• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan Indone

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan Indone"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER PENGANTAR EKONOMI

KERJASAMA EKONOMI DAN PERDAGANGAN

INDONESIA DAN THAILAND

KELOMPOK : 11

NAMA ANGGOTA : 1. ASY-SYIFA HANUM FARIDA (13.7523)

2. EMY NURYANA DEWI (13.7597)

3. SUKRILLA (13.7881)

KELAS : 1L

(2)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ... 2 1.3 MANFAAT ... 3

1.4 METODOLOGI ... 3 BAB 2 PEMBAHASAN 1.1 PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR-IMPOR INDONESIA DAN THAILAND ... 5

1.2 ANALISIS TABEL DAN GRAFIK PERKEMBANGAN EKSPOR-IMPOR INDONESIA DAN THAILAND TAHUN 2000-2012 ... 6

1.3 LIMA KOMODITI UTAMA IMPOR INDONESIA DARI THAILAND ... 7

1.4 ALASAN INDONESIA MENGIMPOR BERAS THAILAND ... 9

1.5 KELEBIHAN BERAS THAILAND DIBANDING INDONESIA ... 11 1.6 DAMPAK IMPOR BERAS DARI THAILAND ... 11

BAB 3 PENUTUP 1.1 KESIMPULAN ... 12

1.2 SARAN ... 13

LAMPIRAN ... 15

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Negara Inonesia dikenal sebagai negara agraris, dikenal pula sebagai negara yang memiliki peran penting dalam bidang bahan pangan di dunia. Indonesia berada dalam urutan ketiga sebagai produsen beras terbesar setelah India dan China. Kontribusi Indonesia terhadap produksi beras dunia sebesar 8,5% atau 51 juta ton. China dan India sebagai produsen utama beras berkontribusi 54%. Vietnam dan Thailand yang secara tradisional merupakan negara eksportir beras hanya berkontribusi 5,4% dan 3,9%.

Tetapi bila kita lihat dari segi pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat Indonesia sendiri itupun belum cukup mencukupi 237.641.326 penduduk Indonesia. Menurut BPS, produksi padi Indonesia pada tahun 2012 sebesar 69,05 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka yang banyak bukan? Tapi sangat disayangkan, Indonesia sebagai produsen beras terbesar ketiga pun ternyata juga sebagai pengimpor beras terbesar (14% dari beras yang diperdagangkan di dunia).

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Tidak lain karena kebutuhan beras dalam negeri lebih besar daripada produksi dalam negeri. Sebagai contoh pada tahun 2010, produksi beras Thailand sebesar 20 juta ton dan kebutuhan masyarakatnya akan beras sebesar 10 juta ton. Sedangkan produksi beras Indonesia sebesar 37,5 juta ton dan kebutuhannya sebesar 33,5 juta ton. Bisa kita lihat perbedaan surplus Thailand (10 juta ton) dan Indonesia (4 juta ton). Dan surplus 4 juta ton tersebut masih sangat kurang sebagai cadangan. Maka dari itu Indonesia dengan terpaksa harus mengimpor beras dari India (11.992 ton), Thailand (11.530 ton), Vietnam (6.925 ton), Pakistan (4.015 ton), dan Pakistan (1.000 ton) (berdasarkan data BPS seperti dikutip detikFinance, Bulan Agustus 2013).

(4)

0,43 per kilogram. Juga dilihat dari kualitas beras Thailand yang lebih baik daripada Indonesia.

Dari kerjasama ini ada keuntungan dan kerugiannya. Dari sisi positifnya, Indonesia bisa memenuhi cadangan beras negara setiap tahunnya. Sehingga negara tidak sampai merasakan kekurangan kebutuhan pangan yang pokok tersebut. Di samping itu, dari Thailand juga mendapat keuntungan dari segi ekonomi, yaitu meningkatkan devisa negara. Kedua negara tersebut diuntungkan bukan? Kerja sama ini bisa terus berkembang sampai sekarang, bahkan Indonesia memperpanjang kerja sama bilateral dengan Thailand dalam kesempatan Pertemuan Komisi Bersama (Joint Commission Meeting/JCM) kedelapan di Bangkok pada November 2013 lalu.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Setiap yang memiliki dampak positif, juga memiliki dampak negatif bukan? Hal inilah yang akan dibahas kali ini. Di antara beberapa dampak yang ada, akan dibuat rumusan masalah yang akan dibahas.

