung jawab

kepada​​Majelis​​Pendidikan​Tinggi​ ​​Pimpinan​​Pusat​​Muhammadiyah;

b. Dibidang akademik, Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi

bertanggung​​jawab​​kepada​​Menteri​​Pendidikan​​Nasional.

(5) Calon​​rektor​​UMMI​​harus​​memenuhi​​syarat:

a. Taat​​dalam​​menjalankan​syariat​ ​​Islam​​dan​​berahlaqulkarimah;

b. Memahami​ ​Persyarikatan​ ​Muhammadiyah;

c. Memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman akademik memadai minimal

4​​(empat)​​tahun​​sebagai​​unsur​​pimpinan.

d. Wajib​​dicalonkan​​melalui​​Senat​​Akademik;

e. Sekurang-kurangnya​​berkualifikasi​​magister;

f. Memiliki​​wawasan​​manajerial​​pendidikan​​tinggi.

Pasal​ ​38

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Rektor

(1) Rektor adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan UMMI

yang​​mempunyai​​tugas​​pokok​​dan​​wewenang​​sebagai​​berikut:

a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian,

pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;

(18)

c. Membina hubungan dengan persyarikatan dan pihak lain dalam dan luar negeri

d. Menyusun​​rencana​​kerja,​​anggaran​​dan​​pengelolan​​kekayaan​​universitas;

e. Pelaksana​ ​anggaran​ ​pendapatandan​ ​belanja,​ ​serta​ ​pelaporannya;

f. Melaporan hasil kerja tahunan ke majelis dikti PP Muhammadiyah setelah

mendapat​​persetujuan​​Senat​​Akademik;

(2) Dalam menjalankan tugas untuk kepentingan pengembangan UMMI, rektor

dibantu oleh 3 (tiga) wakil rektor yaitu; wakil rektor bidang akademik

kemahasiswaan dan alumni, wakil rektor bidang administrasi Umum, keuangan dan SDM, dan wakil rektor bidang hubungan masyarakat, promosi​ ​dan​ ​kerjasama.

(3) Rektor dapat melakukan penambahan wakil rektor berdasarkan kesepakatan senat.

(4) Bilamana rektor berhalangan tidak tetap, wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan​ ​bertindak​ ​sebagai​ ​pelaksana​ ​harian​ ​rektor.

(5) Bilamana rektor dan wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan berhalangan tidak tetap, rektor dapat menunjuk wakil rektor lainnya untuk

bertindak​​sebagai​​pelaksana​​harian​​rektor.

(6) Bilamana rektor berhalangan tetap, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengangkat pejabat rektor sebelum diangkat rektor definitif atas usul majelis pendidikan tinggi yang mekanismenya diatur dengan ketentuan majelis

pendidikan​​tinggi.

(7) Menetapkan fungsi, tugas, tanggung jawab dan kewenangan, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, direktur program pascasarjana, direktur program vokasi, ketua dan sekretaris program studi, laboran, dan unsur penunjang akademik.

(8) Rektor dengan persetujuan senat dapat membantu PTM lain dalam bidang

(19)

Pasal​ ​39 Wakil​ ​Rektor

(1) Wakil​​rektor​​terdiri​​atas​​:

a. Wakil​ ​rektor​ ​I,​ ​bidang​ ​akademik;

b. Wakil​​rektor​​II,​​bidang​administrasi​ ​​umum,​​keuangan​​dan​​SDM;

c. Wakil​​rektor​​III,​​bidang,​​kemahasiswaan,​​alumni​​dan​​kerjasama.

(2) Wakil rektor diangkat dan diberhentikan oleh Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul rektor, setelah memperoleh pertimbangan Senat

Akademik​​dan​​rekomendasi​​Pimpinan​​Wilayah​​Muhammadiyah.

