• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Budaya Perusahaan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Budaya Perusahaan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori 2.1.1.Budaya Organisasi

Menurut Budihardjo (2005) budaya perusahaan yang lazim dikenal sebagai

budaya organisasi adalah suatu realita asumsi dasar, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan yang

hidup dan dihayati dan dilakukan anggotanya (culture in practice). Budaya organisasi merupakan suatu tata nilai yang berlaku pada perusahaan. Implementasi budaya organisasi secara

konsisten akan mendorong pegawai melakukan tindakan-tindakan yang efektif untuk mencapai

sasaran kinerja kerja organisasi. Sebagaimana diungkapkan Harsono (2005) bahwa budaya dan

sistem nilai merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku pegawai yang penting untuk

dipertimbangkan dalam pengelolaan kinerja kerja.

Setiap organisasi mempunyai suatu budaya yang dapat mempengaruhi pada

sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi yang lebih bermakna. Sebagaimana

dinyatakan Davis (2006) bahwa budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan

nilai-nilai (values) organisasi yang dipahami, dijiwai dan dipraktikkan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar aturan berprilaku

dalam organisasi.

Selanjutnya Schein membagi tingkatan budaya dan interaksinya sebagaimana

dikutip Budihardjo (2005) sebagai berikut:

(2)

25 2) Beliefs, values & Attitudes; elemen dasar budaya perusahaan yang mengarahkan perilaku. Kendati elemen ini tidak tampak tetapi sangat berpengaruh terhadap

perilaku pegawai.

3) Basic assumptions; bagian yang paling dalam dari budaya perusahaan yang mendasari nilai, sikap dan keyakinan para anggota perusahaan.

Dari berbagai teori diatas diungkapkan bahwa budaya organisasi merupakan suatu

sistem nilai, yang dipahami, dijiwai dan diimplementasikan oleh anggota organisasi

dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

a. Hubungan Budaya Organisasi dalam kinerja Karyawan

Menurut Budihardjo (2005) Budaya perusahaan yang dominan mempunyai

pengaruh kuat terhadap anggota organisasi. Secara singkat budaya perusahaan

mempunyai peran antara lain;

1. Peran batas, Suatu karakteristik yang khas yang membedakan organisasi satu

dengan lainnya.

2. Pemberi identitas, anggota suatu organisasi tertentu berbeda dengan

organisasi lain.

3. Perekat komitmen, budaya organiasasi menyatukan para anggotanya agar

komit terhadap pencapaian sasaran perusahaan.

4. Peningkat stabilitas sosial, budaya orgnisasi berperan meningkatkan

kestabilan sosial anggotanya melalui penciptaan iklim kerja yang nyaman

(3)

b. Karakteristik Budaya Organisasi

Lako (2005) mengidentifikasikan ada enam karakteristik budaya organisasi,

yaitu:

1) Observed behavioral regulaties, apabila para partisipan organisasi saling berinteraksi satu

sama lain, maka mereka akan menggunakan bahasa, terminologi dan ritual yang sama yang

berhubungan dengan rasa hormat dan cara bertindak.

2) Norms, yaitu standar-standar perilaku yang ada, mencakup pedoman tentang beberapa banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan dan perbuatan-perbuatan apa saja yang boleh

dan tidak boleh dilakukan.

3) Dominant values, yaitu sejumlah values utama dalam organisasi dan yang diharapkan kepada para anggota organisasi untuk menyumbangkannya, misalnya kualitas produk yang

tinggi, absensi yang rendah dan efesiensi yang tinggi.

4) Philosophy, yaitu ada sejumlah kebijakan yang menyatakan keyakinan organisasi tentang bagaimana para pegawai dan atau para pelanggan diperlakukan.

5) Rules, yaitu ada sejumlah pedoman pasti yang berhubungan dengan kemajuan atau cara berhubungan yang baik dalam organisasi.

6) Organizational climate, yaitu suatu feeling yang menyeluruh yang dibawa oleh physical layout, cara para anggota organisasi berinteraksi, dan cara para anggota organisasi memperlakukan dirinya mengahadapi pihak pelanggan dan pihak luar lainnya.

