RESUME
Komunikasi dalam Konsep Budaya
Ilmu Keperawatan Dasar II
Nama : Alifya Sasmi
Nim : C1AA14011
Kelas : IA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KOTA SUKABUMI
▸ Baca selengkapnya: sebutkan 5 norma komunikasi yang baik dilingkungan
(2)Konsep Dasar Komunikasi
Istilah “komunikasi”atau dalam bahasa Inggris yaitu“communication”, berasal dari bahasa latin“communis” yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama“to make common” (Dedy Mulyana, 2005 : 41).
Definisi dari segi bahasa ini menyatakan bahwa suatu komunikasi yang efektif hanya dapat tercapai apabila terjadi kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan. Dalam definisi tersebut, jelas bahwa orang yang menyampaikan dan orang yang menerima pesan diharapkan mempunyai persepsi yang sama tentang apa yang disampaikan, atau dengan kata lain maksudnya adalah “sama makna”. Jadi apabila ada dua orang yang sedang terlibat dalam percakapan,.
Konsep Dasar Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “buddhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Maka, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosio ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Seperti kita ketahui bahwa budaya mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi. Budaya bertanggung jawab atas seluruh aspek komunikasi yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok, baik secara verbal maupun nonverbal. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
Komunikasi dalam Konsep Budaya
Setiap orang pasti memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya. Sebagai perawat kita harus dapat menyesuaikan dengan kondisi kebudayaan sang pasien. Kita juga harus bisa mengkomunikasikannya agar tidak terjadi ketersinggungan antar perawat dengan pasien.
Strategi Komunikasi dengan Klien dari Kultur yang Berbeda
Menurut Kozier B. Erb G., dan Blais K. (1997 ) strategi komunikasi dengan klien dari kultur yang berbeda hendaknya dilakukan dengan cara sbb.
1. mempertimbangkan komponen kultur yang terintegrasi dalam melakukan komunikasi .
2. mendorong klien untuk dapat mengomunikasikan interprestasinya terhadap kesehatan , sakit, pengobatan , dan perencanaan keperawatan sesuai dengan kultur yang dianutnya ,kemudian menuangkannya kedalam perencanaan keperawatan sehingga sesuai dengan gaya hidup , kebutuhan , serta nilai yang dianut.
3. Memahami bahwa respek terhadap klien merupakn kebutuhan komunikasi yang sangat penting dalam membantu hubungan yang efektip.
4. Mengungkapkan pendekatan terbuka dan penuh etensi , sehingga klien mengetahui bahwa oerawat mendengarkan apa yang disampaikan oleh klien.
5. Memberikan waktu yang cukup pada klien untuk dapat menjawab semua pertanyaan yang terkait dengan kehidupan sosial dan kuktur yang dianutnya , tidak perlu tergesa – gesa sehingga klien tidak mersa nyaman dengan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan.
6. Menggunakan teknik komunikasi yang baik dalam melakukan validasi pada klien. 7. Diskusi tentang seks agak sulit dibicarakan apalagi dengan jenis kelamin yang
berbeda . ada baiknya untuk mencarikan perawat dengan jenis kelamin yang sama. 8. Gunakan altenatif metode komunikasi yang berbeda apabila ada perbesdaan bahasa
antara perawat dan klien , seperti menggunakn penerjemahan , bahasa tubuh yang jelas ,gambar , ekspresi muka yang mudah terbaca , serta suara dan nda bicara yang baik.
9. Pelajari kelompok kata – kata kunci yang dapt membantu memahami dan memperlancar komunikasi antara perawat dan klien.
Prinsip – prinsip komunikasi perawat pada budaya klien :
1. Kenali bahasa yang digunakan klien dan kluarganya dirumah.
2. Sampai diman tingkat kemahiran bahasa nasional yang digunakan oleh klien baik secara tertulis maupun lisan.
3. Kenali adanya orang yang tidak dikendaki klien sebagai penerjemahnya.
4. Perawat hendaknya menggunakan bahasa indonesia yang benar sehingga mudah di pahami oleh lawan bicaranya dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.
5. Penggunaan variasi teknik komunikasi selama ineraksi seperti bahasa tubuh , kontak mata , kepekaan terhadap ketabuan , norma – norma rahasia , serta gaya penjelasan sebaiknya digunakan secara benar.
6. Melakukan komunikasi non verbal klien selama komunikasi berlangsung.
7. Bagaiman persepsi klien terhadap pelayanan yang ada ditatanan pelayanan kesehatan terutama yang terkait dengan budaya tenaga kesehatan.
9. Kenali bahasa dan dialek apa yang merasa klien lebih nyaman selama berinteraksi .
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi :
1. Persepsi adalah pendapat indivu atas apa yang terjadi. Perbedaan persepsi antara perawat dan klaen menjadi kendala dalam proses asuhan keperawatan selanjutnya. 2. Nilai.setiap individu mempunyai nilai-nilai yang akan mempengaruhi penerimaan
pesan karena nilai adalah panduan umum yang digunakan oleh individu untuk dapat menyaring informasi. Oleh karna itu perawat harus menempatkan diri sehinngga nilai pribadi perawat tidak mempengaruhi hibungan profesional yang akan atu sedang dilakukan.
3. Latar belakng budaya. Budaya akan membentuk individu yang unik,sehingga pola komunikasi juga akan berbeda antara satu inividu dengan yang lainya perbedaan muncul ketika indivudu ingin menunjukan emosi dan informasi psikologis lain nya kepada perawat.
4. Pengetahuan. Komunikasi akan lebih sulit jika terdapat perbedaan pengetahuan antar individu perawat harus mempelajari keadaan klien sebelum melakukan interaksi. 5. Lingkungan.komunikasi yang efektif akan terlaksana dalam ruangan yg
kondusif.perawat harus pandai sehingga komunikasi tidak terganggu.
Kendala komunikasi efektif
1. Pemberian pendapat
2. Memberikan penentraman palsu
3. Memberikan defensif (respon mengkritik untuk menunjukan bahwa klien tidak mempunyai hak untuk memberikan opini)
4. Menunjukan perstujuan atau ketidaksetujuan 5. Stereotif (kepercayaan umum mengenai orang) 6. Bertanya mengapa
7. Mengubah subyek pembicaraan secara tidak tepat