(3) Calon​​wakil​​rektor​UMMI​ ​​harus​​memenuhi​​syarat:

a. Taat​ ​dalam​ ​menjalankan​ ​syariat​ ​Islam​ ​dan​ ​berahlaqulkarimah;

b. Memahami​​Persyarikatan​​Muhammadiyah;

c. Berstatus​​dosen​​tetap​​di​​UMMI;

d. Berpengalaman minimal 4 (empat) tahun sebagai unsur pimpinan di

Universitas​ ​Muhammadiyah​ ​Sukabumi;

e. Sekurang-kurangnya​​berpendidikan​​magister​​(S2);

f. Memiliki​​jabatan​​fungsional.

Pasal​ ​40

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Rektor​ ​I

Tugas dan wewenang wakil rektor I adalah membantu rektor dalam bidang

akademik​​meliputi​​:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

(2) Perencanaan dan pelaksanaan baru untuk penyelenggaraan kegiatan

tambahan​​bagi​​usaha​​pengembangan​​nalar​​sivitas​​akademik​​UMMI.

(3) Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama bidang akademik dengan

berbagai​​pihak​​baik​​di​dalam​ ​​maupun​​di​​luar​​negeri.

(4) Penghimpunan data dan informasi pendidikan/ilmiah untuk kepentingan

penyelenggaraan​​kegiatan​​akademik.

(5) Perencanaan dan pelaksanaan penerapan bidang keilmuan yang diwarnai

Islam​​secara​​terprogram​​dalam​​kegiatan​​pengabdian​​pada​​masyarakat.

(6) Melaksanakan​ ​evaluasi​ ​kinerja​ ​serta​ ​pembinaan​ ​dosen.

(7) Penyelenggaraan dan pelaksanaan identitas UMMI di bidang akademik,

yaitu mengagungkan agama Islam, melestarikan dan mengembangkan

budaya​​dalam​​kerangka​​pengembangan​​budaya​​nasional.

(8) Memberikan​​laporan​​pertanggung​​jawaban​​bidang​​kerjanya​​kepada​​rektor.

Pasal​ ​41

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Rektor​ ​II

Tugas dan wewenang wakil rektor II pada bidang administrasi umum, keuangan

dan​​SDM​​membantu​rektor​ ​​dalam​​hal​​:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang​ ​administrasi​ ​umum,​ ​keuangan​ ​dan​ ​SDM;

(2) Perencanaan​​dan​​pengelolaan​​anggaran​​keuangan,​​aset​​dan​​SDM;

(20)

(4) Pengembangan unit bisnis atau ​profit center sebagai salah satu sumber

pendanaan​​universitas.

(5) Melaksanakan​​evaluasi​​hasil​​kerja​​pegawai.

(6) Menjalin hubungan baik keluar maupun ke dalam atas nama rektor untuk

bidang​​administrasi​​umum,​​keuangan​​dan​​SDM.

(7) Memberikan​​laporan​​pertanggungjawaban​bidang​ ​​kerjanya​​kepada​​rektor.

Pasal​ ​42

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Rektor​ ​III

Tugas dan wewenang wakil rektor III pada bidang kemahasiswaan, alumni dan

kerjasama​ ​membantu​ ​rektor​ ​dalam​ ​hal:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang hubungan masyarakat, promosi dan kerjasama dengan perguruan

tinggi​​lain,​​dunia​​usaha,​​atau​​pihak​​lain​​baik​​dalam​​maupun​​luar​​negeri.

(2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan protokoler, publikasi dalam

pengembangan​​citra​​UMMI.

(3) Bertanggungjawab​​atas​​perkembangan​​jumlah​​mahasiswa.

(4) Perencanaan dan pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan oleh para pembina kemahasiswaan, terhadap pengembangan sikap dan orientasi yang mengarah pada pengembangan nalar, minat, bakat dan kesejahteraan mahasiswa.

(5) Pembinaan organisasi mahasiswa, kegiatan mahasiswa dan alumni serta menselaraskan organisasi otonom (IMM, Hizbul wathan dan tapak suci),

pada​​pencapaian​​visi​​UMMI.

