• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persidangan Kematian Mirna Salihin dalam Bingkai Media Online: detik.comompas.com T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persidangan Kematian Mirna Salihin dalam Bingkai Media Online: detik.comompas.com T1 BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1.Kajian Teori

2.1.1. Media Online (New Media)

Dalam buku Asep Syamsul (2012 : 34) Media Online disebut juga dengan Digital Media adalah media yang tersaji secara online di internet. Pengertian Media Online dibagi menjadi dua pengertian yaitu secara umum dan khusus:

a. Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara. Dalam pengertian umum ini, media online juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secara online, seperti email, mailing list (milis), website, blog, whatsapp, dan media sosial (sosial media) masuk dalam kategori media online.

b. Pengertian Media Online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas. 2.1.2. Keunggulan Media Online

Media online merupakan salah satu jenis media massa yang popular dan bersifat khas. Kekhasan media online terletak pada keharusan memiliki jaringan teknologi informasi dan menggunakan perangkat komputer, di samping pengetahuan tentang program komputer untuk mengakses informasi/berita. Keunggulan media online

adalah informasi/berita bersifat up to date, real time, dan praktis. 1 1. Up to date, media online dapat melakukan upgrade (pembaharuan)

suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu dan dimana saja, tidak melulu menggunakan bantuan komputer, Hal ini terjadi karena media

online memiliki proses penyajian informasi/berita yang lebih mudah dan sederhana.

1

Komunikasi praktis dalam

(2)

11 2. Real time, cara penyajian berita yang sederhana tersebut menjadikan media online dapat langsung menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung hal ini yang dimaksud dengan real time.

Wartawan media online dapat mengirimkan informasi langsung ke meja redaksi dari lokasi peristiwa dengan bantuan telepon atau fasilitas internet seperti E-Mail dan lainnya.

3. Praktis, media online terbilang praktis karena kemudahan untuk mendapatkan berita dan informasinya, kapan saja bila diinginkan media

online dapat dibuka dan dibaca sejauh didukung oleh fasilitas teknologi internet. Handphone yang memiliki fasilitas koneksi internet, komputer yang memiliki sambungan internet baik di perkantoran atau di rumah, dan dapat pula di warung internet (warnet).

Unsur-unsur multimedia adalah keunggulan lain media online, yang membuat media ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya dari pada media tradisional. keunggulan ini, terutama sekali, berlangsung pada media online yang berjalan di atas web. Selain itu, media online dapat dengan mudah bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Hal ini diartikan pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas—bahkan sama sekali berbeda.

2.1.3. Internet

(3)

12 misi pada awalnya. Pada saat ini internet tumbuh dan menjadi besar dan mempengaruhi manusia untuk semakin mempergunakannya. Pengguna internet mencakup berbagai kalangan, para pengelola

media massa (penerbit surat kabar dan majalah, radio siaran dan televisi), penerbit buku, guru dan dosen, pustakawan, penggemar komputer dan pengusaha bahkan masyarakat biasa juga menggunakan internet sebagai akses mereka untuk mendapatkan uang. Alasan penggunaannyapun beraneka ragam, sehingga pada saat ini internet menjadi konsumsi yang wajar dan dipergunakan dimanapun sebagai sumber dari apa yang mereka inginkan.

2.1.4. Jurnalistik

a. Pengertian Jurnalistik

Menurut Sumadiria (2005 : 3) jurnalistik merupakan kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya. Selain itu, menurut Effendy 1993:94 dalam Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mengatakan bahwa jurnalistik dapat diartikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai menyebarluaskan kepada khalayak.

Setiap orang membutuhkan berita sebagai sumber untuk mengambil keputusan dan sebagai bahan pertimbangan untuk dapat dipercaya. Dalam berita yang dapat dipercaya setidaknya harus memiliki konsep yang menarik, seperti contohnya penting, actual, factual serta di sukai oleh khalayak.

Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan. Dalam kamus bahasa inggris, journal diartikan sebagai pelaporan, pencatatan, penulisan, atau perekaman kejadian.