1. Apa efek impor beras terhadap lapangan usaha dan lapangan pekerjaan di Indonesia?

2. Walaupun produksi beras Indonesia termasuk tinggi, tapi mengapa masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat?

3. Produksi beras Indonesia yang lebih besar daripada Thailand, tetapi malah Thailand yang mengekspor beras untuk Indonesia.

4. Apakah kebijakan pemerintah Indonesia mempengaruhi terjadinya kerjasama antar kedua negara ini?

5. Apa perbedaan kualitas Indonesia dengan Thailand yang menyebabkan Indonesia perlu mengimpor beras dari Thailand?

1.3 MANFAAT

(5)

1. Mengetahui adanya efek impor beras terhadap lapangan usaha dan lapangan pekerjaan di Indonesia.

2. Mengetahui alasan mengapa Indonesia belum bisa mencukupi kebutuhan beras nasional.

3. Mengetahui alasan mengapa Thailand bisa mengekspor beras padahal produksi berasnya lebih rendah daripada produksi beras Indonesia.

4. Mengetahui ada tidaknya pengaruh kebijakan pemerintah Indonesia terhadap terjadinya kerjasama Indonesia-Thailand.

5. Mengetahui perbedaan kualitas beras Indonesia dengan Thailand yang menyebabkan mengapa Indonesia mengimpor bera dari negara tersebut.

1.4 METODOLOGI

Metodologi yang dipakai dalam paper ini, adalah:

1. Pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ialah pengumpulan data sekunder, yakni data yang didapat berasal dari sumber yang sudah ada, dalam hal ini adalah data yang sudah diolah oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

2. Analisis data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data ialah statistik deskriptif, yakni metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data tetapi tidak menarik kesimpulan apapun, dalam hal ini menganalisis data dari tabel dan grafik yang sudah ada.

(6)

PEMBAHASAN

1.1 PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR-IMPOR INDONESIA DAN THAILAND

TABEL 1.1 NILAI EKSPOR-IMPOR INDONESIA DAN THAILAND TAHUN 2000 – 2012

GRAFIK 1.1 PERKEMBANGAN EKSPOR-IMPOR INDONESIA DAN THAILAND TAHUN 2000 - 2012

IMPOR (CIF US$)

TAHUN EKSPOR (FOB US$) IMPOR (CIF US$)

(7)

1.2 ANALISIS TABEL DAN GRAFIK PERKEMBANGAN EKSPOR-IMPOR INDONESIA DAN THAILAND TAHUN 2000 – 2012

Berdasarkan tabel dan grafik pada halaman sebelumnya, bisa dilihat perkembangan kegiatan ekspor-impor antara Indonesia dan Thailand cenderung naik walaupun pada tahun tertentu terjadi penurunan. Terjadi penurunan yang cukup mencolok pada tahun 2006 dan 2009 pada ekspor Indonesia ke Thailand. Juga terjadi penurunan pada tahun 2009 pada impor Indonesia dari Thailand. Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal ini.

Pada tahun 2009 terjadi krisis global yang melanda di seluruh negara. Karena krisis inilah negara-negara yang sebelumnya merupakan buyer potensial dari produk ekspor Indonesia, berpikir ulang dan sedapat mungkin melakukan proteksi untuk melakukan impor. Pada akhirnya hal ini berdampak pada menurunnya ekspor dan impor Indonesia pada tahun 2009. Tapi penurunan tersebut bisa pulih kembali.

Sedangkan pada tahun 2006, keadaan politik di Thailand tidak stabil, diakibatkan oleh jatuhnya pemerintahan, yang saat itu dipimpin oleh Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Terlebih jatuhnya karier politik Thaksin Shinawatra disebabkan kudeta dari pemerintahan junta militer yang dipimpin oleh Surayud Chulanont. Oleh karena itu, keadaan ekonomi di Thailand tidak stabil dan berimbas pada kegiatan perdagangan internasioal, dalam hal ini merupakan kegiatan ekspor dan impor.