(6) Mengkoordinasi​​pelaksanaan​​kegiatan​​penelusuran​​alumni​​(​tracer​​study​).

(7) Memberikan​ ​laporan​ ​pertanggung​ ​jawaban​ ​bidang​ ​kerjanya​ ​kepada​ ​rektor.

Pasal​ ​43

Masa​ ​Jabatan​ ​Pimpinan​ ​UMMI

(1) Masa jabatan rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan,ketua program studi, sekretaris program studi, ketua lembaga dan direktur program pascasarjana 4 (empat) tahun dan sesudahnya dapat diangkat kembali dengan ketentuan

tidak​​boleh​​lebih​​dari​​2​​(dua)​​kali​​masa​​jabatan​​berturut-turut.

(2) Masa​ ​jabatan​ ​pergantian​ ​antar​ ​waktu​ ​tidak​ ​dihitung​ ​sebagai​ ​masa​ ​jabatan. (3) Bilamana wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, sekretaris

lembaga, direktur program pascasarjana, wakil direktur program pascasarjana, ketua program studi dan sekretaris berhalangan tetap dan atau terjadi pemberhentian, atau mutasi jabatan sebelum masa jabatan berakhir maka dilakukan pejabat pengganti untuk meneruskan sisa masa

tugas​​diatur​​dalam​peraturan​ ​​dan​​keputusan​​rektor.

(4) Jabatan rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, sekretaris lembaga, direktur program pascasarjana, wakil direktur program pascasarjana, ketua program studi dan sekretaris, tiga bulan sebelum masa

jabatannya​​berakhir​​maka​​dilakukan​​proses​​pemilihan.

BAB​ ​VIII

(21)

Pasal​ ​44 Senat​ ​Fakultas

(1) Senat​​fakultas​​adalah​​badan​​normatif​​dan​​perwakilan​​tertinggi​​di​​fakultas.

(2) Senat fakultas terdiri dari; guru besar, pimpinan fakultas, pimpinan program studi dan wakil dosen yang mewakili bidang ilmu dan teknologi atau

kelompok bidang ilmu dan teknologi yang dikembangkan di lingkungan

fakultas.

(3) Ketua dan sekretaris Senat fakultas dipilih dan diangkat oleh anggota Senat fakultas.

(4) Anggota​​Senat​​fakultas​​terdiri​​atas​anggota​ ​​tetap​​dan​​anggota​​tidak​​tetap.

(5) Anggota​ ​tetap​ ​terdiri​ ​dari​ ​:

a. Guru​​besar​​​ex​​officio​;

b. Dekan​​​ex​​officio;

c. Wakil​​dekan​​​ex​​officio;

d. Ketua​ ​program​ ​studi​ ​​ex​​officio;

e. Dosen yang bukan guru besar yang diusulkan oleh program studi,

masing-masing sebanyak 2 (dua) orang dengan jabatan fungsional

minimal​​lektor;

(6) Anggota​ ​senat​ ​tidak​ ​tetap​ ​adalah​ ​guru​ ​besar​ ​​emeritus​.

(7) Anggota​​Senat​​​​fakultas​​ditetapkan​​dengan​​Surat​​Keputusan​​Dekan.

Pasal​ ​45

Tugas​ ​Dan​ ​Fungsi​ ​Senat​ ​Fakultas

Senat​​fakultas​​mempunyai​​tugas​​pokok:

(1) Merumuskan kebijakan akademik, non akademik dan pengembangan fakultas.

(2) Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan

mimbar​​akademik,​​dan​otonomi​ ​​keilmuan​​di​​fakultas.

(3) Merumuskan etika, norma, dan tolok ukur penilaian penyelenggaraan fakultas.

(4) Menilai pertanggungjawaban dan pelaksanaan kebijakan akademik yang

telah​​dijalankan​​oleh​​dekan.

(5) Memberikan pertimbangan, persetujuan, dan pengawasan atas rencana dan realisasi​ ​anggaran​ ​pendapatan​ ​dan​ ​belanja​ ​fakultas.