(4)

13 Dalam buku Jurnalistik Indonesia produk Jurnalistik dijelaskan oleh Sumadiria 2006 : 6 - 17 terdapat enam produk jurnalistik berikut adalah enam produk tersebut:

1. Tajuk Rencana

Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan actual, fenomenal dan mengetahui kontroversial yang berkembnag dalam masyarakat.

2. Karikatural

Secara jenis jurnalistik, karikatur diartikan sebagai opini redaksi media dalam bentuk gambar dengan muatan kritik sosial yang memasukan unsur kelucuan, anekdot, atau humor agar siapapun yang melihatnya bisa tersenyum, termasuk tokoh atau objek yang dikarikaturkan itu sendiri.

3. Pojok

Pojok adalah kutipan pernyataan singkat narasumber atau peristiwa yang tentunya dianggap menarik atau kontroversal, untuk kemudian dikomentari oleh pihak redaksi dengan kata-kata atau kalimat yang mengusik, menggelitik, dan ada kalanya reflektif.

4. Artikel

Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya actual dan mengetahui kontroversial dengan tujuan memberitahu (informatif), mempengaruhi dan meyakinkan (persuasif) atau gambar khalayak pembaca (rekreatif).

5. Kolom

Kolom adalah opini singkat seseorang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat.

(5)

14 Surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis oleh pembaca dimuat dalam rubrik khusus surat pembaca.

Produk Jurnalistik tersebut yang biasanya di tulis di sebuah media yang tentunya dengan data dan fakta. Produk Jurnalistik biasanya menjadi ciri khas sebuah media yang diterbitkan melalui rapat redaksi terlebih dahulu.

2.1.5. Framing

a. Pengertian Framing

Framing merupakan suatu metode yang digunakan untuk penelitian kualitatif.Framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui berbagai realita yang dibingkai oleh media, realita tersebut tidak lain terdiri dari (peristiwa, actor, kelompok dan yang lainnya). Disini realita dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu.Semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari teknik jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan. Bagaimana media memahami dan memaknai realitas, dengan cara apa realitas itu ditandakan, hal inilah yang menjadi perhatian dari analisis framing. Praktisnya, analisis ini digunakan untuk melihat bagaimana aspek tertentu, ditonjolkan atau ditekankan oleh media. Analisis framing pada dasarnya adalah metode yang digunakan untuk melihat gaya bercerita atau mengemas media tentang suatu peristiwa atau realitas (Eriyanto, 2002:3-10). Ada beberapa definisi framing menurut para ahli dalam Eriyanto, 2002 : 67-68:

Menurut Robert N. Entman (1993):

―Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian

tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyatakan penempatan informasi – informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar dari pada sisi yang lain‖

Menurut William A. Gamson dan Andre Modigliani (1999):

―Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir

(6)

peristiwa-15

peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana.Cara bercerita terbentuk dalam sebuah kemasan.Kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkontruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan serta untuk menafsirkan makna pesan –pesan yan

ia terima.‖

Menurut Todd Gitlin :

―strategi bagaimana realitas di bentuk atau disederhanakan

sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa di tampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu di lakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari realitas.

Menurut William A. Gamson dan Andre Modigliani :

―pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dan kondisi

yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu. Anak kalimat, citra

tertentu, sumber informasi, dan kalimat tertentu.‖

Menurut Ami Binder ;

―Skema intepretasi yang digunakan oleh individu untuk

menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasikan, dan

melabeli peristiwa secara langsung.Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks kedalam bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu individu untuk mengerti

makna peristiwa.‖

Menurut Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki :

―Strategi konstruksi dan memproses berita.Perangkat kognisi

yang digunakan dalm mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi

pembentukan berita.‖

b.Proses Framing

Proses framing dibagi menjadi 4 bagian : 1. Frame Bulding (Bangunan Bingkai/Frame)

(7)

16 pandangan/analisis yang dibentuk dari proses ini. Oleh karena itu, diperlukan sebuah proses yang mampu memberikan pengaruhnya terhadap kreasi atau perubahan analisa dan penulisan yang diterapkan oleh wartawan.