1.3 LIMA KOMODITI UTAMA IMPOR INDONESIA DARI THAILAND

Berdasarkan tabel 1.1 pada lampiran, selama tahun 2008 nilai impor dari thailand adalah 6.334.263.656. Komoditi bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor menjadi komoditi unggulan dari thailand dengan nilai 705.136.746. Komoditi terbesar berikutnya yaitu komoditi kendaraan bermotor untung penumpang dengan nilai impor sebesar 668.579.531. Kemudian di peringkat ke-3 diduduki oleh komoditi kendaraan bermotor untuk transportasi barang dengan nilai impor sebesar 326.467.752. Posisi selanjutnya diduduki oleh komoditi gula, tetes dan madu dengn nilai impor sebesar 421.590.413. Dan diurutan terakhir di duduki oleh komoditi sepeda motor, skuter, dan sepeda bermotor lainnya/sepeda tidak bermotor dengan nilai impor sebesar 203.357.568.

(8)

bermotor untuk penumpang menjadi komoditi unggulan dari thailand dengan nilai impor sebesar 396.020.954. Sedangkan bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor turun satu peringkat dengan nilai impor sebesar 315.659.187. Kemudian di peringkat ke-3 juga mengalami perubahan yaitu diduduki oleh gula, tetes dan madu dengan nilai impor sebesar 255.023.375. Posisi selanjutnya diduduki oleh komoditi mesin piston pembakaran dalam dan bagian-bagiannya dengn nilai impor sebesar 243.295.619. Dan diurutan terakhir di duduki oleh komoditi peralatan pemanas dan pendingin serta suku cadangnya dengan nilai impor sebesar 182.461.314.

Kemudian pada tabel 1.3 pada lampiran, Selama tahun 2010, nilai impor dari thailand adalah 7.470.734.795. Komoditi kendaraan bermotor untuk penumpang menjadi komoditi unggulan dari thailand dengan nilai 889.378.162. Komoditi terbesar berikutnya yaitu komoditi bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor dengan nilai impor sebesar 660.265.463. Kemudian di peringkat ke-3 diduduki oleh komoditi gula, tetes dan madu dengan nilai impor sebesar 565.594.034. Posisi selanjutnya diduduki oleh komoditi mesin piston pembakaran dalam dan bagian-bagiannya dengan nilai impor sebesar 379.810.836. Dan diurutan terakhir di duduki oleh komoditi kendaraan bermotor untuk transportasi barang dengan nilai impor sebesar 306.756.861.

Pada tabel 1.4 pada lampiran, ada yang sedikit berbeda dari 5 komoditi utama impor Indonesia dari Thailand. Selama tahun 2011, nilai impor dari thailand adalah 10.405.115.164. Komoditi kendaraan bermotor untuk penumpang menjadi komoditi unggulan dari thailand dengan nilai 993.358.311. Komoditi terbesar berikutnya yaitu komoditi gula, tetes dan madu dengan nilai impor sebesar 822.273.760. Kemudian di peringkat ke-3 diduduki oleh komoditi bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor dengan nilai impor sebesar 788.260.371. Posisi selanjutnya diduduki oleh komoditi beras dengan nilai impor sebesar 379.810.836. Dan diurutan terakhir di duduki oleh komoditi mesin bangunan dan konstruksi tds dengan nilai impor sebesar 483.128.385.

Bila kita amati, beras bisa tiba-tiba masuk ke dalam komoditi utama impor Indonesia, padahal tahun sebelumnya tidak pernah menduduki komoditi utama. Ternyata pada tahun 2011 terjadi gagal panen di hampir seluruh wilayah Indonesia. Gagal panen tersebut adalah gabungan dari hasil dari swadaya masyarakat dan program pemerintah. Gagal panen tersebut terjadi karena musim kemarau yang panjang dan hama wereng yang memang termasuk yang parah. Hama wereng ini terjadi karena para petani yang secara terus-menerus menanam padi tanpa jeda, akibatnya populasi wereng semakin besar.

(9)

2,6 juta dan sebesar Rp 1,1 juta untuk pengadaan pupuk. Tapi sayangnya ada di beberapa daerah yang sampai akhir tahun 2011 yang dananya masih belum cair, jadi diperkirakan hal inilah yang menyebabkan negara harus mengimpor beras karena para petani belum bisa mengembalikan kondisi lahan, dalam hal ini para petani belum bisa kembali menanam padi untuk memenuhi kebutuhan beras lokal.