(6) Memberikan pertimbangan kepada rektor berkenaan dengan calon-calon

dekan,​​wakil​​dekan,​​ketua​​dan​​sekretaris​​program​​studi.

(7) Memberikan pertimbangan untuk dosen yang akan mengajukan jabatan fungsional.

(8) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan non akademik yang

berlaku​​di​​fakultas.

(9) Mengusulkan pembentukan dan penutupan suatu fakultas, program studi,

laboratorium,​​atau​​studio.

(10)Memberi saran, pendapat, dan pertimbangan berkenaan dengan

masalah-masalah​​yang​​dihadapi​​oleh​​fakultas.

(11)Tatacara pengambilan keputusan dalam rapat senat diatur dalam peraturan

Senat​​fakultas.

Pasal​ ​46

(22)

(1) Senat Fakultas menetapkan mekanisme kerja, tata tertib rapat atau sidang

dan​​jadwal​​kegiatan​​tahunan.

(2) Setiap​​anggota​​​​mempunyai​​hak​​suara,​​hak​​memilih​​dan​​hak​​dipilih.

(3) Sidang Senat Fakultas dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya

setengah​​tambah​​satu​​dari​​jumlah​​anggota.

(4) Apabila kuorum tidak tercapai ketua sidang dapat menunda sidang paling

lama​​15​​(lima​​belas)​​menit​dan​ ​​setelah​​itu​​sidang​​dianggap​​sah.

(23)

Pasal​ ​47 Pimpinan​ ​Fakultas

Yang dimaksud dengan fakultas adalah satuan pelaksana catur dharma perguruan​ ​tinggi​ ​dengan​ ​sejumlah​ ​program​ ​studi.

(1) Fakultas dipimpin oleh seorang dekan dan didampingi wakil dekan dengan

pelaksanaan​​tugas​​yang​​sama.

(2) Dekan dan wakil dekan diangkat dan diberhentikan oleh rektor berdasarkan

usulan​​dari​​Senat​​Fakultas.

(3) Calon​​dekan​​dan​​wakil​dekan​ ​​UMMI​​harus​​memenuhi​​syarat:

a. Taat​​dalam​​menjalankan​syariat​ ​​Islam​​dan​​berahlaqulkarimah;

b. Memahami​ ​Persyarikatan​ ​Muhammadiyah

c. Berstatus​​dosen​​tetap​​di​​UMMI;

d. Wajib​​dicalonkan​​melalui​​Senat​​Fakultas;

e. Sekurang-kurangnya​​berpendidikan​​magister​​(S2);

f. Memiliki​ ​jabatan​ ​fungsional;

(4) Dekan sebagai penyelenggara dan penanggung jawab fakultas dalam melakukan arahan serta kebijakan umum, menetapkan peraturan, norma,

dan​​tolok​​ukur​​penyelenggaraan​​fakultas.

(5) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3) maka

dekan​​dibantu​​oleh​​wakil​​dekan.

Pasal​ ​48

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Dekan

(1) Dekan adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan fakultas

yang​​mempunyai​​tugas​​pokok​​dan​​wewenang​​sebagai​​berikut:

a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian,

pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;

b. Pembinaan tenaga pendidikan, tenaga administrasi dan mahasiswa serta berhubungan​ ​dengan​ ​persyarikatan​ ​dan​ ​masyarakat​ ​lingkungannya;

c. Pembinaan/pengembangan​​identitas​​fakultas;

d. Penyusunan visi, misi, tujuan, renstra, SOTK, program kerja, pedoman

akademik,​​dan​​dokumen​​penjaminan​​mutu​​di​​tingkat​​fakultas;

e. Penyusunan rencana anggaran dan pendapatan dan belanja fakultas

berbasis​​program​​yang​telah​ ​​disetujui​​Senat​​Fakultas;

f. Pelaksana​​anggaran​​pendapatan​​​​dan​​belanja​​fakultas;

g. Mengembangkan​​hubungan​​baik​​dengan​​pihak​​ketiga;

h. Menyusun laporan tahunan ke rektor setelah mendapat persetujuan

Senat​​Fakultas.