Budaya organisasi mempunyai karaktreristik menyeluruh dan menjangkau seluruh

dimensi yang mencerminkan catatan historis organisasi, berhubungan dengan sesuatu

yang bersifat ritual dan simbolik, dipertahankan dan dihasilkan oleh kelompok-kelompok

yang bersama-sama membentuk organisasi, dan sukar berubah.

(4)

27 Pertanyaan yang sering muncul dikalangan manajemen adalah, budaya organisasi

macam apakah yang sebaiknya dibangun untuk menciptakan iklim organisasi yang

harmonis dan meningkatkan unjuk kerja pegawai. Menurut Robbins (2003) menyatakan

bahwa terdapat tujuh kareteristik primer yang bersama-sama menyangkut hakekat dari

suatu budaya organisasi adalah :

1. Inovasi dan pengambilan resiko, sejauh mana para karyawan didorong untuk

inovatif dan mengambil resiko.

2. Perhatian ke rincian, sejauh mana karyawan diharapkan memperlihatkan presisi

(kecermatan), analisis dan perhatian kepada rincian.

3. Orientasi hasil, sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil bekerja

pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.

4. Orientasi orang, sejauh mana kepatutan manajemen memperhatikan efek hasil

pada orang-orang didalam organisasi itu.

5. Orientasi tim, sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim budaya

individu-individu.

6. Keagresifan, sejauhmana orang-orang itu agresif dan kompetitif

7. Pemantapan, sejauhmana kegiatan organisasi menekankan dipertahankan status

quo dari pada pertumbuhan

Sementara Siagian (2007) menyatakan bahwa budaya organisasi yang ideal harus

memiliki dimensi berikut ini:

1) Berorientasi pada hasil, yaitu pegawai berani mengambil resiko, mempunyai

(5)

2) Berorientasi pada orang, yaitu organisasi tanggap terhadap kesejahteraan

pegawai, dan keputusan dibuat secara kelompok.

3) Bersifat profesional, yaitu kehidupan organisasi hanya didasarkan pada

kompetensi pekerjaan dan berpikir jauh tentang kemajuan organisasi.

4) Sistem terbuka, yaitu organisasi dan orang-orang di dalamnya terbuka terhadap

pendatang baru dan pihak luar, setiap pegawai merasa nyaman dalam organisasi,

dan pegawai baru hanya memerlukan beberapa hari untuk menyesuaikan diri.

5) Pengawasan melekat, yaitu lingkungan kerja menyadari adanya biaya, waktu

bekerja on time, dan mengurangi humor-humor yang tidak berguna dalam bekerja.

6) Normatif, yaitu penekanan pada prosedur yang benar, prosedur lebih penting

dari pada hasil, dan standar unit kerja dirasakan sangat tinggi.

PT Pos Indonesia (Persero) mempunyai budaya perusahaan yang disingkat dengan kata

“CINTAPOS”. Harapan dengan adanya budaya perusahaan ini seluruh karyawan menjalankan

pekerjaan atas dasar CINTAPOS baik kepada pelanggan dan mitra kerja, rekan kerja , atasan,

bawahan serta masyarakat umum.

PT Pos Indonesia (Persero) meluncurkan pegangan dan tuntunan bagi karyawan untuk

berpikir, berbicara dan berperilaku agar sesuai dengan kondisi saat ini. Diluncurkan di Bandung

pada Desember 2010, tuntunan tersebut dikenal dengan Budaya Perusahaan “CINTAPOS”.

Secara bertahap dan berkesinambungan memasukkan unsur-unsur nilai yang terkandung dalam

budaya perusahaan ke produk-produk pengaturan dan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia

untuk mendorong setiap karyawan memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan.