Yang terakhir tabel 1.5 pada lampiran, Selama tahun 2012, nilai impor dari thailand adalah 11.438.518.381. Komoditi kendaraan bermotor untuk penumpang menjadi komoditi unggulan dari thailand dengan nilai 1.516.760.682. Komoditi terbesar berikutnya yaitu komoditi bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor dengan nilai impor sebesar 1.023.161.366. Kemudian di peringkat ke-3 diduduki oleh komoditi gula, tetes dan madu dengan nilai impor sebesar 922.359.463. Posisi selanjutnya diduduki oleh komoditi mesin piston pembakaran dalam dan bagian-bagiannya dengan nilai impor sebesar 538.833.226. Dan diurutan terakhir di duduki oleh komoditi kendaraan bermotor untuk transportasi barang dengan nilai impor sebesar 512.706.469.

Pada tahun ini beras tidak menjadi komoditi utama impor lagi. Padahal pada tahun 2012, gagal panen masih melanda negeri ini. Tetapi pemerintah sekarang lebih sigap dalam menangani hal ini. Dana yang tahun lalu masih ada yang belum dicairkan, sudah bisa dialokasikan ke seluruh wilayah yang sawahnya gagal panen. Jadi para petani bisa dengan segera mengembalikan kondisi lahan persawahan.

1.4 ALASAN INDONESIA MENGIMPOR BERAS THAILAND

1. Penduduk Indonesia merupakan pemakan beras terbesar di dunia dengan konsumsi 154 kg per orang per tahun. Bandingkan dengan rerata konsumsi di China yang hanya 90 kg, India 74 kg, Thailand 100 kg, dan Philipine 100 kg. Hal ini mengakibatkan kebutuhan beras Indonesia menjadi tidak terpenuhi jika hanya mengandalkan produksi dalam negeri dan harus mengimpornya dari negara lain. 2. Pergeseran musim hujan dan musim kemarau menyebabkan petani kesulitan dalam

menetapkan waktu yang tepat untuk mengawali masa tanam, benih beserta pupuk yang digunakan, dan sistem pertanaman yang digunakan. Sehingga penyediaan benih dan pupuk yang semula terjadwal, permintaanya menjadi tidak menentu yang dapat menyebabkan kelangkaan karena keterlambatan pasokan benih dan pupuk. Akhirnya hasil produksi padi pada waktu itu menurun.

(10)

terjadi konversi lahan sawah di Jawa seluas 1 Juta Hektar (ha) dan 0,62 juta ha di luar Jawa. Walaupun dalam periode waktu yang sama dilakukan percetakan sawah seluas 0,52 juta ha di Jawa dan sekitar 2,7 juta ha di luar pulau Jawa, namun kenyataannya percetakan lahan sawah tanpa diikuti dengan pengontrolan konversi, tidak mampu membendung peningkatan ketergantungan Indonesia terhadap beras impor.

4. Faktor-faktor di atas yang mendorong dilakukannya impor masih diperparah dengan berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah yang semakin menambah ketergantungan kita akan produksi pangan luar negeri. Seperti kebijakan tarif impor yang rendah dan praktek privatisasi, liberalisasi dan deregulasi. Deregulasi, beberapa kebijakan sangat dipermudah untuk perusahaan besar yang mengalahkan pertanian rakyat. Dengan kemudahan regulasi ini, upaya privatisasi menuju monopoli atau kartel di sektor pangan semakin terbuka. Hal ini semakin parah dengan tidak diupayakannya secara serius pembangunan koperasi-koperasi dan UKM dalam produksi, distribusi dan konsumsi di sektor pangan. Selain itu dikuranginya subsidi pupuk juga menyebabkan tingginya biaya produksi yang berimbas pada harga beras lokal yang sangat mahal.

1.5 KELEBIHAN BERAS THAILAND DIBANDING INDONESIA

1. Tidak mudah patah, dengan kadar patahan maksimum 5 persen. 2. Warnanya putih bersih. penghasil beras terbesar di asia karena sistim pertanian mereka yang intensif dan terawat berbeda dengan indonesia yang sistim irigasi dan pendistribusian pupuk saja sangat susah didapatkan dan tidak lancar.