(2) Dalam menjalankan tugas untuk kepentingan pengembangan fakultas, dekan​ ​dan​ ​wakil​ ​dekan​ ​bertanggung​ ​jawab​ ​kepada​ ​rektor.

(3) Bilamana dekan berhalangan tidak tetap, wakil dekan bertindak sebagai

pelaksana​​harian​​dekan.

(4) Bilamana dekan berhalangan tetap (meninggal dunia, tugas belajar di luar

negeri atau kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas struktural) Senat Fakultas dapat memilih dan mengusulkan nama

calon​​kepada​​rektor​​dalam​​batas​waktu​ ​​paling​​lama​​6​​(enam)​​bulan.

(24)

Wakil​ ​Dekan

(1) Wakil​​dekan​​diangkat​dan​ ​​diberhentikan​​oleh​​rektor.

(2) Masa​​jabatan​​wakil​​dekan​sesuai​ ​​dengan​​masa​​jabatan​​dekan.

(3) Prosedur​ ​pemilihan​ ​wakil​ ​dekan​ ​diatur​ ​sesuai​ ​ketentuan​ ​Majelis​ ​Dikti. Pasal​ ​50

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Wakil​ ​Dekan

Tugas dan wewenang wakil dekan adalah membantu dekan dalam bidang catur

dharma,​​meliputi​​hal-hal​​sebagai​​berikut,

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan

bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada

masyarakat​ ​serta​ ​Al-Islam​ ​dan​ ​Kemuhammadiyahan.

(2) Mengkoordinasikan penyerasian kurikulum di semua program studi yang ada

di​​lingkungan​​fakultasnya.

(3) Pembinaan​​tenaga​​pendidik​​dan​​penunjang​​akademik.

(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik.

(5) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar

mahasiswa​​di​​lingkungan​​fakultas.

(6) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas fakultas dan

UMMI,​​serta​​menyelaraskan​​antara​​organisasi

(7) Pembinaan​​organisasi​​kemahasiswaan​​di​​lingkungan​​fakultas.

(8) Wakil dekan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada rektor.

BAB​ ​IX

PELAKSANA​ ​PROGRAM​ ​AKADEMIK

Pasal​ ​51 Program​ ​Studi

(1) Program studi adalah unsur pelaksana akademik yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan akademik dan atau professional serta

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian di bawah

koordinasi​ ​fakultas.

(2) Program​​studi​​dipimpin​​oleh​​seorang​​ketua​​program​​studi.

(3) Dalam menjalankan tugasnya, ketua program studi dibantu oleh seorang

sekretaris​​program​​studi.

(4) Ketua​​program​​studi​bertanggung​ ​​jawab​​kepada​​dekan.

(5) Ketua program studi dan sekretaris program studi diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas usul dekan berdasarkan hasil pemilihan dosen tetap program studi dan rekomendasi Senat Fakultas serta pertimbangan BPH.

(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas ketua/sekretaris program studi diatur

dalam​​pedoman​​fakultas.

(7) Program studi yang belum memenuhi syarat membentuk fakultas, berada di

bawah dan bertanggungjawab langsung kepada rektor, yang pembinaannya

dilaksanakan​​oleh​​wakil​​rektor​​I.

(25)

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Ketua​ ​dan​ ​Sekretaris​ ​Program​ ​Studi

Tugas dan wewenang ketua dan sekretaris program studi adalah membantu

dekan​​dalam​​bidang​​catur​​dharma,​​meliputi:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan

bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada

masyarakat​​serta​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan.

(2) Mengkoordinasikan​​penyerasian​​kurikulum​​di​​program​​studi.

(3) Pembinaan​​tenaga​​pendidik​​yang​​ada​​di​​program​​studi.

(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik.

(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen

penjaminan​​mutu​​program​​studi.

(6) Menyusun​​rencana​​anggaran​belanja​ ​​berbasis​​program​​kerja.