(6)

29

dasar CINTAPOS baik kepada pelanggan dan mitra kerja, rekan kerja , atasan, bawahan serta

masyarakat umum. Makna dari akronim budaya perusahaan “CINTAPOS” :

Custumer Orientation

Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan karena mereka mendatangkan pendapatan

bagi PT Pos Indonesia (Persero). Ini diwujudkan dengan pelayanan yang tulus, hubungan baik

dengan pelanggan dan mitra kerja, cepat dan cermat merespon kebutuhan pelanggan serta

memberikan solusi permasalahan kepada pelanggan.

Integrity

Konsisten yang ditunjukkan dengan tindakan disiplin, jujur dan amanah, bertindak sesuai dengan

etika perusahaan dan etika bisnis, konsisten antara kata dan perbuatan, bekerja keras dan tekun.

Networking

Sikap membangun hubungan dengan orang atau organisasi lain untuk berbagi potensi dan

informasi. Ini didasari prinsip-prinsip saling menguntungkan agar mempengaruhi kinerja setiap

insan pos maupun kemajuan perusahaan.

Teamwork

Ini dilandasi sikap mau bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan permasalahan

bersama atau menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Ini termasuk berbagai peran dalam tim,

memberikan dukungan serta siap menerima kritik dan menghargai pendapat orang lain.

Accountable :

Memiliki sikap tanggung jawab atas setiap tindakan dan perbuatan dalam mengelola perusahaan,

baik untuk kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang. Ini termasuk bersikap transparan

mengambil keputusan dengan data dan fakta, tak menyalahgunakan wewenang serta berkomitmen

(7)

Profesional

Selalu bekerja berdasarkan prinsip profesionalisme dan memiliki ikatan batin dengan profesinya

serta mengikat janji untuk tidak menodai profesinya serta mengikat janji untuk tidak menodai

profesi. Untuk itu insan pos wajib mengembangkan diri terus menerus, mengembangkan jiwa

wirausaha, berorientasi strandar terbaik serta menghargai mereka yang berprestasi.

Optimis

Mempunyai keinginan untuk menjadi yang terbaik dan selalu termotivasi mewujudkan keinginan

tersebut. Ini termasuk bekerja inovatif dan kreatif, bekerja keras, cerdas, tekun dan ulet, antipatif

terhadap perubahan lingkungan bisnis.

Spritual

Mampu memberikan makna yang lebih luas pada setiap tindakan, kegiatan atau pekerjaan untuk

mencapai tujuan hidup yang hakiki, kebahagian lahir dan bathin, baik masa kini dan masa yang

akan datang.

Makna yang terkandung dalam Budaya Perusahaan ini harus diimplementasikan dalam

menjalankan tugas dan kewajiban di lingkungan kerja PT Pos Indonesia (Persero) termasuk di

Kantor Pos Medan. Oleh karena itu program sosialisasi harus dibuat secara sitematis dan selalu

dimonitor pelaksanaannya oleh pimpinan tertinggi hingga pimpinan cabang yang terkecil

sekalipun.

2.1.2. Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Nitisemito (2005) pengertian lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada di lingkungan sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

(8)

31 Menurut Saydam (2005) pengertian lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana

dan prasarana yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang

dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Lingkungan kerja ini akan

meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahaya,

ketenangan termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat

tersebut.

Dari teori diatas ada bahwa lingkungan kerja sangat besar pengaruhnya terhadap

kebiasaan-kebiasaan karyawan dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Apabila lingkungan kerja yang ada di sekeliling karyawan baik, maka karyawan akan

mempunyai disiplin kerja yang tinggi dan otomatis akan terjalin kerjasama yang baik

dalam perusahaan sehingga akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dan pada

akhirnya kinerja meningkat. Tetapi apabila lingkungan kerja yang ada di sekeliling

karyawan buruk, maka akan menyebabkan rendahnya disiplin kerja sehingga kepuasan

kerja akan jadi menurun dan kinerja menurun.

b. Hubungan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Lingkungan kerja yang menyenangkan akan menjadi dambaan setiap karyawan,

karena karyawan bukan saja mengharapkan atau mendapatkan upah yang tinggi saja,

tetapi lebih luas dari itu, lingkungan kerja yang menyenangkan mencakup hubungan kerja

antara sesama karyawan dan hubungan kerja dengan pemimpin, tempat kerja dan

fasilitas-fasilitas kerja yang membantu untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan.