2. Frame setting (Pengkondisian Framing)

Proses kedua yang perlu diperhatikan dalam framing sebagai teori efek media adalah frame setting. Para ahli berargumen bahwa frame setting didasarkan pada proses identivikasi yang sangat penting. Frame setting ini termasuk salah satu aspek pengkondisian agenda (agenda setting). Agenda setting lebih menitikberatkan pada isu-isu yang menonjol/penting, frame setting, agenda setting tingkat kedua, yang menitikberatkan pada atribut isu-isu penting. Level pertama dari agenda setting adalah tarnsmisi objek yang penting, sedangkan tingkat kedua adalah transmisi atribut yang penting. Namun, Nelson dalam Scheufele (1999:116) menyatakan bahwa analisa penulisan berita mempengaruhi opini dengan penekanan nilai spesifik, fakta, dan pertimbangan lainnya, kemudian diikuti dengan isu-isu yang lebih besar, nyata, dan relevan dari pada memunculkan analisa baru. 3. Individual-Level Effect of Farming (Tingkat Efek Framing

terhadap Individu)

Tingkat pengaruh individual terhadap seseorang akan membentuk beberapa variabel perilaku, kebiasaan, dan variabel kognitif lainnya telah dilakukan dengan manggunakan model kota hitam (black-box model). Dengan kata lain, studi ini terfokus pada input dan output, dan dalam kebanyakan kasus, proses yang menghubungkan variabel-variabel kunci diabaikan.

4. Journalist as Audience (Wartawan sebagai Pendengar)

(8)

17 diharapkan wartawan dapat berperan sebagai orang yang mendengarkan analisa pembaca sehingga ada timbal balik ide.Akibatnya, analisa wartawan tidak serta merta dianggap paling benar dan tidak terdapat kelemahan.

c. Jenis Framing

Jenis framing secara umum: 1. Framing media (media frame)

Framing media adalah framing yang dilakukan oleh wartawan.Framing ini berkaitan dengan perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi dan menulis berita. Gamson dan Modigli, penelitian yang konsisten mengimplementasikan konsep framing menyebutkan cara pandang itu sebagai kemasan (package) yang mengandung konstruksi magna atau peristiwa yang diberitakan (Sobur, 2001: 162). Cara pandang atau perspektif ini pada akhirnya menentukan fakta yang diambil.

2. Framing Individu (individual frames)

Framing individu didefinisikan sebagai kegiatan penyimpanan ide yang membimbing proses informasi secara individu. Framing

ini akan menjadi dasar bagi kita khalayak untuk melakukan interpretasi seleksi dari pesan yang disampaikan berita. Dari

framing individu inilah khalayak menangkap wacana yang disampaikan wartawan.

d.Aspek Framing

Pada dasarnya ada 2 aspek framing dalam framing pemberitaan, kedua aspek tersebut sebagai berikut (Eriyanto 2002:69-70):

1. Memiliki fakta atau realitas

(9)

18 tertentu untuk menentukan aspek tertentu akan menghasilkan berita yang berbeda dengan media yang menekankan aspekyang lain.

2. Menulis Fakta

Proses ini berhubungan dengan penyajian fakta yang akan dipilih kepada khalayak, wawartawan biasanya memfokuskan perhatian pada upaya penonjolan aspek tertentu sehingga aspek tertentu mendapat alokasi dan perhatian. Cara penyajian itu meliputi pemilihan kata, kalimat, preposisi, gambar dan foto pendukung yang akan ditampilkan. Tahap menuliskan fakta itu berhubungan dengan penonjolan realitas. Aspek tertentu yang ingin ditonjolkan akan mendapatkan alokasi dan perhatian yang lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.

e. Object Framing

Secara teknis tidak mungkin seorang wartawan untuk memframing seluruh bagian berita. Menurut Abrar sekurangnya ada tiga bagian berita yang bisa menjadi objek framing seorang wartawan (Sobur, 2001:173), ketiga bagian tersebut adalah:

1.Judul berita

Berita di framing dengan menggunakan teknik empati, yakni menciptakan ―pribadi khalayak‖ dalam diri khalayak, sementara khalayak seakan-akan berada seperti apa yang ada dalam berita, jadi khalayak seperti di hipnotis untuk menjadi satu dengan berita yang sedang berlangsung.