(7) Menciptakan iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar mahasiswa​ ​di​ ​lingkungan​ ​program​ ​studi.

(8) Melaksanakan​​pembinaan​​sivitas​​akademika​​di​​lingkungannya.

(9) Pembinaan organisasi himpunan kemahasiswaan di lingkungan program

studi.

(10)Melaksanakan pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas

program​​studi,​​fakultas​​dan​​UMMI.

(11)Melaksanakan kerjasama baik dengan pihak internal maupun dengan pihak

eksternal​​melalui​​dekan.

Pasal​ ​53 Program​ ​Profesi

(1) Program profesi adalah unsur fakultas yang menyelenggarakan pendidikan

khusus​​yang​​berbasis​keahlian​ ​​khusus​​sarjana​​(S1).

(2) Program profesi dalam pelaksanaannya mengacu pada ketentuan dan

standar​​kualitas​​yang​ditetapkan​ ​​oleh​​asosiasi​​profesi.

(3) Program profesi dipimpin oleh seorang ketua program profesi yang berkualifikasi sesuai dengan ketentuan asosiasi profesi atau seorang yang

keahliannya​​memenuhi​​persyaratan​​tertentu.

(4) Dalam menjalankan tugasnya ketua program profesi dapat dibantu seorang sekretaris​ ​program​ ​profesi.

(5) Ketua dan sekretaris program profesi diangkat dan diberhentikan oleh rektor

atas​​usul​​dekan​​dan​rekomendasi​ ​​senat​​serta​​pertimbangan​​BPH.

(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas ketua dan atau sekretaris program

profesi​​diatur​​dalam​​pedoman​​fakultas.

(7) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas ketua dan atau sekretaris program

profesi​​diatur​​dalam​​pedoman​​fakultas

Pasal​ ​54

Tugas​ ​Dan​ ​Wewenang​ ​Ketua​ ​dan​ ​Sekretaris​ ​Program​ ​Profesi Tugas dan wewenang ketua dan sekretaris program profesi adalah membantu dekan​ ​dalam​ ​bidang​ ​catur​ ​dharma,​ ​meliputi:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan bidang pendidikan profesi dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada

masyarakat​​serta​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan.

(26)

(3) Pembinaan​​tenaga​​pendidik​​yang​​ada​​di​​program​​profesi.

(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program profesi.

(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen

penjaminan​​mutu​​program​​profesi.

(6) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar

mahasiswa​​di​​lingkungan​​program​​profesi.

(7) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas program profesi,

fakultas​​dan​​UMMI.

(8) Ketua program profesi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada​ ​dekan.

Pasal​ ​55 Program​ ​Diploma

(1) Program studi diploma adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

untuk​​memiliki​​pekerjaan​dengan​ ​​keahlian​​terapan​​tertentu.

(2) Program​​studi​​diploma​dipimpin​ ​​oleh​​seorang​​ketua.

(3) Dalam menjalankan tugasnya, ketua program studi diploma dibantu oleh seorang​ ​sekretaris.

(4) Ketua​​program​​studi​​diploma​​bertanggung​​jawab​​kepada​​dekan.

(5) Ketua dan sekretaris program studi diploma diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas usul dekan berdasarkan hasil pemilihan dosen tetap program

studi​​diploma​​dan​​rekomendasi​Senat​ ​​Fakultas​​serta​​pertimbangan​​BPH.

(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas kepala dan sekretaris program studi

diploma​​diatur​​dalam​​pedoman​​fakultas.

Pasal​ ​56

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Ketua​ ​dan​ ​Sekretaris​ ​Program​ ​Diploma Tugas dan wewenang ketua dan sekretaris program diploma adalah membantu dekan​ ​dalam​ ​bidang​ ​catur​ ​dharma,​ ​meliputi:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan

bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada

masyarakat​​serta​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan.

(2) Mengkoordinasikan​ ​penyerasian​ ​kurikulum​ ​di​ ​program​ ​diploma.