Setiap karyawan akan mengharapkan lingkungan kerja tempat mereka bekerja baik dan

tidak membosankan. Bila lingkungan kerja yang tidak seperti yang diharapkan maka hal

(9)

sehingga berdampak langsung terhadap hasil kerja dan kepuasan kerja. Menurut Tohardi

(2005) dalam mendesain lingkungan kerja ada dua hal yang perlu didesain, yaitu

mendesain fisik ruang kerja dan mendesain manusia-manusia yang merupakan

sekelompok manusia dan membentuk lingkungan sosial. Kedua hal tersebut, baik

lingkungan fisik dan sosial di tempat kerja sama-sama memberikan pengaruh terhadap

kenyamanan dalam bekerja. Agar penurunan kinerja dapat dicegah bahkan bagaimana

meningkatkan kinerja lewat desain lingkungan kerja, maka lingkungan kerja fisik dan

lingkungan kerja sosial perlu didesain, seperti gambar berikut :

Gambar 2.I.Lingkungan Kerja Sumber Tohardi, Ahmad (2005)

Lingkungan Kerja

Lingkungan Sosial Lingkungan Fisik

KINERJA Semangat, Gairah

(10)

33 c. Faktor-Faktor Lingkungan Kerja

Menurut Nitisemito (2005) ada beberapa faktor lingkungan kerja yang

berpengaruh terhadap semangat dan kegairahan kerja yaitu sebagai berikut diantaranya

lingkungan kerja yang bersih dan nyaman bagi karyawan :

1. Penerangan yang cukup baik tapi tidak menyilaukan

2. Pertukaran udara yang baik yang menyehatkan badan

3. Jaminan terhadap keamanan yang menimbulkan ketenangan

4. Kebisingan yang menganggu konsentrasi

Kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat merupakan ancaman serius bagi

karyawan. Kondisi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala yang tidak menguntungkan

yang mengarah kepada menurunnya kepuasan kerja karyawan.

Adapun faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja yang dapat

mempengaruhi dan meningkatkan efisiensi kerja menurut Sedarmayanti (2009) adalah

sebagai berikut :

1. Tata ruangan kerja yang tepat

2. Cahaya dalam ruangan yang tepat

3. Suhu dan kelembaban udara yang tepat

4. Suara yang tidak menganggu konsentrasi kerja

5. Manfaat lingkungan kerja

Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana serta lingkungan

sosial disekitar pegawai yang sedang melakukan pekerjaan. Indikator lingkungan kerja

(11)

fasilitas dan alat bantu kerja (3) hubungan dengan sesama rekan kerja (4) Hubungan

dengan atasan/pimpinan.

2.1.3.Motivasi Kerja

A.Pengertian Motivasi Kerja

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2010). Motivasi menurut Richart

(Malthis, 2005) adalah sebagai berikut, mengacu pada pendorongan diri, baik dari dalam

atau dari luar diri seseorang yang memunculkan antusiasme dan kegigihan untuk

melakukan tindakan tertentu.

Menurut Robbins (2003) di dalam buku Perilaku Organisasi, Motivasi adalah

kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.

Jadi motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan

perilaku tertentu dan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada

dalam suatu organisasi yang memulai dan mengerakkan perilaku.

Menurut MC. Donald (Sardiman, 2010), motivasi adalah perubahan energi dalam

diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald diatas

(12)

35 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu dan akan nampak secara jelas pada kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa seseorang. Dalam hal ini motivasi

relevan dengan persoalan kejiwaan dan emosi yang dapat menentukan tingkah

laku seseorang.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan tertentu. Jadi dalam hal ini

motivasi merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan yang menyangkut soal

kebutuhan.