2. Fokus berita

Fokus berita di framing dengan menggunakan teknik asosiasi, yakni menggabungkan kebijakan actual dengan fakus berita.

(10)

19 Penutup berita di framing dengan menggunakan teknik packing. Yaitu menjadikan khalayak tidak berdaya untuk menolak ajakan yang dikandung berita.

f. Efek Framing

Menurut (Eriyanto, 2002: 139-142), ada empat efek framing:

1. Framing mendefinisikan realitas tertentu, dan framing

menyediakan alat bagaimana peristiwa dibentuk yang sederhana, mudah dipahami dan dikenal oleh khalayak.

2. Framing yang dilakukan media akan menonjolkan aspek tertentu dan mengaburkan aspek yang lain yang lebih penting.

3. Framing yang dilakukan oleh media akan menampilkan sisi tertentu melupakan sisi yang lain.

4. Framing yang dilakukan media akan menampilkan fakta tertentu dan mengabaikan fakta yang lain. Efek yang segera terlihat dalam pemberitaan yang memfokuskan pada satu fakta, menyebabkan fakta lain yang mungkin relevan dan pemberitaan menjadi tersembunyi.

2.1.6Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

(11)

20 Keterkaitan antara dua konsep tersebut terlihat suatu berita diproduksi dan dikonstruksi oleh wartawan. Pertama, proses konstruksi tersebut melibatkan nilai sosial yang melekat pada diri wartawan. Kedua, ketika menulis dan mengkonstruksikan berita wartawan mempertimbangkan karakteristik khalayak. Ketiga, proses konstruksi tersebut sangat ditentukan oleh proses produksi yang selalu melibatkan standar kerja, proses jurnalistik dan standar professional dari wartawan. Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi menjadi empat struktur (Sobur, 2009:175-177)

Keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat menunjukkan framing dari suatu media.Segala sesuatu yang berhubungan dengan wartawan dalam pengemasan atau pembingkaian berita berhubungan dengan keempat struktur tersebut.

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

Sintaksis (menyusun fakta)

Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber pernyataan,

penutup

Skrip (mengisahkan

fakta)

Kelengkapan berita (5W+1H)

Retoris (menekankan fakta)

Tematik (menulis fakta)

Detail, koherensi, kata ganti, bentuk kalimat

(12)

21 2.2.Penelitian Terdahulu

Penelitian yang menggunakan analisis framing sejauh ini semakin banyak dilakukan, tetapi banyak penelitian dengan menggunakan analisis framing

pada media cetak atau surat kabar. Pada saat ini penulis mengambil penelitian terdahulu dari media online seperti yang akan penulis laksanakan

NO Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1 Gema Mawardai Universitas

Indonesia (2012)

analisis framing

mundurnya Surya Polah dari partai

Golkar di

mediaindonesia.c

om dan

vivanews.com

tanggal 7

September 2011

menggambark an bagaimana

framing

pemberitaan yang

dilakukan oleh media dalam menyampaika n sebuah peristiwa dan untuk

mendapatkan gambaran sampai sejauh mana

pengaruh ideologi dan politik

ekonomi media terhadap upaya untuk mendekati Penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis framing

framing yang

dilakukan oleh mediaindonesia.com terhadap berita mundurnya Surya Polah dari Partai Golkar sangat berpihak pada kepentingan pemilik media sementara

framing yang

dilakukukanvivanews

.com masih

menunjukan usaha

media untuk

melakukan

pendekatan pada objektivitas

(13)

22 objektivitas

dan posisi netral dalam pemberitaan 2 Indri Martyas

Tresnaningati (2014) Universitas Brawijaya Malang

analisis framing pembingkaian berita tentang proses evakuasi kecelakaan

pesawat rusia sukhoi superjet 100 pada media online detik.com dan kompas.com.

melihat

perbedaan dan gambaran berita yang dikemas oleh detik.com dan kompas.com Penelitian kualitatif penelitian ini membedakan pengemasan dari kedua variable yang berbeda.