(3) Pembinaan​​tenaga​​pendidik​​yang​​ada​​di​​program​​diploma.

(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik.

(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen

penjaminan​​mutu​​program​​diploma.

(6) Menyusun​​rencana​​anggaran​belanja​ ​​berbasis​​program​​kerja.

(7) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar

mahasiswa​​di​​lingkungan​​program​​diploma.

(8) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas program studi,

fakultas​​dan​​UMMI.

(9) Pembinaan organisasi himpunan kemahasiswaan di lingkungan program

diploma.

(10)Ketua program diploma dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab

(27)

Pasal​ ​57

Program​ ​Vokasi​ ​(​Community​​College)

(1) Community college adalah jenis pendidikan di atas pendidikan menengah yang menyelenggarakan beragam program pendidikan berdurasi satu sampai dengan dua tahun untuk memperoleh sertifikat pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan yang selaras dengan kemajemukan kebutuhan masyarakat lokal dalam berbagai sektor baik sektor primer,

sekunder,​​tersier,​​maupun​​kuarter.

(2) Program vokasi dalam pelaksanaannya mengacu pada ketentuan dan

standar​​kualitas​​yang​​ditetapkan​oleh​ ​​DIKTI​​tentang​​pendidikan​​vokasi.

(3) Program vokasi dipimpin oleh seorang direktur setingkat dekan yang memiliki kemampuan akademik, manajerial dan hubungan kerjasama yang memadai.

(4) Dalam menjalankan tugasnya direktur program vokasi dibantu oleh wakil direktur​ ​​ ​program​ ​yang​ ​bertanggungjawab​ ​kepada​ ​direktur.

(5) Direktur​​dan​​wakil​​direktur​​program​​vokasi​​bertanggung​​jawab​​kepada​​rektor.

(6) Direktur dan wakil direktur program vokasi diangkat dan diberhentikan oleh

rektor​​atas​​​​rekomendasi​​Senat.

(7) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas direktur dan wakil direktur program

vokasi​​​​diatur​​dalam​​pedoman​​universitas.

(8) Unsur program vokasi adalah: laboratorium, kelompok tenaga pengajar/tutor

dan​​tata​​usaha.

Pasal​ ​58

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Direktur​ ​dan​ ​Wakil​ ​Direktur​ ​Program​ ​Vokasi Direktur dan wakil direktur program vokasi adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan pendidikan vokasional yang mempunyai tugas pokok

dan​​wewenang​​sebagai​​berikut:

(1) Memimpin penyelenggaraan pendidikan vokasional dan pendidikan Al-Islam dan​ ​Kemuhammadiyahan.

(2) Pembinaan​​dan​​peningkatan​​keterampilan​​sesuai​​kebutuhan​​dunia​​kerja.

(3) Pembinaan​​dan​​pengembangan​​identitas​​program.

(4) Penyusunan​​rencana​​anggaran​pendapatan​ ​​dan​​belanja​​program.

(5) Pelaksana​ ​anggaran​ ​pendapatan​ ​​ ​dan​ ​belanja​ ​program.

(6) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen

penjaminan​​mutu​​program​​vokasi.

(7) Mengembangkan hubungan baik dan kerjasama dengan seluruh

stakeholders yang berhubungan dengan kepentingan atau kebutuhan pengembangan pendidikan vokasional (pemerintah, institusi dan perusahaan

swasta,​​industri,​​kelompok​profesional​ ​​dan​​masyarakat​​perseorangan).

(8) Menyusun​ ​laporan​ ​tahunan​ ​kepada​ ​rektor.

Pasal​ ​59

Program​ ​Pascasarjana

(1) Program pascasarjana adalah penyelenggara dan pelaksana kegiatan

akademik​​strata​​dua​​dan​​strata​​tiga.

(2) Program pascasarjana dipimpin oleh seorang direktur setingkat dekan yang

(28)

(3) Dalam menjalankan tugasnya direktur program pascasarjana dibantu oleh

wakil​​direktur​​yang​bertanggungjawab​ ​​kepada​​direktur​​program.