B. Tipe-tipe Motivasi Kerja

Tipe-tipe motivasi menurut Suwarman (2005) ada empat, yaitu :

1. Motivasi Positif

Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari

keuntungan-keuntungan tertentu. Manusia bekerja didalam organisasi jika dia merasakan

bahwa setiap upaya yang dilakukannya akan memberikan keuntungan tertentu,

apakah besar atau kecil. Dengan demikian, motivasi positif merupakan proses

pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif. Jenis-jenis motivasi

positif antara lain, imbalan, jabatan, perhatian atasan terhadap bawahan, kondisi

kerja, rasa partisipasi dan pemberian tugas berikut tanggung jawabnya.

2. Motivasi Negatif

Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa

takut, misalnya, jika dia tidak bekerja akan muncul rasa takut dikeluarkan, takut

(13)

tidak mampu mencapai tujuan. Personalia organisasi menjadi tidak kreatif, serba

takut, dan serba terbatas geraknya.

3. Motivasi dari Dalam

Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja waktu dia menjalankan tugas-tugas

atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri pekerja itu sendiri. Dengan

demikian berarti juga bahwa kesenangan pekerja muncul pada waktu dia bekerja

dan dia sendiri menyenangi pekerjaan itu. Motivasi muncul dari dalam diri

individu, karena memang individu itu mempunyai kesadaran untuk berbuat,

baginya berbuat adalah suatu kewajiban, laksana makan sebagai kebutuhan.

4. Motivasi dari Luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh

yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu sendiri. Motivasi dari

luar dikaitkan dengan imbalan, kesehatan, kesempatan cuti, program rekreasi

perusahaan.

C. Ciri-ciri Motivasi Kerja

Ciri-ciri motivasi menurut para ahli adalah sebagai berikut : Menurut Mc.

Clelland (Mangkunegara 2008) menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki

motivasi tinggi dalam melaksanakan tugasnya adalah memiliki tanggung jawab, berani

mengambil keputusan, memiliki tujuan yang resalistik dan rencana kerja, memanfaatkan

umpan balik serta mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang diprogramkan.

Menurut Robert (Harmaini, 2003) bahwa individu yang memiliki motivasi kerja

(14)

37 komitmen yang tinggi, loyal dan bekerja secara produktif, mempunyai kemauan yang

keras, tanpa pengawasan, mengambil tindakan yang perlu, suka tantangan, disiplin,

tanggungjawab, percaya diri serta mempunyai semangat.

Gambar 2.2

Prosses Motivasi

Sumber: Stephen P. Robbins (2003)

D. Unsur-unsur Motivasi

Unsur-unsur motivasi dalam www.scribd.com/doc/.../pengertian-motivasi sebagai berikut :

a. Motivasi pekerja

Motivasi didefinisikan sebagai suatu kekuatan dorongan untuk

melakukan suatu tindakan. Setiap orang cenderung mengembangkan pola

motivasi tertentu sebagai hasil dari lingkungan budaya tempat orang itu

hidup. pola ini merupakan sikap yang mempengaruhi cara orang-orang

memandang pekerjaan dan mereka. Ada terdapat empat pola motivasi

yaitu : Kebutuhan tak

terpuaskan

Ketegangan Dorongan

Perilaku pencarian

Kebutuhan dipuaskan Pengurangan

(15)

1) Motivasi prestasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk

mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai

tujuan.

2) Motivasi afiliasi adalah dorongan untuk hubungan dengan orang-orang

atas dasar sosial.

3) Motivasi kompensasi adalah dorongan untuk mencapai keunggulan

kerja, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, dan berusaha

keras untuk inovasi.

4) Motivasi kekuasaan

Motivasi kekuasaan adalah dorongan mempengaruhi orang-orang dan

mengubah situasi.

Gambar 2.3

Model Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (2000)

Sumber: Suwarman, U. Perilaku Konsumen 2005

Kebutuhan dan keinginan yang tidak

terpenuhi Tekanan

Dorongan Belajar

Perilaku

Proses konektif

Tekanan berkurang

(16)

39 Beberapa orang mempunyai dorongan yang kuat sekali untuk berhasil. Mereka

bergulat untuk prestasi pribadi bukannya untuk ganjaran sukses itu semata. Mereka

mempunyai hasrat untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien dari

pada yang telah dilakukan sebelumnya. Dorongan ini adalah kebutuhan akan prestasi.