frame Detik.com dalam

melihat peristiwa proses evakuasi kecelakaan lebih cenderung pada gambaran situasi proses evakuasi. Sedangkan

Kompas.com melihat peristiwa ini sebagai masalah

tanggungjawab tim SAR

3 Sabila Assami (2013) Universitas Brawijaya Malang

analisis framing berita presiden SBY menjabat ketua umum partai demokrat tahun 2013 pada portal berita kompas.com dan tempo.com

mengetahui konstruksi berita yang dilakukan oleh Kompas.com dan Tempo.com terhadap pemberitaan SBY yang menjabat sebagai Ketua

Penelitian kualitatif

menggunakan

framing Pan dan Kosicki menunjukan konstruksi

Kompas.com dan Tempo.com yang mendukung

terpilihnya SBY menjadi Ketua

Umum Partai

(14)

23 Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa analisis framing

banyak digunakan untuk menganalisis suatu berita yang sedang terjadi dan menjamur di khalangan media dan masyarakat. Seperti halnya pada penelitian ini, berkaitan dengan kasus kematian Wayan Mirna Salihin, adalah kasus yang pada tahun awal 2016 sangat gempar di media. Penulis menggunakan penelitian ini untuk mengetahui pembingkaian dari kedua media (detik.com dan kompas.com) Sehingga dalam hal ini penulis dapat menggunakan penelitian terdahulu untuk menjadi referensi dalam mengerjakan penelitian ini. Di balik penelitian penulis tersebut, memiliki keunggulan bahwa penulis melihat kasus Kematian Mirna Salihin ini sangat complicated dan penelitian penulis ingin menunjukan bahwa kedua media sama – sama berpihak kepada kasus tersebut tetapi memilki sudut pandang yang berbeda.

(15)

24 2.3.Kerangka Berpikir

Berikut adalah kerangka pikir yang penulis buat untuk melanjutkan penelitian ini:

Gambar 1.1 kerangka penelitian

Di atas adalah kerangka pikir yang penulis buat. Untuk menganalisis pesan yang ada pada suatu berita menggunakan analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Penulis akan menganalisis persidangan kematian Mirna Salihin dalam bingkai media online yang pada saat ini sedang popular di masyarakat dan penulis ingin mencari pesan-pesan yang menonjol dari kasus tersebut.

Detik.com

Kasus kematian Mirna Salihi

Analisis framing dari Zhongdang Pan dan

Gerald M. Kosicki

Kompas.com

(16)

Gambar

Gambar 1.1 kerangka penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dari riset-riset yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam makalah ini diajukan estimasi daya yang mempertimbangkan utilisasi memori virtual pada sistem operasi

Dalam penelitian ini juga dilakukan pengamatan pengaruh waktu panen terhadap kadar selenium jamur tiram putih, dari hasil penelitian kadar selenium jamur tiram hasil

Ketika kita sudah bermental positif, tidak ada seorang pun yang dapat menghentikan kita untuk mencapai tujuan. Berpikir positif menjadikan diri kita memiliki

Sesuai dengan pasal ini, pelaku usaha yang memproduksi barang dan pemanfaatannya berkelanjutan untuk menyediakan suku cadang dan/atau fasilitas purna jual, demikian

S: Yang diketahui jenis restaurant, jenis pizza, harga pizza, dan diameter pizza kemudian yang ditanyakan pilih jenis pizza dan restauran yang

Berkenaan dengan hak cipta, suatu perlindungan juga sangat dibutuhkan dalam melindungi suatu karya cipta, karena pada dasarnya pencipta memiliki hak ekslusif atas

Pelaksanaan Pemberian Hak Milik Atas Tanah Transmigrasi Melalui Program Sertipikasi Tanah Transmigasi di Aceh. Pelaksanaan pemberian hak milik atas tanah transmigrasi

menyatakan bahwa Terdakwa tidak berada di tempat pada saat terjadinya perobohan tembok beton karena sudah diantar pulang oleh Saksi Bayu ke rumahnya, Majelis