(4) Direktur​​program​​pascasarjana​​bertanggungjawab​​terhadap​​rektor.

(5) Direktur dan wakil direktur program pascasarjana diangkat dan diberhentikan

oleh​​rektor​​atas​​​​rekomendasi​​Senat​​Akademik.

(6) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas direktur dan wakil direktur program

pascasarjana​​​​diatur​​dalam​​pedoman​​tersendiri.

(7) Unsur program pascasarjana adalah program studi, laboratorium, kelompok

tenaga​​pengajar​​dan​​tata​​usaha.

Pasal​ ​60

Tugas​ ​dan​ ​Wewenang​ ​Direktur​ ​dan​ ​Wakil​ ​Direktur​ ​Program​ ​Pascasarjana

Tugas​​dan​​wewenang​​direktur​​dan​​wakil​​direktur​​program​​pascasarjana​​meliputi:

(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan

bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada

masyarakat​​serta​​Al-Islam​​dan​​Kemuhammadiyahan.

(2) Mengkoordinasikan​​penyerasian​​kurikulum​​di​​program​​pascasarjana.

(3) Pembinaan​​tenaga​​pendidik​​yang​​ada​​di​​program​​pascasarjana.

(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program akademik.

(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen

penjaminan​​mutu​​program​​pascasarjana.

(6) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar

mahasiswa​​di​​lingkungan​​program​​pascasarjana.

(7) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas program pascasarjana​ ​dan​ ​UMMI.

(8) Direktur dan wakil direktur pascasarjana dalam melaksanakan tugasnya

bertanggung​​jawab​​kepada​​rektor.

Pasal​ ​61

Lembaga​ ​Penelitian​ ​dan​ ​Pengabdian​ ​Masyarakat​ ​(LPPM)

(1) Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) adalah unsur

pelaksanaan akademik di lingkungan universitas yang merencanakan,

mengkoordinasi, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh

sivitas​​akademika​​dan​​pusat-pusat​​studi.

(2) LPPM mengkoordinasikan pengembangan sumberdaya manusia dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan penelitian dan pengabdian

pada​​masyarakat​​dan​​publikasi​​/HKI.

(3) LPPM melakukan kerjasama dengan lembaga lain baik di dalam negeri

maupun luar negeri untuk meningkatkan kemampuan penelitian dan

pengabdian​​pada​​masyarakat​​serta​​publikasi/HKI.

(4) Di tingkat fakultas kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

dilakukan​​oleh​​kelompok​​keahlian​dan​ ​​menginduk​​ke​​pusat​​studi.

(5) LPPM mengkoordinasi kegiatan pusat studi, unit bisnis, layanan teknis yang terkait dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta publikasi/HKI.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan paparan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam pembuatan media pembelajaran berbentuk game edukatif pada materi relasi dan fungsi ini

Peningkatan Kemampuan Berhitung Materi Pecahan melalui Penerapan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dengan Media Papan Flanel .....

Sebelum berusia 32 tahun, petualang Norwegia bernama Erling Kagge telah berlayar melewati Atlantik sendiri sebanyak dua kali, berlayar ke Antartika dan kembali, menjadi salah satu

Sedangkan bertipe air sulfat diperlihatkan pada mata air panas Lombongo dengan temperatur yang relatif cukup tinggi terutama di Libungo (81.0 – 82.6 °C) dan debit antara 1.20

Perlu dilakukan upaya-upaya oleh pihak- pihak yang berkompeten untuk membuat diversifikasi produk dari pangan lokal (sagu, singkong, dan keladi) sehingga

Penilaian terhadap warna minyak menunjukkan skor warna yang cenderung semakin meningkat dengan banyaknya pengulangan penggorengan dibandingkan dengan baku (pembanding

15 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis.. Setelah itu dilakukan pengolahan dengan proses editing, yaitu dengan meneliti kembali data-data yang didapat, apakah data