E. Sumber-sumber Motivasi

Sumber-sumber motivasi menurut Sardiman (2010) dalam, yaitu :

1. Motivasi Intrinsik

Yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu

sendiri. Seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita dan aspek

lain secara internal melekat pada seseorang.

Konsep mengenai motivasi hakiki (Intrinsic Motivation Literature). Konsep ini pada awalnya berasal dari William James dikutip dalam journal (CAIS,2007).

Beliau menggunakan istilah minat (interest) dan naluri untuk membangun (intrinsict of contructivenes) untuk menjelaskan tipe-tipe perilaku manusia. Minat dan naluri untuk membangun tersebut menggambarkan konsep self-determination (kemampuan individu untuk melakukan sesuatu dengan baik), dan pada hakikatnya kedua hal inilah yang pada awalnya mendefinisikan

motivasi hakiki.

Ada empat yang sangat mempengaruhi motivasi hakiki (William James dikutip

dalam journal CAIS,2007), yaitu :

(17)

Adalah tingkat kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam belajar untuk

pencapaian sasaran (goal attainment), kompetensi pelajar (competency), kapabilitas belajar (capability)

b. Keingintahuan (Curiosity)

Meliputi beberapa faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam belajar,

yaitu: menyenangkan (intereseting), menarik (attractive), memotivasi (motivating), mendorong (encouraging).

c. Keikutsertaan (Engagement)

Adalah peran aktif mahasiswa dalam kegiatan belajar yang meliputi:

partisipasi (participation), keterlibatan (involvement), kerjasama (collaboration), berbagi pengetahuan (sharing).

d. Kontrol (Control)

Adalah tindakan yang diambil oleh mahasiswa untuk melakukan sesuatu

sesuai dengan keinginannya yaitu: pemilihan (selection) 2. Motivasi Ekstrinsik

Yaitu dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan

(adanya rangsangan dari luar individu). Motivasi ini disebabkan oleh faktor-faktor

dari luar situasi seperti penghargaan, hadiah dan pujian.

F. Hubungan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan

Motivasi adalah suatu proses dimana seperangkat kekuatan atau

kebutuhan-kebutuhan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang yang

(18)

41 intensitas dan jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan dalam hal ini kinerja

karyawan itu sendiri. Sejauh mana kaitan hubungan motivasi karyawan

mempengaruhi kinerja karyawan di dalam bekerja.

Indikator motivasi dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Keinginan bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan

b) Kesetiaan pada pimpinan

c) Disiplin kerja yang tinggi dan baik untuk mencapai kinerja yang baik

d) Mampu menghadapi kesulitan yang dihadapi dalam bekerja

e) Mempunyai inisiatif

f) Kebutuhan akan eksistensi (existence needs), kebutuhan hubungan (relatedness needs) dan kebutuhan pertumbuhan (growth needs). g) Kepatuhan pada peraturan yang ada di perusahaan.

2.1.4 Kinerja Karyawan

Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau actual performance (Prestasi

kerja atau prestasi yang dicapai oleh seorang karyawan). Pengertian kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Mathis & Jakson (2007), kinerja karyawan adalah apa yang dilakukan dan

tidak di lakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi keberlangsungan

perusahaan tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan. Kinerja karyawan yang baik dapat

memberikan keuntungan bagi perusahaan, sedangkan kinerja yang buruk dapat menghasilkan

(19)

karyawan, dan hal ini dapat terlihat ketika karyawan tidak dapat menyesaikan pekerjaan

dengan dan waktu yang di tentukan oleh perusahaan. Kinerja karyawan juga dapat

mengukur kontribusi karyawan kepada organisasi yang antara lain termasuk : - Kuantitas output