1.6 DAMPAK IMPOR BERAS DARI THAILAND

(11)

dan beras impor yang dapat merugikan petani Indonesia. Selain itu, dengan meningkatnya impor beras ini membuat bangsa terutama pemerintah terlena, lupa bahwa negara ini awalnya adalah negara swasembada beras, bahkan pernah menjadi negara pengekspor beras.

BAB 3

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Kerjasama antara Indonesia dan Thailand yang berlangsung sejak tahun 1950 mencakup berbagai bidang. Salah satunya di bidang ekonomi adalah ekspor dan impor. Adapun perkembangan impor Indonesia dari Thailand di dominasi oleh berbagai komoditi. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa komoditi yang selalu masuk dalam lima besar komoditi utama impor dari tahun 2008 hingga 2012 adalah bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor, kendaraan bermotor untuk penumpang serta gula, tetes dan madu. Akan tetapi, pada tahun 2011 beras menjadi salah satu komoditi utama impor Indonesia dari Thailand. Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan, sebab Indonesia merupakan salah negara penghasil beras terbesar di dunia. Adapun alasan Indonesia mengimpor beras dari Thailand adalah:

1. Banyaknya penduduk Indonesia tidak sebanding dengan hasil produksi beras dalam negeri.

2. Pergeseran musim hujan dan kemarau menyebabkan petani sulit menentukan waktu yang tepat untuk mengawali masa tanam.

3. Luas lahan pertanian yang semakin sempit.

4. Teknologi yang dimiliki petani Indonesia jauh tertinggal.

5. Harga beras lokal yang mahal akibat dari tingginya biaya produksi dan distribusi. 6. Kebijakan pemerintah yang memudahkan untuk mengimpor beras.

(12)

a. Rendahnya tarif impor b. Penghapusan subsidi pupuk

Dimana dua kebijakan di atas membuat harga beras impor lebih murah daripada harga beras lokal.

Indonesia tidak hanya mengimpor beras dari Thailand saja, akan tetapi dari beberapa negara di Asia lainnya. Antara lain Vietnam, India, dan Pakistan. Akan tetapi, beras dari Thailand memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan yang lain, yakni:

1. Tidak mudah patah 2. Butirannya putih bersih 3. Butirannya besar

4. Butirannya lembut dan wangi 5. Harganya jauh lebih murah

6. Kualitas berasnya adalah kualitas ekspor

Kerjasama dalam hal impor beras ini menimbulkan beberapa dampak bagi Indonesia. Baik positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah kebutuhan beras dalam negeri dapat terpenuhi. Sedangkan dampak negatifnya adalah menimbulkan persaingan harga beras lokal dan impor serta merugikan petani Indonesia yang telah memberikan banyak kontribusi pada hasil pangan Indonesia.

1.2 SARAN

Adanya kerjasama ekonomi antar dua negara memang mendatangkan keuntungan, antara lain:

1. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa.

3. Meningkatkan perekonomian rakyat.

4. Mendorong berkembangnya kegiatan industri.

Akan tetapi, dalam kaitannya dengan impor beras, Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar beras dunia seharusnya bisa memenuhi kebutuhan beras dalam negerinya dan tidak tergantung pada impor. Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

(13)

3. Memberikan subsidi pupuk. 4. Mengurangi biaya distribusi.

5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas beras lokal.

6. Pemerintah bisa memaksimalkan penyerapan beras lokal untuk ketahanan pangan nasional.

Upaya-upaya di atas adalah dalam rangka memaksimalkan produksi beras dalam negeri dan mengurangi anggaran impor. Sebab, rata-rata per tahun Indonesia mengeluarkan Rp 110 trilyun untuk impor pangan, sementara nilai pembiayaan pertanian dalam APBN hanya Rp 38,2 trilyun. Jika biaya yang dikeluarkan untuk impor bisa dialihkan untuk membangun pertanian dalam negeri, perbaikan irigasi dan infrastruktur pertanian lainnya, menjaga stabilitas harga baik di tingkat produsen maupun konsumen tentu pertanian dalam negeri akan lebih berkembang.

LAMPIRAN

I. PERKEMBANGAN KOMODITI IMPOR INDONESIA DARI THAILAND TAHUN 2008-2012

(14)

TABEL 1.2 LIMA KOMODITI UTAMA IMPOR INDONESIA DARI THAILAND TAHUN 2009

Country of origin SITC commodity

description Cif value (US$)

Thailand

Passengger motor

cars 396 020 954

Parts and accessories

of the motor vehicles 315 659 187

Sugar, molasses, and

equipments and parts 182 461 314

TABEL 1.3 LIMA KOMODITI UTAMA IMPOR INDONESIA DARI THAILAND TAHUN 2010

Country of origin

SITC commodity

description Cif value (US$)

Thailand

Parts and accessories of the

motor vehicles 705 136 746

Passengger motor cars 668 579 531

Motor vehicle for the

transportation of goods 326 467 752

Sugar, molasses, and honey 321 590 413

Motorcycles, scooters, and other cycles motorized/non motorized

(15)

Country of origin SITC commodity

description Cif value (US$)

Thailand

Passengger motor

cars 889 378 162

Parts and accessories

of the motor vehicles 660 265 463

Sugar, molasses, and

honey 565 594 034

Internal combustion piston engines and parts

379 810 836

Motor vehicle for the

transportation of

goods

306 756 861

TABEL 1.4 LIMA KOMODITI UTAMA IMPOR INDONESIA DARI THAILAND TAHUN 2011

Country of origin SITC commodity

description Cif value (US$)

Thailand Passengger motor

cars 993 358 311

Sugar, molasses,

and honey 822 273 760

Parts and

accessories of the

(16)

motor vehicles

Rice 533 001 871

Civil engineering

and contractor

plants and

equipments

483 128 385

TABEL 1.5 LIMA KOMODITI UTAMA IMPOR INDONESIA DARI THAILAND TAHUN 2012

Country of origin SITC commodity

description Cif value (US$)

Thailand

Passengger motor

cars 1 516 760 682

Parts and

accessories of the motor vehicles

1 023 161 366

Sugar, molasses,

and honey 922 359 463

Internal

combustion piston engines and parts

538 833 226

Motor vehicle for the transportation of goods

(17)

DAFTAR PUSTAKA

2008-2012.Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor.Jakarta: Badan Pusat Statistik

2008-2012. Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor. Jakarta: Badan Pusat Statistik

http://www.analisadaily.com http://ekonomi.kompasiana.com http://id.answers.yahoo.com http://rifaunk.blogspot.com http://regional.kompasiana.com http://ameliaanuny2011.blogspot.com http://kompas.com

Gambar

TABEL 1.1 NILAI EKSPOR-IMPOR INDONESIA DAN THAILAND TAHUN 2000 –
TABEL 1.2 LIMA KOMODITI  UTAMA IMPOR  INDONESIA DARI  THAILAND
TABEL 1.4 LIMA KOMODITI  UTAMA IMPOR  INDONESIA DARI  THAILAND
TABEL 1.5 LIMA KOMODITI  UTAMA IMPOR  INDONESIA DARI  THAILANDTAHUN 2012

Referensi

Dokumen terkait

digambarkan secara konkrit jumlah dan kualitas PNS yang diperlukan oleh suatu unit organisasi untuk melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna... Anggaran

Mengacu kepada hasil analisa data teoritis dan hasil analisa data fisik hingga mendapatkan guidelines dalam mendesain, yang kemudian akan dikaji ulang hingga mengeluarkan konsep

Sampel penelitian diperoleh untuk menentukan kelas eksperimen yaitu kelas yang akan dikenai perlakuan dengan menggunakan... metode online collaborative learning,

Komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 0,58 persen, disusul komponen pembentukan modal tetap bruto

Sedangkan, subjek dalam penelitian ini adalah pengajar Rumah Bintang Bandung, yaitu mentor kelas pra membaca, kriya dan perkusi, dimana pengajar ini peneliti

Wawancara dengan DP. Pasien Skizofrenia Panti Rehabilitasi Cacat Mental dan Sakit Jiwa Nurussalam Sayung Demak.. Perempuan berusia paruh baya ini diantarkan oleh

Pada chapter 1, materi-materi informasi edukasi yang ada mencakup tahap awal Alzheimer, yaitu pada scene di mana karakter nenek lupa membawakan bekal untuk karakter

Selain itu, pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) juga diajarkan hanya sebatas teori saja tidak dibarengi dengan kegiatan observasi, eksperimen yang