- Kualitas output

- Jangka waktu output

- Kehadiran di tempat kerja

- Sikap kooperatif

Kondisi diatas adalah bersifat umum, karena setiap pekerjaan memiliki kriteria

pekerjaan yang spesifik. Kriteria pekerjaan adalah faktor yang terpenting dari tugas-tugas

yang dilakukan karyawan pada pekerjaannya. Dengan kata lain kriteria pekerjaan

menjelaskan apa-apa yang harus dibayar oleh organisasi dari tugas yang dikerjakan para

karyawannya. Kriteria pekerjaan ini penting agar kinerja karyawan secara perorangan

terukur dibandingkan dengan standar yang berisi kriteria-kriteria untuk setiap pekerjaan

masing-masing. Hasil membandingkan itu harus dikomunikasikan kepada karyawan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Anoraga (2005) mencakup :

daya tarik pekerjaan, upah (insentif), kemauan dan perlindungan kerja, pengetahuan,

lingkungan dan suasana kerja, harapan pengembangan karir, keterlibatan dalam kegiatan

organisasi, perhatian dan kepemimpinan atasan. Menurut Bateman, Feris dan Strasser

(2005), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : kemampuan, upaya,

kesulitan tugas. Namun demikian sejumlah faktor dapat mempengaruhi kinerja seperti :

perilaku, sikap, tindakan-tindakan rekan sekerja, bawahan atau pimpinan,

(20)

43 Mill (2005) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai/karyawan yakni : 1) keterampilan kerja, 2) motivasi, 3)

lingkungan kerja, dan 4) sikap.

Dari analisis dan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja

pegawai adalah kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan tugas Indikatornya ; (1)

Pengetahuan tentang pekerjaan, (2) Cara melaksanakan pekerjaan, (3) Kesanggupan

menyelesaikan tugas yang dibebankan. (4) Waktu yang digunakan.

2.2. Review Hasil-hasil Penelitian terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh para peneliti diantaranya :

1. Muhammad Gufran, 2013 konteks penelitian mengenai Pengaruh Lingkungan

kerja dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan PT Pos Indonesia

(Persero) Divisi Regional II Sumbar Riau Kepri. Penelitian ini dilaksanakan di

PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Regional II SumbarRiau Kepri dan yang

menjadi populasi penelitian ini adalah berjumlah 81 orang karyawan. Teknik

pengambilan sampel penelitian ini adalah Clustered Random Sampling yang artinya diambil dari keseluruhan populasi secara acak yang dijadikan sampel,

maka jumlah sampel adalah 45 orang karyawan. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis deskriptif dan kausatif dengan menggunakan teknik

analisis jalur dengan program SPSS Versi 16.00. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan Lingkungan Kerja terhadap

Produktivitas kerja, (2) Terdapat pengaruh yang signifikan Disiplin kerja

(21)

Lingkungan kerja melalui disiplin kerja terhadap produktivitas kerja.

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka disarankan kepada pihak

perusahaan perlu memperhatikan keadaan lingkungan kerja dan juga perlu

memperhatikan hubungan antar sesama karyawan dalam meningkatkan disiplin

kerja yang lebih baik. Hal ini secara langsung akan memberikan dampak yang

baik bagi produktivitas kerja karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi

Regional II Sumbar Riau Kepri, sehingga dapat tercapai tujuan dan sasaran

seperti yang diharapkan oleh perusahaan.

2. Maartje Paais, 2014 penelitian tentang Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap

Peningkatan Kinerja Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon

dengan tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh variabel promosi

meliputi: kejujuran, tanggung jawab dan pengerjaan di. PT. Pos Indonesia

(Persero) Cabang Ambon dan kedua untuk menentukan promosi antara 3 variabel

(X), antara lain, kejujuran, tanggung jawab dan pengerjaan yang berpengaruh

dominan terhadap kinerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon.

Hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:

Pertama, variabel promosi (X), yaitu kejujuran, tanggung jawab dan keterampilan

kerja memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja (Y). Bersamaan

(bersama-sama) secara signifikan dan secara parsial berpengaruh signifikan (orang).

Kedua, variabel promosi (X1) kejujuran memiliki pengaruh dominan terhadap

kinerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon.

3. Eri Destria, 2013 dalam penelitiannya tentang Analisis Pengaruh gaya

(22)

45 PT PT.POS INDONESIA (PERSERO) JABODETABEK (Jakarta Bogor, Depok,

Tanggerang dan Bekasi). Disimpulkan bahwa keberadaan Sumber Daya Manusia

di dalam PT.Pos Indonesia memegang peranan sangat penting. Dunia bisnis

sekarang dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk

pengembangan pelayanan PT.Pos Indonesia. PT.Pos Indonesia harus mampu

membangun dan meningkatkan kinerja karyawan di dalam lingkungannya.

Dalam meningkatkan kinerja karyawannya PT.Pos Indonesia menempuh

beberapa cara misalnya melalui gaya kepemimpinan yang baik, pengawasan yang

tepat, disiplin yang teratur, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif,

pendidikan, dan pelatihan. Dewasa ini, semakin ketatnya tingkat persaingan

bisnis mengakibatkan PT.Pos Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk dapat

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan PT.Pos Indonesia. Adapun

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menganalisis gaya

kepemimpinan, pengawasan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada

PT.Pos Indonesia di Jabodetabek dan merekomendasikan implikasi manajerial

dalam meningkatkan kinerja karyawan gaya kepemimpinan, pengawasan dan

disiplin terhadap kinerja PT.Pos Indonesia di Jabodetabek Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

dari hasil penyebaran kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari studi

pustaka, internet dan literatur. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan

Structural Equation Model (SEM) dengan software pengolah data Microsoft

Excel, SPSS 20 dan Amos 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable

(23)

pengawasan menunjukkan hasil yang signifikan positif terhadap kinerja

karyawan PT.Pos Indonesia di Jabodetabek.

4. Ivonne A. S. Sajangbati, 2013 penelitian tentang Motivasi, Disiplin dan

Kepuasan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai PT Pos Indonesia (PERSERO)

Cabang Bitung. Kinerja karywan ditentukan oleh motivasi yang dilakukan,

disiplin yang diterapkan serta, kepuasan kerja yang dirasakan, maka dengan

sendirinya kinerja yang baik akan senantiasa memberikan kontribusi yang baik

bagi karyawan, sehingga karyawan tersebut akan senantiasa memiliki kecintaan

terhadap pekerjaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

motivasi, disiplin dan kepuasan terhadap kinerja karyawan PT. Pos Indonesia

cabang Bitung. Populasi sebanyak 220 karyawan dengan sampel yang ditetapkan

69 responden. Metode penelitian ini adalah asosiatif dengan teknik analisis linier

berganda. Hasil Penelitian yang dilakukan Secara bersama Motivasi, Disiplin dan

Kepuasan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja PT. Pos indonesia

maupun secara parsial Motivasi, Disiplin, dan Kepuasan berpengaruh

signifikanterhadap kinerja. Hubungan antara motivasi, disiplin dan kepuasan

terhadap kinerja karyawan sangat kuat. Pemberian motivasi merupakan dorongan

terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan, motivasi

yang tepat akan mendorong terciptanya disiplin, dan kepuasan yang baik bagi

Gambar

 Gambar 2.2                                Prosses Motivasi
Gambar 2.3

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih menggunakan sistem manual banyak mengalami kendala antara lain sering terjadi kesalahan ketik identitas

[r]

Untuk subjek diharapkan memiliki pikiran yang positif, membentengi diri dengan agama untuk lebih baik lagi, tidak merasa malu dan merasa rendah diri ketika berinteraksi

Làm thế nào để cất giữ hóa chất an toàn.. Sàn nhà chống

Tujuan utama dari program ini yaitu ibu yang memiliki anak dengan retardasi mental dapat memiliki kesadaran yang lebih besar pada dunia, perasaan, dan kebutuhan anak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati efektivitas serat jerami padi sebagai lapisan penutup permukaan tanahdengan tiga variasi intensitas hujan terhadap laju

Setelah dijelaskan maksut penelitian, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Riza safyeni pitri dengan judul “Faktor- faktor yang

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014